Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENJELASKAN MENGENAI ALIRAN/MANHAJ SALAF

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam

DOSEN PENGAMPUH:

Tita Rostitawati S.ag.M.FiI.I M.FiI.I

Disusun Oleh Kelompok 10:

Eko Samfatwa Mokodompit (2102585365)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

2021/2022
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrohim
َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ُُ ْ ‫َّ ْ َ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ ه‬
.‫ات أ ْع َم ِال َنا‬
ِ ‫ وسيئ‬,‫ور أنف ِسنا‬ ِ ‫اَلِل ِمن ش‬
ِ ‫ ونعوذ ِب‬,‫ ونستغ ِفره‬,‫ ونست ِعينه‬,‫ نحمده‬,‫َلِل‬
ِ ِ ‫ِإن الحمد‬
َ ْ َُ َ ُ َ ْ َ ُ ‫ه ُ َ َ ُ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ه‬
‫شيك‬ ِ ‫ وأشهد أن ال ِإله ِإال اَلِل وحده ال‬,‫ ومن يض ِلل فال ه ِادي له‬,‫َم ْن َي ْه ِد ِه اَلِل فال م ِضل له‬
ُُ ُ َ ً َّ َ ُ ْ َ ُ َ
‫ َوأش َهد أن ُم َح َّمدا ع ْبد ُه َو َر ُسوله‬,‫له‬
Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nyu, memohon pertolongan dan
ampunan kepada-Nya kami berlindungkepada Allah dari kejahatan diri-diri kami
dan kejelekan hmal perbuatan kami. BarangsiaPa yang Atlah beri petunjuk, maka
fidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya
Nabi Muhammad shallallaahu'alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya

Tidak lupa pula ucapan terimah kasih saya kepada dosen pengampu kami Ibu
Tita Rosmawati S.ag.M.FiI.I M.FiI.I yang mengajarkan kami mengenai ilmu kalam
dan yang telah pula memberikan saya kesempatan dan kepercayaan dalam
menyusun makalah ini yang In Syaa Allah bisa bermanfaat kepada banyak ummat
muslim.

Dengan kuasa Allah Ta’ala dan juga disusul dengan ketekunan Hamba-mu ini
Ya Allah, Sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik dan harapan saya
sebagai penyusun makalah ini adalah semoga mendatangkan banyak manfaat
bagi kita semua serta membangkitkan rasa semangat dan kami semua dalam
menggali ilmu yang bermanfaat.

Terlepas dari itu, Saya Eko Samfatwa Mokodompit meminta maaf yang
sebesar-besarnya jika dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan
yang mungkin kurang berkenan dihati hati anda, Akhir kata dari saya Syukron
Jazakumullahu Khoyron, Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita Semua…

Gorontalo, , 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………................................
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………………..
D. Manfaat…………………………………………………………………………………………………..

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sejarah Salaf…………………………………………………………………………………………….
B. Pengertian Salaf……………………………………………………………………………………….
C. Makna Salafi/Salafush Sholeh…………………………………………………………………..
D. Keutamaan Salafush Sholeh……………………………………………………………………..
E. Karakteristik Manhaj Salaf………………………………………………………………………..
F. Sifat-sifat seorang muslim dikatakan Salafi……………………………………………….
G. Prinsip-prinsip dakwah Salafuush Sholeh…………………………………………………
H. Doktrin-doktrin ajaran Salaf……………………………………………………………………..

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Membuat makalah mengenai Aliran/Manhaj Salaf merupakan hal yang tidak


bisa dihindari oleh maha siswa/i karena ini semua merupakan syarat yang wajib
kita tempuh untuk meraih suatu kesuksesan kita, seperti contoh misalnya Study
S1 harus membuat Skripsi, S2 membuat tesis dan S3 membuat disertasi. Oleh
sebab itu wajib bagi kita untuk mempelajari apa itu Manhaj dan apa itu Salaf yang
dengan pengetahuan tersebut maka akan membuahkan hasil yang luar biasa bagi
kita semua.

