Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATA KULIAH PATOFISIOLOGI ( Pertemuan II)

Nama : NI KADEK SARI SAVITRI ANJANI


NIM : DK21081

Materi Tugas:
Menjelaskan Tahapan perkembangan mental dan perubahan status kesehatan yang
meliputi:
1. Perkembangan Reproduksi
2. Perkembangan Anak
3. Perkembangan Orang Dewasa
4. Perkembangan Lansia

Jawaban:
1. PERKEMBANGAN REPRODUKSI
 Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi gonadotropin releasing
hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh perubahan sistem endokrin yg
kompleks yg melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif. Selanjutnya,
diikuti dgn timbulnya tanda-tanda seks sekunder, pacu tumbuh, & kesiapan utk
reproduksi.
 Pada saat remaja atau pubertas, inhibisi/hambatan SSP terhadap hipotalamus
menghilang sehingga hipotalamus mengeluarkan GnRH akibat sensitivitas
gonadalstat. Peningkatan GnRH (usia sktr 6 thn) akan berikatan dengan
reseptor di hipofisis sehingga sel-sel gonadotrop akan mengeluarkan
luteneizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Hal ini
terlihat dengan terdapatnya peningkatan sekresi LH 1-2 tahun sebelum awitan
pubertas. Sekresi LH yang pulsatil terus berlanjut sampai awal pubertas.
 Proses menarke normal terdiri dalam tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi,
dan fase luteal (sekretori). Pada fase folikuler, pe↑ GnRH pulsatif dari

11
hipotalamus akan merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH dan LH yang
kemudian merangsang pertumbuhan folikel. Folikel akan mensekresi estrogen
yg menginduksi proliferasi sel di endometrium. Pada puncak sekresi estrogen,
hipofisis mensekresi LH lebih banyak & ovulasi terjadi 12 jam setelah pe↑ LH.
Pd fase luteal yg mengikuti fase ovulasi ditandai dgn adanya korpus luteum yg
dibentuk dari proses luteinisasi sel folikel yg akan mengkonversi kolesterol
menjadi estrogen & progesteron. Progesteron ini mempunyai efek berlawanan
dgn estrogen pada endometrium yaitu menghambat proliferasi & perubahan
produksi kelenjar shgg memungkinkan terjadinya implantasi ovum. Tanpa
terjadinya fertilisasi ovum & produksi human chorionic gonadotropine (hCG),
korpus luteum tidak bisa bertahan. Regresi korpus luteum mengakibatkan pe↓
kadar progesteron & estrogen yg menyebabkan terlepasnya endometrium,
proses tersebut dikenal sebagai menstruasi. Menstruasi terjadi kira-kira 14 hari
setelah ovulasi.
 Pd anak laki-laki, perubahan hormonal ini dimulai dgn pe↑ LH & FSH.
Luteinising hormon akn menstimulasi sel Leydig testis u/ mengeluarkan
testosteron, hormon ini merangsang pertumbuhan seks sekunder, sdngkn FSH
merangsang sel sertoli u/ mengeluarkan inhibin sbg umpan balik terhdp aksis
hipotalamus-hipofisis-gonad. Fungsi lain FSH menstimulasi perkembangan
tubulus seminiferus menyebabkan terjdinya pembesaran testis. Pd saat
pubertas terjd spermatogenesis akibat pengaruh FSH & testosteron yg
dihasilkan oleh sel Leydig. Pd periode pubertas, selain terjadi perubahan pd
aksis hipotalamus-hipofisis-gonad, terdpt hormon lain yg juga memiliki peran
yg cukup besar selama pubertas yaitu hormon pertumbuhan (growth
hormone/GH).
 Pada periode pubertas, GH dikeluarkan dlm jumlah > & b/d proses pacu
tumbuh selama masa pubertas. Pacu tumbuh selama pubertas memberi
kontribusi sebesar 17% dr tinggi dewasa anak laki-laki & 12% dari tinggi

