Anda di halaman 1dari 9

Makalah Fitoterapi

Obat Herbal Untuk Analgesik dan Antiinflamasi

Untuk memenuhi persyaratan

Dalam menempuh mata kuliah Fitoterapi

Yang dibimbing oleh Dr.apt.Bilal Subchan Agus Santoso, M.Farm

Oleh Kelompok 6 :

Shavira Dhea Ayu AKF18193

Choirunnisa’ Seftiana AKF18200

Dwi Andini AKF18148

Kiki Wahyuni AKF18196

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

NOVEMBER 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. Definisi Nyeri dan Analgesik
Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan perasaan yang tidak
nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang telah
rusak atau yang berpotensi untuk rusak. Sedangkan definisi saraf adalah serat serat yang
menghubungkan organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Nyeri berhubungan dengan banyak penyakit. Banyak penyakit yang dapat
menimbulkan rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes, cedera, kanker,
diabetes, penyakit autoimun,penekanan akar saraf di tulang belakang, diabetes,
kekurangan vitamin B6, B12, dsb. Sedangkan definisi nyeri akut adalah sensasi jangka
pendek yang menyadarkan kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya
dianggap sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi
nyeri kronis. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Mengobati gangguan yang menyebabkan rasa nyeri adalah tujuan utama untuk
meredakan nyeri. Nyeri Dapat diobati menggunakan obat-obat golongan analgesic (anti
nyeri). Analgetik adalah golongan obat pereda nyeri yang terbagi dalam berbagai jenis.
Biasanya, obat-obatan analgetik dapat ditemukan di apotek. Namun, beberapa jenis obat
analgetik hanya bisa ditebus dengan resep dokter. Selain obat-obatan kimia/sintetis,
analgesic juga tersedia dalam bentuk sediaan yang berasal dari tanaman/bahan alam.
B. Inflamasi (Peradangan) dan Antiinflamasi
Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme tubuh dalam melindungi diri
dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri, dan jamur. Pada saat mekanisme
alami ini berlangsung, sel-sel darah putih dan zat yang dihasilkannya sedang melakukan
perlawanan dalam rangka membentuk perlindungan. Inflamasi bukan hanya terjadi akibat
kehadiran benda asing yang menyerbu sistem kekebalan tubuh kita. Cedera fisik dan
bahan iritan juga dapat memunculkan respons inflamasi tubuh.
Inflamasi merupakan reaksi sistem kekebalan alami yang dimiliki tubuh untuk
melawan serangan penyakit. Proses ini merupakan respons biologis terhadap sinyal
bahaya yang menghampiri tubuh. Tanpa adanya proses peradangan, maka kemungkinan
bagi infeksi dan luka untuk sembuh menjadi sangat kecil.
Inflamasi terjadi ketika jaringan tubuh mengalami cedera, terinfeksi bakteri,
terkena racun, atau panas. Sel-sel yang rusak melepaskan zat kimia yang disebut
histamin, prostaglandin, dan bradikinin. Fungsinya yaitu agar pembuluh darah melebar,
sehingga lebih banyak darah dan sel darah putih mengalir ke area tersebut. Hasilnya, area
yang mengalami inflamasi nampak membengkak dan hangat. Proses ini juga bertujuan
untuk mengisolasi zat asing agar tidak menginfeksi jaringan tubuh lain.
Meski memiliki niat dan fungsi yang baik bagi tubuh, proses inflamasi juga
terkadang merugikan. Pada penyakit tertentu, sistem kekebalan tubuh justru melawan sel-
sel yang sehat. Inflamasi juga mungkin terjadi meski tidak ada benda asing yang harus
dilawan. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang normal.
Inflamasi dapat dihentikan menggunakan obat-obatan golongan antiinflamasi.
Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obatvyang memiliki
aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat disebabkan
oleh berbagai rangsangan yang mencakup lukaluka fisik, infeksi, panas dan interaksi
antigen-antibodi (Houglum et al, 2005). Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat
antiinflamasi terbagi dalam dua golongan, yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan
obat antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja obat antiinflamasi golongan steroid dan
non-steroid terutama bekerja menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang
mengalami cedera (Gunawan, 2007). Obatobat antiinflamasi yang banyak di konsumsi
oleh masyarakat adalah antiinflamasi non steroid (AINS). Obat-obat golongan AINS
biasanya menyebabkan efek samping berupa iritasi lambung (Kee dan Hayes, 1996).
Tanaman yang biasanya digunakan masyarakat untuk antiinflamasi antara lain daun
jambu biji, kunyit, daun kumis kucing, daun dewa, dan biji kelabet.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nama Tanaman Obat untuk Analgesik dan Antiinflamasi

1. Bawang Putih (Allium sativum)

Nama Daerah : Bawang Putih

Nama Latin : Alium sativum

Nama Simplisia : Alii sativa Bulbus

Deskripsi :
Terna berumbi lapis atau siung yang bersusun, Akar terdiri dari serabut-serabut kecil bejumlah
banyak. tumbuh berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu
yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan
memanjang. Setiap umbi terdiri dari sejumlah anak bawang (siung), setiap siungnya terbungkus
kulit tipis berwarna putih (Steenis, 1981).

Kandungan Kimia:
Senyawa organosulfur yaitu allicin, aliin dan dialildisulfida

Kemanan: -
Indikasi: Pereda nyeri, membantu menurunkan tekanan darah, membantu mengobati diabetes
mellitus, dan antiinflamasi

Kontra Indikasi: -

Peringatan dan efek samping: menyebabkan bau mulut (halitosis)

2. Biji Klabet

Nama Daerah : Klabet, Funigreek

Nama Latin : Trigonella foenum-graecum

Nama Simplisia : Foenigraeci semen

Deskripsi :

Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi 30-60 cm. Daun berbentuk bundar telur terbalik sampai
bentuk baji. Bunga tunggal atau sepasang, muncul di ketiak daun, mahkota kuning terang. Buah
polong gundul, berbentuk memanjang atau lanset, berisi 10-20 biji (Steenis, 1981).

Kandungan Kimia:

Endospermae kaya akan galaktomannan, biji muda mengandung karbohidrat dan gula. Biji
matangnya mengandung asam amino, asam lemak, vitamin, dan saponin. Biji mengandung
banyak asam folat (84 mg/ 100 g), selain itu juga mengandung disogenin, gitogenin,
neogitogenin, homorientin, saponaretin, neogigogenin, dan trigogenin (Khorshidian, et al.,
2016). (20-25% protein, 45-50% serat makanan, 20-25% serat larut mucilaginous, 6-8% asam
lemak dan minyak esensial, serta 2-5% steroid saponin). Selain itu, juga terdapat beberapa
komponen kecil seperti flavonoid, alkaloid (trigonolin, cholin, gentianin, carpaine), asam amino
(4- hydroxyisoleucine), serta spirostanol dan furastanol (diosgenin, gitogenin, dan yamogenin)
juga telah diidentifikasikan sebagai komponen utama pemberi efek farmakologis pada biji
(Trivedi, et al., 2007).

Keamanan: -

Indikasi: Antidiabetes, antioksidan, analgesic, dan antiinflamasi

Kontraindikasi: -

Peringatan dan efek samping:


Perut kembung, sakit perut, diare, urine menjadi berbau, batuk, mengi, hingga pembengkakan
pada wajah. Supelemen fenugreek juga tidak boleh digunakan oleh pasien penyakit ginjal dan
hati

Dosis:
Fenugreek digunakan dalam dosis 5 g/hari dari biji fenugreek atau 1 g dari ekstrak hidro-alkohol.

3. Daun Jambu Biji

Nama Daerah : Daun Jambu Biji

Nama Latin : Psidium guajava

Nama Simplisia : Psidii Folium


Deskripsi :

Daun jambu biji merah berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung
tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau
berbelang kuning. Permukaan daun ada yang halus mengkilap dan hijau berbelang kuning.

Indikasi :

Antidiare, analgesic, dan antiinflamasi

Kandungan Kimia :

Saponin, flavanoid, polifenol, alkaloid, karoten, steroid, kuinon, anti-oksidan, minyak atsiri, dan
tannin

Peringatan dan Efek samping: -

4. Daun Kayu Putih | Melaleucae Folium

Nama Daerah : Daun Kayu Putih

Nama Latin : Melaleuca leucadendra

Nama Simplisia : Melaleucae Folium


Deskripsi :

Daun yang dimiliki oleh tanaman kayu putih merupakan salah satu tanaman yang berdaun
tunggal. Dan, daunnya memiliki tangkai yang pendek dan disertai dengan helaian daun yang
berbentuk seperti lanset atau lonjong. Umumnya, daun dari tanaman kayu putih ini memiliki
tingkat ketebalan yang cukup tebal.

Indikasi :

Membantu mengobati demam, flu, dan batuk, meredakan nyeri dan rematik, serta mengatasi
peradangan pada kulit

KontraIndikasi: -

Kandungan Kimia :

Minyak atsiri yang terdiri dari sineol 44-55%, terpineol, butorat, aldehid valerat, L-pinen,
benzoat, dan limonen (Huri, 2017)

Efek Samping: iritasi, mual, muntah, dan diare

5. Kencur | Kaempferia galanga

Nama Daerah : Kencur

Nama Latin : Kaempferia galanga


Nama Simplisia : Kaempferiae Rhizoma

Deskripsi :

Semak, tahunan, akar serabut, cokelat kekuningan. Tinggi mencapai 20 cm. Batang semu,
pendek, membentuk rimpang, cokelat keputih-putihan. Daun tunggal, bentuk lonjong, panjang 7-
15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, hijau, susunan berhadapan,
tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang 2,5-5
cm, bibir bunga (labellum) lembayung dengan warna putih lebih dominan, benang sari panjang ±
4 mm, kuning, putik putih keunguan (Steenis, 1981).

Kandungan Kimia:

Kandungan kimia rimpang kencur telah dilaporkan oleh Afriastini,1990 yaitu (1) etil sinamat, (2)
etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen (5) borneol, dan (6) parafin. Diantara
kandungan kimia ini, etil p-metoksisinamat merupakan komponen utama dari kencur
(Afriastini,1990). Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain: minyak atsiri 2,4-
2,9% yang terjadi atas etil parametoksi sinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol, penta dekana.
Adanya kandungan etil para metoksi sinamat dalam kencur yang merupakan senyawa turunan
sinamat (Inayatullah,1997 dan Jani, 1993).

Indikasi :

Membantu mengobati diare, meringankan rasa nyeri, mengobati peradangan/inflamasi

Dosis :-

Perhatian :-

Anda mungkin juga menyukai