Dan juga banyak sekali orang-orang pasa zaman sekarang ingin


mengembangkan skill mereka dalam bidang dakwah, terkhususnya dalam
mensyiarkan syiar islam, tapi semua itu kita bisa raih dengan ketekunan kita dan
kesabaran kita dalam belajar, dan tidak luput pula dari doa kita kepada Sang
kuasa sebagai makhluk yang bertuhan.

Namun banyak juga sebagian dari kita merasa tidak mampundalam menempuh
dunia perkuliahan atau biasa kita kenal dengan istilah (Putus Asa), Ketahuilah
semua itu adalah Was-Was Syaiton dan kita tidak boleh mengikuti perasaan yang
seperti tu, Hendaklah kita sebagai pelajar yang terpelajar lebih memantapkan diri
dan tekad kita dalam belajar dan memohon perlindungan serta kemudahan
kepada Allah Ta’ala.

Oleh sebabnya, Saya Eko Samfatwa Mokodompit sebagai penyusun Makalah ini
mewasiatkan untuk kita semua untuk bersabar dalam menempuh dunia
pendidikan dan perbanyaklah untuk bertanya akan hal-hal yang belum kita
ketahui tentang islam kepada orang yang lebih tahu, sebab hal tersebut
merupakan oerintah Allah Ta’ala yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Allahu A’lam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. APA ITU MANHAJ & SALAF?
2. APA MAKNA & KEUTAMAANNYA?
3. BAGAIMANA KARAKTERISTIK & SIFAT-NYA?
4. APA SAJAKAH YANG MENJADI PRINSIP-PRINSIPNYA?
C. TUJUAN
1. AGAR MEMAHAMI APA DEFINISI MANHAJ & SALAF
2. MENGETAHUI MAKNA & KEUTAMAAN MEREKA BERDASARKAN DALIL &
HADITS
3. MEMAHAMI KARAKTERISTIK & SIFAT YANG ADA PADA MEREKA SELAKU
SALAFUSH SHOLEH
4. MENGETAHUI PRINSIP-PRINSIP DARI MANHAJ SALAF
D. MANFAAT

Mengikuti apa yang telah menjadi kewajiban bagi kita ummat muslim
berasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana yang telah dilakukan oleh para
Salafush Sholeh

Makalah ini dibuat bukan hanya dengan tujuan menuntaskan tugas yang telah
menjadi kewajiban kami sebagai maha siswa melainkan dengan harapan agar bisa
memotivasi banyak orang bahwa yang namanya belajar merupakan sesuatu yang
penting dalam hidup kita ini, Imam Al-Ghozali pernah berkata, “Jika kalian tidak
ingin merasakan lelahnya belajar maka kalian harus siap menanggung pahitnya
kebodohan”

Sebagai tuntnan dalam akademik bagi para pejuang (Pelajar) yang ingin tetap
ada pada garis keinginannya dalam hidupnya (Yakni terus Belajar) yang dengan
perjuangan merekalah sehingga bisa menghasilkan keturunan yang penuh dengan
pengetahuan terhadap masa depan agama dan Negara kita tercintai
A. Sejarah Salaf

Sejarah kemunculannya ialah bermula pada abad keempat hijriah, yang


terjadi kontrovesi terkait berbagai topik, seperti iman, status orang
berdosa,sifat dan tindakan manusia, kebebasan dan tekad, serta keimaman
yang telah melahirkan beragam aliran teologi, seperti Qadiriyah, Jabariyah,
Shifatiyah, Khawarij, dan Muktazilah.

Munculnya beragam mazhab teologi itu pun memantik perseteruan di


antara para pengikutnya. ‘’Kondisi itu mengundang keprihatinan Imam Ahmad
Ibnu Hanbal, selaku pendiri mazhab keempat Sunni yang dimana
ia menginginkan agar umat Muslim segera kembali kepada ajaran Islam yang
murni dan sederhana berdasarkan Alquran, Sunah, dan hadis para salaf.
Menurut sebagian kalangan istialh Salafi, pertama kali muncul dalam kitab Al-
Ansaab karya Abu Saad Abd al-Kareem al-Sama'ni.

Seiring bergilirnya waktu, pendekatan Salafiyah mulai berkembang


dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi umat Islam. Gerakan
Salafiyah lalu dihidupkan lagi oleh Ibnu Taimiyah pada abad ketujuh hijiriah,
ulama selaku pemikir Muslim yang hidup di antara abad ke-13 dan ke-14 M.

Dunia Islam mengalami kemunduran dalam berbagai bidang, baik


pemikiran keagamaan, politik, sosial, maupun moral. Kezaliman merajarela,
penguasa tak berdaya, dan para ulama tak bias berijtihad secara murni lagi.
Saat itu, umat Islam berada dalam zaman Taklid.

Masa Taklid disebut para sejarawan dan pemikir Islam sebagai masa
kemunduran. Pada pertengahan abad ke-13 M itu, masyarakat Muslim
banyak yang menjadi penyembah kuburan, nabi, ulama, dan tokoh-tokoh
tarekat. Mereka berharap berkat anbia (para nabi) dan aulia (para wali).

Kaum Muslimin pada era kemunduran itu cenderung meninggalkan


Alquran dan Sunah Rasulullah SAW. Masyarakat Islam pada waktu itu
terjebak pada perbuatan syirik dan bidah dan lebih percaya pada khurafat
(menyeleweng dari akidah Islam) dan takhayul. Kondisi itulah yang membuat
Ibnu Taimiyah tergerak untuk menghidupkan gerakan Salafiyah
Ibnu Taimiyah berpendapat, tiga generasi awal Islam, yaitu Rasulullah
Muhammad SAW dan Sahabat Nabi, kemudian Tabi'in yaitu generasi yang
mengenal langsung para Sahabat Nabi, dan Tabi'ut tabi'in yaitu generasi yang
mengenal langsung para Tabi'in adalah contoh terbaik untuk kehidupan Islam.
Ketiga generasi kaum Muslimin itu biasa disebut sebagai kaum Salaf.

Sejak saat itu, gerakan Salafiyah mulai menyebar ke berbagai penjuru


dunia. Di era pramodern, yakni abad ke-18 M, gerakan Salafiyah kembali
dihidupkan Muhammad bin Abdul Wahab lewat Wahhabiyah. Gerakan itu lahir
sebagai sebuah upaya untuk mereformasi umat yang sedang mengalami
kehancuran, baik secara moral dan sosial.

B. Pengertian Salaf
1. Definisi Salaf Menurut Bahasa

Salaf berasal dari kata [Salafa,Yaslufu,salafan] Yang berarti telah lalu Kata Salaf
juga bermakna: seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman,
keutamaary dan kebaikan. Ibnu Manzhur rahimahullaah mengatakan, " Salaf juga
berarti orang yang mendahului Anda baik dari bapak maupun orang-orang
terdekat (kerabat) yang lebih tua umurnya dan lebih utama. Karena ifu generasi
pertama dari umat ini dari kalangan para Tabi'in disebut sebagai As-Salafush
Shalih."

Masuk juga dalam pengertian secara bahasa mengenai, yaitu Sabda


Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada anaknya Fathimah az-Zahra
radhiyallaahu anha dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim:

“Sesungguhnya sebaik-baik Salaf (pendahulu) bagimu adalah aku.”

