Oleh :
1
PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC
UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN
BUKIT ASAM
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik
Menyetujui,
Ketua Program Stud i Pembimbing
Teknik Elektro Kerja Praktek,
2
PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC
UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN
BUKIT ASAM
Laporan Kerja Praktek ini telah diterima sebagai salah satu syarat
Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek pada
Program Studi Teknik Elektro
Dani Maulana
Nip.9113268ZY
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan,
kesempatan dan segala sesuatunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini dengan tepat waktu.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek di Universitas PGRI
Palembang Program Studi Teknik Elektro
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapat kesulitan dalam
menentukan judul apa yang akan diambil karena keterbatasan data yang ada. Namun dengan
bantuan-Nya, serta bantuan dari referensi yang ada dan didukung penjelasan-penjelasan yang
diberikan oleh pembimbing di PT. PLN(Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan judul, ” PEMELIHARAAN
BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU
SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM”. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada :
Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan kerja praktek ini dalam keadaan yang sehat dan
tanpa kekurangan apapun.
Keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan serta semangat, baik spiritual
maupun material selama melakukan kerja praktek.
Bapak Dr. H. Bukman Lian, M.M M.Si Selaku Rektor Universitas PGRI
Palembang
Bapak Adiguna,S.T M.Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas PGRI
Palembang
Ibu Emidiana, S.T M.T Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas
PGRI Palembang
Ibu Nita Nurdiana, S.T M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Universitas
PGRI Palembang.
Bapak Saidan Jauhari, S.T Yang Telah Membantu Adminitrasi Selama Kerja
Praktek Berjalan.
4
Bapak Dani Maulana Selaku Supervisor HAR Kelistrikan Yang Telah Menerima
Serta Membimbing Penulis Dalam Melaksanakan Kerja Praktik .
Bapak Hidayat, Bapak Syahrul, Bapak Budi, Bapak Ryan, Bapak Dendi Selaku
Bagian HAR Kelistrikan Yang Telah Membimbing, Memberikan Ilmu Yang
Sangat Banyak Selama Penulis Melaksanakan Kerja Praktik.
Joni Saputra Sebagai Rekan Kerja Praktik Selama 30 Hari, Serta Meminjamkan
Laptopnya Kepada Penulis, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik Ini.
Kelompok Kerja Praktek(Joni Saputra , Eko Prayoga , Bayu Rahman Hakim) yang
telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan Kerja
Praktek dan Laporan Kerja Praktek.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadari laporan ini belum
sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan
bersama dimasa yang akan datang.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan- rekan
mahasiswa Elektro pada khususnya serta para pembaca pada umumnya.
5
DAFTAR ISI
COVER 1
DAFTAR Gambar 8
DAFTAR TABEL 9
BAB I PENDAHULUAN 12
1.2 Tujuan 13
3.1 Baterai 18
3.2 Jenis – Jenis Baterai 19
6
3.3 Sistem DC 20-23
BAB IV PEMBAHASAN 25
4.3 Wiring Diagram Sistem DC di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam 27-28
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
Lampiran – Lampiran 43
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Baterai 18
Gambar 3. 4 Rectifier 21
Gambar 3. 5 Transfrlormator 22
Gambar 3. 6 Thyristor 22
Gambar 3. 7 Fuse 23
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR SINGKATAN
10
SOP Standar Operasional Prosedur
11
BAB I
PENDAHULUAN
Peran baterai pada unit pengembangan sangat vital dalam operasi sistem di
unit pembangkitan. Baterai merupakan komponen penyedia tenaga listrik
cadangan pada saat sistem kelistrikan utama mengalami gangguan atau masalah.
Oleh karena itu, pemeliharaan baterai mutlak dilakukan dan menjadi salah satu
bagian penting dari program preventive maintenance (PM) maupun conditioning
monitoring (CM). Karena kegagalan baterai dalam menyuplai listrik cadangan
akan mengakibatkan kerugian yang jauh lebih besar pada sistem untuk
menyuplai beban - beban yang sangat kritikal, misalnya sistem proteksi, circuit
breaker, dan peralatan kontrol selama sumber listrik utama mengalami
gangguan.
12
3 DI PT. PLN (PERSERO) UPK BUKIT ASAM” sebagai laporan kerja praktik
penulis.
1.2 Tujuan
Batasan masalah pada laporan ini terbatas pada baterai, sistem kerja
baterai, serta pemeliharaan baterai tersebut.
1. Waktu
Pelaksanaan Kerja Praktik dilakukan pada 3 Febuari 2022 – 3 Maret 2022
yang 30 hari kerja dengan hari kerja Senin - Jumat serta waktu kerja 07.30
- 16.00 (Senin - Kamis) dan 07.30 - 16.30 (Jum’at).
2. Tempat
Kerja praktik dilaksanakan di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam Tanjung
Enim, Sumatera Selatan.