11
dewasa anak perempuan. Hormon steroid seks meningkatkan sekresi GH pd
anak laki-laki & perempuan. Pd anak perempuan terjadi peningkatan GH pd
awal pubertas sdngkn pd anak laki-laki peningkatan ini terjd pd akhir pubertas.
 Pd fase pubertas terjd perubahan fisik shgg pd akhirnya seorg anak akn
memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat 5 perubahan khusus yg terjd pd
pubertas, yaitu, pertambahan TB yg cepat (pacu tumbuh), perkembangan
seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi
tubuh serta perubahan sistem sirkulasi & sistem respirasi yg b/d kekuatan dan
stamina tubuh. Perubahan fisik yg terjadi pd periode pubertas berlangsung dgn
sangat cepat dlm sekuens yg teratur & berkelanjutan.
 Setelah usia tsb (16 P, 18 L), pada umumnya per+an TB hampir selesai.
Hormon steroid seks jg berpengaruh terhdp maturasi tulang pd lempeng
epifisis. Pd akhir pubertas lempeng epifisis akn menutup & pertumbuhan TB
akan berhenti. Pertambahan BB terutama terjadi krn perubahan komposisi
tubuh, pd anak laki2 terjd akibat me↑nya massa otot, sdngkn pd anak
perempuan terjd krn me↑nya massa lemak. Perubahan komposisi tubuh terjadi
krn pengaruh hormon steroid seks. Perkembangan seks sekunder diakibatkan
oleh perubahan sistem hormonal tubuh yg terjd selama proses pubertas.
 Perubahan hormonal akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan rambut pubis
& menarke pd anak perempuan; pertumbuhan penis, perubahan suara,
pertumbuhan rambut di lengan & muka pd anak laki-laki, serta terjadinya
peningkatan produksi minyak tubuh, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat,
& timbulnya jerawat
 Pd anak laki-laki awal pubertas ditandai dgn meningkatnya volume testis,
ukuran testis menjadi lebih dari 3 mL. Pembesaran testis pd umumnya terjadi
pd usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran penis. Pembesaran penis
terjadi bersamaan dgn pacu tumbuh. Ukuran penis dewasa dicapai pada usia
16-17 tahun. Perubahan suara terjd krn bertambah panjangnya pita suara akibat
11
pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara. Perubahan
suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada
pertengahan pubertas. Mimpi basah tau wet dream terjadi sekitar usia 13-17
tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan tinggi badan.

 Pd anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast budding at/
tunas payudara pd usia kira-kira 10 tahun, kemudian scr bertahap payudara
berkembang menjadi payudara dewasa pd usia 13-14 thn. Rambut pubis mulai
tumbuh pd usia 11-12 thn & mencapai pertumb. lengkap pada usia 14 thn.
Menarke terjadi 2 thn setelah awitan pubertas, menarke terjd pd fase akhir
perkemb. pubertas yaitu sekitar 12,5 tahun. Setelah menstruasi, TB anak hanya
akn ber+ sedikit kemudian per+an TB akan berhenti. Massa lemak pd
perempuan me↑ pd tahap akhir pubertas, mencapai hampir 2 x lipat massa
lemak seblm pubertas.

Tahap perkembangan pubertas anak pada laki-laki menurut Tanner

11
Tahap perkembangan pubertas anak pada perempuan menurut Tanner

 Menopause ad/ fase akhir dari masa reproduksi wanita yg terjadi secara
alamiah. Setiap wanita pasti mengalami masa menopause (Fitria,2007). Dlm
perjalanan hidupnya seorang wanita yg memasuki usia sekitar 45 tahun,
mengalami penuaan indung telur, shgg tidak sanggup memenuhi kebutuhan
hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dlm
memproduksi hormon, antara lain kemunduran kelenjar tiroid yg mengeluarkan
hormon tiroksin u/ metabolisme umum & kemunduran kelenjar paratiroid yg
mengatur metabolisme kalsium. Penurunan produksi hormon menyebabkan
berbagai perubahan fisik & psikis.
 Menopause ad/ waktu berhentinya siklus haid seorang wanita secara alamiah
yg biasanya terjadi pada periode dimana wanita berusia antara 45-50
thn(Kasdu, 2002). Menopause dpt didahului dgn proses yang berlangsung
lama, bahkan dpt berlangsung seIama 10 tahun. Artinya seorg perempuan
kemungkinan sudah mengalami perubahan pd siklus & kualitas haidnya, serta
perubahan-perubahan fisik maupun psikis lainnya pada saat ia berusia 40 thn.
Menstruasi benar-benar tdk datang lagi pd wanita rata-rata setelah mencapai
usia 50 thn (dgn rentang usia antara 48-52 tahun).
 Andropause merupakan istilah kenyamanan/kemudahan penyebutan bagi laki-
laki yg mengalami penuaan dgn segala konsekuensi dan gejala-gejala yg
ditimbulkannya dibidang fisik, sosial & mentalnya. Adapula yg memakai
istilah menopause pria. Istilah tsb tdk tepat, terutama krn kalau pause pd wanita
11
kesuburannya berhenti pd laki-laki tidak berhenti tetapi hanya mengalami
kemunduran secara bertahap & pasti. Disamping itu perubahan fisiologis
reproduksi pada lansia tidak terlihat atau terasa dibandingkan perubahan pd
wanita yg terlihat atau berakibat nyata. Sedangkan perubahan mental maupun
sosial relatif sama dgn pd wanita, walaupun umumnya pd kadar yg lebih
ringan.

