Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MICROTECHING TENTANG BREAST CARE

Di susun oleh :

Nama : Kelvina

Kelas : 4A

Nim : 920173027

FAKULTAS KESEHATAN - S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah ini dengan judul ‘’Microteaching tentang breast care” sebagai penugasan mata
kuliah Keperawatan Keluarga.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kiranya dapat berguna bagi pendidikan kesehatan khususnya bagi
perawat dan pembaca
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun dari seluruh pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih
sempurna.

Kudus, 21 oktober 2020


DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN
JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................1
RUMUSAN MASALAH ....................................................................2
TUJUAN MASALAH ..........................................................................2
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MICROTEACHING....................................................3
FUNGSI.................................................................................................4
TUJUAN ...............................................................................................4
MANFAAT...........................................................................................5
PENGERTIAN BREAST CARE.........................................................6
MANFAAT............................................................................................6
TUJUAN ................................................................................................6
AKIBAT.................................................................................................7
CARA PERAWATAN...........................................................................7
PERSYARATAN...................................................................................7
BAB III
KESIMPULAN.......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................8
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru atau pendidik yang baik adalah mereka yang berhasil membawa peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan memperoleh hasil yang baik
sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas
suatu pembelajaran, tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul
memahami tentang bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta
memiliki ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas
sebagai seorang pendidik atau guru. Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh
dari pelatihan serta pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat
diperoleh antara lain dengan mengikuti pengajaran micro (micro teaching).
Pengajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik (guru) agar
memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami makna dan
strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga pendidik (guru)
tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pengajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon tenaga
pendidik (guru) dalam  bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon pendidik
sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon pendidik, untuk saling
memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan keterampilan dasar mengajar
yang dimilikinya.
Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan menarik, maka tak
jarang kita mendengar beberapa wanita memilih untuk tidak menyusui sang buah hati
dikarenakan kekhawatiran payudara akan menjadi kendor.
Tak hanya itu, keinginan bunda untuk menyusui buah hatinya kerap kali terhambat oleh
ketidaknyamanan yang timbul saat proses menyusui, seperti misalnya akibat gangguan
kecil seperti bayi sulit menghisap ASI, payudara lecet dan lain-lain.
Kondisi-kondisi tersebut kerap menyurutkan niat bunda untuk memberikan ASI pada si
kecil. Dan hal tersebut sangatlah disayangkan, karena ASI merupakan gabungan nutrisi
penting dengan proporsi ideal dan bentuk yang paling mudah diserap oleh bayi, yang
dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang si kecil.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa pengertian micro teaching?
b. Apa fungsi micro teaching?
c. Apa tujuan micro teaching?
d. Apa manfaat microteaching?
e. Apa pengertian breast care?
f. Apa tujuan breast care?
g. Apa manfaat breast care?
h. Apa akibat jika tidak dilakukan breast care?
i. Bagaimana cara melakukan breast care?
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian micro teaching
b. Untuk mengetahui fungsi micro teaching
c. Untuk mengetahui tujuan micro teaching
d. Untuk mengetahui manfaat microteaching
e. Untuk mengetahui pengertiaan breast care
f. Untuk mengetahui tujuan breast carea
g. Untuk mengetahui manfaat breast care
h. Untuk mengetahui akibat jika tidak dilakukan breast care
i. Untuk mengetahui cara perawatan atau breast care
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Microteaching

Menurut Barnawi dan Arifin 2016. Micro teaching adalah metode yang
digunakan di lingkungan pendidikan guru dan lingkungan belajar mengajar lainnya.
Dalam micoteaching sekelompok calon guru berlatih untuk menguasai keterampilan
daasar mengajar,mempraktikan kegiatan belajar dan berdiskusi untuk membahas
tentang masalah-masalah yang ditemukan.

Pengajaran mikro adalah metode latihan penampilan yang dirancang secara jelas
dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dan proses mengajar, sehingga guru atau
calon guru dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang
disederhanakan (Mc. Laughlin &Moulton dalam Hasibuan & Moedjiono, 2012)
Penegrtian microteaching secara umum adalah prosedr yang sistematis dalam
pelatihan guru melalui pengalaman laboratoris yang bersifat tercontrol tentang berbagai
keterampilan dasar mengajar.

Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang harus kita pahami. Pertama,
microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelaitah guru melalui
microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah ada di
buku. Kedua, microteacing dilakukan dalam situasi laboratoris, artinya pengalaman
melalui microteacing diarahkan dalam latihan”secara spesifik, sehingga pengalaman
yang dipperoleh benar-benar terkontol pada keterampilan tertentu yang hendak
dilatihkan. Dalam situasi laboratoris, microteacing dapat memberikan data yang
lengkap mengenai penampilan calon gurudi didalam kelas, sehingga memungkinkan
adanya feedback bagi calon guru yang sedang berlatih. (FIP-Upi, 2017)
B. Fungsi Microteaching
1. Memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarkanya sebelum mereka
terjun ke lapangan
3. Memeberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-
macam keterampilan dasar mengajar (Barnawi & Arifin 2016)

C. Tujuan Microteaching

Menurut Barnawi dan Arifin (2016), Tujuan micro teaching adalah untuk
membekali dan / atau meningkatkan performance calon guru atau guru dalam
mengadakan kegiatan belajar mengajar melalui pelatihan ketrampilan mengajar.
Micro teaching digunakan untuk mempertemukan antara teori dan praktik
pengajaran pada mahasiswa calon guru. Selain itu,micro teaching digunakan untuk
menyiapkan calon guru sebelum praktik mengajar di sekolah.

Micro teaching merupakan salah satu penunjang pengalaman lapangan bagi


calon guru. Micro teaching menjadi salah satu latihan terbatas mengenai
keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut Hasibuan Ibrahim dan Toemial
(2015), tujuan yang diharapkan dari pembelajaran micro teaching antara lain
adalah sebagai berikut :

1. Membantu calon guru atau guru menguasai keterampilan-keterampilan khusus, agar


dalam latihan tidak mengalami kesulitan.
2. Meningkatkan taraf kompetensi mengajar bagi calon guru secara bertahap, dengan
penguasaan keterampilan-keterampilan yang akhirnya dapat diintegrasikan dalam
mengajar yang sesungguhnya.
3. Dalam in service training bagi guru atau dosen, diharapkan yang bersangkutan bisa
menemukan sendiri kekurangannya dalam mengajar dan berusaha memperbaikinya.
4. Memberi kemungkinan dalam latihan pembelajaran mikro agar calon guru atau guru
menguasai keterampilan (khusus) mengajar, agar dalam penampilan mengajar (dalam
proses belajar-mengajar) mantap, terampil, dan kompeten.
5. Sebagai penunjang usaha peningkatan keterampilan, kemampuan serta efektivitas dan
efisiensi penampilan calon guru atau guru dalam proses belajar mengajar.
Dapat kami simpulkan bahwa tujuan microteachimg adalah memberikan
pengelaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar
secara terpisah dan mempersiapkan calon guru untuk menghadapi pekerjaan
sepenuhnya di kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
seorang guru profesional.

D. Manfaat microteaching
Pengajaran mikro bertujuan membekali tanaga pendidik beberapa
keterampilaan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik metode
ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah. Sedangkan bagi calon tenaga pendidik
dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan kemungkinan calon tenaga
pendidik untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar mengajar serta
memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran.
(Nusibad, 2018)

Sementara itu manfaat dari micro teaching adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.

2. Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.

3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati

4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.

5. Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif

6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relatif


singkat
E. Pengertian Breast care
Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari,2015).
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi dilakukan
setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah sumbatan saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI (Roito H and Mardiah, 20017).

F. Tujuan breast care


Tujuan perawatan payudara pada ibu nifas dengan seksio sesaria. Menurut
(Maryunani, 2015), tujuan perawatan payudara diantaranya:
1) Memperbaiki sirkulasi darah.
2) Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu agar terhindar dari
infeksi. 3) Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting susu sehingga bayi
menyusui dengan baik.
4) Dapat merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi ASI menjadi lancar.
5) Untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu ibu dan melakukan usaha
untuk mengatasinya.
6) Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui.
7) Mencegah pembendungan ASI.