13
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam Tanjung Enim merupakan bagian dari
PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan ( UIK SBS ) dan hanya
membidangi pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik saja. Secara
keseleruhan PT. PLN ( Persero ) UIK SBS mempunyai wilayah kerja sebagai
berikut:
14
Gambar 2. 1 Logo PLN
15
perusahaan pada tahun 1996, yang mana Perusahaan Umum Listrik Negara
berubah menjadi PT. PLN (Persero) dan dibentuknya PT. PLN (Persero)
Pembangkit dan Penyalur Sumatera Bagian Selatan, maka sejak saat itu
pengelolaan berada dibawah PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran
Sumatera Bagian Selatan dengan nama PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel,
maka sejak tanggal 27 Januari 2005, perusahaan ini berubah menjadi PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam. Dan Sekarang Menjadi PT. PLN
(Persero) UPK Bukit Asam.
2.3.1 Motto
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik.
2.3.2 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2.3.3 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
16
2.4 Lokasi Perusahaan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
17
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Baterai
Baterai atau bisa disebut akumulator merupakan sel listrik yang didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Proses elektrokimia yang reversible ini merupakan
proses pada baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan). Dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia (proses pengisian) dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah yang berlawanan di
dalam sel.
Maka dari itu, definisi baterai adalah dua batang/plat logam berbeda jenis
dan tahan yang direndam dalam air berkadar basa atau asam lemah dan berproses
secara kimia yang berubah menjadi energi listrik.
18
3.2 Jenis - jenis baterai
Baterai terbagi menjadi dua jenis, yaitu single use dan rechargeable.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis - jenis baterai.
Jenis baterai ini merupakan baterai sekali pakai dan paling sering
ditemukan di pasaran. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang cukup luas
dengan harga yang relatif terjangkau. Baterai jenis ini umumnya
memberikan tegangan sebesar 1.5 Volt dan terdiri dari berbagai ukuran,
seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (sedang), dan D (besar). Terdapat
pula baterai primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6
Volt atau 9 Volt. Untuk baterai ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang
berbeda, antara lain baterai zinc - karbon dan baterai lithium.
Baterai ini merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang kembali
atau rechargeable battery. Prinsip cara kerja baterai sekunder menghasilkan
arus listrik sama dengan baterai primer. Namun, reaksi kimia pada baterai
sekunder ini dapat berbalik. Pada saat baterai
19
digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal baterai(discharge)
elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan, pada saat sumber
energi luar dihubungkan ke baterai sekunder, elektron akan mengalir dari
positif ke negatif sehingga terjadi proses pengisian pada baterai.
Jenis - jenis baterai sekunder yang sering kita temukan antara lain
baterai Ni - Cd, baterai Ni - MH, dan baterai Li-Ion. Pada setiap jenis baterai
memiliki kelebihan serta kekurangannya masing - masing. Namun, pada
PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam menggunakan jenis baterai Ni - Cd.
3.3 Sistem DC
20
menjadi DC dan baterai sebagai cadangan tegangan apabila terjadi kekurangan
tegangan di rectifier.
1. Transformator
Trafo yang terdapat pada Panel Box biasanya merupakan transformator step
- down yang berfungsi untuk penurunan tegangan. Tegangan input yang
diturunkan yaitu 380 VAC menjadi 110 VDC.
21
Gambar 3.5 Transformator
2. Thyristor
3. Fuse
Fuse yang digunakan pada rectifier tipe ini adalah NH fuse dengan arus
proteksi sebesar 500 A. Seperti fungsi fuse pada umumnya yang berguna
untuk melindungi rangkaian rectifier dari arus hubung singkat dan arus
beban lebih yang dapat merusak rangkaian.
22
Gambar 3.7 Fuse
AVR yang terpasang pada rectifier adalah modul elektrik yang memiliki
fungsi untuk memberi trigger atau pemicu pada gate thyristor sehingga
pengaturan arus maupun tegangan keluaran rectifier yang mengalir ke
baterai maupun ke beban dapat diset sesuai dengan kebutuhannya.
5. Panel Box
23
Gambar 3.9 Panel Box
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam menggunakan baterai yang berjenis
Nickel Cadmium. Baterai jenis ini merupakan baterai sekunder (Rechargeable)
yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai
bahan elektrolitnya yang merupakan baterai sel basah. Baterai sel basah ini
berarti cairan kimia yang dapat menghasilkan/memproduksi listrik dengan
bantuan zat elektrolit yang terkandung didalamnya. Baterai jenis ini memiliki
kemampuan untuk beroperasi dalam jangkauan suhu yang tinggi dan siklus daya
tahan yang cukup lama, pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam sendiri
memiliki ketahanan sepanjang 10 jam apabila secara terus - menerus digunakan.
Namun, disisi lain baterai ini dapat melakukan discharge dengan sendirinya (self
discharge).
25
OPzS 600 Ah. Baterai ini memiliki 1 sel per baterainya akan tetapi, sel baterai
tersebut terdiri dari beberapa lembaran sel yang terhubung menjadi satu kesatuan
sel. Setiap unit Power House memiliki 53 baterai untuk tegangan 110 V (OPzS
1000 Ah) dan 23 baterai untuk tegangan 48 V (OPzS 600 Ah) yang dihubungkan
secara seri.