Masalah Kesehatan pada Anak


 Mudah terinfeksi → daya tahan tubuh yg masih dlm proses pembentukan,
contoh : flu, ISPA
 Diare → pola makan yg belum teratur, serta kebiasaan bermain dgn hal2 yg
kotor
 Demam → daya tahan tubuh yg kurang, fisiologi tubuh yg belum sempurnah
→ sehingga mekanisme homeostatis di dlm tubuh mudah terganggu
 Kurang Gizi → anak cenderung memiliki pola makan yg kurang baik

Masalah Kesehatan pada Dewasa


 Pada usia dewasa perubahan satatus kesehatan banyak didominasi oleh
masalah yg terkait pola hidup yg tdk sehat, faktor stress antara lain :
 Obesitas
 Diabetes melitus
 Hipertensi

Masalah Kesehatan pada Lansia


 Pada lansia perubahan satatus kesehatan banyak didominasi oleh masalah
terkait penurunan fisiologis sistem di dlm tubuh antara lain :
 Osteoporosis
 Reumatoid Arthritis
11
 Hipertensi
 Gout

2. PERKEMBANGAN ANAK

Ciri-ciri Pertumbuhan dan perkembangan


 Perubahan dalam aspek fisik dan psikis
 Perubahan dalam proporsi
 Lenyapnya tanda-tanda yang lama
 Diperoleh tanda-tanda baru

1. Neonatus (lahir – 28 hari)


 Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.
 Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi
dan menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
Bayi usia 1-3 bulan :
 mengangkat kepala
 mengikuti obyek dengan mata
 melihat dengan tersenyum
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kontak
 menahan barang yang dipegangnya
11
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Bayi usia 3-6 bulan :
• mengangkat kepala sampai 900
• mengangkat dada dengan bertopang tangan
• belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
• menaruh benda-benda di mulutnya,
• berusaha memperluas lapang pandang
• tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
• mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Bayi 6-9 bulan :


• duduk tanpa dibantu tengkurap dan berbalik sendiri
• merangkak meraih benda atau mendekati seseorang memindahkan benda dari
satu tangan ke tangan yang lain
• memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
• bergembira dengan melempar benda-benda mengeluarkan kata-kata tanpa arti
• mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain mulai
berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

Bayi 9-12 bulan :


 berdiri sendiri tanpa dibantu
 berjalan dengan dituntun
 menirukan suara
 mengulang bunyi yang didengarnya
 belajar menyatakan satu atau dua kata
 mengerti perintah sederhana atau larangan
 minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
11
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
 berpartisipasi dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan
perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.

3. Todler (1-3 tahun)


peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik Anak usia 12-18
bulan :
 mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
menyusun 2 atau 3 kotak
 dapat mengatakan 5-10 kata
 memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan :


 mampu naik turun tangga menyusun 6 kotak
 menunjuk mata dan hidungnya menyusun dua kata
 belajar makan sendiri
 menggambar garis di kertas atau pasir
 mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
 menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Anak usia 2-3 tahun :


 anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
 membuat jembatan dengan 3 kotak
 mampu menyusun kalimat
 mempergunakan kata-kata saya
 Bertanya
11
 mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
 menggambar lingkaran
 bermain dengan anak lain
 menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko
keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.

