Disusun oleh
Mohamad Zuhri
Maria Florida
KELAS F (KPT)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang tahlilan 7 hari.
Terima kasih kepada dosen pengasuh yang telah memberikan penugasan dan
kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Tahlil........................................................................................................3
B. Sejarah Tahlil.............................................................................................................4
C. Tahlil Menurut Para Ulama........................................................................................5
D. Manfaat Tahlil............................................................................................................6
E. Bacaan Tahlil dan Urutan...........................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian amaliah tahlil 7 hari?
2. Bagaimana sejarah tahlil?
3. Bagaimana tahlil menurut pandangan ulam?
4. Bagaimana bacaan tahlil dan urutannya?
5. Apa saja do’a tahlil?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tahlilan 7 hari
2. Mengetahui sejarah tahlil
3. Mengetahui tahlil menurut pandangan ulama
4. Mengetahui manfaat tahlil
5. Mengetahui bacaan tahlil dan urutannya
6. Mengetahui do’a dalam tahlil
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Sejarah Tahlil
Jika kita buka catatan sejarah Islam, maka acara ritual tahlilan tidak dijumpai di
masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, di masa para sahabatnya ? dan para Tabi’in
maupun Tabi’ut tabi’in. Bahkan acara tersebut tidak dikenal pula oleh para Imam-Imam
Ahlus Sunnah seperti Al Imam Malik, Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, dan ulama
lainnya yang semasa dengan mereka ataupun sesudah mereka. Lalu dari mana sejarah
munculnya acara tahlilan?.Awal mula acara tersebut berasal dari upacara peribadatan
(baca: selamatan) nenek moyang bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Hindu
dan Budha. Upacara tersebut sebagai bentuk penghormatan dan mendo’akan orang yang
telah meninggalkan dunia yang diselenggarakan pada waktu seperti halnya waktu tahlilan.
Namun acara tahlilan secara praktis di lapangan berbeda dengan prosesi selamatan agama
lain yaitu dengan cara mengganti dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala agama lain dengan
bacaan dari Al Qur’an, maupun dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala Islam menurut mereka.
Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan
merupakan adopsi (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama
lain.Sebelum Islam masuk ke Indonesia, telah ada berbagai kepercayaan yang di anut oleh
sebagian besar penduduk tanah air ini, di antara keyakinan-keyakinan yang mendomisili
saat itu adalah animisme dan dinamisme. Di antara mereka meyakini bahwa arwah yang
telah dicabut dari jasadnya akan gentayangan di sekitar rumah selam tujuh hari, kemudian
setelahnya akan meninggalkan tempat tersebut dan akan kembali pada hari ke empat
puluh, hari keseratus dan hari keseribunya atau mereka mereka meyakini bahwa arwah
akan datang setiap tanggal dan bulan dimana dia meninggal ia akan kembali ke tempat
tersebut, dan keyakinan seperti ini masih melekat kuat di hati kalangan awan di tanah air
ini sampai hari ini.
Sehingga masyarakat pada saat itu ketakutan akan gangguan arwah tersebut dan
membacakan mantra-mantra sesuai keyakinan mereka. Setelah Islam mulai masuk di
bawa oleh para Ulama’ yang berdagang ke tanah air ini, mereka memandang bahwa ini
adalah suatu kebiasaan yang menyelisihi syari’at Islam, lalu mereka berusaha
menghapusnya dengan perlahan, dengan cara memasukkan bacaan – bacaan berupa
kalimat – kalimat thoyyibah sebagai pengganti mantra-mantra yang tidak dibenarkan
menurut ajaran Islam dengan harapan supaya mereka bisa berubah sedikit demi sedikit
dan mininggalkan acara tersebut menuju ajaran Islam yang murni dan benar.
Akan tetapi sebelum tujuan akhir ini terwujud, dan acara pembacaan
kalimatkalimat thoyibah ini sudah menggantikan bacaan mantra-mantra yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam, para Ulama’ yang bertujuan baik ini meninggal dunia, sehingga
4
datanglah generasi selanjutnya yang mereka ini tidak mengetahui tujuan generasi awal
yang telah mengadakan acara tersebut dengan maksud untuk meninggalkan secara
perlahan. Perkembangan selanjutnya datanglah generasi setelah mereka dan demikian
selanjutnya, kemudian pembacaan kalimat-kalimat thoyibah ini mengalami banyak
perubahan baik penambahan atau pengurangan dari generasi ke generasi, sehingga kita
jumpai acara tahlilan di suatu daerah berbeda dengan prosesi tahlilan di tempat lain
sampai hari ini.
َع ْن َأِبْي َسِعْيٍد َاْل ُخ ْد ِر ِّي قَاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلي ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َال َي ْق ُعُد َقْو ٌم َي ْذ ُك ُرْو َن َهللا َع َّز َو َج َّل ِإاَّل َح َّفْت ُهُم ْالَم اَل ِئَك ُة َو َغ ِش َيُهُم الَّر ْح َم ُة َو َنَز َلْت
)۴۸۶۸ ,َع َلْي ِه ُم الَّسِكْي َن ُة َو َذ َك َر ُه ُم ُهللا ِفْي َم ْن ِع ْن َدُه ( رواه مسلم
“Dari Abi Sa’id al-Khudri RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
berkumpul suatu kaum sambil berdzikir kepada Allah SWT, kecuali mereka akan
dikelilingi malaikat, dan Allah SWT akan memberikan rahmat-Nya kepada mereka,
memberikan ketenangan hati dan memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya”
(HR. Al-Muslim, 4868).[3]
5
3) Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan kata lain, kaum muslimin yang
berada di sekitar rumah yang ditinggal, maka terjalinlah silaturahmi diantara umat
islam.[4]
D. Manfaat Tahlil
Para ulama telah sepakat bahwa sampainya kiriman pahala sedekah atas nama
orang yang telah meninggal. Seperti yang telah di sebutkan dalam hadis-hadis yang sahih
di antaranya;
َع ْن َعاِئَشَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها َأَّن َر ُج اًل َقاَل ِللَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَّن ُأِّم ي اْفُتِلَتْت َنْفُس َها َو َأُظُّنَها َلْو َتَك َّلَم ْت َتَص َّدَقْت َفَهْل
َأْج ٌر ِإْن َتَص َّد ْقُت َع ْنَها َقاَل َنَع م َلَها
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi : "Ibuku
meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara
dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah
untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar". (HR. Bukhari )
Islam tentunya agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun
yang miskin . Jika si kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu si miskinpun ada
cara agar mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadis yang sahih ;
Rasulullah bersabda :
ِإَّن ِبُك ِّل َتْس ِبيَحٍة َص َد َقًة َو ُك ِّل َتْك ِبيَرٍة َص َد َقًة َو ُك ِّل َتْح ِم يَدٍة َص َد َقًة َو ُك ِّل َتْهِليَلٍة َص َد َقًة
“Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah
sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.(HR.
Muslim)”
Tidak di pungkiri lagi bahwa bacaan kalimat tasbih, takbir, tahmid dan
tahlil merupakan salah satu bentuk sedekah.
Di dalam Al-Quran di sebutkan:
َو اْلَباِقَياُت الَّصاِلَح اُت َخْيٌر ِع ْنَد َر ِّبَك َثَو اًبا َو َخْيٌر َأَم ًال
“Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah lebih baik pahalanya
di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)”
َو ُهَّللا َأْك َبُر، َو اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا، َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل،ُسْبَح اَن ِهَّللا
6
“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah
Mahabesar.”
Diantara manfaat dan keutamaan bacaan tersebut yaitu Merupakan bacaan yang
paling di sukai oleh Allah
Rasulullah ﷺbersabda:
َأَح ُّب اْلَكاَل ِم ِإَلى ِهَّللا َأْر َبٌع ُسْبَح اَن ِهَّللا َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َو اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو ُهَّللا َأْك َبر
“Sesungguhnya membaca, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain
Allah, dan Allah Maha Besar adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena
oleh sinar matahari. (HR. Muslim)”
Dan juga merupakan bacaan yang merontokkan dosa.
Rasulullah bersabda:
ِإَّن ُسْبَح اَن ِهَّللا َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َو اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو ُهَّللا َأْك َبُر َتْنُفُض اْلَخ َطاَيا َك َم ا َتْنُفُض الَّش َجَر ُة َو َر َقَها
"Sesungguhnya bacaan 'subhaanAllah wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illa Allah wa
Allahu akbar' merontokkan dosa-dosa sebagaimana sebatang pohon yang merontokkan
daunnya."
(HR. Ahmad, Abu Daud , Ibnu Majah)”
Inilah sesungguhnya hakikat tahlilan, yaitu Amaliyah yang di himpun dari Al-
Quran dan As-sunnah. [5]
7
Tahlilan dari susunan bacaannya terdiri dari dua unsur yang disebut dengan syarat
dan rukun, yang dimaksud dengan syarat ialah bacaan :
1. Surat al-Ikhlas
2. Surat al-Falaq
3. Surat an-Nas
4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 الم ذلك الكتاب.......
5. Surat al-Baqarah ayat 163 والهكم إله واحد........
6. Surat al-Baqarah ayat 255 هللا الإله إال هو الحي القيوم........
7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai ayat 286 هلل مافي السموات......
8. Surat al-Ahzab ayat 33 إنما يريد هللا........
9. Surat al-Ahzab ayat 56 إن هللا ومالئكته يصلون على النبي........
10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat, Istighfar, Tahlil da Tasbih
1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :واعف عنا واغفر لنا وارحمنا
2. Surat al-Hud ayat 73: ارحمنا ياأرحم الراحمين
3. Shalawat Nabi
4. Istighfar
5. Kalimat Thayyibah الإله إالهللا
6. Tasbih
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah menguraikan secara sistematis, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Saran penulis kepada pembaca agar dapat
memahami dan mempelajari makalah ini dengan sebaik mungkin dan dapat
menerapkan dan memahami apa itu tahlilan dan bagaimana cara kita menyikapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
10