Anda di halaman 1dari 44

PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC

UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN


BUKIT ASAM

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh :

Wahyu Dwi Nanda


2019311008

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022

1
PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC
UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN
BUKIT ASAM

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik

Menyetujui,
Ketua Program Stud i Pembimbing
Teknik Elektro Kerja Praktek,

Emidiana, S.T M.T Nita Nurdiana, S.T M.T


NIDN, 0216067001 NIDN, 0225027801

2
PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC
UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN
BUKIT ASAM

Laporan Kerja Praktek ini disusun oleh:

WAHYU DWI NANDA


2019311008

Laporan Kerja Praktek ini telah diterima sebagai salah satu syarat
Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek pada
Program Studi Teknik Elektro

Palembang, 01 Maret 2022


Supervisor HAR listrik

Dani Maulana
Nip.9113268ZY

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan,
kesempatan dan segala sesuatunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini dengan tepat waktu.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek di Universitas PGRI
Palembang Program Studi Teknik Elektro
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapat kesulitan dalam
menentukan judul apa yang akan diambil karena keterbatasan data yang ada. Namun dengan
bantuan-Nya, serta bantuan dari referensi yang ada dan didukung penjelasan-penjelasan yang
diberikan oleh pembimbing di PT. PLN(Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan judul, ” PEMELIHARAAN
BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC UNIT 3 DI PT. PLN ( PERSERO ) PLTU
SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM”. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada :

 Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan kerja praktek ini dalam keadaan yang sehat dan
tanpa kekurangan apapun.
 Keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan serta semangat, baik spiritual
maupun material selama melakukan kerja praktek.
 Bapak Dr. H. Bukman Lian, M.M M.Si Selaku Rektor Universitas PGRI
Palembang
 Bapak Adiguna,S.T M.Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas PGRI
Palembang
 Ibu Emidiana, S.T M.T Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas
PGRI Palembang
 Ibu Nita Nurdiana, S.T M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Universitas
PGRI Palembang.
 Bapak Saidan Jauhari, S.T Yang Telah Membantu Adminitrasi Selama Kerja
Praktek Berjalan.

4
 Bapak Dani Maulana Selaku Supervisor HAR Kelistrikan Yang Telah Menerima
Serta Membimbing Penulis Dalam Melaksanakan Kerja Praktik .
 Bapak Hidayat, Bapak Syahrul, Bapak Budi, Bapak Ryan, Bapak Dendi Selaku
Bagian HAR Kelistrikan Yang Telah Membimbing, Memberikan Ilmu Yang
Sangat Banyak Selama Penulis Melaksanakan Kerja Praktik.
 Joni Saputra Sebagai Rekan Kerja Praktik Selama 30 Hari, Serta Meminjamkan
Laptopnya Kepada Penulis, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik Ini.
 Kelompok Kerja Praktek(Joni Saputra , Eko Prayoga , Bayu Rahman Hakim) yang
telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan Kerja
Praktek dan Laporan Kerja Praktek.

Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadari laporan ini belum
sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan
bersama dimasa yang akan datang.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan- rekan
mahasiswa Elektro pada khususnya serta para pembaca pada umumnya.

Palembang, 01 Maret 2022


Penulis

Wahyu Dwi Nanda

5
DAFTAR ISI

COVER 1

LEMBAR PENGESAHAN 2-3

KATA PENGANTAR 4-5

DAFTAR ISI 6-7

DAFTAR Gambar 8

DAFTAR TABEL 9

DAFTAR SINGKATAN 10-11

BAB I PENDAHULUAN 12

1.1 Latar Belakang 12

1.2 Tujuan 13

1.3 Rumusan Masalah 13

1.4 Batasan Masalah 13

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik 13

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 14

2.1 Sejarah Perusahaan 15

2.2 Motto, Visi, Dan Misi 15

2.3 Lokasi Perusahaan 16

2.4 Struktur Organisasi UP3 Metro PT. PLN (Persero) 17

BAB III TEORI DASAR 18

3.1 Baterai 18
3.2 Jenis – Jenis Baterai 19

3.2.1 Baterai Single Use 19

3.2.2 Baterai Rechargeable 19

6
3.3 Sistem DC 20-23

3.4 Pemeliharaan dan Perawatan Baterai 24

BAB IV PEMBAHASAN 25

4.1 Baterai Di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam 25

4.2 Sistem DC Di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam 26

4.3 Wiring Diagram Sistem DC di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam 27-28

4.4 Pelaksanaan Pemeliharaan Dan Perawatan Baterai 29

4.4.1 Pengecekan Fisik Baterai 30

4.4.2 Pengecekan Suhu Larutan Pada Baterai 31

4.4.3 Pengisian air Elektrolit 32

4.4.4 Pengecekan Tegangan Baterai 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39-40

Lampiran – Lampiran 43

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PLN 15


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi UPK Bukit Asam 17

Gambar 3. 1 Baterai 18

Gambar 3. 2 Baterai single use 19

Gambar 3. 3 Baterai Rechargeable 20

Gambar 3. 4 Rectifier 21

Gambar 3. 5 Transfrlormator 22

Gambar 3. 6 Thyristor 22

Gambar 3. 7 Fuse 23

Gambar 3. 8 Automatic Voltage Regulator 23

Gambar 3.9 Panel Box 24

Gambar 4. 1 Baterai HOPPECKE type 10 OPzS 1000 Ah 25

Gambar 4. 2 Baterai HOPPECKE Type 10 OPzS 6p0 Ah 26

8
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Baterai 1000 MAh 36

9
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan Pemakaian Pertama kali


pada Halaman
PT Perseroan Terbatas
PLN Perusahaan Listrik Negara
UPK Unit Pelaksana Kegiatan
DC Direct Current
SDM Sumber Daya Manusia
PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PM Preventive Maintenance
CM Conditioning Monitoring
Sumbagsel Sumatera Bagian Selatan
SK Surat Keputusan
JICA Japan International Cooperation
Agency
MW Mega Watt
MR Management Representative
Ni Nikel
Cd Cadmium
MH Metal Hydride
Li Lithium
AC Alternating Current
DCS Distribution Control System
IEEE Institute of Electrical and Electronics
Engineering
TEMP Temperatur
BATT Battery

10
SOP Standar Operasional Prosedur

11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. PLN (Persero) sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha sebaik


mungkin melayani pelanggan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas sistem
pembangkitan dan pencegahan kerusakan peralatan saat operasi. Untuk menjaga
sistem pembangkitan tenaga listrik secara optimal maka diperlukan suatu sistem
pengaman dan pemeliharaan terhadap sistem pembangkitan tenaga listrik itu
sendiri. hal tersebut harus yang memperhatikan aspek teknis, ekonomis, dan
sesuai dengan kondisi peralatan yang ada di lapangan.

Peran baterai pada unit pengembangan sangat vital dalam operasi sistem di
unit pembangkitan. Baterai merupakan komponen penyedia tenaga listrik
cadangan pada saat sistem kelistrikan utama mengalami gangguan atau masalah.
Oleh karena itu, pemeliharaan baterai mutlak dilakukan dan menjadi salah satu
bagian penting dari program preventive maintenance (PM) maupun conditioning
monitoring (CM). Karena kegagalan baterai dalam menyuplai listrik cadangan
akan mengakibatkan kerugian yang jauh lebih besar pada sistem untuk
menyuplai beban - beban yang sangat kritikal, misalnya sistem proteksi, circuit
breaker, dan peralatan kontrol selama sumber listrik utama mengalami
gangguan.

Sistem DC di unit pembangkitan harus mempunyai keandalan dan stabilitas


yang tinggi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan di unit pembangkitan.

Atas dasar-dasar diatas, penulis termotivasi untuk mengangkat judul


“PEMELIHARAAN BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC UNIT

12
3 DI PT. PLN (PERSERO) UPK BUKIT ASAM” sebagai laporan kerja praktik
penulis.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui apa fungsi dan kegunaan baterai di pembangkit.


2. Mengetahui sumber lain tegangan DC di pembangkit.
3. Mengetahui bagaimana cara kerja dan waktu kerja dari baterai.
4. Mengetahui bagaimana perawatan baterai di pembangkit

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi serta kegunaan dari baterai di pembangkit?


2. Mengapa dibutuhkan sumber tegangan DC lain di pembangkit?
3. Bagaimana cara kerja dan ketahanan baterai di pembangkit?
4. Bagaimana cara perawatan baterai di pembangkit?