4. Pre sekolah (3-6 tahun)


Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan
peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
 berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
 berjalan pada jari kaki
 belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
 menggambar garis silang
 menggambar orang (hanya kepala dan badan)
 mengenal 2 atau 3 warna

Anak usia 3-4 tahun :..................


 bicara dengan baik
 bertanya bagaimana anak dilahirkan mendengarkan cerita-cerita
 bermain dengan anak lain
 menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
 dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

Anak usia 4-5 tahun :


 mampu melompat dan menari
 menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
11
 dapat menghitung jari-jarinya
 mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
 minat kepada kata baru dan artinya
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
 membedakan besar dan kecil
 menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

Anak usia 6 tahun:


• ketangkasan meningkat
• melompat tali
• bermain sepeda
• menguraikan objek-objek dengan gambar
• mengetahui kanan dan kiri
• memperlihatkan tempertantrum
• mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial

5. Usia sekolah (6-12 tahun)


Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,
kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi. Anak
usia 6-7 tahun :
 membaca seperti mesin
 mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
 membaca waktu untuk seperempat jam
 anak wanita bermain dengan wanita
 anak laki-laki bermain dengan laki-laki
 cemas terhadap kegagalan
 kadang malu atau sedih
11
 peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:
 kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
 menggunakan alat-alat seperti palu
 peralatan rumah tangga
 ketrampilan lebih individual
 ingin terlibat dalam segala sesuatu
 menyukai kelompok dan mode
 mencari teman secara aktif

Anak usia 10-12 tahun:


• pertambahan tinggi badan lambat
• pertambahan berat badan cepat
• perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
• mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
• memasak, menggergaji, mengecat
• menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
• membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
• teman sebaya dan orang tua penting
• mulai tertarik dengan lawan jenis
• sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar
hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.

6. Remaja (12-18/20 tahun)


 Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
 Mencoba nilai-nilai yang berlaku
 Pertambahan maksimum pada tinggi, berat badan

11
 Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
 Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
 Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan
seksual mulai terlihat
 menyesuaikan diri dengan standar kelompok
 anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang
pakaian, make-up
 hubungan anak-orangtua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari
orang tua
 takut ditolak oleh teman sebaya
 Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas
seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya
kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang
menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping
atau strategi mengatasi konflik.

Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada


remaja
 Perubahan emosi : Sensitif atau peka, Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap
gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya, Ada kecenderungan
tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya
daripada tinggal di rumah.
 Perkembangan intelegensia : Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak,
suka memberikan kritik; Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga
muncul perilaku ingin mencoba-coba.

11
Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja
menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap bentuk tubuhnya dan
mencoba membandingkan dengan teman-teman sebaya. Jika perubahan tidak
berlangsung secara lancar maka berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan
emosi anak, bahkan terkadang timbul ansietas, terutama pada anak perempuan bila
tidak dipersiapkan untuk menghadapinya. Sebaliknya pada orangtua keadaan ini dapat
menimbulkan konflik bila proses anak menjadi dewasa ini tidak dipahami dengan
baik.

3. PERKEMBANGAN ORANG DEWASA


7. Dewasa muda (20-40 tahun)
 Gaya hidup personal berkembang.
 Membina hubungan dengan orang lain
 ada komitmen dan kompetensi
 membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang
tua
 Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan
berpikir rasional meningkat
 pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam
pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu
dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung
perubahan yang penting untuk kesehatan.

8. Dewasa menengah (40-65 tahun)


 Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak
11
meninggalkan rumah
 anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
 dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada
muka, dan lain-lain
 waktu untuk bersama lebih banyak
 Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah
lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi
terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan
dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada
kelemahan.

9. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun
(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang
penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya,
mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.

b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan


kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan
terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan
(pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).

c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.


Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan
11
mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan
Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
• aktivitas melibatkan mulut (sumber utama kenyamanan)
• Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
• Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan
perilaku seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok,
menyalahgunakan obat, minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen.
Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan
keamanan.

b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun/toddler)


Karakteristik :
 Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
 Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
 Mengotori adalah aktivitas yang umum
 Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesif- kompulsif
seperti keras kepala, kikir, kejam dan tempertantrum
Implikasi : “toilet training” sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang
menyenangkan, pujian yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang kreatif dan
produktif

c. Tahap falik (3-6 tahun/pra sekolah)


Karakteristik :
 Organ genital sebagai sumber kenyamanan
 Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti
 Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
11
 Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas
seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali
hubungan dengan orang lain di luar anggota keluarga.

d. Tahap latensi (6-12 tahun/masa sekolah)


Karakteristik :
 energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
 Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur).
 Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman
sebaya yang sama jenis kelaminnya.
 Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini
 Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan
kurang motivasi diri.
Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan intelektual

e. Genital (13 tahun keatas/pubertas atau remaja sampai dewasa)


Karakteristik :
 genital menjadi pusat dari tekanan dan kesenangan seksual
 Produksi hormon seksual menstimulasi perkembangan
heteroseksual
 Energi ditujukan untuk mencapai hubungan seksual yang matur
 Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum matang,
kemudian mulai berkembang kemampuan untuk menerima dan memberi cinta
Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan berpisah
dengan kedua orang tua

4. PERKEMBANGAN LANSIA
11
1. Pengertian

Lansia menurut Masdani (1990 dalam Nugroho, 2000) mengemukakan bahwa

lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi

4 bagian pertama fase iufentus usia antara 25-40 tahun, kedua fase verilitas usia

antara 40-50 tahun, ketiga fase prasenium usia antara 55-65 tahun, ke empat fase

senium usia antara 65-tutup usia.

Lanjut usia menurut Surini dan Utomo (2003) bukan suatu penyakit, namun

merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua

individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan

stress lingkungan.

Lansia menurut Reimer (1999 dalam Stanley dan Beare, 2007) berdasarkan

karateristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika

menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi.

Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa,

seperti pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk

wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang

dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam masyarakat kepulauan Pasifik,

seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis keluarganya

Usia tua menurut Hurlock (2006) adalah periode penutup dalam rentang

hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari

periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

11
manfaat.

Usia lanjut menurut Widiyatun (2003) adalah masa merasa sudah sangat tua,

ada rasa takut menghadapinya dan ditandai dengan kemunduran fungsi organ.

2. Batasan Lanjut Usia

Lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis (WHO dalam maryam,

2008) digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age)

antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74

tahun, lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas

90 tahun.

Lanjut usia menurut Setyonegoro (2002 dalam Azizah, 2011) dikelompokkan

menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood) yaitu 18 atau 25-29 tahun, usia

dewasa penuh (middle years) atau maturitas yaitu 30-60 tahun atau 65 tahun,

lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 75 tahun yang dibagi lagi

dengan 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).

Dewasa akhir (late adulthood) atau lanjut usia biasanya merujuk pada tahap

siklus kehidupan yang dimulai pada usia 65 tahun. Ahli gerontologi membagi

lanjut usia menjadi dua kelompok: young-old, berusia 65-74 tahun; dan old-old,

berusia 75 tahun ke atas. Kadang-kadang digunakan istilah oldest old untuk

merujuk pada orang-orang yang berusia 85 tahun ke atas (Sadock dan Sadock,

2007).

Lanjut usia menurut organisaasi kesehatan dunia di bagi menjadi 4 bagian,


11
yaitu: Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia antara 45 sampai 59

tahun, lanjut usia ( elderly) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua

(old) yaitu usia antara 75 sampai 90 tahun dan lanjut usia yang sangat tua (very

old) yaitu usia di atas 90 tahun (hanum, 2008).

Lanjut usia menurut Masdani (2005 dalam Azizah, 2011) merupakan

kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat di bagi menjadi empat bagian,

yaitu: Fase iuventus yaitu usia antara 25 sampai 40 tahun, fase vertilitas yaitu usia

antara 40 sampai 50 tahun, fase praesenium yaitu usia antara 55 sampai 65 tahun

dan fase senium yaitu usia 65 tahun sampai tutup usia.

Lansia menurut Departemen kesehatan RI terbagi menjadi sebagai berikut:

- Kelompok menjelang usia lanjut (45-54th) sebagai masa vibrilitas

- Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium

- Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai senium (mayam, 2008).

3. Ciri-ciri Lanjut Usia

Ciri-ciri lansia menurut Sabri (2003) adalah sebagai berikut :

a. Ada perubahan individu yang menonjol sebagai akibat dari usia

lanjut, yaitu ketuaan yang bersifat fisik mendahului ketuaan

psikologis yang merupakan kejadian yang bersifat umum.

b. Ada beberapa masalah dari penyesuaian diri dan sosial yang khas

bagi usia lanjut, misalnya meningkatnya ketergantungan fisik dan


11
ekonomi pada orang lain, membentuk kontak sosial baru,

mengembangkan keinginan dan minat baru serta kegiatan untuk

memanfaatkan waktu luang yang jumlahnya meningkat.

c. Perubahan yang umum terjadi pada masa ini adalah perubahan yang

menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik,

perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem saraf,

perubahan penampilan dan kemampuan seksual, serta kecenderungan

sikap yang canggung dan kikuk.

d. Keterkaitan terhadap agama bertambah dan sering dipusatkan pada

masalah tentang kematian pada usia tersebut yang bersifat pribadi

tidak abstrak seperti masa-masa sebelumnya.

e. Di antara sekian banyak bahaya fisik yang bersifat umum yang

merupakan ciri usia lanjut, ialah penyakitan, hambatan yang bersifat

jasmaniah, kurang gizi, gigi banyak yang tanggal dan hilangnya

kemampuan seksual.

f. Bahaya yang bersifat psikologis meliputi kepercayaan terhadap

pendapat klise tentang lanjut usia, perasaan rendah diri, perasaan

tidak berguna, perubahan tidak enak akibat perubahan fisik,

perubahan pola hidup, perasaan bersalah karena menganggur.

Ciri-ciri usia lanjut (Hurlock, 2006) adalah :

a. Periode kemunduran

11
Kemunduran pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik yang

merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi

karena proses menua. Selain itu kemunduran usia lanjut juga datang dari faktor

psikologis yaitu sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan,

dan kehidupan yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

b. Perbedaan individual pada efek menua

Setiap orang yang menjadi tua pasti berbeda karena mereka mempunyai sifat

bawaan yang berbeda pula, sosioekonomi, latar pendidikan yang berbeda, dan

pola hidup yang berbeda. Perbedaan kelihatan di antara orang- orang yang

mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan

dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-

masing jenis kelamin.

2. Dinilai dengan kriteria yang berbeda

Pada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menilai lanjut usia dalam

cara yang sama dengan penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penampilan diri,

apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya. Dengan mengetahui bahwa hal

tersebut merupakan dua kriteria yang amat umum untuk menilai usia mereka

banyak orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka

sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan

memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai

tenaga muda. Inilah cara mereka untuk menutupi dan membuat ilusi bahwa
11
mereka belum lanjut usia.

3. Stereotipe pada orang lanjut usia

Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang lanjut usia adalah pria

dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya

membungkuk, dan sulit hidup bersama dengan siapa pun, karena hari-harinya

yang penuh manfaat telah lewat, sehingga perlu dijauhkan dari orang-orang yang

lebih muda.

4. Sikap sosial terhadap lanjut usia

Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap

usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut dan kebanyakan pendapat klise

tersebut tidak menyenangkan, maka sikap sosial tampaknya cenderung tidak

menyenangkan.

5. Menua membutuhkan perubahan peran

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia, pujian

yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia bukan dengan keberhasilan

mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi lanjut usia

menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang tidak

menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.

11
6. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lanjut usia, yang

nampak dalam cara orang memperlakukan mereka, maka tidak heran lagi kalau

banyak orang usia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal

ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan tingkat

kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang masa lalunya sulit dalam

menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang pada

masa lalunya mudah dalam menyesuaikan diri.

7. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lanjut usia

Dewasa ini berbagai cara dilakukan untuk menjadi muda kembali seperti obat-

obatan telah mengambil alih tugas-tugas tersebut yang mencoba menahan

ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kemudian muncul orang-orang yang mempunyai kekuatan magis yang dipercayai

untuk mengubah lanjut usia menjadi lebih muda lagi dan bisa membuat orang

tetap awet muda,

4. Tugas perkembangan lansia

Tugas perkembangan lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi

seseorang daripada kehidupan orang lain (Hurlock, 2006). Adapun tugas

perkembangan lansia adalah:

1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan

2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya


11
income

(penghasilan) keluarga

3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

4. Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia

5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan


6. Menyesuaikan dengan peran sosial secara luwes

4. Perubahan-Perubahan Pada Lansia

Perubahan yang dialami lansia (Hutapea, 2005) meliputi:

a. Perubahan Fisik

1. Perubahan pada system kekebalan atau immunologi, dimana tubuh

menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi

2. Konsumsi energik turun secara nyata diikuti dengan menurunnya

jumlah energi yang dikeluarkan tubuh

3. Air didalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya

sel-sel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif

4. Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,

kemampuan mencerna makanan serta penyerapan menjadi lamban

dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingg

sering konstipasi

5. Sistem syaraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun

dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan

11
berkurang, reaksi menjadi lambat, fungsi mental menurun dan

ingatan visual berkurang

6. Perubahan pada system pernafasan ditandai dengan menurunnya

elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat

mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah

meningkat

7. Perubahan system metabolik, yang menyebabkan gangguan

metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun.

Sekresi juga menurun karena timbulnya lemak

8. Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai

keropos

b. Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut,

merasa penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik, dan depresi.

Hal itu disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosial

ekonomi. Ketergantungan sosial finansial pada waktu pensiun

menyebabkan kehilangan rasa bangga, hubungan sosial, kewibawaan,

dan sebagainya.

c. Perubahan Emosi dan Kepribadian

Setiap ada kesempatan lansia selalu melakukan instropeksi diri.

11
Terjadi proses kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan

gender yang terbalik. Para wanita lansia bisa lebih tegar dibandingkan

lansia pria, apalagi dalam memperjuangkan hak mereka. Sebaliknya,

bayak lansia pria yang tidak segan-segan memerankan peran yang sering

wanita kerjakan, seperti mengasuh cucu, menyiapkan sarapan,

membersihkan rumah dan sebagainya. Persepsi tentang kondisi

kesehatan berpengaruh kepada kehidupan psikososial, dalam hal memilih

bidang kegiatan yang sesuai dan cara menghadapi persoalan hidup.

Perubahan yang terjadi akibat proses menua (Harlock, 2006) meliputi:

1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,

diantaranya system pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem

pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan

integrumen.

2. Perubahan Kondisi Mental

Pada umumnya lanjut usia mengalami penurunan fungsi kognitif dan

psikomotor. Perubahan–perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan

perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta

situasi lingkungan. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis,

timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa

terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut di telantarkan karena tidak

11
berguna lagi.

3. Perubahan Psikososial

Masalah–masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam,

tergantung kepada kepribadian invidu yang bersangkutan. Pada saat ini orang

yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk

menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun

berarti terputus dari lingkungan dan teman–teman yang akrab dan disingkirkan

untuk duduk–duduk dirumah dengan begitu dapat menimbulkan perasaan

kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan teman

dan keluarga, perubahan mendadak dalam kehidupan rutin yang membuat mereka

merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna, antara lain:

a. Minat

Pada umumnya minat seseorang akan berubah kuantitas dan kualitasnya pada

masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktifitas fisik cenderung menurun dengan

bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan

dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal–hal

tersebut dipengaruhi oleh faktor– faktor sosial.

b. Isolasi dan kesepian

Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia terisolasi dari

yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktivitas yang

melibatkan usaha.Makin menurunnya kualitas indera yang mengakibatkan

ketulian, penglihatan yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat


11
orang lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan orang– orang lain. Faktor

lain yang membuat isolasi makin manjadi lebih parah adalah perubahan sosial,

terutama mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila orang lanjut usia tinggal

bersama saudaranya, lansia bisa bersikap toleran terhadap mereka, sayangnya

mereka jarang menghormatinya sehingga lansia tersebut terisolasi dan merasa

hidup sendiri.

c. Peranan iman

Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang

sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir dari

kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak

disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh melawan

rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana

kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat.

4. Perubahan Kognitif

Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya :

a. Kemunduran umumnya terjadi pada tugas–tugas yang membutuhkan

kecepatan dan tugas yang membutuhkan memori jangka pendek.

b. Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.

c. Kemampuan verbal dalam bidang kosakata akan menetap bila tidak ada

penyakit.

5. Perubahan Spiritual

11
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.

b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat

dalam berfikir dan bertindak dalam sehari – hari.

c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah perkembangan yang

dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan

contoh cara mencintai dan keadilan.

SUMBER REFERENSI

1. https://www.academia.edu/34110189/

TAHAP_PERKEMBANGAN_MENTAL_PERUBAHAN_STATUS_KES

EHATAN_unlocked

2. http://repository.ump.ac.id/154/3/BAB%20II_Eza%20Kemal%20F..pdf

11

Anda mungkin juga menyukai