POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK TAHUN 2021 LEMBAR PENGESAHAN
RESUME JUNAL (DIAGNOSIS DAN PENANGANAN HEMOROID)
Singkawang, 28 Juni 2021
DOSEN PEMBIMBING PENYUSUN
Ns. Raju Kapadia, S.Kep, M.Pd TALITA AMANDA
NIDN. 4018048101 NIM.20176323043 URL JUDUL DIAGNOSIS DAN PENANGANAN HEMOROID PENULIS Danar Fahmi Sudarsono INSTANSI Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung PENDAHULUAN Penyakit hemoroid merupakan gangguan anorektal yang sering ditemukan. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi dari pleksus arteri-vena di saluran anus yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Hemoroid, dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu.
Data menunjukkan bahwa sepuluh juta orang di
Indonesia dilaporkan menderita hemoroid. Pada data kasus hemoroid di Unit Rawat Jalan bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan tahun 2009 tercatat jumlah pasien hemoroid sebanyak 335 pasien dan tahun 2010 tercatat jumlah pasien hemoroid berjumlah 333 pasien. Data bulan Januari sampai September 2011 menunjukkan bahwa jumlah seluruh kunjungan pasien hemoroid sebanyak 304 pasien. Dari data di atas diketahui bahwa masih banyak penderita hemorid di RSUD Dr. Soegiri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hemoroid antara lain: aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan BAB, konstipasi, kurang mobilisasi, pekerjaan, anatomi, dan usia.
Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya usia seseorang, dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hal tersebut terjadi karena orang lanjut usia sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.
Untuk melakukan penegakan diagnosis hemoroid
diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan konfirmasi yang teliti serta perlu dievaluasi dengan seksama agar dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai. HASIL Jumlah penduduk Kal-Bar berjumlah 5.310.208 Jiwa. Suku bangsa terdiri dari : Melayu, Dayak, China, Jawa, Madura dan Bugis. Agama terdiri dari : Islam 61%, Khatolik 21%, Protestan 15%, Budha/Hindu 3%
kelompok umur (rata-rata) diperoleh, 42,65 tahun pada
kelompok kasus dan control, umur > 45 tahun sebesar 24 (44,4%) dan umur < 45 tahun sebesar 30 (55,6%), sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebesar 40 (74,1%), di peroleh sebagian besar IMT < 25 kg/m2 sebesar 38 (70,4%), sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta sebesar 23 (42,6%)
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap 54
responden berdasarkan riwayat keluarga, kelompok kasus sebagian besar memiliki riwayat hemoroid keluarga sebesar 18 (33,3%), kelompok kontrol sebagian besar tidak memiliki riwayat hemoroid keluarga sebesar 17 (16,7%). Berdasarkan riwayat pola makan.
mengalami konstipasi sebesar 21 (38,9%). Berdasarkan
riwayat konsumsi alcohol pada kelompok kasus sebagian besar responden tidak mengkonsumsi alcohol sebesar 14 (25,9%), sedangkan proporsi pada kelompok kontrol sebgaian besar responden tidak mengkonsumsi alcohol sebesar 21 (38,9%). Berdasarkan lama duduk > 2 jam/hari pada kelompok kasus sebagian besar responden memiliki waktu duduk berisiko sebesar 21 (38,9%), sedangkan proporsi pada kelompok kontrol lama duduk > 2 jam/hari sebagian besar responden berisiko sebesar 14 (25,9%). PEMBAHASAN Riwayat penyakit keluarga adalah riwayat medis dimasa lalu dari anggota keluarga yang mempunyai hubungan darah, hal-hal yang relevan untuk riwayat penyakit pasien dimasa lalu, releven pula untuk riwayat penyakit keluarga. Data-data yang memberikan pandangan tentang penyakit pasien sekarang dan factor risiko. Riwayat penyakit keluarga juga penting karena persamaan factor-faktor fisik yang dimilik pasien dan keluarganya
Hasil perhitungan uji statistik Chi Square (Continuity
Correction) diperoleh p value sebesar = 0,029 (p < 0,05) yang berdampak memperlancar peredaran darah dan mempelancar penyebaran influs urat syaraf kebagian tubuh atau sebaliknya. Akibat olahraga yang teratur tubuh menjadi bugar dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh, olah raga dengan tujuan kesehatan yang baik adalah melakukan aktivitas gerak badan dengan porsi diatas aktivitas keseharian. Anjuran aktivitas Anjuran aktivitas fisik adalah 3 hingga 5,5 jam dalam sehari, sedangkan untuk olahraga minimal dilakukan sebanyak 150 menit dalam seminggu. Bisa di lakukan tiga kali seminggu dengan masing- masingmasing 50 menit atau 5 kali dalam seminggu masing-masing 30 menit.
Pemakaian jamban duduk juga dapat meningkatkan
insiden hemoroid.dengan pemakaian jamban yang duduk posisi usus dan anus tidak dalam posisi tegak. Sehingga akan menyebabkan tekanan dan gesekan pada vena didaerah rectum dan anus. Berbeda halnya dengan penggunaan jamban jongkok, posisi jongkok saat defikasi dapat mencegah terjadinya konstipasi yang secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya hemoroid. Hal tersebut dikarenakan pada posisi jongkok valvula ilicaecal yang terletak antara usus kecil dan caecum dapat menutup secara sempurna sehingga tekanan dalam colon cukup untuk mengeluarkan feces. KESIMPULAN Faktor risiko kejadian hemoroid, riwayat keluarga kasus 33,3% dan kontrol 18,5%, riwayat pola makan 25 kg/m2 kasus 16,7% dan kontrol 13,0%, posisi saat buang air besar menggunakan kloset duduk kasus 3 (5,6%) dan kontrol 3,7%, riwayat konstipasi kasus 48,1% dan kontrol 38,9%, riwayat konsumsi alcohol (p value = 0,046 dan besarnya faktor risiko OR = 3.250) REFERENSI Sudarsono, Danar Fahmi. "Diagnosis dan penanganan hemoroid." Jurnal Majority 4.6 (2015): 31-34. Sudarsono, D. F. (2015). Diagnosis dan penanganan hemoroid. Jurnal Majority, 4(6), 31-34. SUDARSONO, Danar Fahmi. Diagnosis dan penanganan hemoroid. Jurnal Majority, 2015, 4.6: 31- 34.