Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MUKJIZAT AL-QUR’AN

Oleh :
Lucinda Oka (211032007)
Zein Datau (211032009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
3.1. Pengertian Mukjizat Al-Qur‟an ................................................................ 3
3.2. Macam-macam Mukjizat .......................................................................... 6
3.3. Aspek-aspek Mukjizat Al-Qur‟an ............................................................ 7
3.4. Bukti Kemukjizatan Al-Qur‟an ................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................. 10
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 10
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 10
3.2. Saran ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mukjizat Al-Qur‟an adalah peristiwa luar biasa yang terjadi pada Al-
Qur‟an yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui perantara malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW., merupakan bukti kenabiannya yang menjadi
tantangan kepada orang yang ragu untuk melakukan atau medatangkan hal serupa,
namun mereka (orang yang ragu) tidak mampu menghadapi tantangan tersebut.
Allah SWT. menurunkan Al-Qur‟an kepada Nabi Muhammad SAW. dengan
tujuan untuk dijadikan sumber atau landasan hukum Islam dan untuk menantang
orang-orang yang tidak percaya atas kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Umat Muslim pada zaman ini, telah melakukan kesalahan (menzalimi)
terhadap agamanya (Islam) sendiri sebanyak dua kali. Hal ini dikemukakan oleh
Muhammad Al-Ghazali, lebih lanjut dijelaskan kesalahan pertama yang dilakukan
adalah, ketika umat muslim tidak mampu mengaplikasikan ajaran Islam dengan
baik dan benar, maka saat itu umat muslim mereduksi ajaran serta
menampilkannya dalam bentuk yang dapat mengundang tuduhan bahwa Islam
berjalan berseberangan dengan fitrah, kebebasan dan akal. Kesalahan yang kedua
adalah, ketika umat muslim tidak sanggup menyampaikan agama Islam kepada
orang di luar agama Islam, maka saat itulah umat muslim sedang membiarkan
penduduk bumi tidak mengenal Islam dengan baik.
Kenyataan yang dihadapi sekarang, masih banyak umat muslim yang
menyikapi dan memperlakukan Al-Qur‟an sebagai kitab keramat penangkal bala
dan hanya dijadikan sebagai formalitas sebagai umat muslim saja, tidak dijadikan
sumber atau landasan hukum Islam. Pada dasarnya, Al-Qur‟an merupakn mukjizat
terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang menjadi pilar
pokok ajaran Islam, pegangan utama setiap umat muslim dalam segala aspek
kehidupan yang sampai saat ini masih luput dari pemahaman sebagian umat
muslim. Hal ini membuktikan bahwa sebagian umat muslim belum mampu
memahami kedudukan Al-Qur‟an sebagai kitab yang diturunkan oleh Allah SWT.,
bersifat kekal dan abadi yang Allah peruntukkan bagi makhluk hidup dan
kehidupannya. Risalah Al-Qur‟an yang mencakup semua aspek kehidupan sudah
terjamin keabadian, keutuhan, orisinalitas serta kesinambungannya.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian Mukjizat Al-Qur‟an?
2. Apa saja macam-macam Mukjizat?
3. Aspek-aspek Mukjizat dalam Al-Qur‟an?
4. Apa saja bukti Kemukjizatan Al-Qur‟an?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian mukjizat Al-Qur‟an.
2. Mengetahui macam-macam Mukjizat Al-Qur‟an.
3. Mengetahui aspek-aspek Mukjizat Al-Qur‟an.
4. Mengetahui bukti kemukjizatan Al-Qur‟an.

2
BAB II
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Mukjizat Al-Qur’an
Mukjizat Al-Qur‟an adalah perkara di luar kebiasaan yang dilakukan oleh
Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian
dan keabsahan risalahnya. (Wikipedia,2021). Menurut bahasa,
kata Mu’jizat berasal dari kata i’jaz diambil dari kata kerja a’jaza-i’jaza yang
berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Sementara menurut istilah,
mukjizat Al-Qur‟an ialah sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri nabi dan
rasul Allah SWT., dalam rangka untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Nabi
dan Rasul. Mukjizat dapat didefinisikan sebagai kejadian luar biasa yang tak dapat
diterima oleh akal manusia dan tak dimiliki oleh siapapun. Karena Allah SWT
hanya memberikannya pada utusanNya sebagai kelebihan, serta membuktikan
kebenaran akan kenabian dan kerasulannya.
Kemukjizatan Al-Qur‟an bukan semata mata untuk melemahkan manusia
atau menyadarkan mereka atas kelemahanya untuk mendatangkan misalnya Al-
Qur‟an akan tetapi tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjelaskan kebenaran
Al-Qur‟an dan Rasul yang membawanya dan sekaligus menetapkan bahwa
sesuatu yang dibawa oleh mereka hanya sekedar menyampaikan mengabarkan dan
menyerukan risalah Allah SWT. Dalam bukunya yang berjudul Mukjizat Al-
Qur‟an, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Untuk mengetahui Mukjizat Al-
Qur‟an, dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadi hal atau peristiwa yang luar biasa
Yang dimaksud hal atau peristiwa luar biasa adalah peristiwa yang tidak
bertentangan dengan hukum alam, namun akal sehat pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut belum bisa memahamninya, tidak termasuk peristiwa-
peristiwa alam atau kejadian sehari-hari walaupun menakjubkan tidak
termasuk dalam mukjizat. Termasuk juga hipnotis dan sihir, tidak bisa
dinamakan mukjizat walaupun dalam sekilas terlihat ajaib atau luar biasa, hal
ini karena hipnotis dan sihir dapat dipelajari.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku Nabi.
Terjadi atau dipaparkan oleh seorang Nabi Artinya sesuatu yang luar biasa
tersebut muncul dari atau berkenaan dengan seorang Nabi. Peristiwa besar

3
yang muncul dari seorang calon Nabi tidak dikatakan mukjizat, apalagi dari
manusia biasa seperti kita. Sesuatu yang luar biasa pada diri seseorang yang
kelak bakal menjadi Nabi tidak dinamai mukjizat, melainkan Irhash. Kejadian
luar biasa juga bisa terjadi pada diri seseorang yang taat dan dicintai Allah,
tetapi ini tidak disebut mukjizat, melainkan karamah atau kerahmatan.
Bahkan,karamah ini bisa dimiliki oleh seseorang yang durhaka kepada-Nya,
yang dinamai Ihanah (penghinaan) atau Istidraj (rangsangan untuk lebih
durhaka lagi). Bertitik tolak dari kayakinan umat Islam bahwa Nabi
Muhammad SAW. adalah Nabi terakhir, maka jelaslah bahwa tidak mungkin
lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggalannya. Namun, ini bukan berarti bahwa
keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini.
3. Mendukung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian
Mukjizat terkait erat dengan tantangan dan jawaban terhadap orang-orang
yang meragukan kenabian. Jadi peristiwa yang terkait dengan Nabi, tapi tidak
berkenaan dengan kenabian tidak bisa dikatakn sebagai mukjizat. Tantangan
yang dimaksud harus sesuatu yang berjalan dengan ucapan sang Nabi.
Misalnya ia berkata, “Kayu ini dapat bicara”, tetapi ketika kayu itu berbicara,
dikatakannya bahwa “Sang penantang berbohong”, maka kejadian luar biasa
tersebut bukan mukjizaf, akan tetapi Ihanah atau Istidraj.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Mukjizat merupakan tantangan terhadap orang-orang yang meragukan atau
mengingkari kenabian dan mereka tidak mampu melayani tantangan tersebut.
Oleh karena itu, kalau tantangan tersebut mampu dilawan atau dikalahkan,
maka tantangan tersebut bukanlah bentuk mukjizat. Bila yang ditantang
berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan sang penantang
tidak terbukti. Perlu digarisbawahi, bahwa kandungan tantangan harus benar-
benar dipahami oleh yang ditantang. Untuk membuktikan kegagalan mereka,
aspek kemukjizatan tiap-tiap Nabi sesuai dengan bidang keahlian umatnya.

Selain bentuk-bentuk atau ciri-ciri untuk melihat kemukjizatan Al-Qur‟an,


ada beberapa dalil tentang kemukjizatan Al-Qur‟an yang dijelaskan dibawah
ini, diantaranya :

4
1. Al-Qur‟an tersebar luas dimuka bumi ini, termasuk di jazirah Arab, khususnya
di Kota Mekkah, yang merupakan daearah yang belum mengenal peradaban
dan kebudayaan metroplis sebagaimana yang telah dihasilkan oleh berbagai
masyarakat yang dianggap maju. Hal ini merupakan satu alasan yang
membuktikan bahwa Al-Qur‟an bukan hasil dari hukum alam biasa. Karena
hukum alam sendiri menegaskan bahwa Al-Qur‟an merupakan cerminan dan
sandaran bagi peradaban masyarakat, tempat kitab ini diturunkan dan
sekaligus membuat mereka menjadi masyarakat yang berbudaya. Dengan cara
ini, kita semakin mengetahui bahwa pilihan yang jatuh kepada masyarakat dan
lingkungan tertentu merupakan mukjizat pertama yang dapat mengalahkan
hukum alam. Al-Qur‟an akhirnya dapat melahirkan satu peradaban baru dan
membentuk lingkungan yang berperadaban tinggi, baik dari segi pemikiran
maupun sosial kemasyarakatan.
2. Al-Qur‟an dibawa oleh Rasulullah Saw. dan juga disebarluaskan kepada
penduduk bumi ini oleh salah seorang penduduk Mekkah yang belum pernah
mengecap pendidikan dan pengajaran meski hanya sedikit. Beliau merupakan
sosok individu yang sama sekali tidak mampu membaca dan menulis. Ia hidup
selama empat puluh tahun ditengah tengah masyarakatnya tetapi selama kurun
waktu itu ia pernah mendapat pendidikan atau pengaruh ilmu pengetahuan dan
sastra apa pun, sebagaimana yang dinyatakan dalam al-quran:
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-quran) sesuatu kitab
pun dan kamu (tidak) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai
kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang-orang
yang mengingkari (mu).

Dan juga firman-Nya yang artinya:


Katakanlah, “ jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak
membacakannya kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu
beberapa lamanya sebelumnya. Maka kamu tidak memikirkannya.

Hal di atas di anggap sebagai bentuk lain dari mukjizat al-quran yang mampu
mengalahkan kekuatan hukum alam. Jika Al-Qur‟an turun dan tercipta sesuai
dengan hukum alam, maka tidak akan mungkin Al-Qur‟an diturunkan kepada
seorang individu yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenal peradaban
walau peradaban masyarakatnya sendiri meski peradaban masyarakatnyanya
ketika itu masih sangat sederhana. Beliau Nabi Saw. juga tidak mengetahui
ilmu bahasa dan berbgai disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa tetapi

5
mampu menghasilkan suatu karya sastra yang bernilai tinggi, yang melebihi
kemampuan para ahli bahasa dan sastra manapun.

3.2. Macam-macam Mukjizat


Menurut Syahrur , secara garis besar mukjizat dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Mukjizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal, maksudnya mukjizat jenis ini hanya
berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad Saw dan juga mukjizat ini juga
berlaku untuk zaman tertentu, kapan mukjizat itu di turunkan. Oleh karena itu
wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara umum dapat diambil
contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat membelah lautan, mukjizat nabi
Daud AS dapat melunakkan besi, mukjizat nabi Isa AS dapat menghidupkan
orang mati, mukjizat nabi Ibrahim AS tidak hangus oleh api saat di bakar dan
mukjizat-mukjizat nabi lainnya.
2. Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat
tersebut adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur karena Muhammad
(sebagai penerima mukjizat ini) nabi terkhir sehingga mukjizatnya harus memiliki
sifat abadi dan berlaku sampai dunia ini hancur, secara lebih gampang Syahrur
membedakan mukjizat Nabi Muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama,
aspek rasionalitas kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab‟ul al-
matsani mendahului pengetahuan indrawi, yaitu dalam bentuk mutasyabih. Setiap
jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran masuk kedalam wilayah pengetahuan
inderawi yang disebut sebagai takwil langsung yaitu kesesuaian antara teks
pengetahuan terhadap hal iderawi. Kedua, al-Quran memuat hakikat wujud
mutlak yang dapat di fahami secara relatif sesuai dengan latar belakang
pengetahuan. Pada masa yang di dalamya usaha pemahaman al-Quran dilakukan.
Ketiga, kemukjizatan al-Quran bukan hanaya bentuk redaksinya saja, tetapi juga
kandungannya.

6
3.3. Aspek-aspek Mukjizat Al-Qur’an
Menurut „Abdul Wahhâb Khallaf, aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur‟an
antara lain:
1. Keterpaduan dan keserasian antara ungkapan-ungkapan, makna-makna,
hukum-hukum dan konsep-konsep yang dibawa dan ditawarkannya. Al-
Qur‟an, dengan 6000 lebih ayat yang dikandungnya, ketika ia
mengungkapkan sesuatu yang hendak disampaikannya, baik tentang masalah
keimanan, akhlak, hukum, maupun beberapa konsep dasar tentang semesta,
kehidupan sosial dan individual, menggunakan ungkapan-ungkapan dan
redaksi yang bercorak dan beragam. Dalam keragaman ini tidak ditemukan
adanya pertentangan dan kontradiksi satu sama lainnya.
2. Kesesuaian ayat-ayatnya dengan penemuan-penemuan ilmiah.
3. Kandungan beritanya tentang berbagai peristiwa yang hanya diketahui oleh
Yang Maha Mengetahui tentang alam gaib.
4. Kefasihan kata-kata yang dipilihnya, keindahan redaksi yang digunakannya
serta kekuatan pengaruh yang ditimbulkannya.
Sementara menurut Al-Shabûnî, aspek kemukjizatan Al-Qur‟an dibagi
menjadi sepuluh, diantaranya :
1. Susunan kata-katanya yang sangat indah dan menarik, sangat berbeda dengan
susunan yang kerap diucapkan oleh bangsa Arab.
2. Susunan redaksional yang indah menawan, sangat berbeda dengan uslub-
uslub orang Arab umunya.
3. Kekayaan dan kepadatan makna yang dikandungnya. Tidak mungkin ada
makhluk yang mampu mendatangkan ayat serupa ayat Al-Qur‟an.
4. Muatan ajaran tasyriknya yang lengkap dan sempurna. Sama sekali berbeda
dengan hukum-hukum buatan manusia.
5. Berita-berita gaib yang diceritakannya yang tidak mungkin diketahui selain
lewat wahyu.
6. Tidak adanya pertentangan dengan ilmu-ilmu kealamsemestaan.
7. Ketepatan janji dan ancamannya sesuai dengan apa yang diberitakannya.
8. Ilmu dan pengetahuan yang dikandungnya (ilmu-ilmu syariah dan kauniyah).
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Pengaruhnya yang mendalam dalam hati para pengikutnya.