G. Manfaat breast care


Manfaat perawatan payudara bagi ibu nifas dengan seksio sesaria. Menurut
(Kumalasari, 2015) manfaat perawatan payudara diantaranya:
1) Memelihara kebersihan payudara ibu sehingga bayi mudah menyusui.
2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga bayi mudah menyusu
3) Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu.
4) Dapat merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
5) Persiapan pisikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara.
6) Mencegah penyumbatan pada payudara.
H. Akibat jika tidak melakukan perawatan payudara
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara Menurut
(Kumalasari, 2015) akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara
diantaranya:
1) Anak susah menyusu karena payudara yang kotor.
2) Puting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu.
3) ASI akan lama keluar sehingga berdampak bayi.
4) Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijatan dan pengurutan.
5) Terjadinya pembengkakan, peradangan pada payudara dan kulit payudara terutama
pada bagian puting mudah lecet.

I. Cara perawatan
Langkah-langkah perawatan payudara Menurut (Kumalasari, 2015) langkah
perawatan payudara diantaranya:
1) Persiapkan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Buka pakian
2) Persiapkan alat
a) Handuk
b) Kapas yang dibentuk bulat
c) Minyak kelapa atau baby oil
d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
e) Baskom dua yang masing-masing berisi air hangat dan air dingin
3) Pelaksanaan
a)Buka pakian ibu, lalu letakkan handuk di atas panggkuan ibu tutuplah
payudara dengan handuk
b) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak ibu
c) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit
agar epitel yang lepas tidak menumpuk, lalu bersihkan kerak-kerak pada
puting
susu
d) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puting susu ibu
datar
e) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari

4) Teknik Pengurutan Payudara


a) Pengurutan I
(1) Licinkan kedua tangan dengan baby oil
(2) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil
dengan
dua atau tiga jari tangan, mulai dari pangkal payudara dengan gerakan
memutar berakhir pada daerah puting ( dilakukan 20-30 kali)
b) Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan
berakhir pada puting susu (dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara.
c) Pengurutan III
Meletakkkan kedua tangan di antara payudara, mengurut dari tengah ke atas
sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya berlahan.
d) Pengurutan IV
(1) Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal ke arah
putting.
(2) Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-
kira lima menit.
(3) Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus yang dapat menopang
dan menyanggga payudara.

J. Persyaratan untuk mencapai yang hasil yang terbaik


a) Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal dua kali dalam
sehari.
b)      Memperhatikan makanan dengan menu seimbang.
c)      Memperhatikan kebersihan sehari-hari.
d)     Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong payudara.
e)      Menghindari rokok dan minuman beralkohol.
f)       Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.
g) Dilakukan pada hari ke 1-2 setelah melahirkan.
h)     Dilakukan minimal 2 kali dalam sehari.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan
mudah untuk dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tak mau menyusu,
bisa jadi ini disebabkan faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah.
Tentunya, selain faktor teknis ini, air susu ibu juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi
psikologis ibu.

Microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelaitah guru melalui


microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah ada di
buku.Tujuan micro teaching, tujuan umum dan tujuan khusus. Karakteristik micro teaching,
Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar, Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan,
Penyederhanaan situasi dan kondisi. Asas dan prinsip micro teaching Asas menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah, dasar. Jadi dasar dari pengajaran micro dapat
disimpulkan bahwa untuk menyederhanakan pendidikan.

Fungsi micro teaching, Memberikan pengalaman mengajar dalam keterampilan dasar


mengajar, Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar. Dan Adapun manfaat microteaching sebagai sumber belajar,
Keterampilan mengajar, Perbaikan atau penyempurnan, Latihan penguasaan keterapilan
mengajar, Saat latihan berlangsung, Meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi, & Arifin, M. (2016). Microteaching Teori dan Praktek Pembelajaran .


Jogjkarta: Ar-Ruzz Media.

FIP-Upi, T. P. (2017). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. tk, 156.

 Kumalasari, dkk. 2015. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC

Nusibad, L. (2018). Proses Pembelajaran Microteaching. Jakarta: Rineka Cipta.

Roito H and Mardiah, 20017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai