Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PROMOSI KESEHATAN (SAP)

“Pengetahuan Terkait Siklus Demam Berdara Dengue”


 

Disusun Oleh :

Frando N. Sambonu                            462018126


 
 
 
 
 

 
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021
SATUAN ACARA PROMOSI KESEHATAN (SAP)
(Pengetahuan Terkait Siklus Demam Berdara Dengue)

Pokok Pembahasan : Penyuluhan terkait Pengetahuan Terkait Siklus


Demam Berdara Dengue agar keluarga dapat
mengetahui serta memahami proses dari penyakit
demam berdarah dengue.
Sub Pokok Pembahasan :
- Pengertian DHF (dengue hemorghic fever)
- Faktor-faktor penyebab DHF
- Siklus demam pelana kuda
- Pencegahan dini DHF
Sasaran : Keluarga Tn.B
Jam : Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Tanggal : Kamis, 07 Oktober 2021
Tempat : RSUD Kota Salatiga, ruang perawatan anak

A. Tujuan
1. Tujuan Umum : Keluarga Tn.Y dapat mengetahui terkait siklus
terjadinya DHF (dengue hemorghic fever) serta dapat melakukan pencegahan
sejak dini untuk menghindari terjadinya penyakit DHF pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu :
- Memahami tentang DHF (dengue hemorghic fever)
- Memahami faktor-faktor penyebab DHF
- Mengetahui mengetahui siklus demam pelana kuda pada penyakit DHF
- Mengetahui pencegahan dini penyakit DHF
B. Materi Penyuluhan (terlampir)
C. Media
Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini yaitu media cetak dan media
elektronik :
- Media Cetak : Lefleat (terlampir)
- Media Elektronik : Laptop
D. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang dipakai yaitu metode ceramah dan tanya jawab
E. Setting Tempat
Tempat yang digunakan dalam penkes ini yaitu ruang perawatan klien, dimana klien
dan keluarga akan duduk berhadapan dengan perawat di meja yang berada dalam
ruang tersebut, disamping perawat akan diletakan laptop sebagai sumber materi
perawat dalam melakukan penkes. Pencahayaan pada ruang tersebut bagus karena
terdapat jendela dan lampu ruang serta sirkulasi ruang tersebut nyaman karena jendela
bisa di bukan dan terdapat AC (air condittioner) yang sewaktu bisa dinyakan jika
merasa panas dan gerah.
F. Pengorganisasi
1. Moderator : Nando
2. Penyuluh : Nando
3. Fasilitator : Nando
4. Observer : Ns. Erik

G. Pembagian Tugas
 Moderator : Bertugas untuk memandu jalannya diskusi sampai selesai
 Penyuluh : Bertugas untuk memaparkan hasil temuan kelompok kepada peserta
 Fasilitator : Bertugas mendampingi peserta dalam menjawab postes dan pretest
 Observer : Bertuga melihat jalannya acara sesuai dengan rundown yang sudah
dibuat atau tidak

H. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta


Peserta merespon salam
1 08.45 – 09.00 Pembukaan oleh Moderator
terapetik dari moderato
Peserta fosuk mendengarkan
2 09.00 – 09.30 Pemateri memaparkan materi
materi dari perawat
Peserta bertanya kepada
3 09.30 – 09.35 Proses tanya jawab
pemateri
Peserta merespon salam
4 09.35 – 09.40 Penutup oleh Moderator
penutup dari moderator
I. Evaluasi
a. Struktur : Peserta sudah siap sebelum waktu penyuluhan dimulai, peseta
mengkuti semua proses penyuluhan dengan baik, pemateri menguasai materi yang
disampaikan, semua panitia bekerja sesuai dengan jobdesc yang di bagikan.
b. Proses : Proses penyuluhan berjalan dengan baik, peserta merespon
penyuluhan ini dengan baik dilihat dari aktifnya peserta dalam mengajukan
pertanyaan serta aktif berdiskusi dengan pembicara
c. Hasil : Hasil dari kegiatan ini sangat terlihat dimana peserta mampu
menjawab sedikit pertanyaan dari pemateri dan juga peserta mampu menjelaskan
faktor-faktor penyabab penyakit DHF (dengue hemorghic fever).
Lampiran I “Materi Penyuluhan”