Pada pengoperasian tenaga listrik di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
terdapat dua macam sumber listrik pada setiap unit pembangkitan, yaitu sumber
arus AC dan sumber arus DC. Sumber arus DC memiliki stabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sumber arus AC, maka dari itu sumber arus DC ini
digunakan untuk menyuplai tegangan ke kontrol karena untuk kontrol harus
disuplai dengan tegangan yang stabilitas dan keandalan yang tinggi. Maka dari
itu, dibutuhkan rectifier atau baterai untuk menyuplai tegangan DC tersebut.
26
Pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam tegangan DC yang digunakan
ialah 48 V dan 110 V. Sistem catu daya DC bersumber dari rectifier dan juga
baterai yang dihubungkan secara pararel dengan beban. Untuk keadaan normal,
tegangan DC yang dibutuhkan disuplai oleh rectifier. Namun, apabila terjadi
gangguan ataupun kurangnya suplai tegangan DC dari rectifier yang merupakan
penyuplai utama sumber DC disitulah baterai bekerja sebagai cadangan atau
back up dari sumber utama. Jadi, pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
baterai berfungsi sebagai sumber cadangan dari sumber utama.
4.3 Wiring Diagram Sistem DC di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
27
Gambar 4.3 Wiring Diagram DC Baterai 600 Ah untuk 48 V
28
Gambar 4.4 Wiring Diagram DC Baterai 1000 Ah untuk 100 V
1. Helm safety
29
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
4. Termometer
5. Multimeter
6. Kain majun
7. Air elektrolit
Setelah alat - alat serta bahan disiapkan, kegiatan yang dilakukan adalah
pengecekan fisik baterai, pengecekan suhu larutan pada baterai, pengisian air
elektrolit, pengecekan tegangan baterai.
Pada langkah ini memeriksa semua sel dan bagian baterai apakah
dalam kondisi kering dan bersih, jika bagian luar baterai kotor karena debu
dibersihkan menggunakan kain majun sampai bersih. Setelah itu,
memeriksa lubang penguapan pada tiap tutup sel itu terbuka atau tersumbat.
30
4.4.2 Pengecekan Suhu Larutan pada Baterai
Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara melihat dari sisi luar
baterai terdapat indikator maksimal dan minimal ketinggian larutan
elektrolit. Larutan elektrolit tersebut tidak boleh dibawah garis minimal
31
dan juga tidak boleh berlebihan melewati garis maksimal. Karena apabila
larutan elektrolit tersebut berada dibawah garis minimal akan menyebabkan
elektroda kering sehingga dapat mengurangi kinerja danumur pemakaian
baterai dan juga jika melebihi batas maksimal akan menyebabkan
ketidakseimbangan pada baterai.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja dari baterai supaya dapat
bekerja lebih optimal dan umur pemakaian baterai bisa lebih lama.
32
Gambar 4.8 Ketinggian larutan pada baterai setelah ditambahkan
33
Gambar 4.9 Spesifikasi tegangan normal baterai
34
Setelah semua itu dilakukan pada setiap baterai maka akan langsung
ditulis pada lembar laporan pengecekan baterai yang tabelnya sebagai berikut.
35
21 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asnawi, D., Arsyad, I. H. I., & Junaidi, M. I. ANALISA GANGGUAN SUTM
20 KV PENYULANG SENGGIRING 3 DI PT. PLN (PERSERO) AREA
PONTIANAK..
[3] Yanuwirawan, E. (2015). Studi koordinasi proteksi rele arus lebih dan ground fault
pada sistem eksisting PT. VICO Indonesia-Kalimantan Timur (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
[4] Dewangga, A. S. (2015). Studi Koordinasi Proteksi Rele Arus Lebih, Diferensial
Dan Ground Fault Pada PT. Linde Indonesia, Cilegon (Doctoral dissertation,
Institut Technology Sepuluh Nopember).
[5] Data Gannguan pada Penyulang Distribusi. 2021. Data asset distribusi bulanan,
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Gardu
Distribusi. Metro: PLN UP3 Metro
[6] Dermawan, E., & Nugroho, D. (2017). Analisa koordinasi over current relay dan
ground fault relay di sistem proteksi feeder gardu induk 20 kV Jababeka.
eLEKTUM, 14(2), 43-48.
[8] Mappa, A. (2017). Analisa Kerja Recloser untuk Memproteksi Jaringan Distribusi
di PT. PLN (Persero) Area Sorong. Electro Luceat, 3(1), 5-9.
38
[9] Jurnal, R. T. (2017). Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV Dengan
Menggunakan Sistem SCADA. Energi & Kelistrikan, 9(1), 41-50.
39
LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Proses Pengecekan Kadar Air Pada Baterai Unit 3 PT. PLN ( PERSERO )
PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM