Anda di halaman 1dari 36

TUGAS STUDI KASUS 5

DOSEN PENGAMPU :
Dania Relina Sitompul, S.Kep.Ners,M.Kep

Diususun Oleh :
Bayu Rizky Putra Suryana
113063C119007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2021
Asuhan Keperawatan An.N dengan Kejang Demam

LAPORAN STUDI KASUS 5

A. Pengkajian Pasien
I. Biodata
A. IdentitasKlien
1. Nama/Nama panggilan : An. N
2. Tgl lahir/usia : 11-04-2015 (3tahun 3bulan)
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Jln. Pangeran Rt:xx Rw: xx No: xx
7. Tgl masuk : 25-06-2018
8. Tgl pengkajian : 26-06-2018
9. Diagnosa medik : kejang demam sederhana
10. No RM : 0-26-6x-xx
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. M
b. Usia : 61 tahun
c. Pendidikan : Sma
d. Pekerjaan/sumberpenghasilan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jln. Pangeran Rt:xx Rw: xx No: xx
2. Ibu
a. Nama :70
Ny. N
b. Usia : 45 tahun
c. Pendidikan : sma
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: ibu rumah tangga
e. Agama : islam
f. Alamat : Jln. Pangeran Rt:xx Rw: xx No: xx
C. Identitas Saudara Kandung
Nama Usia Hubungan Status
Kesehatan
1. An. R 6 bulan Anak Meninggal
2. Nn. A
20 tahun Anak Sehat
3. An. R
4 tahun Anak Meninggal

II. RiwayatKesehatan
1. A. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien An. N datang ke UGD diantar oleh kedua
orangtuanya dengan keluhan disertai kejang sejak 2 hari yang lalu, batuk-batuk
dan pilek sejak 3 hari yang lalu, pasien An. Nafsu makan menurun sejak 2 hari
yang lalu ketika demam. Pasien hanya mau minum susu, sun, air putih dan teh
saja sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengalami demam tinggi pada malam hari,
pasien mengalami kejang sekitar 5 kali. Kejang terjadi pada kaki, tangan dan mata
berputar-putar. Kejang terjadi kurang dari 5 menit. Saat demam ibu pasien
memberikan kompres menggunakan air hangat untuk
menurunkan demam dan memberikan obat paracetamol.
B. Keluhan Utama : kejang disertai demam
C. Riwayat Keluhan Utama : pasien kemarin pada saat dirumah
mengalami panas naik turun kurang lebih 2 hari disertai kejang tapi sebentar saja 1
x, lalu ibu pasien membawa berobat ke RS Suaka insan sesampai di rumah sakit
pasien masih kejang disertai panas, batuk berdahak berwarna putih, pilek, nafsu
makan kurang. lalu dokter jaga ugd menyarankan agar pasien dirawat supaya dapat
penanganan yang maksimal.
D. Keluhan Pada Saat Pengkajian : saat pengkajian dengan mahasiswa peerawat pada
tanggal 26-06-2018 didapatkan data.ibu pasien mengatakan’’ pasien masih panas
naik
turun,ada batuk-batuk tadi pagi dan ada keluar dahak berwarna putih dan juga
sakit
tenggorokan. Pasien juga ada mengalami muntah 1x dan ada keluar darah sedikit,
TTV: T: 37,7’C, P: 123x/menit, R:25x/menit.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan An.NA dulu pernah sakit batuk-batuk dan pilek saja dan
orangtua pasien membawa kepuskesmas saat An.NA sakit
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, penyakit
jantung, diabetes, asma, hipertensi, dari keluarga juga tidak ada yang terkena kejang
selain putrinya.
4. Riwayat Kehamilan
Anak perempuan dari ibu Ny.N G4,P4,A0, ibu pasien mengatakan saat hamil ibu
pasien mengalami mual dan muntah tetapi hanya pada trimester ke II dan biasanya
pada pagi hari. Pada trimester III ibu mengalami sulit tidur. Ibu memeriksakan
kehamilannya setiap minggu di posyandu,Riwayat terkena radiasi : tidak ada,
Riwayat berat badan selama hamil : 40 kg ,Riwayat Imunisasi TT : tidak ingat,
Golongan darah ibu: O, Golongan darah ayah : O dan saat hamil ibu pasien tidak ada
mengkonsumsi obat-obatan atau jamu
5. Riwayat persalinan
Ibu pasien mengatakan pasien lahir secara normal dibantu oleh bidan dirumah sakit
ansari saleh banjarmasin, pasien lahir dengan keadaan sehat tidak ada kelainan atau
pun gangguan saat melahirkan nilai APGAR normal, BB saat lahir: 2700gram dan PB
48cm
A. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Keterangan:
: laki-laki ----- : tinggal serumah

: perempuan : pasien

:laki-laki meninggal : garis keturunan

: perempuan meninggal : garis pernikahan


III. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)
Reaksi setelah
Jenisimmunisasi Waktu pemberian Frekuensi Frekuensi
pemberian

BCG 3 bulan 1 Tidak ada 1


DPT (I,II,III) 2 bulan, 4 bulan,
3 Tidak ada 3
18 bulan
Polio (I,II,III,IV) Saat lahir,2
bulan,4 bulan, 6 4 Tidak ada 4
bulan
Campak 9 bulan, 24 bulan 2 Tidak ada 2