7
3.4. Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an
Ada beberapa fakta historis dan sejumlah nas yang dapat kita nilai sebagai
bukti bahwa Al-Qur‟an adalah benar-benar Kitab Mukjizat yang diturunkan oleh
Allah SWT., diantaranya:
1. Keyakinan kita bahwa Al-Qur‟an yang sekarang kita baca, yang terjaga dan
termaktub dalam lembaran-lembaran mushhaf adalah benar- benar Al-Qur‟an
yang dibawa Muhammad Saw., yang beliau bacakan kepada kaum
sezamannya dalam rentang waktu sekitar 23 tahun. Keyakinan ini berdasar
atas kenyataan bahwa Al-Qur‟an diterima dan disampaikan dengan sandaran
sanad yang mutawatir dari satu generasi ke generasi berikutnya, hal mana
memberi jaminan akan orisinalitas dan otentisitas Al-Qur‟an. Selain
kemutawatiran periwayatannya, otentisitas Al-Qur‟an lebih diperkuat lagi
dengan kenyataan historis bahwa Al-Qur‟an segera dikodifikasi dari catatan-
catatan yang masih tercecer tidak lama setelah Nabi Saw. meninggalkan
generasi awal umat ini. Hafalan-hafalan para penghafal yang tidak pernah
luput dari generasi-generasi semakin memperkuat keutuhan dan kemurnian
Al-Qur‟an yang telah terkodifikasi dalam catatan.
2. Setelah kita yakin akan kemurnian Al-Qur‟an, dengan sendirinya kita mesti
percaya atas kebenaran warta yang dibawanya. Dalam QS. al-Baqarah/2: 23-
24, Hûd/11: 13-14, al-Isrâ`/17: 88 dan al-Thûr/52: 33-34, Al-Qur‟an
mengabarkan bahwa ia pernah menantang orang Arab yang terkenal dengan
kesusastraannya yang tinggi untuk membuat rangkaian kata berupa ayat atau
surat yang semisal dengan Al-Qur‟an. Mereka tidak mampu melakukan apa
yang diminta Al-Qur‟an itu. Adanya tantangan Al-Qur‟an dan
ketidakmampuan pihak yang ditantang, dua hal yang merupakan syarat
terwujudnya mukjizat, merupakan bukti bahwa Al-Qur‟an itu betul-betul
merupakan mukjizat. Jika mereka tidak mampu untuk menciptakan ayat
atausurat yang semisal dengan Al-Qur‟an, maka mereka lebih tidak akan
sanggup lagi untuk mendatangkan makna-makna, ajaran-ajaran dan dimensi-
dimensi seperti yang dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur‟an, sampai kapan pun.

8
3. Pengaruh Al-Qur‟an terhadap orang Arab. Pengaruhnya terhadap orang Arab
musyrikin terlihat pada pengakuan mereka akan keindahan gaya dan tata
bahasa serta susunan redaksionalnya yang sangat memikat. Kenyataan inilah
yang memaksa al-Walîd bin al-Mughîrah al-Makhzûmî untuk mengakui dan
berterus terang kepada Abû Jahal bahwa Al-Qur‟an adalah al-
haqq (kebenaran) yang luhur dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.

9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan
kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat diragukan lagi. Mukjizat adalah sesuatu yang
luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Dan mukjizat
berfungsi untuk membuktikan bahwa kekuasaan Allah berada diatas segala-
galanya dan sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan para
utusan Allah. Sedangkan, al-Qur`an berfungsi sebagai sumber atau landasan
hukum pertama bagi kehidupan manusia. Kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat
ditandingi oleh apapun. Karena dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar
semua dibahas dalam al-Qur`an.

3.2. Saran
Demikian tugas pembuatan makalah ini dibuat meskipun jauh dari
kesempurnaan, harapan penulis dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui
tentang kemukjizatan al-quran yang sangat luar biasa. Penulisan makalah ini
hanya berbatas pada pengertian mukjizat Al-Qur‟an, macam-macam mukjizat Al-
Qur‟an, aspek-aspek mukjizat Al-Qur‟an, dan bukti kemukjizatan Al-Qur‟an,
sehingga diharapkan untuk penulisan makalah selanjutnya membahas lebih
spesifik terkait Kemukjizatan Al-Qur‟an.

10

Anda mungkin juga menyukai