Pengertian DHF

Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik (Candra et al.,
2019).
DHF (dengue hemorrhagic fever) adalah salah satu penyakit tropis yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue, virus ini diantar oleh nyamuk ke tubuh manusia sehinggan
mengakibatkan beberapa manifestasi klinis yang timbul seperti demam, rasa nyeri pada
ekstremitas, dan beberapa tanda dan gejalah lainnya.
Faktor penyebab
Pada umunya penyebab dari demam berdarah dengue adalah virus dengue yang
menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan nyamuk adhes agepty betina (Kasenda et al.,
2020). Selain itu terdapat beberapa faktor penyebab lain yang menyebabkan terjadinya
penyakit DHF pada anak, dialntaranya yaitu faktor lingkungan dimana terdapat dua jenis
faktor lingkungan penyebab DHF yairu faktor lingkungan biologis dan faktor lingkungan
fisik (Sholehhudin et al., 2014)
 Lingkungan fisik, yaitu sampah-sampah plastik berserakan, genangan air yang ada di
ban-ban rusak atau botol-botol bekas di area lingkungan rumah. Lingkungan dengan
suhu optimal antara 26-30 C, kelembaban 70-80% RH serta curah hujan yang
meningkat 66mm menyebabkan tempat perindukan nyamuk menjadi meningkat di
lingkungan tempat tinggal masyarakat (Oroh et al., 2020). Jadi lingkungan Fisisk
meliputi : Bak mandi, ember penampungan, tempayan dan tong penampungan yang
tidak di bersikan menjdi lingkunan yang di sukai oleh nyamuk aedes aegypti
berkembang biak (Wijirahayu & Sukesi, 2019).
 Lingkungan biologis yaitu berkaitan dengan vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang di
tanam di samping rumah seperti tanaman hias (bunga kamboja, soka dan, paku) dan
buah-buahan (mangga dan sirsak) sangat mempengaruhi kehidupan nyamuk antara
lain sebagai tempat meletakan telur, tempat berlindung, tempat mencari makan,
tempat hinggap dan tempat beristirahat (Oroh et al., 2020). Lingkungan bologi
meliputi : Keberadaan tanaman hias dan tanaman pekarangan, berarti akan menambah
tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap beristirahat dan juga menambah umur
nyamuk (Marwanty & Miko Wahyono, 2019).

Siklus demam pelana kuda


Fase atau siklus demam berdara dengue memiliki 3 fase yaitu fase demam, fase kritis
dan fase penyembuhan (Peninta, 2016).
1. Fase demam, biasanya terjadi kenaikan suhu pada anak sekitar 1-3 hari saat
terinfeksi firus dengue. Hal ini terjadi karena proses infeks, dimana tubuh kita
berusaha untuk melawan virus tersebut sehingga munculnya demam dengan suhu
39.00C – 40.00C selama 3 hari dan tidak turun saat diberikan obat apapun.
2. Fase kritis, dimulai dengan munculnya perdarahan eksra seluler atau diluar tubuh,
dimana terjadi perdarahan spontan seperti mimisa, gusi berdarah. Jika fase ini
tidak ditangani dengan baik maka akan mengalami syok hipovolemia dimana anak
akan kekurangan cairan tubuh untuk proses metabolisme.
3. Fase penyembuhan, jika pada fase kritis dilakukan penanganan dengan baik dan
benar makan aanak akan sampai pada fase penyembuhan, dimulai dengan
kenaikan trombosit dan biasanya terjadi selama 2-3 hari.

Pencegahan
Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik nyamuk dengan demam
berdarah (aedes aegypti) (Kartika, 2018).

1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti: bak mandi, WC drum dll) sekurang-
kurangnya seminggu sekali. ganti air di vas bunga, dan lain-lain sekurang-kurangnya
seminggu sekali.
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan lain-lain agar
nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu.
3. Kubur atau buanglah barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas botol-botol
pecah yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak
nyamuk potongan bambu, dan lain- agar dibakar bersama sampah lainnya.
4. Tutuplah lubang-lubang pagar bambu dengan tanah atau adukan semen
5. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras taburkan bubuk abate ke
dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. ulangi hal ini setiap
2-0 bulan sekali
Lampiran 2 “leafleat”
Daftar Pustaka

Candra, A., Pengajar, S., Ilmu, B., Fakultas, G., & Universitas, K. (2019). Asupan Gizi Dan
Penyakit Demam Berdarah/ Dengue Hemoragic Fever (Dhf). Asupan Gizi Dan Penyakit
Demam Berdarah/ Dengue Hemoragic Fever (Dhf), 7(2), 23–31.
https://doi.org/10.14710/jnh.7.2.2019.23-31
Kartika, D. Y. (2018). Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Asahan Ditinjau
Dari Perspektif Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2015 - 2016.
Kasenda, S. N., Pinontoan, O. R., & Sumampouw, O. J. (2020). Pengetahuan dan Tindakan
tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Journal of Public Health and
Community Medicine, 1(4), 1–6.
Marwanty, M., & Miko Wahyono, T. Y. (2019). Faktor Lingkungan Rumah dan Kejadian
Demam Berdarah Dengue di Kota Palopo 2016. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Indonesia, 2(1), 19–26. https://doi.org/10.7454/epidkes.v2i1.3106
Oroh, M. Y., Pinontoan, O. R., & Tuda, J. B. S. (2020). Faktor Lingkungan, Manusia dan
Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue.
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 1(3), 35–46.
Peninta, A. (2016). Kenali Siklus Pelana Kuda pada Penderita DBD.
Https://Health.Kompas.Com/.
https://health.kompas.com/read/2016/02/05/150700023/Kenali.Siklus.Pelana.Kuda.pada.
Penderita.DBD
Sholehhudin, M., Ma’rufi, I., & Ellyke. (2014). Hubungan Sanitasi Lingkungan , Perilaku
Pengendalian Jentik dan Nyamuk , dan Kepadatan Penduduk dengan Penyakit Demam
Berdarah Dengue ( DBD ) di Kabupaten Jember ( Relationship of Environmental
Sanitation , Mosquito and Larva Haemoraghic Fever / DHF in Je. E-Jurnal Pustaka
Kesehatan, 2(3), 476–484.
Wijirahayu, S., & Sukesi, T. W. (2019). Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik dengan
Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan Kabupaten
Sleman. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18(1), 19.
https://doi.org/10.14710/jkli.18.1.19-24

Anda mungkin juga menyukai