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami keterlambatan dalam proses
tumbuh kembang.
A. PertumbuhanFisik
a. Berat badan : 15 kg
b. Tinggi badan : 93cm.
c. Waktu tumbuh gigi: 12 bulan
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
a. Motorik kasar (normal)berguling) 4 bulan
b. Motorik halus (normal): (duduk,merangkak) 8 bulan
c. Bahasa (normal): (bicara ma,ma) 11 bulan
d. Personal sosial (normal): ( menunjuk,meminta mainan) 11 bulan
e. Bicara pertama kali : 11 bulan dengan menyebutkan : mama papa
f. Berpakaian tanpa bantuan : -

V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI : 0-10 bulan
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : karena anak tidak mau minum asi lagi
2. Jumlah pemberian : 50cc 3x/hari
3. Cara pemberian : lewat dot
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama
Pemberian
0-2 tahun Asi dan susu formula, pentol Asi 10 bulan
(daging) 2 tahun
2 tahun – 3 tahun Sun,susu formula, bubur, 2 tahun
pentol ( daging), ikan, sayur
3 tahun – Sun, susu formula, bubur,
sekarang ikan, daging(pentol), sayur

C. Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan klien: 110-120 ml/kg/hari
Kenaikan suhu IWL:
IWL = (30 - 3 tahun) x 15 kgBB / 24 jam
IWL = 27 x 15 kgBB / 24 jam
IWL = 405 cc / 24 jam atau 16,875 cc / jam
D. Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori anak usia 1-3 tahun: 100(kkal/kgbb
VI. Riwayat Psikososial
 Anak tinggal bersama : ayah dan ibu
 Di : rumah milik sendiri
 Lingkungan berada di : perkampungan
 Rumah dekat dengan : taman bermain
 Rumah ada tangga : tidak ada
 Hubungan antar anggota keluarga : baik
 Pengasuh anak : tidak ada
VII. Riwayat Spiritual
 Support sistem dalam keluarga : baik
 Kegiatan keagamaan : -
VIII. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
 Ibu membawa anaknya ke RS karena : panas naik turun disertai kejang
 Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : ibu pasien mengatakan” dokter
menceritakan tentang kondisi pasien saat ini
 Perasaan orang tua saat ini : ibu pasien mengatakan” sedikit cemas, karena
anaknya panas disertai kejang dan juga ibu pasien trauma karena anaknya yang
ketiga meninggal akibat panas tinggi dan kejang
 Orang tua selalu menjaga di RS : ibu pasien mengatakan’’ selalu menunggu pasien
saat di rumah sakit, takut kalau anaknya tiba-tiba kejang lagi
 Yang akan tinggal dengan anak : ibu pasien mengatakan’’ pasien tinggal bersama
kedua orang tuanya
B. Pola perepsi kesehatan atau penangan kesehatan
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan anaknya rutin ikut posyandu untuk periksa
Sesudah sakit: ibu pasien mengatakan kalau anaknya sakit biasanya dibawa
kepuskesmas
C. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : belum tau/ mengerti
Masalah keperawatan: ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan anak
IX. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


anaknya selera makannya mengatakan’’ saat
bak-baik saja sakit pasien kurang
selera makan
Masalah keperawatan: resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien
sebelum sakit minu air putih, mengatakan’’ saat
susu sakit pasien hanya
minum susu saja

2. Frekuensi minum Ibu pasiemengatakan’’biasanya Ibu pasien


dalam 3x sehari mengatakan’’ saat
sakit mau saja
untuk minum susu
kalau sehari bisa 2x

3. Kebutuhan cairan Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


kebutuhan cairan Terpenuhi mengatakan’’
kebutuhan
cairannya kurang,
karena anak kurang
minum air putih
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Tempat pembuangan Pampres Pampres
2. Frekuensi (waktu) Sekali pakai 1x sehari
3. Konsistensi 2x sehari Cair
4. Kesulitan Lembek Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada

D. Istirahat tidur
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Jam tidur

a. Siang Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


pasien biasa tidur siang dari mengatakan’’
12.00-15.00 pasien tidur siang
dari jam12.00-
16.00

b. Malam Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


kalau malam dari jam 22.00- mengatakan’’
06.00 kalu malam dari
jam 21.00-07.00

2. Pola tidur Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


pola tidur baik mengatakan’’
pola tidur baik

3. Kebiasaan sebelum tidur Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


pasien tidak ada kebiasaan mengatakan’’
yang dilakukan sebelum pasien tidak ada
tidur kebiasaan yang
dilakukan
sebelum tidur

Ibu pasien mengatakan’’ Ibu pasien


4. Kesulitan tidur tidak ada mengalami mengatakan’’
kesulitan tidur tidak ada
mengalami
kesulitan tidur

E. Olahraga
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Program olahraga Bermain dengan teman- Berbaring diatas
temanya tempat tidur
2. Jenis dan frekuensi 2x/hari( pagi dan sore -
3. Kondisi setelah Baik dan sehat -
olahraga

F. Personal Hygiene
Kondisi SebelumSakit SaatSakit
1. Mandi
- Cara Di kamar mandi Di seka di
atas tempat
tidur

- Frekuensi 2x sehari 2x sehari


- Alatmandi Sabu, shampo dan lainn- Dengan
lain sabun, air
hangat,
washlap
2. Cucirambut
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Cara