2. Definisi Salaf Menurut Istilah

Adapun menurut istilah, Salaf adalah kata yang dimutlakan kepada para
sahabat, Sahabat ialah orang yang pernah bertemu Nabi dalam keadaan muslim
dan meninggal pula dalam keadaan Muslim. Jadi ketika disebutkan kata salaf
maka yang dimaksudkan pertama kali adalah para sahabat.
Allah Ta’ala berfirman dalam suroh Al-Fath ayat 29, Artinya:

"Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dia
[Maksudnya para sahabatnya] mereka itu keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka”.

Yang dimaksud dengan Salaf pertama kali adalah Shahabat karena Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan, "Sebaik-baik manusia adalah
pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa
Tabi'in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi'ut Tabi'in)."

- Kata Imam Al-Auzai Rohimahullah seorang ahlussunnah yang berasal dari


Syam beliau berkata:

"Bersabarlah dirimu di atas Sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para Sahabat


tegak di atasnya. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan tahanlah dirimu
dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya dan ikutilah jalan SalaIush Shalih
karena akan mencukupimu apa saja yang mencukupi mereka."

Berdasarkan keterangan di atas menjadi jelaslah bahwa kata Salaf mutlak


ditujukan untuk para Sahabat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, semoga Allah Ta'ala meridhai mereka
semua. Maka barangsiapa mengikuti mereka dalam agama yang haq ini maka ia
adalah generasi penerus dari sebaik-baik pendahulu yang mulia yang disebut
Salafi.

C. Makna kata Salafi/Salafiyyah


Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan, "Ahlus
Sunnah wal jama'ah adalah para Salaf sampai generasi akhir. Barangsiapa yang
berada di atas jalannya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabatnya
maka dia adalah Salafi

Kata Salaf apabila dimasuki huruf [Ya] pada akhir kata sehingga yang tadinya
salaf beruba menjadi [Salafi] maka ini artinya dia lebih merujuk kepada
pengikutnya Salaf maksudnya menisbatkannya.
Perlu kita perdalamkan lagi bahwasanya Salaf ini masanya hanya sampai pada
200H artinya orang-orang yang hidup di zaman 200H itu maka dia masih disebut
sebagai Salaf, Contoh misalnya,Imam Hanafi lahir pada tahun 80H dan meniggal
pada tahun 150H maka dia terhitung Salaf, Imam Maliki lahir 93H dan meninggal
pada tahun 179H maka diapun Salaf, Imam Syafii Lahir pada tahun 150H dan
meninggal pada tahun 204H maka diapun juga Salaf, Imam Hambali lahir sejak
164H dan meinggal pada tahun 241H maka diapun juga Salaf, Berbeda dengan
Imam Ad-Daraquthni yang lahir pada tahun 306H dan wafat pada 385H maka dia
telah disebut sebagai [Salafi]

Imam Ibnu Taimiyyah rohimahullah, berkata: "Bukanlah merupakan aib bagi


orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepadanya,
Bahkan wajib menerima yang demikian itu darinya berdasarkan kesepakatan
(para ulama) karena manhaj Salaf tidak lain kecuali kebenaran.

Imam Al-Lajnah Ad-Daimah pernah ditanya mengenai definisi Salafi, Maka


beliau berkata, “As-Salafiyyah adalah penisbatan kepada Salaf, sedangkan Salaf
adalah para Sahabat Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam dan para imam
pembawa petunjuk pada masa tiga generasi pertama”

Rosulullah Sholallahu alaihi Wasallam berkata, “Sebaik-baik manusia adalah


pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya,
kemudian yang sesudahnya. Setelah itu akan datang suatu kaum yang persaksian
salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului
persaksiannya”

Pendapat lain juga dikemukakan oleh seorang ulama yang bernama Syaikh
Shalih bin Fauzan hafizhahullaah ia berkata, "Salafiyyah artinya berjalan di atas
manhaj Salaf, yaitu para Sahabat, Tabi'in, dan generasi-generasi yang diutamakan,
dalam'aqidah, pemahaman maupun tingkah laku, dan seorang Muslim wajib
menempuh manhaj ini”
D. Keutamaan Salafush Sholeh
Beranjak dari pendapatnya Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani
rahimahullaah beliau berkata "Pendapat paling benar yang aku pegang ialah
bahwa Sahabat adalah yang pernah bertemu dengan Nabi Sholallahu A’laihi
Wasallam dalam keadaan beriman kepada beliau shallallaahu A’laihi Wasallam
dan meninggal di atas Islam.

Masuk jugu dalam pengertian ini bahwa setiap orang (beriman) yang bertemu
dengan beliau baik lama maupun hanya sebentar, yang meriwayatkan (hadits)
dari beliau maupun yang tidak, yang ikut berperang bersama beliau maupun
tidak, yang pernah sekali melihat beliau meskipun tidak ikut duduk bersama
beliau, dan yang tidak pernah melihat beliau karena suatu penghalang seperti
orang yang buta."

Al-Hafizh Abu 'Umar Yusuf bin 'Abdillah bin 'Abdil Barr al-Qurthubi berkata
dalam kitabnya, "Sesungguhnya para Sahabat tidak perlu kitab bahas (periksa)
tentang keadaan mereka karena sudah ijma' ahlul haq dari kaum Muslimin, yaitu
Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa para Sahabat semuanya adalah adil."

Allah Ta’ala berfirman dalam Suroh al-Baqoroh ayat 143 "Dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kamu (umat lslam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu."

Masuk juga dalam keutamaan salaf sebagaimana dalam sebuah Hadits


Rosulullah Sholallahu A’laihi Wasallam:

”Janganlah kamu mencaci-maki Sahabatku, demi Dzat yang diriku berada di


tangan-Nya, jika seandainya salah seorang dari kalian infaq sebesar gunung Uhud
berupa emas, maka belum mencapai nilai infaq mereka meskipun (mereka infaq
hanya) satu mud (yaitu sepenuh dua telapak tangan) dan tidak juga separuhnya."
Hal ini menunjukkan kemuliaan dan keutamaan para Sahabat Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Rosulullah juga pernah berkata “Tidak akan masuk Neraka orang yang
melakukan bai'at di bawah pohon ini” Dihadits yang lain juga beliau pernah
berkata "Tidak akan masuk Neraka seseorang yang ikut hadir dalam Perang Badar
dan Perjanjian Hudaibiyyah”

Ahlus Sunnah bersikap menahan diri dari perselisihan yang terjadi di antara
para Sahabat dalam menentukan sesuatu dikarenakan perbedaan pendapat dari
para sahabat, Sedangkan dalam riwayat yang shahih, mereka adalah dimaafkan
karena mereka adalah orang-orang yang berijtihad yang bisa benar dan bisa pula
salah. Meskipun demikian, Ahlus Sunnah tidak mempunyai keyakinan bahwa
setiap individu para Sahabat adalah ma'shum dari dosa besar atau dosa kecil,
bahkan bisa saja mereka itu mempunyai dosa-dosa, tetapi mereka itu memiliki
kelebihan (keutamaan), yaitu lebih dulu beriman dan memiliki keutamaan yang
dapat menghapuskan dosa mereka kalaupun hal itu ada sehingga mereka
diberikan ampunan atas kesalahan-kesalahan mereka, yang tidak diberikan
kepada orang-orang sesudahnya.

Kemudian, jika timbul satu perbuatan dosa di antara mereka, maka bisa jadi
mereka itu sudah bertaubat atau berbuat sejumlah kebaikan yang dapat
menghapuskan dosa (kesalahan) itu, atau diampuni kesalahannya dengan sebab
mereka lebih dahulu dalam segala hal atau diampuni karena syafa'at Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam di mana mereka adalah orang-orang yang paling
berhak mendapatkannya, atau mereka diuji di dunia ini dengan ujian yang dapat
menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka, Seperti telah berjihad.

Dan ini adalah perkataan yang paling berharga sekali, sebesar-besar


penjelasan, kalimat yang bagus, yang tidak perlu ditambah lagi yaitu untuk
menegakkan bukti tentang kemuliaan Sahabat. Allah ridha kepada mereka dan
tidak butuh lagi penjelasan.

'Abdullah bin 'Umar radhiyallaahu 'anhu mengatakan, "Janganlah kalian


mencaci-maki para shahabat Nabi Muhammad Shallallaahu A’laihi wasallam.
Sungguh, berdirinya mereka sesaat bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
lebih baik daripada ibadah seorang dari kalian selama empat puluh tahun”
E. Karakteristik Manhaj Salaf
1. Manhaj salaf sangat jelas, gamplang dan mudah.

Nabi Sholallhu A’lahi Wasallam menjelaskan bahwa islam adalah ajaran yang
putih bersih,Rosulullah bersabda dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah:

"Sungguh, aku tinggalkan kalian di atas Islam yang putih bersih, malamnya
seperti siangnya. Tidaklah berpaling dari Islam yang putih bersih ini
sepeninggalku, melainkan akan rusak binasa”

Manhaj salaf mengikuti pemahaman para sahabat dalam beragama karena


mereka adalah orang-orang yang paling faham tentang Sunnah Nabi Sholallahu
A’laihi Wasallam, tentang akidah, tauhid rububiyyah dan uluhiyyah, tauhid asama
wash sifat dan kita juga wajib menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah.

2. Bersepakat di atas satu manhaj

Perbedaan para sahabat tidak membuat mereka terpecah bela, Imam Al-
Asqolani Rohimahullah mengatakan, "sesungguhnya Allah Ta'ala tidak
menginginkan kebenaran dan'aqidah yang shahih, kecuali bersama Ahli Hadits
dan Ahlul Atsar karena mereka mengambil ilmu agama dan'aqidah mereka secara
berantai tidak terputus dari satu generasi ke generasi sebelumnya sampai kepada
Tabi'in, dan para Tabi'in mengambil agama dan'aqidah mereka dari para Sahabat
Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, dan para Sahabat mengambilnya dari
Rasulullah Shallallaah'alaihi Wasallam. Maka tidak ada jalan untuk mengetahui
apa yang didakwahkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada
manusia dari agama yang benar dan jalan yang lurus, kecuali melalui jalan yang
telah ditempuh oleh para Sahabatnya Rodhiyallaahu ‘Anhum."

3. Berkumpul di atas kebenaran

Berkumpul di atas kebenaran adalah salah satu ciri yang jelas bagi Ahlus
Sunnah wal jama'ah, Prinsip yang agung ini ditunjukkan oleh Al-Qur-an, Sunnah,
dan pengamalan para Sahabat radhiyallaahu'anhum, Allah berfirmah dalam Suroh
Ali Imbron ayat 103:
ُ َ َ ُ ُ ُ َ‫َ ْ َ ُ ْ َ ْ ه َ ْ ً َّ َ َ َ َّ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ ْ َ َ ه َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ۤ ً َ َ ه َ َ ْ ن‬
‫ي قل ْو ِبك ْم فا ْص َب ْحت ْم‬ ‫اَلِل عليكم ِاذ كنتم اعداء فالف ب‬ ِ ‫اَلِل ج ِميعا وَل تفرقوا ۖواذكروا ِنعمت‬
ِ ‫واعت ِصموا ِبحب ِل‬
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ‫ْ َ ٖٓ ْ َ ً ۚ َ ُ ْ ُ ْ َ ى َ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ َ ٰ َ ُ َ نُ ه ُ َ ُ ْ ى ٰ َ َ ه‬
‫ِب ِنعم ِته ِاخوانا وكنتم عٰل شفا حفر ٍة من الن ِار فانقذكم منها ۗ كذ ِلك يبي اَلِل لكم اي ِته لعلكم تهتدون‬

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Seorang mukmin dengan mukmin lainnya, adalah seperti satu bangunan yang
tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain” Dan beliau
merekatkan jari-jemarinya.

Adapun sikap mereka dalam perbedaan pendapat ialah, bahwa selama


perbedaan pendapat itu berasal dari ijtihad pada perkara yang diperbolehkan
ijtihad padanya, maka sebagian mereka memberikan udzur (maaf) kepada
sebagian yang lain, satu sama lain tidak saling dendam, tidak saling memusuhi,
tidak pula saling membenci karena mereka meyakini bahwa mereka bersaudara
meskipun terjadi perbedaan pendapat di antara mereka.

4. Bentuk keadilan dari para manhaj salaf

Tidak menolak kebenaran lantaran orang yang mengatakannya adalah pelaku


kebathilan karena pelajaran itu diambil dari perkataan bukan dari orang yang
mengatakannya, kisah Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu bersama setan yang
mengajarkannya Ayat Kursi unfuk mengusir dan menjaga diri dari gangguan setan.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi Wasallam bersabda , dalam sebuah hadits yang


shohih riwaya Imam Al-Bukhori kepada Abu Hurairah mengenai perkataan setan
itu, "Adapun ia telah berkata jujur kepadamu namun ia adalah pendusta."
F. Sifat-sifat seorang muslim dikatakan Salafi
- Behukum sesuai Al-Quran dan As-Sunnah dama kehidupan Sehari-hari
- Berpegang pada penjelasan dari para sahabat tentang setiap permasalhan
agama secara khusus dan lebih khusus lagi mengambil penjelasan mereka
dalam masalah aqidah daan manhaj
- Tidak berdebat dan tidak bermajlis dengan ahlul bid'ah tidak mendengarkan
perkataan mereka, dan tidak menyampaikan syubhat-syubhat mereka.
- Menghidupkan Sunnah-Sunnah Rosulullah Sholalllahu A’laihi Wasallam
- Tidak memutuskan sesuatu yang bersumber dari hawa nafsunya
- Menghidari diri dari perbuatan Syirik
- Membantah Ahli bid’ah dengan maksud membenarnya dan sebagai rasa
kasih sayang kita.
G. Prinsip-prinsip dakwah salafush sholeh
- Kembali kepada Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut Pemahaman Salafush
Shalih
- Berdakwah tentang ketauhidan dan Mengikhlaskan Amal semata-mata
karena Allah
- Mengajarkan Ilmu Syar’i
- Mengajak ummat muslimin untuk beribadah hanya semata kepada Allah
Ta’ala
- Memperingati ummat muslimin dari bahaya-nya Bid’ah & Syirik
- Berdakwah dengan Ittiba’
- Berusaha mewujudkan kehidupan yang Islami dan menegakkan yang Haq
H. Doktrin-doktrin Dakwah Salaf

Doktrin Salafiyah yang dikemukakan oleh Imam Ahmad bin Hambal

- keutamaan teks wahyu di atas akal dimana ummat muslimin dituntut


untuk taat kepada Alquran, Sunah, dan konsensus (ijmak) para leluhur
yang saleh, ‘’Ibnu Hanbal memagang Alquran dan ajaran Nabi SAW
sebagai sumber otoritatif dalam memahami masalah agama’’
Adapun doktrin Salafiyah yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah ialah:

- Pintu ijitihad selalu terbuka sepanjang masa


- Taklid atau ikut-ikutan tanpa mengetahui sumbernya diharamkan
- Diperluka kehati-hatian dalam berijtihad dan berfatwa
- Perdebatan teologis (kalamiah), seperti Muktazilah, Jahamiyah dan
lainnya dihindarkan
- Ayat Alquran dan hadis yang mutasyabihat (tak jelas menunjuk pada
satu arti) tak ditafsirkan dan tidak ditakwilkan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dengan penjelasan dan penjabaran dari isi buku ini, maka menjadi jelas bagi
para pembaca sekalian kesimpulan berikut ini:

- Bahwa menisbatkan diri kepada Salafiyah sebagai penisbatan kepada Islam


yang murni dan benar.
- Bahwa Salafiyah diwakili oleh para Shahabat, tokohtokoh yang mengikuti
mereka dengan baik, Para pengikut mereka, serta imam-imam agama Islam
ini
- AhIi Hadits yang dimaksud pada zaman ini ialah setiap orang yang ber'aqidah
dan bermalhai Salaf. Apa6ila ditambah dengan menyibukkan diri dengan
ilmu hadits, maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan.
- Wajib mengikuti aqidah, manhaj dan cara beragama para Shahabat
ridhwanullaahi' alaihim Aj-maiin.
- Kesalahan-kesalahan yang diserukan oleh orang-orang yang mengajak
kepada kebathilan yang bertujuan membuat manusia lari dari dakwah yang
benar, semua syubhat tersebut lemah, dusta dan sudah terbantahkan.
- Salafush Sholeh adalah orang yang paling mengetahui kebenhian dan paling
sayang kepada kaum mukminin.
- Kesungguhan Salafush Sholeh dalam mempersatukan jama'ah dan kalimat
kaum Muslimin sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut manhaj
Salaf.
- Perhatian Ahlus Sunnah Salafush Sholeh terhadap tashfiyah (pemumian
ajaran Islam) kemudian tarbiyah (mendidik generasi di atas Islam yang
murni) sesuai dengan ketentuan syari'af
B. SARAN

Saran ini saya petik dari hadits Nabi shallallaaahu 'alaihi wa sallam dalam
sebuah hadits riwayat Imam Muslim:

" Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat agama itu adalah
nasihat. Mereka (para Shahabat) bertanya: 'Untuk siapa, wahai Rasulullah?' Beliau
menjawab, Untuk Allah, Kitab-Nya Rasul-Nya Imam kaum Muslimin atau
Mukminin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya."

Penulis memberikan nasihat:

Sesungguhnya yang dijadikan kalimat terakhir ialah sabar dan teguh serta
bersungguh-sungguh dalam berpegang dengan 'aqidah dan manhaj ini-manhaj
Nubuwwah dan dengan jalan ini-jalan Salafiyah serta mengambilnya dengan kuat,
tidak lemah, tidak merasa hina, dan tidak patah semangat di hadapan musuh-
musuh serta tidak melepaskan diri dari pondasi-pondasi dan tiang-tiangnya
dengan alasan berkumpul dan bersatu dengan mereka (musuh dakwah Salafiyah)
seluruhnya, sampai tegaknya daulah Islam. Jauhilah oleh kalian, jauhilah oleh
kalian hal ini (bergabung dan bersatu dengan musuh), karena hal ini-demi Allah-
adalah pintu kejelekan.

Dan barangsiapa menyelisihinya maka ia bukan termasuk golongan mereka


meskipun ia adalah karib kerabat terdekat atau sahabat karibnya, sebab mereka
(Salafiyyun) berlepas diri darinya. Maka janganlah kalian lemah, patah semangat
dan jangan tunduk kepada mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Yang dikemukakan Muhammad Aki Fardan Labibi

Yang dikemukakan juga Heri Ruslan, 12 januari 2012

Serta yang dikemukakan oleh Al-Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawas, Pada
Sya’ban, 1429H / Agustus 2008. Dengan Judul bukunya, Yakni “Mulia dengan
Manhaj Salaf”. Bogor: Penerbit Pustaka At-Taqwa.

Identitas Pustaka At-Taqwa, Penerbit buku-buku islam bermanhaj Salaf Ahlus


Sunnah Wal Jamaah, Kumpulan buku-buku yang berdasarkan referensi dari para
ulama.

Anda mungkin juga menyukai