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan ini terbatas pada baterai, sistem kerja
baterai, serta pemeliharaan baterai tersebut.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

1. Waktu
Pelaksanaan Kerja Praktik dilakukan pada 3 Febuari 2022 – 3 Maret 2022
yang 30 hari kerja dengan hari kerja Senin - Jumat serta waktu kerja 07.30
- 16.00 (Senin - Kamis) dan 07.30 - 16.30 (Jum’at).
2. Tempat
Kerja praktik dilaksanakan di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam Tanjung
Enim, Sumatera Selatan.

13
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam Tanjung Enim merupakan bagian dari
PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan ( UIK SBS ) dan hanya
membidangi pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik saja. Secara
keseleruhan PT. PLN ( Persero ) UIK SBS mempunyai wilayah kerja sebagai
berikut:

1. PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam


2. PT. PLN (Persero) UPK Bukit Tinggi
3. PT. PLN (Persero) UPK Ombilin
4. PT. PLN (Persero) UPK Kramasan
5. PT. PLN (Persero) UPDK Bandar Lampung
6. PT. PLN (Persero) UPK Bengkulu
7. PT. PLN (Persero) UPDK Jambi
8. PT. PLN (Persero) UPK Tarahan
9. PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih
10. PT. PLN (Persero) UPK Sebalang
11. PT. PLN (Persero) UPHK Palembang

14
Gambar 2. 1 Logo PLN

2.2 Sejarah Perusahaan

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan penganekaragaman energi


di wilayah Sumatera bagian Selatan, maka dibangunlah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) UPK Bukit Asam dengan memanfaatkan sumber daya alam
batu bara di daerah Tanjung Enim sebagai bahan bakar utamanya. Proses
pelaksanaan pembangunan diawali dengan dilakukannya studi kelayakan pada
bulan Mei 1978 oleh Konsultan Japan International Cooperation Agency (JICA)
dari Jepang. Pembangunan 4 unit ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap
pertama yang merupakan pembangunan unit 1 dan unit 2, serta tahap kedua yang
merupakan pembangunan unit 3 dan unit 4. Pembangunan tahap pertama PLTU
Bukit Asam yaitu unit 1 dan unit 2 dengan kapasitas terpasang 2 x 65 MW
dilaksanakan pada tahun 1982 oleh Kontraktor dari Prancis dimana unit 1
beroperasi pada 20 Oktober 1987 dan unit 2 beroperasi pada 17 Desember 1987.
Pembangunan tahap kedua PLTU UPK Bukit Asam yaitu unit 3 dan unit 4
dengan kapasitas 2 x 65 MW dilaksanakan pada tahun 1991, dimana unit 3
beroperasi pada 28 April 1994 dan unit 4 beroperasi pada 5 Mei 1995.
Dikarenakan perubahan status dan struktur organisasi

15
perusahaan pada tahun 1996, yang mana Perusahaan Umum Listrik Negara
berubah menjadi PT. PLN (Persero) dan dibentuknya PT. PLN (Persero)
Pembangkit dan Penyalur Sumatera Bagian Selatan, maka sejak saat itu
pengelolaan berada dibawah PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran
Sumatera Bagian Selatan dengan nama PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel,
maka sejak tanggal 27 Januari 2005, perusahaan ini berubah menjadi PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam. Dan Sekarang Menjadi PT. PLN
(Persero) UPK Bukit Asam.

2.3 Motto, Visi, dan Misi Perusahaan

2.3.1 Motto
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik.

2.3.2 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.3.3 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.

16
2.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam berada di


Desa Lingga, Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten
Muara Enim sekitar 187 km disebelah barat Kota Palembang dengan ketinggian
30 meter diatas permukaan laut. Luas lahannya sekitar 6 hektar.

2.5 Struktur Organisasi UP3 Metro PT. PLN (Persero)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam

17
BAB III
TEORI DASAR

3.1 Baterai

Baterai atau bisa disebut akumulator merupakan sel listrik yang didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Proses elektrokimia yang reversible ini merupakan
proses pada baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan). Dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia (proses pengisian) dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah yang berlawanan di
dalam sel.

Gambar 3.1 Baterai

Maka dari itu, definisi baterai adalah dua batang/plat logam berbeda jenis
dan tahan yang direndam dalam air berkadar basa atau asam lemah dan berproses
secara kimia yang berubah menjadi energi listrik.

18
3.2 Jenis - jenis baterai

Baterai terbagi menjadi dua jenis, yaitu single use dan rechargeable.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis - jenis baterai.

3.2.1 Baterai Single Use

Jenis baterai ini merupakan baterai sekali pakai dan paling sering
ditemukan di pasaran. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang cukup luas
dengan harga yang relatif terjangkau. Baterai jenis ini umumnya
memberikan tegangan sebesar 1.5 Volt dan terdiri dari berbagai ukuran,
seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (sedang), dan D (besar). Terdapat
pula baterai primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6
Volt atau 9 Volt. Untuk baterai ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang
berbeda, antara lain baterai zinc - karbon dan baterai lithium.

Gambar 3.2 Baterai Single Use

3.2.2 Baterai Rechargeable

Baterai ini merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang kembali
atau rechargeable battery. Prinsip cara kerja baterai sekunder menghasilkan
arus listrik sama dengan baterai primer. Namun, reaksi kimia pada baterai
sekunder ini dapat berbalik. Pada saat baterai

19
digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal baterai(discharge)
elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan, pada saat sumber
energi luar dihubungkan ke baterai sekunder, elektron akan mengalir dari
positif ke negatif sehingga terjadi proses pengisian pada baterai.

Gambar 3.3 Baterai Rechargeable

Jenis - jenis baterai sekunder yang sering kita temukan antara lain
baterai Ni - Cd, baterai Ni - MH, dan baterai Li-Ion. Pada setiap jenis baterai
memiliki kelebihan serta kekurangannya masing - masing. Namun, pada
PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam menggunakan jenis baterai Ni - Cd.

3.3 Sistem DC

Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua jenis sumber tenaga


untuk kontrol di unit pembangkitan, yaitu sumber arus bolak balik (AC) dan
sumber arus searah (DC) yang memiliki kelebihan serta kekurangannya masing
-masing. Sumber tenaga untuk kontrol harus memiliki keandalan serta stabilitas
yang tinggi. Maka dari itu, digunakannya rectifier sebagai pengubah AC

20
menjadi DC dan baterai sebagai cadangan tegangan apabila terjadi kekurangan
tegangan di rectifier.

Rectifier merupakan komponen yang umumnya berfungsi untuk


mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC, serta bagi kebanyakan orang
dikenal sebagai alat pengisian baterai atau charger. Rectifier di pembangkit
berguna untuk menyearahkan gelombang tegangan input dari breaker 380 V
AC menjadi gelombang tegangan searah 110 V DC yang digunakan sesuai
dengan kebutuhannya. Keluaran dari rectifier ini juga berfungsi untukpengisian
kembali baterai apabila baterai tidak digunakan.

Gambar 3.4 Rectifier

Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan relay proteksi, kontrol


breaker, dan DCS (Distribution Control System). Rectifier ini terdapat pada
Panel Box yang ada dalam ruangan dengan beberapa komponen tambahan atau
pendukung, yaitu:

1. Transformator

Trafo yang terdapat pada Panel Box biasanya merupakan transformator step
- down yang berfungsi untuk penurunan tegangan. Tegangan input yang
diturunkan yaitu 380 VAC menjadi 110 VDC.

21
Gambar 3.5 Transformator

2. Thyristor

Sebagai pengatur tegangan keluaran penyearah digunakan penyearah


jembatan thyristor tiga fasa. Yang berbahan semikonduktor yang dilengkapi
dengan satu terminal kontrol untuk mengatur sudut penyalaan thyristor.

Gambar 3.6 Thyristor

3. Fuse

Fuse yang digunakan pada rectifier tipe ini adalah NH fuse dengan arus
proteksi sebesar 500 A. Seperti fungsi fuse pada umumnya yang berguna
untuk melindungi rangkaian rectifier dari arus hubung singkat dan arus
beban lebih yang dapat merusak rangkaian.

22
Gambar 3.7 Fuse

4. AVR (Automatic Voltage Regulator)

AVR yang terpasang pada rectifier adalah modul elektrik yang memiliki
fungsi untuk memberi trigger atau pemicu pada gate thyristor sehingga
pengaturan arus maupun tegangan keluaran rectifier yang mengalir ke
baterai maupun ke beban dapat diset sesuai dengan kebutuhannya.

Gambar 3.8 Automatic Voltage Regulator

5. Panel Box

Panel Box disini berfungsi sebagai tempat meletakkan rangkaian rectifier


agar rangkaian rectifier tersebut dapat tersusun dengan rapi sistematis serta
melindungi rangkaian rectifier dari gangguan eksternal yang berupa debu,
air, tersenggol, dan lain - lain.

23
Gambar 3.9 Panel Box

3.4 Pemeliharaan dan Perawatan Baterai

Dalam pemeliharaan dan perawatan baterai memiliki sebuah standar yang


dapat dijadikan sebagai acuan yaitu standar IEEE 450-1995, “IEEE
Recommended Practice for Maintenance, Testing, and Replacement of Vented
Lead - Acid Batteries for Stationary Application”. Perawatannya harus dilakukan
secara terjadwal untuk memonitor dan mengetahui keadaan baterai dan inspeksi
atau pengecekan baterai harus dilakukan pada saat kondisi beban normal.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Baterai di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam

Gambar 4.1 Baterai HOPPECKE Type 10 OPzS 1000 Ah

Di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam menggunakan baterai yang berjenis
Nickel Cadmium. Baterai jenis ini merupakan baterai sekunder (Rechargeable)
yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai
bahan elektrolitnya yang merupakan baterai sel basah. Baterai sel basah ini
berarti cairan kimia yang dapat menghasilkan/memproduksi listrik dengan
bantuan zat elektrolit yang terkandung didalamnya. Baterai jenis ini memiliki
kemampuan untuk beroperasi dalam jangkauan suhu yang tinggi dan siklus daya
tahan yang cukup lama, pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam sendiri
memiliki ketahanan sepanjang 10 jam apabila secara terus - menerus digunakan.
Namun, disisi lain baterai ini dapat melakukan discharge dengan sendirinya (self
discharge).

Untuk standar internasional dari 1 sel akumulator memiliki tegangan


sebesar 2V dan di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam memiliki bateraidengan
tegangan 2 V dengan merk HOPPECKE Type 10 OPzS 1000 Ah dan

25
OPzS 600 Ah. Baterai ini memiliki 1 sel per baterainya akan tetapi, sel baterai
tersebut terdiri dari beberapa lembaran sel yang terhubung menjadi satu kesatuan
sel. Setiap unit Power House memiliki 53 baterai untuk tegangan 110 V (OPzS
1000 Ah) dan 23 baterai untuk tegangan 48 V (OPzS 600 Ah) yang dihubungkan
secara seri.

Gambar 4.2 Baterai HOPPECKE Type 10 OPzS 600 Ah

Baterai - baterai ini dapat menyuplai tegangan dengan tenggat waktu


tertentu yaitu 10 jam apabila digunakan terus - menerus yang tegangannya nanti
akan digunakan untuk alat kontrol, pencahayaan, dan lainnya yang memerlukan
tegangan DC karena lebih stabil bila digunakan.

4.2 Sistem DC di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam

Pada pengoperasian tenaga listrik di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
terdapat dua macam sumber listrik pada setiap unit pembangkitan, yaitu sumber
arus AC dan sumber arus DC. Sumber arus DC memiliki stabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sumber arus AC, maka dari itu sumber arus DC ini
digunakan untuk menyuplai tegangan ke kontrol karena untuk kontrol harus
disuplai dengan tegangan yang stabilitas dan keandalan yang tinggi. Maka dari
itu, dibutuhkan rectifier atau baterai untuk menyuplai tegangan DC tersebut.

26
Pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam tegangan DC yang digunakan
ialah 48 V dan 110 V. Sistem catu daya DC bersumber dari rectifier dan juga
baterai yang dihubungkan secara pararel dengan beban. Untuk keadaan normal,
tegangan DC yang dibutuhkan disuplai oleh rectifier. Namun, apabila terjadi
gangguan ataupun kurangnya suplai tegangan DC dari rectifier yang merupakan
penyuplai utama sumber DC disitulah baterai bekerja sebagai cadangan atau
back up dari sumber utama. Jadi, pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam
baterai berfungsi sebagai sumber cadangan dari sumber utama.

Penggunaan sumber DC ini pada dasarnya digunakan untuk kebutuhan relay


proteksi, kontrol breaker, DCS (Distribution Control System), motor listrik yang
dianggap penting untuk beroperasi, seperti motor pengisi (penegang) pegas
PMT, motor untuk pelumasan, bearing turbin, dan sistem pompa hydrogen.

