BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
2000).
sangat cepat untuk dapat bereaksi dengan protein, lipid, ataupun DNA.
suatu penyakit. Reaktivitas radikal bebas ini dapat dicegah oleh senyawa
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Penelitian
antioksidan pada biji coklat (Theobroma cacao L.) sebelum dan sesudah
difermentasi.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
cacao L.)
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat penelitian
tentang kadar polifenol ekstrak biji coklat (Theobroma cacao L.) sebagai
antioksidan.
4
F. Kerangka Pikir
(Radikal bebas)
Aktivitas antioksidan
G. Hipotesa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
2. Jenis-jenis kakao
a. Jenis criollo, yang terdiri dari criollo Amerika Tengah dan criollo
sangat baik dan terkenal sebagai : cokelat mulia, fine flavour cocoa,
5
6
berarna hijau, kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng dan
dan jenis Forastero secara alami, sehingga cokelat jenis ini sangat
kotiledn berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah.
endosperm ungu.
berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna
7
pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata),
kulitnya tipis, tetapi dan liat. (PPKKI, 2004). Buah kakao akan masak
putih. Ketebalan daging buah bervariasi, ada yang tebal dan ada yang
kulit biji (testa) yang membungkus dua kotiledon dan embryo axis. Biji
4. Kandungan Kimia
2002).
5. Kegunaan Kakao
terbakar, sulit buang air, luka dan masalah kulit (ide, 2008).
adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia
Ekstraksi kering harus mudah digerus menjasi serbuk (Dirjen POM, 2000).
tetapi konsistensinya tetap cair pada suhu kamar. Ekstrak kering, yang
semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi
larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut. Pada umumnya penyarian
dengan cairan penyarih makin luas. Dengan demikian maka makin luas
pada sifat fisik dan kimia simplisia yang bersangkutan (Dirjen pom, 1986).
(Dirjen POM,1986).
1. Secara panas seperti refluks dan destilasi uap. Ekstraksi secara panas
yang keras.
secara dingin digunakan untuk sampel yang lunak, tidak yahan panas,
kimia dari sampel dan mungkin juga tergantung pada sifat komponen
Proses tersarinya zat aktif dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, yang akan larut dalam pelarut organik tersebut sehingga terjadi
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut
organik di luar sel, maka larutan pekat akan berdifusi keluar sel dan
cairan zat aktif di dalam sel dan di luar sel (Dirjen POM,1986).
ekstrak yang lebih pekat. Menurut farmakope edisi III dikenal tiga macam
1. Ekstrak cair : adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil penyarian bahan
pemanansan yang dipercepat oleh putaran labu alas bulat dan cairan
D. ANTIOKSIDAN
inhibitor penting dalam tubuh yang bermanfaat untuk mencegah reaksi
secara umum menghambat oksidasi substrat yang terjadi dalam tiga tahap
menjadi 3 kelompok :
13
1. Antioksidan perimer
primerdisebut juga antioksidan enzimatis. Suatu senyawa disebut anti
2. Antioksidan Sekunder
sayurandan buah-buahan.
3. Antioksidan tersier
bebas.
E. Pengujian Antioksidan
metode feritiosianat (FTC), metode tiobarbituric acid (TBA), uji Schall, uji
selain produk utama atau sekunder dari oksidasi lipid, misalnya jumlah
pikrilhidrazil. Prinsip dari uji ini adalah adanya donasi atom hidrogen dari
(Molyneux, 2004).
Vis. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah radikal DPPH hanya
berkurang oleh cahaya, oksigen dan tipe pelarut. Telah diketahui bahwa
al., 2008).
18
BAB III
METODE PENELITIAN
(Theobroma cacao L.) yang merupakan hasil fermentasi dari 0 hari, 3 hari
dan 5 hari.
C. Metode Kerja
Laboratorium.
1. Alat
ukur, mikropipet (Memmert), penangas air, pipet skala, pipet tetes, rak
18
19
2. Bahan
metanol p.a.
E. Prosedur Kerja
cacao L.) ekstrak etanol 96% merujuk pada prosedur Blois (1985) dan
450-650 nm.
3) Pengukuran Blangko
maksimum.
Kuersetin
mL, 0,3 mL, dan 0,4 mL. kemudian dicukupkan dengan metanol
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DPPH
+ 4 ml
0,5 1 2 3 4 100 150 200 250 300
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Dipipet 1 ml Dipipet 1 ml
Spectro Uv-Vis
Absorbansi
Analisis data