Anda di halaman 1dari 21

RINGKASAN MATA KULIAH

PELAPORAN DAN ANALISIS KEUANGAN


Materi 4 : Analisis Aktivitas Investasi : Investasi Antar Perusahaan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


KELAS: C
Kadek Sumerta : 201930058
Hamri Hamdana : 201930124
Imam Darussalam : 201930102
Muhammad Zainul : 201930163

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


BONGAYA MAKASSAR
 EFEK INVESTASI
Perusahaan menginvestasikan aset ke dalam efek investasi (investment securite)
atau disebut juga dengan efek yang dapat diperdagangkan. Efek investasi sangat
beragam, mulai dari jenis efek yang dünvestasikan perusahaan dan tujuan invester
tersebut. Beberapa investan merupakan penyimpanan sementara atas kelebihan yang
dimiliki dalam bentuk efek yang dapat diperdagangkan. Investasi tersebut dapat
mencakup dana yang menunggu investasi untuk pabrik, peralatan dan aset operasi
lainnya atau dapat digunakan sebagai dana untuk pembayaran liabilitas. Tujuan
penyimpanan sementara ini adalah menggunakan kas menganggur secara produktif.
Bentuk investasi lain, misalnya, partisipasi ekuitas dalam suatu afiliasi, biasanya
merupakan suatu bagian tidak terpisahkan dan aktivitas ini perusahaan.
Efek investasi dapat berbentuk utang maupun ekuitas. Efek utang (debt
securities) merupakan efek yang merepresentasikan hubungan kreditor dengan
entitas lain – misalnya obligas perusahaan, obligasi pemerintah, surat utang dan
efek pemerinta daerah.

a. Akuntansi Untuk Efek Investasi


Efek investasi dilaporkan pada laporan posisi keuangan berdasarkan biaya
perolehan atau nilai wajar (pasar), tergantung jenis efek dan tingkat pengaruh atau
pengendalian yang dimiliki perusahaan investor terhadap perusahaan investee.
Nilai wajar (fair value) aset merupakan jumlah aset yang dapat ditukar
dengan transaksi normal antara pihak – pihak yang bersedia pada saat ini. Ketika
suatu aset sudah biasa diperdagangkan, nilai wajarnya mudah ditentukan dari harga
pasar yang dipublikasikan. Jika tidak ada harga pasar yang dipublikasikan untuk
aset, nilai wajar ditentukan menggunakan biaya histori.
 Efek Utang
Efek utang merepresentasikan hubungan kreditor dengan entitas lain. Contohnya
adalah obligasi pemerintah dan pemerintah daerah, obligasi perusahaan dan wesel
bayar, serta utang konversi. Efek utang diklasifikasikan sebagai efek untuk
diperdagangkan, dimiliki hingga jatuh tempo, atau tersedia untuk dijual. Panduan
akuntansi untuk efek utang berbeda tergantung pada jenis efek.

Efek yang Dimiliki hingga Jatuh tempo. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
(held-to-maturity securities) merupakan efek utang yang mampu dan ingin dimiliki
manajemen hingga jatuh tempo, baik untuk jangka pendek (dalam hal ini
diklasifikasikan sebagai aset lancar) maupun jangka panjang (dalam hal
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar). Perusahaan melaporkan efek yang
dimiliki hinggga jatuh tempo jangka pendek (jangka panjang ) pada laporan posisi
keuangan pada biaya perolehan (biaya perolehan yang diamortisasikan).

Efek yang Diperdagangkan. Efek yang diperdagangkan (trading securities)


merupakan efek utang (atau ekuitas yang tidak memiliki pengaruh-noninfluential
equity) yang dibeli dengan tujuan untuk secara aktif mengelolanya dan menjualnya
agar memperoleh laba dalam jangka waktu dekat. Efek yang diperdagangkan
merupakan aset lancar. Perusahaan melaporkannya keseluruhan nilai wajar pada
masing-masing tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi (perubahan pada nilai wajar efek yang dimiliki) serta keuntungan
atau kerugian yang telah direalisasi (keuntungan atau kerugian atas penjualan)
dimasukkan dalam laba neto.

Efek Tersedia untuk Dijual. Efek tersedia untuk dijual (available-for-sale


securities) merupakan efek utang (atau noninfluential equity) yang tidak
diklasifikasikan seperti pada efek yang diperdagangkan maupun efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo. Efek tersedia untuk dijual dimasukkan di antara aset lancar atau
tidak lancar, tergantung pada jatuh temponya dan/atau tujuan manajemen terkait
penjualannya. Pada laporan posisi keuangan, efek ini dilaporkan sebesar nilai
wajarnya.
Pengalihan Antarkategori. Ketika maksud atau kemampuan manajemen untuk
memenuhi tujuan investasi efek secara signifikan berubah, efek biasanya harus
direklasifikasi (dialihkan ke kelompok lain). Umumnya, efek utang yang
diklasifikasikan sebagai efek yang dimiliki hingga jatuh tempo tidak dapat dipindah
ke kelompok lain kecuali dalam kondisi luar biasa seperti merger, akuisisi,
divestasi, penurunan tarif kredit secara besar-besaran, atau peristiwa luar biasa
lainnya.

 Efek Ekuitas
Efek ekuitas (equity securities) merepresentasikan kepentingan kepemilikan pada
entitas lain. Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen serta hak untuk
memperoleh atau menghapus kepentingan kepemilikan seperti jaminan, hak saham,
serta opsi beli dan opsi jual. Saham preferen yang dapat ditebus dan efek utang
konversi tidak diperhitungkan sebagai efek ekuitas (keduanya digolongkan ke
dalam klasifikasi efek utang). Dua motivasi utama yang mendorong perusahaan
untuk membeli efek ekuitas adalah (1) menggunakan pengaruh direktur dan
manajemen dari entitas lain (seperti pemasok, pelanggan, entitas anak), atau (2)
mendapatkan dividen dan pendapatan kenaikan harga saham (stock price
appreciation income).

 Opsi Nilai Wajar


Standar terbaru memungkinkan perusahaan untuk secara selektif melaporkan efek
yang dimiliki hingga jatuh tempo dan efek yang tersedia untuk dijual pada nilai
wajar. Jika suatu perusahaan memilih opsi ini maka akuntansi untuk semua efek
yang tersedia untuk dijual dan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo akan serupa
dengan efek yang diperdagangkan. Secara spesifik, untuk semua efek investasi
(diperdagangkan, tersedia untuk dijual, dan dimiliki hingga jatuh tempo), (1) nilai
tercatat (carrying value) pada laporan posisi keuangan akan menjadi nilai wajar,
dan (2) semua keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akan dimasukkan
laba neto. Opsi nilai wajar dapat diterapkan secara sukarela dengan cara selektif
untuk masing-masing kelompok efek yang dipilih perusahaan, tetapi segera setelah
nilai wajar diterapkan pada suatu kelompok efek, perusahaan tidak dapat membalik
opsi tersebut.
Opsi nilai wajar tidak tersedia untuk investasi ekuitas yang memerlukan
konsolidasi. Selain itu, opsi ini biasanya juga tidak dapat diterapkan pada efek
yang menerapkan metode akuntansi ekuitas.

b. Pengungkapan Efek Investasi


Bagian ini berfokus pada pengungkapan catatan yang diperlukan. Pembahasan ini
akan menggunakan Microsoft sebagai contoh. Tampilan 5.5 menunjukkan kutipan
catatan Microsoft Corporation terkait efek utang dan efek ekuitas yang dapat
diperdagangkan (kepemilikan di bawah 20 % ). Microsoft mengklasifikasikan
sebagian besar investasi utang dan ekuitasnya dalam kelompok efek yang tersedia
untuk dijual serta melaporkan biaya akuisisi, nilai wajar dan keuntungan/kerugian
yang belum direalisasi pada masing-masing kelompok investasinya. Pada 30 Juni
2004, perkiraan nilai wajar atas efek yang tersedia untuk dijual milik Microsoft
adalah $72.802 juta, termasuk ekuitas sebesar $10.729 juta dan efek yang jatuh
tempo tetap (utang dan kas) senilai $62.072.

c. Analisis Efek Investasi


Analisis efek investasi setidaknya memiliki dua tujuan utama: (1) memisahkan
kinerja operasi dari kinerja investasi (dan pendanaan) dan (2) menganalisis distorsi
akuntansi karena aturan akuntansi dan/atau manajemen laba yang mencakup efek
investasi. Analisis ini akan dibatasi pada efek utang dan efek ekuitas yang tidak
memiliki pengaruh (dan dapat diperdagangkan).

Memisahkan Kinerja dan Aset Operasi dari Kinerja dan Aset Investasi
Kinerja operasi dan investasi suatu perusahaan harus dianalisis secara pisah karena
kinerja investasi perusahaan dapat mendistorsi kinerja operasi yang sebenarnya
Untuk tujuan ini, penting bagi analis untuk menghapus semua keuntungan
(kerugian) yang berkaitan dengan aktivitas investasi-termasuk dividen, pendapatan
bunga, dan keuntungan/kerugian yang telah direalisasi dan belum direalisasi-ketika
mengevaluasi kinerja operasi. Ketika menentukan imbal hasil atas aset operasi neto
(return on net operating asset-RNOA), analis juga perlu memisahkan aset operasi
dan nonoperasi.

Menganalisis Distorsi Akuntansi dari Efek


ASC 320 mengambil langkah penting menuju akuntansi nilai wajar untuk efek
erselesaikan terkait peluang investasi. Namun, standar ini tidak sepenuhnya
mencakup akuntansi nilai wajar Standar tersebut justru merupakan kompromi antara
biaya historis dan nilai wajar, yang meninggalkan banyak pern alahan yang belum
untuk manajemen laba. Artinya, analis harus memeriksa pengungkapan terkait efek
investasi untuk menentukan potensi distorsi akibat metode akuntansi maupun
manajemen laba. Analisis ini menjadi sangat penting ketika menganalisis lembaga
keuangan dan perusahaan asuransi yang menjadikan aktivitas investasi sebagai
aktivitas operasi inti serta menghasilkan pendapatan yang besar. Berikut ini
disajikan beberapa potensi distorsi akibat akuntansi efek investasi yang harus
diwaspadai oleh analis:
 Peluang untuk memperoleh keuntungan yang diperdagangkan: Standar
tersebut memungkinkan peluang untuk memperoleh keuntungan yang
diperdagangkan melalui efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga
jatuh tempo
 Liabilitas diakui sebesar biaya perolehan: Akuntansi untuk efek investasi
bisa dipandang berat sebelah.
 Definisi efek ekuitas yang tidak konsisten: Ada kekhawatiran bahwa definisi
efek ekuitas berubah-ubah dan tidak konsisten
 Klasifikasi berdasarkan niat/maksud: Klasifikasi (dan akuntansi) efek
investasi bergantung pada niat manajemen, yang mengacu pada tujuan
manajemen terkait disposisi efek.
 AKUNTANSI METODE EKUITAS
Akuntansi metode ekuitas (equity method accounting) diperlukan untuk investasi
antarperusahaan ketika perusahaan investor dapat menggunakan pengaruh
signifikan (tetapi tidak mengendalikan) terhadap investee. Berbeda dengan investasi
pasif yang telah dibahas pada awal dalam bab ini, investasi metode ekuitas
dilaporkan pada laporan posisi keuangan berdasarkan biaya perolehan yang telah
disesuaikan, bukan nilai pasarnya. Jika awalnya dibeli pada nilai buku, jumlah yang
dilaporkan sama dengan persentase ekuitas pemegang saham perusahaan investee
yang dimiliki investor. Akuntansi metode ekuitas umumnya digunakan untuk
investasi yang merepresentasikan 20% sampai 50 % kepemilikan atas saham dengan
hak suara pada efek ekuitas perusahaan. Namun, kriteria untuk menggunakan
metode ekuitas, apakah perusahaan investor dapat menggunakan pengaruh
signifikan terhadap perusahaan investee, tanpa memandang persentase saham yang
dimiliki.

a. Implikasi Analisis Investasi Antarperusahaan


Analisis dilanjutkan dengan beberapa pertimbangan penting terkait investa
antarperusahaan. Bagian ini membahas implikasi yang lebih penting.
Pengakuan Laba Perusahaan Investee
Akuntansi metode ekuitas mengasumsikan bahwa setiap dolar yang dihasilkan oleh
perusahaan investee sama dengan satu dolar yang dihasilkan untuk investor, bahkan
yang tidak diterima secara tunai. Meskipun mengabaikan liabilitas pajak potensial
entitas induk dari penerimaan laba oleh afiliasi, ekuivalensi dolar terhadap dolar dar
laba tidak dapat diterima. Alasannya meliputi:
 Otoritas regulator terkadang mencampuri kebijakan dividen entitas anak
 Entitas anak dapat beroperasi di negara yang memiliki batasan yang terka
penerimaan laba, atau memiliki nilai mata uang yang dapat menurun dengan
cepat. Risiko politik dapat lebih membatasi akses terhadap laba.
 Pembatasan dividen dalam perjanjian utang dapat membatasi aksesibilita
laba.
 Kehadiran hak minoritas yang stabil atau kuat dapat mengurangi diskresi
entitas induk dalam menetapkan kebijakan dividen atau kebijakan lainnya.
Analisis harus mengakui faktor-faktor ini dalam menilai apakah dolar yang
dihasilkanafiliasi setara dengan satu dolar yang dihasilkan investor.

Investasi Modal yang Tidak Diakui


Akun investasi sering disebut sebagai konsolidasi one-line. Hal ini karena akun
investasi merupakan persentase kepemilikan investor atas ekuitas pemegang saham
perusahaan investee. Di balik saldo investasi ini adalah aset dan liabilitas yang
mendasari perusahaan investee. Ada jumlah yang cukup besar dari aset dan liabilitas
perusahaan investee yang tidak tercermin pada laporan posisi keuangan investor.

Provisi Pajak atas Laba Entitas Anak yang Tidak Dibagikan


lika laba entitas anak yang tidak dibagikan dimasukkan dalam laba akuntansi
sebelum pajak dari entitas induk (melalui konsolidasi maupun akuntansi metode
ekuitas), maka diperlukan provisi pajak secara bersamaan. Provisi ini bergantung
pada tindakan dan tujuan entitas induk. Praktik saat ini mengasumsikan semua laba
yang tidak dibagikan akan dialihkan ke entitas induk, sehingga provisi pajak dibuat
oleh entitas induk pada periode berjalan. Namun, asumsi tersebut tidak dapat
berlaku jika terdapat bukti persuasif bahwa entitas anak telah atau akan
menginvestasikan laba yang belum dibagikan secara permanen atau akan menarik
laba melalui likuidasi bebas pajak.

 KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis (business combination) mengacu pada merger atau akuisisi suatu
bisnis. Kombinasi bisnis terjadi jika perusahaan mengakuisisi sebagian besar efek
ekuitas perusahaan lainnya. (Pembahasan dibatasi pada akuisisi saham perusahaan
investee. Pembelian aset diperlakukan sama seperti pembelian aset lainnya; aset
tersebut dicatat sebesar harga pembeliannya.) Kombinasi bisnis mengharuskan
laporan keuangan berikutnya untuk melaporkan aktivitas kombinasi entitas baru ini.
Akuntansi untuk kombinasi bisnis memerlukan keputusan terkait cara yang
digunakan untuk menilai aset dan liabilitas entitas baru.
Kombinasi bisnis dengan motivasi ekonomi yang kuat memiliki sejarah
panjang. Alasan-alasan ekonomi untuk kombinasi bisnis di antaranya (1)
memperoleh sumber bahan baku yang berharga; (2) menjamin sumber daya
keuangan atau akses terhadap sumber daya keuangan; (3) memperkuat manajemen;
(4) meningkatkan efisiensi operasi; (5) mendorong diversifikasi; (6) mempercepat
untuk masuk pasar; (7) mencapai skala ekonomi; dan (8) memperoleh keuntungan
pajak. Kita juga harus mengakui alasan yang tidak tampak untuk kombinasi bisnis.

a. Akuntansi Kombinasi Bisnis


US GAAP (ASC 805) dan juga IFRS (IFRS 3) mengeluarkan metode akuisisi
(serupa dengan metode pembelian sebelumnya) untuk akuntansi kombinasi bisnis.
Tujuan utama dari metode ini adalah mengakui harga yang dibayarkan untuk
akuisisi pada laporan posisi keuangan. Tujuan. dicapai melalui dua langkah berikut:
(1) semu aset (berwujud dan takberwujud) dan liabilitas dari perusahaan yang
diperoleh diakui sebesar nilai wajarnya saat tanggal akuisisi, serta (2) perbedaan
antara harga akuisisi dan nilai wajar aset neto perusahaan yang diakuisisi harus
diakui sebaga goodwill..

Laporan Keuangan Konsolidasian\


Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statement) melaporkan
hasil operasi dan kondisi keuangan entitas induk dan entitas anak dalam satu
pengaruh laporan. Laporan keuangan entitas induk membuktikan kepemilikan
saham pada entitas anak melalui akun investasi. Dari sudut pandang hukum, entitas
induk memiliki saham entitas anaknya. Entitas induk tidak memiliki aset entitas
anak, dan biasanya tidak bertanggung jawab terhadap utang entitas anak, meskipun
entitas induk sering menjaminnya.

Mekanisme Konsolidasi
Konsolidasi melibatkan dua langkah: agregasi dan eliminasi. Pertama, laporan
keuangan konsolidasian menggabungkan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban
entitas anak dengan pos-pos terkaitnya dalam laporan keuangan entitas induk.
Langkah kedua adalah mengeliminasi transaksi antarperusahaan (akun resiprokal)
untuk menghindari perhitungan ganda atau pengakuan laba secara prematur.
Penurunan Nilai Goodwill
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas, sehingga tidak dikenakan amortisasi. Nilai pasar wajar Micron dapat
ditentukan menggunakan beberapa metode alternatif, seperti harga pasar kuotasian
dari bisnis yang sebanding, atau metode penilaian arus kas bebas yang
didiskontokan. Jika nila pasar kini kurang dari saldo investasi, nilai goodwill
tersebut dianggap turun dan kerugian penurunan nilai harus dicatat dalam laporan
laba rugi konsolidasian.

b. Permasalahan dalam Kombinasi Bisnis


Pertimbangan Kontinjensi
Dalam beberapa kombinasi bisnis, pihak-pihak yang terlibat bisa tidak sepakat pada
satu harga. Hal ini menyebabkan timbulnya pertimbangan kontinjensi, yaitu
kesepakatan bahwa uang tambahan akan dibayarkan oleh pembeli kepada penjual
jika tujuan kinerja masa depan tercapai melalui penggabungan perusahaan. Dalam
akuntansi terkini, pembayaran masa depan diakui sebagai biaya pembelian
tambahan ketika uang dibayarkan (umumnya sebagai kenaikan goodwill). FASB
telah mengusulkan perbaikan atas standar kombinasi bisnis yang mencakup
peraturan akuntansi terbaru untuk pertimbangan kontinjensi. Dalam standar yang
diusulkan, nilai wajar dari bisnis yang diakuisisi harus ditentukan per tanggal
akuisisi. Perjanjian tersebut juga mencantumkan nilai wajar dari kewajiban pembeli
untuk pembayaran kontinjensi

Alokasi Total Biaya


Setelah perusahaan menentukan total biaya entitas yang diakuisisi, mereka perlu
mengalokasikan biaya tersebut pada masing-masing aset. Semua aset teridentifikasi
yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung dalam kombinasi bisnis dibebani
sebagian dari total biaya, umumnya sama seperti nilai wajarnya saat tanggal
akuisisi. Aset teridentifikasi terdiri atas aset takberwujud dan aset berwujud. SFAS
141 mensyaratkaan perusahaan untuk menentukan dan menilai kategori aset
takberwujud yang spesifik. Kategori tersebut mencakup sebagai berikut.
1. Merek dagang dan aset terkait pemasaran lainnya.
2. Perjanjian yang tidak bersaing.
3. Daftar pelanggan, kontrak, dan aset terkait pelanggan lainnya.
4. Aset takberwujud terkait karya seni seperti karya sastra atau musik, dan
materi video dan audiovisual, termasuk program televisi dan video musik.
5. Aset takberwujud terkait hubungan kontraktual seperti lisensi, royalti, iklan,
dan kontrak manajemen, perjanjian sewa atau waralaba, hak penyiaran,
kontrak kerja, dan sebagainya.
6. Paten, perangkat lunak komputer, database, rahasia atau peraturan
perdagangan, dan aset takberwujud terkait teknologi lainnya.

Penelitiana dan Pengembangan dalam Proses


Beberapa perusahaan menghapus sebagian besar biaya akuisisi seperti penelitian
dan pengembangan yang dibe Selain itu, terdapat kenaikan drastis dalam
penghapusan tersebut selama satu dekade terakhir, khususnya pada 100 industri
teknologi tinggi. Pada GAAP sebelumnya, praktik ini dianggap menarik karena
memungkinkan perusahaan yang mengakuisisi mengurangi bahkan mengeliminasi
setiap alokasi dari harga pembelian ke goodwill sehingga mengurangi atau
menghindari beban atas laba di masa depan akibat amortisasi goodwill.

Utang dalam Laporan Keuangan Konsolidasian


Liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian tidak beroperasi sebagai hak gadai
atas kelompok aset umum. Kreditor, apakah dijamin atau tidak, memiliki recourse
jika terjadi wanprestasi hanya pada aset yang dimiliki oleh perusahaan yang
menimbulkan liabilitas tersebut. Jika entitas induk menjamin liabilitas entitas anak
maka kreditor itu memiliki jaminan sebagai pengamanan tambahan dengan
ketentuan recourse potensial. Laporan posisi keuangan konsolidasian tidak
membantu dalam menilai margin keselamatan (margin of safety) yang dinikmati
para kreditor. Untuk menilai keamanan liabilitas, analisis harus mempelajari laporan
keuangan masing-masing entitas anak. Perlu diingat juga bahwa batasan hukum
tidak selalu menjadi ukuran efektif dari liabilitas.

Keuntungan atas IPO Entitas Anak


Tycom, Ltd., entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Tyco International, Ltd.
menjual saham yang sebelumnya tidak dipublikasikan kepada pihak luar dalam
penawaran saham perdana (initial public offering-IPO). Akibat dari penjualan itu,
persentase kepemilikan Tyco International, Ltd. atas Tycom Ltd. turun dari 100%
menjadi 89% sehingga entitas induk mencatat keuntungan sebelum pajak sebesar
$2,1 miliar ($1,01 miliar setelah pajak) dalam laporan laba rugi konsolidasian. IPO
oleh entitas anak menjadi semakin umum seiring dengan upaya perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang belum diakui sebesar nilai kepemilikan saham entitas
anaknya, sementara pada waktu yang sama, mempertahankan pengendalian atas
entitas anaknya.

Penjualan dan Laba Sebelumnya Akuisisi


Ketika akuisisi dari entitas anak terjadi di pertengahan tahun, perusahaan hanya
melaporkan ekuitasnya dalam laba entitas anak dari tanggal akuisisi dan setelahnya.
Namun, terdapat dua metode yang tersedia berdasarkan GAAP (Accounting
Research Bulletin 51) untuk menyelesaikannya hal tersebut.
1. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasian dengan
penjualan, beban, dan laba entitas anak dari tanggal akuisisi ke depan.
2. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasian
penjualan dan beban entitas anak untuk seluruh tabun dan mengeluarkan
kembali laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah akuisisi yang
dimasukkan dalam laba neto konsolidasian.

Akuntansi Push – Down


Akuntansi pembelian mensyaratkan aset dan liabilitas perusahaan yang diak
dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian pembeli sebesar na pasarnya.
Permasalahan kontroversial adalah bagaimana perusahaan yang aka diakuisisi
melaporkan aset dan liabilitas tersebut dalam laporan keuangan tersendin (jika
perusahaan tersebut bertahan sebagai entitas terpisah dan diperdagangan secara
publik). SEC mensyaratkan transaksi pembelian yang menyebabkan entitas yang
secara substansial dimiliki sepenuhnya (seperti didefinisikan dalam Peratura S-X)
menetapkan suatu dasar akuntansi baru untuk aset dan liabilitas yang dibel jika
perusahaan yang diakuisisi menerbitkan efek di pasar umum.

Keterbatasan Tambahan Laporan Keuangan Konsolidasi


Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian sering kali
merupakan representasi yang bermakna atas kondisi keuangan dan hasil operasi dari
entitas induk dan entitas anak. Naman, terdapat keterbatasan selain yang telah
dibahas sebelumnya:
 Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang membentuk entitas yang
lebih besar tidak selalu dibuat atas dasar yang sebanding.
 Laporan keuangan konsolidasian tidak mengungkapkan batasan penggunaan
kas untuk masing-masing perusahaan.
 Perusahaan dalam kondisi keuangan yang buruk kadang-kadang. dengan
perusahaan yang analisis-karena aset salah satu perusahaan yang
dikonsolidasi tidak dapat bergabung finansial kuat sehingga mengaburkan
dengan mudah digunakan untuk membayar liabilitas pada pihak lain.
 Tingkat transaksi antarperusahaan tidak dapat diketahui, kecuali prosedur
yang mendasari proses konsolidasi dilaporkan-laporan konsolidasi umumnya
hanya mengungkapkan hasil akhir.
 Akuntansi untuk konsolidasi entitas anak keuangan dan asuransi dapat
menimbulkan beberapa masalah analisis.

Konsekuensi Akuntansi untuk Goodwill


Selisih antara harga pembelian dengan nilai pasar aset neto yang dapat diidentifikasi
yang diakuisisi mencerminkan pembayaran untuk superlaba (abnormal). Superlaba
diatribusikan pada nama merek dan hal-hal lain yang menawarkan posisi persaingan
Posisi persaingan superior bergantung pada perubahan dari banyaknya dorongan
ekonomi dan lingkungan. Dengan usaha dan peluang, perusahaan dapat
mempertahankan posisi superior. Namun, goodwill tidak permanen Pengukuran
residual goodwill menimbulkan masalah pengukuran potensial.

 EFEK DERIVATIVE
Perusahaan dihadapkan pada berbagai jenis risiko pasar. Risiko-risiko ini timbul
karena sensitivitas profitabilitas operasi bisnis terhadap fluktuasi beberapa area
seperti harga komoditas, kurs mata uang asing, dan suku bunga. Untuk mengurangi
risiko pasar ini, perusahaan melakukan transaksi lindung nilai. Lindung nilai
(hedge) merupakan kontrak yang dilakukan untuk melindungi perusahaan dari
risiko pasar. Konsep lindung nilai sama seperti konsep polis asuransi, yaitu
perusahaan melakukan kontrak dengan menjamin pembayaran tertentu tanpa
memandang dorongan pasar. Instrumen-instrumen keuangan seperti future, kontrak
opsi, dan skap biasa digunakan dalam transaksi lindung nilai. Instrumen keuangan
tersebut selanjutnya dikenal dengan istilah instrumen keuangan derivatif Derivatif
(derivative) merupakan instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari nilai aset
lainnya. kelompok aset, atau variabel ekonomi seperti saham, obligasi, harga
komoditas, suku bunga, atau kurs. Namun, derivatif yang dimiliki perusahaan
sebagai lindung nilai dapat memberikan risiko yang cukup mengkhawatirkan bagi
perusahaan.

a. Mendefinisikan Derivatif
Berbagai jenis instrumen keuangan digunakan untuk aktivitas lindung instrumen
berikut ini.
 Kontrak berjangka (futures contract)-perjanjian antara dua atau lebih pihak
untuk membeli atau menjual suatu komoditas tertentu atau aset keuange
pada suatu tanggal di masa depan (disebut tanggal penyelesaian) dan pada
harga pasti.
 Kontrak swap (swap contract)-suatu perjanjian antara dua atau lebih pihak
untuk menukar arus kas masa depan. Hal ini biasanya untuk lindung na
risiko, khususnya risiko suku bunga dan mata uang asing.
 Kontrak opsi (option contract)-memberikan hak pada salah satu pihak bukan
kewajiban, untuk melakukan suatu transaksi. Sebagai ilustrasi, ops untuk
membeli suatu efek pada harga kontrak spesifik pada suatu tanggal d masa
depan mungkin hanya akan dilakukan jika harga efek pada tanggal d masa
depan lebih tinggi daripada harga kontrak.

b. Akuntansi untuk Derivatif


Semu derivatif, tanpa memandang sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai pasar
pada laporan posisi keuangan. Namun, tidak seperti akuntansi nilai wajar untuk efek
investasi, di mana hanya aset dan tidak berkaitan dengan liabilitas yang dinilai
dengan pasar akuntansi untuk derivatif memengaruhi kedua sisi transaksi (dapat
diterapkan di manapun) dengan menilai pada pasar. Artinya, jika suatu derivatif
merupakan lindung nilai efektif, dampak perubahan nilai wajar harus
menyeimbangkan dan memiliki dampak minimal pada laba dan ekuitas pemegang
saham.

c. Pengungkapan Derivatif
Perusahaan diminta untuk mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif
mengenai derivatif, baik pada catatan atas laporan keuangan maupun di tempat lain
(biasanya di bagian Management's Discussion and Analysis-MD&A). Tujuan dari
pengungkapan ini adalah menginformasikan kepada analis mengenai risiko
potensial yang mendasari efek derivatif.

Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan umumnya memberikan garis besar mengenai jenis aktivitas lindung
nilai yang dilakukan perusahaan serta metode akuntansi yang digunakan.

Pengungkapan Kuantitatif

Campbell Soup juga menyediakan informasi kuantitatif mengenai aktivitas lindung


nilai suku bunga dan mata uang asingnya di bagian MD&A pada laporan tahunan.

Eksposur Risiko Suku Bunga


Aktivitas lindung nilai Campbell Soup terkait dengan suku bunga menggunakan
perjanjian swap untuk mempertahankan hubungan yang diinginkan antara utang
suku bunga tetap dan mengambang Perusahaan menunjukkan bahwa hubungan
tersebut telah mengadakan swap dengan suku bunga tetap ke suku bunga variabel
sebesar $875 juta untuk meningkatkan tingkat utang suku bunga variabel.

Eksposur Valuta Asing


Campbell Soup melaporkan bahwa perusahaan memiliki risiko valuta asing terkan
transaksi dalam mata uang selain dolar AS, investasi pada entitas anak, serta utang
entitas anak yang didenominasi dalam mata uang asing. Campbell Soup
memanfaatkan swap antarmata uang dan forward exchange contract untuk
melindung nilai risiko pada aset dan liabilitas yang didenominasi dalam mata uang
asing, dan in menunjukkan bahwa ia memiliki kontrak swap antarmata uang yang
beredar sebesar $1.004 juta.

d. Analisis Derivatif
Tujuan Penggunaan Derivatif
Mengidentifikasi tujuan perusahaan menggunakan derivatif sangat penting karena
risiko yang berkaitan dengan derivatif jauh lebih tinggi untuk spekulasi daripada
lindung nilai. Dalam kasus lindung nilai, risiko tidak timbul dari pilihan strategia
Namun, risiko tersebut timbul karena permasalahan pada instrumen lindung nilai
baik karena lindung nilai tidak sempurna atau karena peristiwa tidak terduga. Dalam
kasus spekulasi, suatu perusahaan mengambil pilihan strategis untuk menanggung
risiko pergerakan pasar.

Eksposur Risiko dan Efektivitas Strategi Lindung Nilai


Setelah seorang analis menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan dermat
untuk lindung nilai, analis itu harus mengevaluasi risiko dasar bagi perusahaan
strategi manajemen risiko perusahaan, aktivitas lindung nilai, dan efektivitas operasi
lindung nilainya. Sayangnya, pengungkapan yang dimandatkan pada saat ini tidak
selalu memberikan informasi yang berarti untuk melaksanakan suatu analisis yang
mendalam.

Eksposur Risiko Transaksi Khusus versus Transaksi Keseluruhan Perusahaan


perusahaan melakukan lindung nilai atas eksposur khusus pada transaksi, komitmen
aset dan/atau habilitas. Meskipun lindung nilai atas eksposur khusus biasanya
mengurangi eksposur risiko secara keseluruhan dari perusahaan terhadap variabel
ekonomi yang mendasarinya, perusahaan jarang menggunakan derivatif dengan
tujuan untuk lindung nilai eksposur risiko perusahaan secara keseluruhan. Selain itu,
aturan akuntansi tidak memperbolehkan akuntansi lindung nilai jika lindung nilai itu
tidak secara spesifik mengaitkan dengan aset, liabilitas, transaksi, atau komitmen
yang dapat diidentifikasi.

Penyertaan dalam Laba Operasi atau Nonoperasi


Masalah analisis lainnya adalah apakah memandang keuntungan dan kerugian
belum direalisasi (dan telah direalisasi) atas instrumen-instrumen derivatif sebagai
bagian laba operasi atau nonoperasi. Ketika jangkauan derivatif adalah instrumen
lindung nilai, maka keuntungan dan kerugian belum direalisasi dan yang telah
direalisa seharusnya tidak dimasukkan dalam laba operasi. Selain itu, nilai wajar
dari derivat derivatif tersebut seharusnya dikecualikan dari aset-aset operasi. Yakni,
keuntungan dan kerugian (dan nilai wajar) dari derivant derivatif menjadi
nonoperasi ketika (1) aktivitas lindung nilai bukan merupakan bagian pusat dari
operasi perusahaan dan (2) memasukkan dampak lindung nilai dalam laba operasi
untuk menutupi volatilitas yang mendasari laba operasi atau arus kas.

 OPSI NILAI WAJAR


Baru-baru ini, FASB membuat langkah signifikan ke arah pelaporan semua aset dan
liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar. SFAS 157 (saat ini ASC 820)
memberikan kerangka kerja terpadu untuk akuntansi nilai wajar. SFAS 159 (saat ini
ASC 825-10-25) memberikan opsi pada perusahaan untuk secara selektif
melaporkan aset dan liabilitas keuangan pada nilai wajar. Kedua standar itu
menjelaskan catatan pengungkapan secara rinci.

a. Persyaratan Pelaporan Nilai Wajar


Aset dan Liabilitas yang Sesuai untuk Opsi Nilai Wajar
USGAAP memungkinkan perusahaan untuk melaporkan berbagai jenis aset dan
habilitas keuangan menggunakan dasar nilai wajar. Namun, berikut ini beberapa
komponen tidak dapat dilaporkan sebesar nilai wajarnya (meskipun karakteristiknya
menyerupai aset keuangan atau utang obligasi): (1) investasi pada entitas anak yang
perlu dikonsolidasi. (2) aset dan kewajiban manfaat setelah pensiun, (3) aset dan
kewajiban sewa, (4) jenis-jenis kontrak asuransi tertentu. (5) komitmen pinjaman,
serta (6) investasi metode ekuitas dalam kondisi-kondisi tertentu.

Penerapan Selektif
Perusahaan diberikan fleksibilitas yang besar untuk secara selektif menerapkan opsi
nilai wajar pada masing-masing aset dan liabilitasnya. Bahkan, fleksibilitas tersebut
dapat berlaku pada kelompok aset tertentu.
Persyaratan Pelaporan
Jika suatu perusahaan memilih opsi nilai wajar untuk suatu aset atau liabilitas, maka
peraturan pelaporan berikut berlaku:
 Nilai tercatat aset (atau liabilitas) pada laporan posisi keuangan akan
selalusebesar nilai wajarnya saat tanggal pengukuran.
 Semua perubahan pada nilai wajar aset (atau liabilitas), termasuk keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi akan dimasukkan dalam laba neto.
 Cara untuk memasukkan keuntungan/kerugian yang belum direalisasi menjadi
tidak dijelaskan.

b. Pengungkapan Nilai Wajar


Wells Fargo melaporkan bahwa mereka memilih untuk menggunakan opsi nilai
wajar untuk (1) utang hipotek yang dimiliki untuk dijual kembali (mortgage held for
sale-MHFS) atas perumahan utama dan (2) kepemilikan tertentu atas penjualan dan
sekuritisasi pinjaman perumahan.

 KONSOLIDASI ENTITAS ANAK ASING (AKTIVITAS INTERBASIONAL)


Terdapat beberapa implikasi penting atas pilihan metode penjabaran. Jika metode
kurs kini digunakan, penyesuaian penjabaran (translation adjustment) dilaporka
pada penghasilan komprehensif lain (OCI) sehingga tidak memengaruhi laba
Namun, jika menggunakan metode temporal, penyesuaian ini dilaporkan sebag
keuntungan dan kerugian pengukuran kembali (remeasurement) pada laporan laba
rugi. Sebagian besar perusahaan multinasional menggunakan metode kurs kini
sehingga terus menunda keuntungan dan kerugian penjabaran ini sepanjang mereka
masih memiliki entitas anak asing tersebut.Penjabaran laporan keuangan melibatkan
empat kurs/nilai tukar (exchange rate)
1. Historis (historical)-kurs yang berlaku pada saat transaksi awalnya terjad
2. Kini (current)-kurs yang berlaku pada saat akhir periodeakuntansi. terjadi
transaksi tertentu.
3. Spesifik (specific)-kurs yang berlaku pada saat
4. Rata-rata tertimbang (weighted average)-kurs rata-rata yang selama periode
akuntansi.

 IMPLIKASI ANALISIS PENJABARAN MATA UANG ASING


Akuntansi penjabaran mata uang asing merupakan pembahasan yang kontrovenial
sebagian karena kesulitan dan kompleksitas penjabaran. Analisis memerlukan
pemahaman dasar-dasar ekonomi dan mekanisme akuntansi untuk mengevaluasi
serta memprediksi berbagai dampak perubahan kurs mata uang pada posisi
keuangan perusahaan.
Metode temporal atas penjabaran dianggap paling tepat dan sesuai dengan
perusahaan. model akuntansi historis. Dalam metode ini, pos nonmoneter seperti
aset tetap dan persediaan disajikan pada jumlah dolar yang dijabarkan saat tanggal
akuisisi. Sama halnya, perusahaan melakukan penjabaran penyusutan dan beban
pokok penjualan menggunakan dasar biaya historis. Oleh karena fluktuasi kurs tidak
memengaruhi jumlah yang dilaporkan dari aset nonmoneter ini, eksposur
keuntungan dan kerugian penjabaran laporan posisi keuangan diukur berdasarkan
kelebihan (defisit) dari aset moneter atas liabilitas moneter (yang dijabarkan pada
kurs kini).

 PENYESUAIAN PADA LAPORAN KEUANGAN


Penyesuaian apa sehubungan dengan efek investasi yang harus dibuat saat
menentukan laba ekonomi dan laba permanen? Ingat kembali bahwa laba ekonomi
mencakup semua perubahan kekayaaan pemegang saham. Hal ini berati bahwa
semua komponen pendapatan investasi (bunga, dividen, serta keuntungan dan
kerugian yang telah dan belum direalisasi) untuk semua kelompok efek investasi
harus dimasukkan saat menentukan laba ekonomi. Oleh karena penghasilan
komprehensif hanya mencakup keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi
dari efek yang diperdagangkan dan efek yang tersedia untuk dijual, kita harus
menyesuaikan penghasilan komprehensif untuk memasukkan keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi dari efek yang dimiliki hingga jatuh tempo.'
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas efek yang dimiliki hingga
jatuh tempo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Penentuan pendapatan permanen merupakan proses yang lebih rumit dan
perhitungannya adalah sebagai berikut
pendapatan investasi permanen=ROI yang diharapkan ×(nilai wajar investasi awal +nilai wajar investasi akhi

 MENGEVALUASI KINERJA INVESTASI


Mengevaluasi kinerja investasi merupakan salah satu tugas utama dalam analisis
Tugas ini penting terutama bagi perusahaan yang pendapatan investasinya
membentuk bagian besar dari labanya. Misalnya, kinerja investasi merupakan salah
satu faktor paling penting untuk kesuksesan bank, perusahaan asuransi, dan lembaga
keuangan lainnya. Kinerja efek investasi dievaluasi menggunakan metrik imbal
hasil atas investasi (ROI), yang secara bebas didefinisikan sebagai pendapatan
investasi yang direalisasi selama periode itu dibagi dengan dasar investasi rata-rata

pendapatan investasi
ROI yang direalisasi=
( nilai wajar awal investasi ❑❑i laiwajar akhir investasi ) /2

Pendapatan investasi, atau pembilang, dibentuk oleh tiga bagian: Pendapatan bunga
(dan dividen)+ Keuntungan dan kerugian yang telah direalisasi + Keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi. Perlu diingat bahwa ROI untuk efek investasi
didasarkan pada nilai wajar, baik untuk menentukan pendapatan investasi (dengan
memasukkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi) maupun untuk
mengukur dasar investasi rata-rata (menggunakan nilai wajar investasi). Hal ini
menunjukkan bahwa evaluasi kinerja investasi tidak terbatas pada analisis jumlah
yang dapat direalisasi.

Anda mungkin juga menyukai