4.3 Wiring Diagram Sistem DC di PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam

Wiring diagram adalah teknik penggambaran konfigurasi instalasi peralatan


listrik yang dimana elemen loop dan koneksi sinyal antara perangkat dengan
sumber daya yang ditampilkan dalam bentuk yang disederhanakan untuk
mempermudah instalasi listrik.

Berikut merupakan wiring diagram dari sistem DC yang digunakan di PT.


PLN (Persero) UPK Bukit Asam dengan menggunakan dua jenis baterai yaitu
600 Ah dan 1000 Ah.

27
Gambar 4.3 Wiring Diagram DC Baterai 600 Ah untuk 48 V

28
Gambar 4.4 Wiring Diagram DC Baterai 1000 Ah untuk 100 V

4.4 Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan Baterai

Pemeliharaan dan perawatan baterai sangat penting dilakukan untuk


menjaga keandalan dalam sistem kelistrikan. Adapun alat yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Helm safety

29
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
4. Termometer
5. Multimeter
6. Kain majun
7. Air elektrolit

Setelah alat - alat serta bahan disiapkan, kegiatan yang dilakukan adalah
pengecekan fisik baterai, pengecekan suhu larutan pada baterai, pengisian air
elektrolit, pengecekan tegangan baterai.

4.4.1 Pengecekan Fisik Baterai

Pada langkah ini memeriksa semua sel dan bagian baterai apakah
dalam kondisi kering dan bersih, jika bagian luar baterai kotor karena debu
dibersihkan menggunakan kain majun sampai bersih. Setelah itu,
memeriksa lubang penguapan pada tiap tutup sel itu terbuka atau tersumbat.

Gambar 4.5 Baterai 600 Ah Kotor

30
4.4.2 Pengecekan Suhu Larutan pada Baterai

Tujuan dari pengecekan suhu baterai ini adalah mengetahui suhu


larutan di dalam baterai apakah dalam keadaan normal atau tidak. Untuk
mengukur suhu larutannya menggunakan termometer digital yang
disinarkan ke dinding baterai. Berikut ini merupakan standar suhu larutan
elektrolit baterai.

1. Suhu normal 25.4⁰ - 34⁰ C


2. Suhu saat pemeliharaan (discharging dan charging) 34.4⁰ - 37.4⁰ C

Gambar 4.6 Pengukuran suhu larutan dengan termometer

4.4.3 Pengisian Air Elektrolit

Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara melihat dari sisi luar
baterai terdapat indikator maksimal dan minimal ketinggian larutan
elektrolit. Larutan elektrolit tersebut tidak boleh dibawah garis minimal

31
dan juga tidak boleh berlebihan melewati garis maksimal. Karena apabila
larutan elektrolit tersebut berada dibawah garis minimal akan menyebabkan
elektroda kering sehingga dapat mengurangi kinerja danumur pemakaian
baterai dan juga jika melebihi batas maksimal akan menyebabkan
ketidakseimbangan pada baterai.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja dari baterai supaya dapat
bekerja lebih optimal dan umur pemakaian baterai bisa lebih lama.

Gambar 4.7 Ketinggian larutan pada baterai sebelum ditambahkan

32
Gambar 4.8 Ketinggian larutan pada baterai setelah ditambahkan

4.4.4 Pengecekan Tegangan Baterai

Pengecekan tegangan baterai dilakukan dengan multimeter yang


diatur untuk mengukur tegangan DC yang bertujuan untuk mengetahui
apakah tegangan baterai masih normal sesuai dengan spesifikasi dari baterai
tersebut yaitu 2 V.

33
Gambar 4.9 Spesifikasi tegangan normal baterai

Cara mengukurnya adalah dengan menghubungkan secara pararel


antara alat ukur dengan terminal baterai. Kutub positif (+) alat ukur
dihubungkan dengan posisi positif (+) baterai dan juga sebaliknya.