3. Gunting kuku 2 minggu sekali


- Frekuensi Menggunakan gunting kuku
- Cara -

4. Gosokgigi
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
( tergantung
kemauan
anaknya)
- Cara Di gosok menggunkan gosok Di gosok
gigi menggunkan
gosok gigi

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain Isitirahat

2. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada


harian
3. Penggunaan alat Bantu Tidak ada Tidak ada
aktifitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada Tidak ada
tubuh

H. Rekreasi
Kondisi SebelumSakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah Belum sekolah Belum sekolah

2. Waktu luang Bermain Istirahat

3. Perasaan setelah Senang Berbaring diatas


rekreasi tempat tidur dan
apabila melihat
perawat pasien
menangis
4. Waktu senggang Bermain Istirahat

5. Kegiatan hari libur Bermain Istirahat

X. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : compos mentis
2. Kesadaran : E4V5M6
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : - mmHg
b. Denyut nadi : 123 x / menit
c. Suhu : 37’7 o C
d. Pernapasan : 25 x/ menit
4. Berat Badan : 14 Kg
5. Tinggi Badan : 92 cm
Menggunakan rumus Intrepretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri
(BB/U, TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometri WHO-NCHS
TB/U : TB aktual/TB ideal x 100% = 92:94x100% =95
kesimpulan : status gizi normal
BB/U : BB aktual/BB idealx100%=14:14x100%=100%
Kesimpulan : status gizi normal
BB/TB :BB aktual : BB ideal x 100%= 15:13x100%= 115
Kesimpulan : status gizi normal
CDC 2000 : BB aktual/ Bbidealx100%= 14:13x100%= 107%
Kesimpulan : status gizi normal
6. Mulut dan gigi : mukosa bibir tampak kering, gusi tampak ada luka lecet, jumlah
gigi ada 18
7. Kepala
Inspeksi : normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan/edema, ubun-ubun datar,
rambut hitam ikal dan tebal, bersih, distribusi
rambut merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

8. Wajah
Inspeksi : tidak ada bekas luka, tida ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

9. Mata
Inspeksi : tidak ada lesi, Tampak simetris, pupil isokor antara kiri dan
kanan, sklera putih, konjungtiva merah muda, air mata ada,
mata
tidak cekung

Palpasi : tidak ada nyeri tekan


10. Hidung & Sinus
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris antara kiri dan kanan, kondisi
bersih, Tidak ada polip, tidak ada produksi sekret, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
11. Telinga
Inspeksi : kondisi bersih, simetris kiri dan akanan, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
12. Mulut
Inspeksi
a. Gusi : terdapat bekas luka akibat gigitan
b. Lidah : bersih, tidak ada lesi,
c. Bibir : berwarna merah muda, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan,
mukosa lembab
d. Lidah : tampak bersih, lidah bergerak bebas
e. Gigi : jumlah 15, kondisi baik
13. Leher
Inspeksi : tidak ada lesi, simetris kiri dan kanan,tidak ada massa, tidak
ada
pembesaran kelanjar limfe, tidak ada kesulitan menelan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
14. Thorax dan pernapasan
Inspeksi : pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tarikan
dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus normal
Auskultasi : Terdengar vesikuler antara paru kanan dan kiri, tidak ada
wheezing ataupun ronchi
Perkusi : Perkusi sonor pada paru kiri dan kanan
15. Abdomen
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi,tidak ada benjolan,
bentuk cembung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, cubitan kembali
dengan cepat
Auskultasi : 12x/menit bising usus
Perkusi : normal
16. Genitalia dan anus ( perempuan): tidak ada lesi,tidak ada nyeri tekan, tidak
terpasang DC, lubang anus ada
17. Ekstremitas
Inspeksi : tidak ada lesi,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, acral teraba hangat, tidak ada gangguan gerak
18. Kulit :Turgor kulit baik kembali >2 detik, kulit teraba hangat, kulit
tampak bersih, CRT < 2 detik
a. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
a. Motorik
- Gaya berjalan : normal
- Kekuatan kanan / kiri : normal
- Tonus otot kanan / kiri : normal
b. Refleks
- Babinsky kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri : normal
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : tidak terkaji
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penciuman : normal
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : normal
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : normal
- Gerakan kelopak mata : normal
- Pergerakan bola mata : normal
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : normal
- Refleks dagu : normal
- Refleks cornea : normal
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : normal
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : normal
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : normal
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : normal
- Refleks muntah : normal
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
Suara : normal
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : normal
- Mengangkat bahu : normal
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : tidak ada
- Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : tidak ada
b. Kernig Sign : tidak ada
c. Refleks Brudzinski : tidak ada
d. Refleks Lasegu : tidak ada
- Deviasi lidah : tidak ada
- Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : tidak ada
b. Kernig Sign : tidak ada
c. Refleks Brudzinski : tidak ada
d. Refleks Lasegu : tidak ada

2. Pemeriksaan penunjang
Hematologi Hasil Nilai Satuan Metode Analisa Hasil
Rujukan
Hemoglobin 11,5 12-14 g/dl colonimetic Anemia
Hematokrit 34,5 37-43 g/o Analiyzer Normal
calculates
Leukosit 5.900 5500-1500 /ul impedance Normal
Trombosit 324.00 180.000- /ul impedance Trombosit
320.000 tinggi terjadi
karena
pembekuan
darah atau
penggumpalan
darah pada
tempat-tempat
yang sangat
rentan untuk
terkena
sumbatan.

MCV 76,0 81-99 Fl Analiyzer menunjukkan


calculates produksi
hemoglobin
yang rendah,
seperti pada
anemia
kekurangan
zat besi,
berkurangnya
produksi
komponen
hemoglobin
seperti pada
thalasemia,
yang
berakibat
ukuran sel
darah merah
yang kecil.
MCH 28,7 28-33 pg Analiyzer Normal
calculates
MCHC 37,8 32-36 g/dl Analiyzer Artinya ada
calculates konsentrasi
hemoglobin
yang tinggi di
setiap sel
darah merah
Malaria Negatif Negatif microplaskopil Normal
Imuno
serulogi
CRP 10,73 1-10 Mg/l ICT Kadar CRP
yang tinggi
disebabkan
oleh infeksi
dan berbagai
penyakit
jangka
panjang lain.
Akan tetapi
tes CRP tidak
dapat
menunjukkan
lokasi
terjadinya
peradangan
atau
penyebabnya
NSl Negatif Negatif
Widal Tubex positif Negatif Indikasi
lemah (4) demam typoid

3. Drug Study

Nama Indikasi Kontraindikasi Cara kerja Efek samping Konsiderasi


Obat obat perawat
StesoliGangguan Pasien yang Stesolid Efek Pasien
d 10mg kecemasan memiliki alergi rectal menenangkan dengan
(antisetas) terhadap adalah obat kondisi
komponen obat yang Kantuk gangguan
Kejang otot ini. digunakan mental
(spasme otot) untuk terapi Kelemahan otot Obsessive
Pasien yang jangka Compulsive
Kejang depresi atau pendek pada Depresi, sakit Disorder
demam memiliki penderita kepala, vertigo, (OCD).
gangguan ansietas amnesia
Pembiusan kepribadian. (kecemasan) Pasien
(anestesi) , insomnia, Reaksi dengan
sebelum Pasien dengan terapi paradoks riwayat
melakukan kondisi tambahan (misalnya penyalah
tindakan pengerasan pada kecemasan, gunaan
operasi pembuluh darah kondisi halusinasi, alkohol atau
(arteriosklerosis putus insomnia, obat.
Kesulitan ). alkohol psikosis,
tidur akut, status gangguan tidur) Pasien
(Insomnia) Pasien dengan epileptikus, dengan
kadar protein kejang Gangguan gangguan
Terapi putus albumin yang demam, dan penglihatan pernapasan.
alkohol rendah dalam spasme otot.
darah. Tremor, bicara Pasien
cadel atau dengan
Pasien dengan disartria gangguan
masalah ginjal. ginjal dan
Depresi hati ringan
Pasien dengan pernafasan hingga
kondisi lemah sedang.
otot (miastenia Hipotensi
gravis). Tidak
Perubahan digunakan
Pasien dengan libido dan air sebagai
kondisi liur terapi
kesulitan tunggal
bernapas saat Gangguan untuk
tidur (sleep saluran depresi dan
apnea). pencernaan gangguan
Wanita hamil kecemasan
atau berencana Tromboflebitis (ansietas).
untuk hamil. (jika di berikan
secara Wanita
Ibu menyusui. intravena). hamil.

Lansia di atas Ibu


65 tahun. menyusui.

Bayi.
Pasien lanjut
usia.

Sanmol Meredakan Diketahui Sanmol Diare Alergi


3x225 demam, sakit hipersensitif. mengandun terhadap
kepala, atau g Keluar banyak paracetamol
mg
sakit gigi Disfungsi hati Paracetamol keringat dapat
yang parah. yang berdampak
digunakan Nyeri perut buruk bagi
untuk bagian atas kesehatan.
menurunkan
demam dan Kerusakan hati Anak. jika
meredakan (penggunaan anak yang
nyeri, jangka panjang demam
seperti: dan overdosis). masih
sakit kepala, berusia di
dan sakit Kehilangan bawah 2
gigi. nafsu makan tahun,
Paracetamol konsultasika
adalah jenis Perut nyeri n obat ini
obat yang dulu dengan
termasuk Merasa mual dokter
kelompok spesialis
analgesik Urine berwarna anak.
atau pereda gelap
rasa sakit Gangguan
dan dipakai Kulit kuning darah.
sebagai (jaundice)
antipiretik Hati-hati
atau Timbul alergi, pemakaian
menurunkan seperti kulit Sanmol pada
demam. ruam, gatal, dan orang yang
bengkak menderita
penyakit
Sulit bernapas ginjal. Jika
setelah 2
hari demam
anda tidak
menurun
atau setelah
5 hari nyeri
tak kunjung
menghilang,
segeralah
hubungi
Unit
Pelayanan

Rycef Infeksi Probenesid, Rycef Agranulositosis Hindari


3x300 saluran napas dapat merupakan (kondisi akut penggunaan
mg bwh, memperlambat salah satu dari leucopenia Rycef pada
urogenital, ekskresi. Sediaan atau kurangnya pasien yang
ginekologikal Aminoglikosida Injeksi yang sel darah putih). memiliki
, kulit & dan diuretik mengandun indikasi
struktur kulit, protein g Vaginitis hipersensitif
inta- meningkatkan Cefotaksim (radang (reaksi alergi
abdominal, resiko sodium, vagina). berlebih)
tulang & nefrotosik obat ini terhadap
sendi, SSP. (keracunan diproduksi Pusing. Sefalosporin
Bakteremia ginjal). oleh .
& Interbat. Gangguan GI
septikemia. Rycef (mual, muntah
digunakan dan diare).
untuk
infeksi Reaksi
saluran hipersensitif
kemih, (alergi,
radang kemerahan).
selaput otak
(meningitis) Trombositopeni
, septikemia a (jumlah
(infeksi trombosit dalam
dalam tubuh menurun
darah), atau berkurang
infeksi dari jumlah
saluran normalnya).
nafas bagian
bawah, Peningkatan
infeksi SGOT (Serum
tulang dan Glutamic
sendi, Oxaloacetic
peritonitis Transaminase)
(infeksi dan SGPT
pada selaput (Serum
yang Glutamic
melapisi Pyruvate
rongga Transaminase).
perut), serta
osteomieliti
s (infeksi
pada
tulang).
Infus Penggantian Sindroma Wida D5 Demam, infeksi Kecepatan
D5 1/2 cairan & malabsorpsi infus atau jaringan infus yang
kalori. glukosa- merupakan nekrosis pada lambat,
galaktosa, koma obat yang tempat monitor
diabetikum. mengandun suntikan, kadar
wanita hamil g Glukosa trombosis vena glukosa
dan menyusui, Monohidrat. atau flebitis di darah &
infeksi saluran Wida D5 lokasi suntikan, urin.
kencing dan digunakan hipernatremia. Hentikan
juga pada pada pasien terapi jika
infeksi paru yang terjadi
paru. memiliki trombosis.
riwayat
sirosis hati,
kadar
natrium
yang
rendah,
kadar
magnesium
yang
rendah,
gagal ginjal,
tes toleransi
glukosa,
tingkat
kalsium
yang
rendah,
kadar
kalium
rendah, dan
kehilangan
cairan dan
kondisi
lainnya.

4. Pathway

Suhu Tubuh Meningkat


Gangguan Keseimbangan Membran Sel

Pelepasan Ion Na dan K

Pelepasan Muatan Listrik Oleh Seluruh Sel Sangat Besar

Gangguan Muatan Listrik

KEJANG

PROSEDUR DIAGNOSTIK

No Hari/Tanggal Jenis Nilai Normal Analisa


Pemeriksaan

1 26-06-2018 Hemoglobin 12-14 Anemia

2 26-06-2018 Hematokrit 37-43 Normal

3 26-06-2018 Leukosit 5500-1500 Normal

4 26-06-2018 trombosit 180.000- Trombosit


320.000 tinggi terjadi
karena
pembekuan
darah atau
penggumpalan
darah pada
tempat-tempat
yang sangat
rentan untuk
terkena
sumbatan.

5 26-06-2018 MCV 81-99 menunjukkan


produksi
hemoglobin
yang rendah,
seperti pada
anemia
kekurangan
zat besi,
berkurangnya
produksi
komponen
hemoglobin
seperti pada
thalasemia,
yang berakibat
ukuran sel
darah merah
yang kecil.

6 26-06-2018 MCH 28-33 Normal

7 26-06-2018 MCHC 32-36 Artinya ada


konsentrasi
hemoglobin
yang tinggi di
setiap sel
darah merah
Kondisi lain
yang dapat
menyebabkan
peningkatan
konsentrasi
hemoglobin
sel darah
merah
termasuk
kekurangan
vitamin B12,

8 26-06-2018 Malaria Negatif Normal

9 26-06-2018 Imuno serulogi - -

10 26-06-2018 CRP 1-10 Kadar CRP


yang tinggi
disebabkan
oleh infeksi
dan berbagai
penyakit
jangka
panjang lain.
Akan tetapi tes
CRP tidak
dapat
menunjukkan
lokasi
terjadinya
peradangan
atau
penyebabnya

11 26-06-2018 NSl Negatif Normal

12 26-06-2018 Widal Tubex Indikasi


positif lemah demam typoid
(4)
negatif

ANALISA DATA

Data Etiologi Problem

DS : mengalami panas naik Kejang


ibu pasien mengatakan turun kurang lebih 2 hari
disertai kejang Sebentar
‘’khawatir dengan kondisi
saja sekali
anaknya saat ini, karena
anaknya yang nomor 3 ibu pasien membawa
berobat ke RS Suaka
dulu meninggal karena
insan
panas dan kejang akibat
terlambat dibawa kerumah sesampai di rumah sakit
pasien masih kejang
sakit’’
disertai panas, batuk
DO: berdahak berwarna putih,
 pasien tampak gelisah pilek, nafsu makan
 acral teraba hangat kurang.
 Hasil lab:
- CRP (+) lalu dokter jaga ugd
- Tubex: positif lemah menyarankan agar pasien
4 dirawat supaya dapat
penanganan yang
maksimal.
pasien mengalami kejang
sekitar 5 kali. Kejang
terjadi pada kaki, tangan
dan mata berputar-putar.
Kejang terjadi kurang dari
5 menit.

DS : Pasien kemarin pada saat Demam typoid


Ibu pasien mengatakan dirumah mengalami panas
naik turun kurang lebih 2
“mulai pagi tadi pagi
hari.
panas pasien naik turun’’
DO : Ibu pasien membawa
berobat ke RS Suaka
 Hasil lab:
insan
- CRP (+)
- Tubex: positif lemah Sesampai di rumah sakit
4 pasien masih kejang
 T: 37,7’C, disertai panas, batuk
 P: 123x/menit, berdahak berwarna putih,
 R: 25x/menit pilek, nafsu makan
 acral teraba hangat kurang.

Lalu dokter jaga ugd


menyarankan agar pasien
dirawat supaya dapat
penanganan yang
maksimal.

Pasien mengalami demam


tinggi pada malam hari,
Saat demam ibu pasien
memberikan kompres
menggunakan air hangat
untuk menurunkan
demam dan memberikan
obat paracetamol.

DS : Pasien kemarin pada saat Hypertermia


Ibu pasien mengatakan dirumah mengalami panas
naik turun kurang lebih 2
“mulai pagi tadi pagi
hari.
panas pasien naik turun’’
DO : Ibu pasien membawa
 T: 37,7’C, berobat ke RS Suaka
 P: 123x/menit, insan
 R: 25x/menit
Sesampai di rumah sakit
pasien masih kejang
disertai panas, batuk
berdahak berwarna putih,
pilek, nafsu makan
kurang.

Lalu dokter jaga ugd


menyarankan agar pasien
dirawat supaya dapat
penanganan yang
maksimal.

Pasien mengalami demam


tinggi pada malam hari,
Saat demam ibu pasien
memberikan kompres
menggunakan air hangat
untuk menurunkan
demam dan memberikan
obat paracetamol.

DS : Pasien kemarin pada saat Kecemasan orang tua


ibu pasien mengatakan dirumah mengalami panas
naik turun kurang lebih 2
‘’khawatir dengan kondisi
hari disertai kejang tapi
anaknya saat ini, karena sebentar saja 1 x
anaknya yang nomor 3
ibu pasien membawa
dulu meninggal karena
berobat ke RS Suaka
panas dan kejang akibat insan
terlambat dibawa kerumah
sesampai di rumah sakit
sakit’’
pasien masih kejang
DO : disertai panas, batuk
 ibu pasien tampak berdahak berwarna putih,
cemas dengan keadaan pilek, nafsu makan
anaknya saat ini kurang.
 ibu pasien tampak
gelisah
lalu dokter jaga ugd
 ibu pasien mengatakan
sulit tidur karena harus menyarankan agar pasien
menjaga anaknya yang dirawat supaya dapat
sedang sakit penanganan yang
 tinggak kecemasan
maksimal.
sedang 10
(menggunakan skala
Hars) ibu pasien mengatakan’’
pasien masih panas naik
turun,ada batuk-batuk tadi
pagi dan ada keluar dahak
berwarna putih dan juga
sakit tenggorokan. Pasien
juga ada mengalami
muntah 1x dan ada keluar
darah sedikit,

Pasien An. N datang ke


UGD diantar oleh kedua
Orangtuanya dengan
keluhan disertai kejang
sejak 2 hari yang lalu,
batuk-batuk dan pilek
sejak 3 hari yang lalu,
pasien An.

Nafsu makan menurun


sejak 2 hari yang lalu
ketika demam. Pasien
hanya mau minum susu,
sun, air putih dan teh saja
sejak 2 hari yang lalu.

Pasien mengalami
demam tinggi pada malam
hari, pasien mengalami
kejang sekitar 5 kali.

Kejang terjadi pada kaki,


tangan dan mata berputar-
putar. Kejang terjadi
kurang dari 5 menit.

Saat demam ibu pasien


memberikan kompres
menggunakan air hangat
untuk menurunkan
demam dan memberikan
obat paracetamol.

DO : ibu pasien membawa Defisit nutrient kurang


 Pasien tampak lemas berobat ke RS Suaka dari kebutuhan
insan

sesampai di rumah sakit


pasien masih kejang
disertai panas, batuk
berdahak berwarna putih,
pilek, nafsu makan
kurang.

lalu dokter jaga ugd


menyarankan agar pasien
dirawat supaya dapat
penanganan yang
maksimal.

ibu pasien mengatakan’’


pasien masih panas naik
turun, ada batuk-batuk
tadi pagi dan ada keluar
dahak berwarna putih dan
juga sakit tenggorokan.
Pasien juga ada
mengalami muntah 1x dan
ada keluar darah sedikit

Nafsu makan menurun


sejak 2 hari yang lalu
ketika demam. Pasien
hanya mau minum susu,
sun, air putih dan teh saja
sejak 2 hari yang lalu.

NURSING CARE PLAN


Diagnosa Keperawatan: ..... b/d

Patient Outcome Intervention Rationale Implementati Evaluation


on
Resiko perubahan 1.Buat tujuan 1.Malnutrisi .Buat tujuan intake
nutrisi kurang dari berat badan adalah kondisi berat badan nutrisi
kebutuhan tubuh minimum dan gangguan minat minimum dan adekuat,
b.d intake yang kebutuhan yang kebutuhan
Makan
tidak adekuat nutrisi harian. menyebabkan nutrisi harian.
depresi, agitasi klien habis
2.Gunakan dan 2.Gunakan BB klien
pendekatan mempengaruhi pendekatan
normal
konsisten, fungsi konsisten,
duduk dengan kognitif/pengam duduk dengan
pasien saat bilan keputusan. pasien saat
makan, makan,
sediakan dan 2.Pasien sediakan dan
buang mendeteksi buang
makanan pentingnya dan makanan
tanpa persuasi dapat beraksi tanpa persuasi
dan/komentar. terhadap dan/komentar.
tekanan,
3.Berikan komentar apapun 3.Berikan
makan sedikit yang dapat makan sedikit
dan makanan terlihat sebagai dan makanan
kecil paksaan kecil
tambahan, memberikan tambahan,
yang tepat. fokus padad yang tepat.
makanan.
4.Buat pilihan 4.Buat pilihan
menu yang 3.Dilatasi gaster menu yang
ada dan dapat terjadi bila ada dan
izinkan pasien pemberian izinkan pasien
untuk makan terlalu untuk
mengontrol cepat setelah mengontrol
pilihan periode puasa. pilihan
sebanyak sebanyak
mungkin. 4.Pasien yang mungkin.
meningkat
5.Pertahankan kepercayaan 5.Pertahankan
jadwal dirinya dan jadwal
bimbingan merasa bimbingan
berat badan mengontrol berat badan
teratur. lingkungan lebih teratur.
suka
menyediakan
makanan untuk
makan.
5.Memberikan
catatan lanjut
penurunan
dan/atau
peningkatan
berat badan yang
akurat.
Hipertermi 1.Monitor 1. Berikan 1.Monitor Hipertermi
berhubungan tekanan antipiretik jika tekanan teratasi,
dengan proses darah, nadi, diperlukan darah, nadi,
terjadi
penyakitnya suhu suhu
dan status 2. Buka pakaian dan status keseimban
pernafasan sampai hanya pernafasan gan antara
tinggal
produksi
2. celana dalamnya 2.
Pertahankan saja. Pastikan ia Pertahankan panas dan
secara berkesi memperoleh secara berkesi kehilangan
nambungan banyak udara nambungan
panas,
monitoring segar monitoring
suhu tubuh tanpa menjadi suhu tubuh Suhu tubuh
kedinginan dalam
3. Monitoring 3. Monitoring rentang:
warna kulit, 3. Berikan tapid warna kulit,
suhu dan sponge bed suhu dan 36,5-37C,
Kelembutan dengan air Kelembutan kulit tidak
Hangat kemerahan
4. Monitoring 4. Monitoring
adanya 4. Berikan intake adanya
sianosis cairan yang sianosis
perifer adekuat perifer

5. Identifikasi 5. Pasang IV 5. Identifikasi


dari penyebeb Line untuk dari penyebeb
perubahan memenuhi perubahan
vital sign kebutuhan cairan vital sign

6. Berikan
sirkulasi udara
yang baik

7. Berikan
oksigen jika
diperlukan
Tidak efektifnya 1.Anjurkan 1.Menurunkan .Anjurkan peningkata
bersihan jalan pasien untuk risiko aspirasi pasien untuk n sekresi
nafas b.d mengosongka atau masuknya mengosongka mukus
peningkatan n mulut dari sesuatu benda n mulut dari teratasi,
sekresi mucus benda/zat asing ke faring. benda/zat Suara nafas
tertentu. tertentu. vesikuler
2.Meningkatkan Respirasi
2.Letakkan aliran (drainase) 2.Letakkan rate dalam
pasien pada sekret, mencegah pasien pada batas
posisi miring, lidah jatuh dan posisi miring,
permukaan menyumbat jalan permukaan
datar, nafas. datar,
miringkan miringkan
kepala selama 3.Untuk kepala selama
serangan memfasilitasi serangan
kejang. usaha kejang.
bernafas/ekspans
3.Tanggalkan i dada. 3.Tanggalkan
pakaian pada 4.Jika masuknya pakaian pada
daerah di awal untuk daerah
leher/dada membuka leher/dada
dan abdomen. rahang, alat ini dan abdomen.
dapat mencegah
4.Masukan tergigitnya lidah 4.Masukan
spatel dan spatel
lidah/jalan memfasilitasi lidah/jalan
nafas buatan saat melakukan nafas buatan
atau gulungan penghisapan atau gulungan
benda lunak lendiratau benda lunak
sesuai dengan memberi sesuai dengan
indikasi. sokongan indikasi.
terhadap
5.Lakukan pernafasan jika 5.Lakukan
penghisapan di perlukan. penghisapan
sesuai sesuai
indikasi 5.Menurunkan indikasi
risiko aspirasi
Kolaborasi : atau asfiksia. Kolaborasi :
6.Berikan 6.Berikan
tambahan 6.Dapat tambahan
oksigen/ventil menurunkan oksigen/ventil
asi manual hipoksia serebral asi manual
sesuai sebagai akibat sesuai
kebutuhan dari sirkulasi kebutuhan
pada fase yang pada fase
posiktal. menurunkan atau posiktal.
oksigen sekunder
terhadap spasme
vaskuler selama
serangan kejang.
Resiko injuri 1. Baringkan 1. Atur tempat 1. Baringkan Tidak
berhubungan ditempat yang tidur yang ditempat yang terjadi
dengan rata rendah rata kejang,
kejang/ 2. Bimbing 2. Pertahankan 2. Bimbing lidah
psikomotor, pergerakan bantalan lunak pergerakan tidak
disorientasi/penur untuk pada untuk tergigit,
unan mencegah penghalang mencegah tidak
status mental injury tempat tidur injury terjadi
3. 3. Sediakan 3. fraktur
Pertahankan suction Pertahankan
jalan nafas: disamping jalan nafas:
miringkan tempat miringkan
kepala tidur kepala
4. Pasang 4. Sediakan 4. Pasang
sudip lidah/ ambubag sudip lidah/
tong spatel disamping tong spatel
yang telah tempat yang telah
dibungkus tidur dibungkus
dengan kasa 5. Beritahu dengan kasa
diantara gigi pasien/keluarga diantara gigi
untuk tentang faktor untuk
mencegah pencetus kejang mencegah
lidah tergigit & factor resiko lidah tergigit
5. Buka yang 5. Buka
pakaian yang meningkatkan pakaian yang
ketat injuri dan ketat
6. Singkirkan bagaimana 6. Singkirkan
benda-benda cara benda-benda
yang ada menguranginya. yang ada
disekitar 6. Instruksikan disekitar
pasien pada keluarga pasien
7. Temani untuk sedia 7. Temani
klien saat obat antipiretik klien saat
kejang & antikonvulsan kejang
8. Hindari sesuai 8. Hindari
penggunaann resep dokter penggunaann
restrain
9. Monitor restrain
vital sign 9. Monitor
vital sign
Kecemasan orang 1. Kaji 1. persepsi yang 1. Kaji orang tua
tua berhubungan persepsi positif dalm persepsi tidak
dengan dampak orang tua membina kerja orang tua merasa
hospitalisasi terhadap sama yang baik terhadap cemas
penyakit klien dalam proses penyakit klien
. keperawatan. .
2. Beri 2. Beri
sopport pada 2. menaati sopport pada
keluargaa anjuran atau keluargaa
bahwa klien larangan serta bahwa klien
akan sembuh ketekunan akan sembuh
kalau rutin mengkonsummsi kalau rutin
dalam obat dapat dalam
perawatan mempercepat perawatan
dan proses dan
pengobatan penyembuhan. pengobatan
3. mengurangi
beban psikologis
3. Berikan dengan 3. Berikan
kesempatan menyalurkan kesempatan
mengungkapa aspek emosional mengungkapa
kan secara efektif kan
perasaannya dan cepat. perasaannya
(apa yang (apa yang
dirasakan 4. dapat dirasakan
orang tua saat meningkatkan orang tua saat
itu) pengetahuan itu)
orang tua
4. Beri sehingga dapat 4. Beri
informasi mengurangi informasi
tentang cara kecemasan. tentang cara
mengatasi mengatasi
kejang seperti 5. dengan kejang seperti
ana mendekatkan diri ana
dibaringkan pada Tuhan dibaringkan
di tempat dapat di tempat
yang datar, mengurangi yang datar,
kepalanya ansietas orang kepalanya
dimiringkan tua dimiringkan
dan pasang dan pasang
gagang gagang
sendok yang sendok yang
telah telah
dibungkus dibungkus
kain bersih. kain bersih.

5. Anjurkan 5. Anjurkan
kepada kepada
keluarga keluarga
untuk selalu untuk selalu
berdoa dan berdoa dan
mendekatkan mendekatkan
diri kepada diri kepada
Tuhan. Tuhan.

nfeksi ekstrakranial , misalnya


OMA dan infeksi respiratorius
bagian atas
Menurut Mansjoer, dkk (2000:
434) Lumban Tobing (1995:
18-19) dan Whaley
and Wong (1995: 1929)
1. Demam itu sendiri
Demam yang disebabkan oleh
infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media,
pneumonia, gastroenteritis,
dan infeksi saluran kemih,
kejang tidak selalu timbul
pada suhu yang tinggi.
2. Efek produk toksik daripada
mikroorganisme
3. Respon alergik atau keadaan
umum yang abnormal oleh
infeksi.
4. Perubahan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
5. Ensefalitis viral (radang
otak akibat virus) yang ringan,
yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas.
Menurut staf pengajar ilmu
kesehatan anak FKUI (1985:
50), faktor presipitasi
kejang demam: cenderung
timbul 24 jam pertama pada
waktu sakit demam atau
dimana demam mendadak
tinggi karena infeksi
pernafasan bagian atas.
Demam
lebih sering disebabkan oleh
virus dariada bakteria Manifestasi
Klinik
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh
infeksi di luar susunan saraf pusat : misalnya tonsilitis, otitis media akut,
bronkhitis, serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat
berbentuk tonik-klonik.
Kejang berhenti sendiri, menghadapi pasien dengan kejang demam,
mungkin timbul pertanyaan sifat kejang/gejala yang manakah yang
mengakibatkan anak menderita epilepsy.
untuk itu livingston membuat kriteria dan membagi kejang demam
menjadi 2 golongan yaitu :

Anda mungkin juga menyukai