LP Dispe
LP Dispe
I. Dispepsia
1. Pengertian
Dispepsia adalah sebuah gangguan fungsi pencernaan dimana penderita
biasanya akan merasakan mual, nyeri ulu hati, dan mungkin begah perut.
Biasanya akan semakin terasa jika penderita kekenyangan dan akan diperberat
ketika penderita mengkonsumsi makanan yang berbumbu, berlemak dan
mengandung kafein (Williams & Wilkins, 2011).
Dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati.
Kondisi ini dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh
terhadap lingkungan sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan
ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali menyerang individu usia
produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016)
2. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat
organik (struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain
karena terjadinya gangguan disaluran cerna atau disekitar saluran cerna, seperti
pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat
fungsionaldapatdipicukarena faktor psikologis dan factor intoleran terhadap
obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari, 2017).
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat
organik dan fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena
terjadinya gangguan di saluran cerna atau di sekitar saluran cerna, seperti
pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat
fungsional dapat dipicu karena faktor psikologis dan faktor intoleran terhadap
obat-obatan dan jenis makanan tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan
dispepsia adalah:
a. Bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri tersebut hidup di bawah lapisan selaput lendir
sendiri adalah untuk melindungi kerusakan dinding lambung akibat produksi
asam lambung. Infeksi yang diakibatkan bakteri helicobacter menyebakan
peradangan pada dinding lambung.
b. Merokok
Rokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu orang yang
merokok lebih sensitive terhadap dispepsia maupun ulser.
c. Stres
Stres bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh.
Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian
memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat
lambung terasa nyeri, perih dan kembung.
d. Efek samping obat-obatan tertentu
Konsumsi obat penghilang rasa nyeri seperti obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) misalnya aspirin, ibuproven yang terlalu sering dapat menyebabkan
penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis.
e. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Minum-minuman yang mengandung alkohol dan kafein seperti kopi dapat
meningkatkan produksi asam lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi
iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung.
f. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi dan mengikis permukaan lambung.
g. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam
Minum-minuman yang mengandung alkohol dan cafein seperti kopi dan
mengkonsumsi makanan pedas dapat meningkatkan produksi asam lambung
berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi
dinding lambung
3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, zat-zat seperti nikotin dan
alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan makanan akan
berkurang sehingga lambung akan kosong sehingga dapat menyebabkan erosi
pada lambung akibat gesekan-gesekan antara dinding lambung, kondisi
demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medula oblongata membawa implus muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan (Longo & Fauzi, 2014).
4. WOC Dispepsia
MK : Ansietas MK : Defisit
Pengetahuan
5. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang sering muncul menurut (Muttaqin & Sari, 2011)
yaitu sebagai berikut :
a. Rasa nyeri ulu hati
b. Mual muntah
c. Perut kembung
d. Rasa lebih cepat kenyang
e. Perut terasa begah
f. Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
g. Nafsu makan menurun
h. Aktifitas dibantu
i. Lemas
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Longo & Fauzi (2014), berbagai penyakit dapat menimbulkan keluhan,
sama halnya dengan sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan
kumpulan gejala dan penyakit di saluran, maka perlu dipastikan penyakitnya.
Untuk menentukan penyakit maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi,
USG.
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti, pankreatitis kronik, diabetes
milutus. Pada dispepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnostik suatu penyakit di saluran
makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap
saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi
Sesuai dengan definisi bahwa dispepsia fungsional gambaran endoskopiny
normal atau sangan tidak spessifik
d. USG
Merupakan pemeriksaan yang tidak invasif, akhir-akhir ini banyak
dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap
saatdan pada kondisi klien yang beratpun daapat dimanfaatkan.
7. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain,
pendarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus
(Longo & Fauzi, 2014).
II. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang dikeluhkan pasien biasanya nyeri di perut bagian atas,
mual ketika makan, dan lemas saat beraktifitas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien datang dengan keadaan sadar, dan menahan nyeri, mual serta
lemas. Klien juga akan diperiksa tanda-tanda vitalnya.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau tidak. apakah
klien pulang dengan keadaan sehat atau masih sakit. apakah klien memiliki
riwayat penyakit kronis atau tidak.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti yang
diderita klien saat ini.
e. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum: sakit / nyeri, status gizi, sikap, personal hygine.
2) Data sistemik
a) Sistem persepsi sensori : pendengaran, penglihatan, pengecap apakah
mengalami perubahan seperti mati rasa atau baal, peraba.
b) Sistem penglihatan : lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, kornea, pupil, reflek, pupil.
c) Sistem pernafasan : frekuensi nafas bagaimana, apakah klien batuk, bunyi
nafas, sumbatan jalan nafas, apakah klien sesak nafas karena menahan
nyeri
d) Sistem kardiovaskuler : tekanan darah apakah normal atau tidak, denyut
nadi normal atau tidak, bunyi jantung, kekuatan, pengisian kapiler,
terdapat edema atau tidak.
e) Sistem saraf pusat : apakah kesadaran menurun atau tidak, bicara lancar
atau terbata-bata, orientasi waktu tempat orang apakah baik atau tidak.
f) sistem gastrointestinal : nafsu makan menurun atau tidak, porsi makan
berkurang atau tidak, apakah pasien mengeluh mual dan susah menelan
makanan, apakah pasien kesulitan dalam mengunyah, apakah perut terasa
kembung atau tidak.
g) Sistem muskoloskeletal : apakah klien mengalami masalah pada rentang
gerak, keseimbangan dan cara jalan klien terganggu atau tidak,
kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari apakah dibantu atau tidak,
tangan dan kaki mengalami kelemahan atau tidak, akral teraba dingi atau
hangat.
h) Sistem integumen: warna kulit sianosis atau tidak , turgor kulit elastis atau
tidak.
i) Sistem perkemihan : urin ( bagaimana warna, jumlah, dan pancaran )
2. Diagnosa Keperawatan
No Kode SDKI
1. D.0077 Nyeri Akut
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan
Penyebab :
1. Agen pencedera fisik
2. Agen pencedera fisiologis
3. Agen pencedera kimiawi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
mingkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
- 1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Proses berpikir
terganggu
4. Berfokus pada diri
sendiri
5. Diaforesis
6. Nafsu makan
berubah
7. Menarik diri
Kondisi Klinis Terkait :
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
2. D.0076 Neusea
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi :
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
tenggorok atau lambung yang dapat mengakibatkan
muntah
Penyebab :
1. Gangguan biokimiawi
2. Gangguan pada esofagus
3. Distensi lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pankreas
6. Peregangan kapsul limpa
7. Peningkatan tekanan intraabdominal
8. Peningkatan tekanan intrakranial
9. Peningkatan tekanan intraoebital
10. Mabuk perjalanan
11. Kehamilan
12. Rasa makanan/minuman yang tidak enak
13. Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
14. Efek agen farmakologis
15. Efek toksin
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh mual -
2. Merasa ingin muntah
3. Tidak berminat
makan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Williams., & Wilkins. (2011). Nursing:Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala
Penyakit. jakarta : PT Indeks.