Gambar 4.10 Hasil pengukuran tegangan baterai

34
Setelah semua itu dilakukan pada setiap baterai maka akan langsung
ditulis pada lembar laporan pengecekan baterai yang tabelnya sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Baterai 1000 Ah

Sel Jumper/POL BD Level Air TEMP VOLT


BATT BATT
Rusak Baik

1 V 1.23 Maksimal 24.9 2.22

2 V 1.23 Maksimal 25.7 2.22

3 V 1.23 Maksimal 25.7 2.21

4 V 1.23 Maksimal 25.5 2.22

5 V 1.23 Maksimal 25.5 2.22

6 V 1.23 Maksimal 25.5 2.22

7 V 1.23 Maksimal 25.5 2.22

8 V 1.23 Maksimal 25.4 2.22

9 V 1.23 Maksimal 25.3 2.22

10 V 1.23 Maksimal 25.3 2.22

11 V 1.23 Maksimal 25.3 2.22

12 V 1.23 Maksimal 25.3 2.22

13 V 1.23 Maksimal 24.4 2.22

14 V 1.23 Maksimal 24.4 2.22

15 V 1.23 Maksimal 24.4 2.22

16 V 1.23 Maksimal 24.3 2.22

17 V 1.23 Maksimal 24.3 2.21

18 V 1.23 Maksimal 24.4 2.22

19 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22

20 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22

35
21 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22

22 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22

23 V 1.23 Maksimal 24.7 2.22

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan pengecekan yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa.
1. Setelah dilakukan pengecekan secara kontinyu tidak terdapat kerusakan
ataupun kurang optimalnya pada baterai.
2. Sistem DC pada PT. PLN (Persero) UPK Bukit Asam sangat penting
terutama pada baterai walaupun sebagai sistem cadangan, namun sangat
beresiko apabila sewaktu - waktu tegangan dari rectifier kurang mencukupi.
3. Pemeliharaan secara terjadwal ini dapat menjaga keoptimalan kerja serta
umur baterai.
4. Pelaksanaan pemeliharaan harus sesuai dengan prosedur dan konstruksi
kerja.

5.2 Saran

1. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri sesuai dengan SOP kerja yang


berlaku walaupun proses pengecekan ini terlihat begitu mudah.
2. Wajib menggunakan APD lengkap saat proses pengecekan.

37
DAFTAR PUSTAKA

[1] Asnawi, D., Arsyad, I. H. I., & Junaidi, M. I. ANALISA GANGGUAN SUTM
20 KV PENYULANG SENGGIRING 3 DI PT. PLN (PERSERO) AREA
PONTIANAK..

[2] Rochman, C. (2017). Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kV Kota


Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode
Algoritma Genetika (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

[3] Yanuwirawan, E. (2015). Studi koordinasi proteksi rele arus lebih dan ground fault
pada sistem eksisting PT. VICO Indonesia-Kalimantan Timur (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

[4] Dewangga, A. S. (2015). Studi Koordinasi Proteksi Rele Arus Lebih, Diferensial
Dan Ground Fault Pada PT. Linde Indonesia, Cilegon (Doctoral dissertation,
Institut Technology Sepuluh Nopember).

[5] Data Gannguan pada Penyulang Distribusi. 2021. Data asset distribusi bulanan,
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Gardu
Distribusi. Metro: PLN UP3 Metro

[6] Dermawan, E., & Nugroho, D. (2017). Analisa koordinasi over current relay dan
ground fault relay di sistem proteksi feeder gardu induk 20 kV Jababeka.
eLEKTUM, 14(2), 43-48.

[7] FIRMANSYAH, PANDU WIBAWA. "Analisis penanganan gangguan


(troubleshooting) voltage standing wave ratio (vswr) gsm di site purwokerto."
(2018).

[8] Mappa, A. (2017). Analisa Kerja Recloser untuk Memproteksi Jaringan Distribusi
di PT. PLN (Persero) Area Sorong. Electro Luceat, 3(1), 5-9.

38
[9] Jurnal, R. T. (2017). Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV Dengan
Menggunakan Sistem SCADA. Energi & Kelistrikan, 9(1), 41-50.

[10] Suripto, S. (2016). Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta, Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta.

39
LAMPIRAN

Lampiran 1

1. Proses Pengecekan Kadar Air Pada Baterai Unit 3 PT. PLN ( PERSERO )
PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM

2. Proses pengecekan Tempratur Suhu Baterai Unit 3 PT. PLN ( PERSERO )


PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM
3. Proses Pengisian Air Pada Baterai Unit 3 PT. PLN ( PERSERO ) PLTU
SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM

4. Foto bersama karyawan Pemeliharaan Listrik PT. PLN ( PERSERO )


PLTU SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM
Lampiran 2
1. Surat balasan dari perusahaan
2. Daily Report selama melaksanakan Kerja Praktek
3. Penilaian Kerja Praktek dari Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai