Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN ( PBL ) TAHAP II

DI UPTD PUSKESMAS BAHAGIA

KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

Gambaran Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bahagia

Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2022

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas

Mata Kuliah Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II

Di susun Oleh :

Astrid Febrianti ( 1813201003 )

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA

JAKARTA

2022
PROPOSAL

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN ( PBL ) TAHAP II

DI UPTD PUSKESMAS BAHAGIA

KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

Gambaran Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bahagia

Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2022

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas

Mata Kuliah Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II

Dosen Mata Kuliah :

1. Nurusysyarifah Aliyah, SKM.,MKM.


2. Vebby Amellia Edwin,SKM.,MKM.
3. Rina Veronica, AMKeb, SKM.,MKM.
4. Sukarsi Rusti, SKM.,MKM.

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA

JAKARTA

2022
Halaman Pengesahan

Gambaran Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bahagia

Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2022

Proposal Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas laporan Mata Kuliah Praktek Belajar
Lapangan ( PBL ) Tahap II

Di susun Oleh :

Astrid Febrianti ( 1813201003 )

Di Setujui Oleh :

Dosen Kepala Program studi

Pembimbing Akademik Kesehatan Masyarakat

( Vebby Amellia Edwin,SKM.,MKM ) ( Nurusysyarifah Aliyah, SKM.,MKM )


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Hipertensi


merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini
yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, hipertensi memberikan


kontribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke
sebesar 24% (WHO, 2018). Data Global Status Report on Noncommucicable Diseases 2019 dari
WHO menyebutkan 40% negara berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara
maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat 36% orang dewasa yang menderita
hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan
maju terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6 milyar
orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan hasil riskesdas 2018, menyatakan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia


berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, prevalensi
hipertensi yang tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan yang terendah di Papua
sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia yang diakibatkan hipertensi sebesar 427.218 kematian
(Kemenkes RI, 2018).

Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi (2,46%
terhadap jumlah penduduk diatas 18 tahun), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak
8.029.245 orang, yang tersebar di 26 kabupaten/kota dan hanya 1 kabupaten/kota (kab. Bandung
Barat), yang tidak melaporkan jumlah kasus hipertensi. Penemuan kasus di daerah Kabupaten
Bekasi sebesar 2% dari total kejadian hipertensi (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun
2016). Berdasarkan Hasil Riskesdas (2013), Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun (pernah
didiagnosis nakes) adalah 10,5% (nasional 9,5%). Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 29,4%. Prevalensi hipertensi pada perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi adalah riwayat hipertensi yang
tidak dapat dikontrol yaitu keluarga, umur, jenis kelamin, sedangkan faktor yang dapat dikontrol
yaitu pendidikan, pekerjaan, status gizi, dan gaya hidup (Kementerian Kesehatan, 2013). Ada
beberapa penelitian juga menyatakan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
gizi, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas olahraga, perilaku merokok,
konsumsi alkohol dan konsumsi garam merupakan faktor risiko kejadian hipertensi (Yogaswara,
2018; Artiyaningrum & Azam, 2016; Rachmawati, 2013; Anggara & Prayitno, 2013 dan
Mannan, 2012).
Penyebab utama peningkatan hipertensi adalah pola makan yang tidak sehat, aktivitas
fisik yang kurang, dan konsumsi alkohol dan tembakau. Untuk mencapai target global untuk
mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 25% pada tahun 2025, WHO dan Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat meluncurkan Global Hearts Initiative pada tahun
2016 (WHO, 2019).
Kelurahan bahagia berada di bagian utara Kabupaten Bekasi Kelurahan Bahagia
Termasuk Kedalam Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. ( Profil Puskesmas Bahagia, 2021 ).
Bedasarkan data kunjungan pasien di Puskesmas Kelurahan Bahagia terdapat 10 penyakit
tertinggi yang menjadi permasalahan kesehatan di wilayah kelurahan Bahagia yaitu : Hipertensi
(dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 1.391 orang (14,4%) dan perempuan sebanyak
1.336 orang (14,1%) ).
Dari data di atas dapat di lihat bahwa kejadian penyakit tertinggi adalah hipertensi,data
juga menunjukan laki laki lebih banyak terkena hipertensi di bandingkan perempuan. Oleh
karena itu, kami sebagai mahasiswa Institut Kesehatan Indonesia Program Studi Kesehatan
Masyarakat dalam hal ini ingin melakukan Praktik Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ingin
mengidentifikasi tentang Gambaran kejadian penyakit Hipertensi , hasil analisis, dan hasil
intervensi, serta memberikan saran tindak lanjut terkait kesehatan dan keselamatan masyarakat
seperti gaya hidup dan pola makan untuk mencegah atau membantu mengurangi angka kejadian
penyakit hipertensi sebagai salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan derajat Kesehatan
Masyarakat di wilayah kerja UPTD puskesmas Bahagia kabupaten Bekasi Tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan Praktek
Belajar Lapangan ( PBL ) tahap II ini Adalah bagaimana Gambaran Penyakit
Hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi Jawa Barat
Tahun 2022 .

1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini terbagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus .

1.3.1 Tujuan umum


Tujuan Umum dari Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini adalah
untuk mengetahui Gambaran penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi Jawa Barat Tahun 2022 .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kondisi geografis dan demografi lokasi Praktik Belajar


Lapangan (PBL) Tahap II.
2. Untuk mengetahui gambaran penyakit hipertensi di wilayah kerja UPTD
Puskemas Bahagia kabupaten bekasi Jawa Barat Tahun 2022 .

1.4 Ruang lingkup


Ruang lingkup dari praktek belajar lapangan Tahap II ini adalah untuk
mengetahui gambaran penyakit hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Bahagia Kabupaten Bekasi Tahun 2022 Meliputi kegiatan Pengumpulan data primer
dengan wawancara dan observasi yang mencakup gambaran penyakit hipertensi dan
pengumpulan data sekunder dari di UPTD Puskesmas Bahagia, Kecamatan Babelan,
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dan instasi lainya.

1.5 Manfaat
Manfaat dari Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini terbagi menjadi
manfaat bagi mahasiswa , manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia , dan manfaat bagi
instusi pendidikan .

1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Manfaat bagi mahasiswa dari Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II


ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi, masukan kepada pemerintahan Kabupaten


Bekasi dan Puskesmas, khususnya dalam hal penyakit Hipertensi .

2. Dapat mengembangkan wawasan yang didapatkan selama Praktek Belajar


Lapangan (PBL) Tahap II dan merupakan pengalaman berharga dalam melatih
kemampuan melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II sebagai
sarana memberdayakan diri dan melatih diri mengenai cara dan pola pikir,
khususnya faktor risiko yang berhubungan dengan permasalahan penyakit
Hipertensi.

3. Mampu membentuk keterampilan professional dalam menerapkan pendekatan


spesifik atas masalah yang terdapat pada masyarakat.

4. Mampu mendapatkan pengalaman dan mengapplikasikan ilmu yang


didapatkan di Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Program Studi Kesehatan
Masyarakat.

5. Mampu mendapatkan pengalaman kerja nyata dalam bidang penelitian


terutama dalam hal : wawancara, perumusan masalah, analisis data dan intervensi
yang dibuat
1.5.2 Manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi Jawa
barat
Manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia dari Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II ini adalah untuk sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi dan sebagai bahan masukan, dokumen data
puskesmas yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu serta dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan program selanjutnya terutama untuk program serupa
maupun pengembangannya.
2. Mampu mendapatkan gagasan bagi pengembangan upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
3. Mampu mendapatkan masukan dan penjelasan permasalahan kesehatan
masyarakat di unit pelaksanaan kegiatan beserta solusi pemecahannya.
4. Mampu sebagai bahan evaluasi dan perencanaan program kesehatan masyarakat
yaitu program penyakit hipertensi di tingkat Kabupaten Bekasi.

1.5.3 Manfaat bagi instusi Pendidikan

Manfaat bagi institusi pendidikan dari Praktek Belajar Lapangan (PBL)


Tahap II ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu terjalin kerjasama antara pihak UPTD Puskesmas Bahagia dengan


Program Studi Kesehatan Masyarakat Instusi Kesehatan Indonesia (IKI), Jakarta.
2. Dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan penyakit Hipertensi.
3. Dapat memberikan manfaat dan menambah bacaan bahan untuk mahasiswa atau
mahasiswi Institut Kesehatan Indonesia untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.6 Sistematis Laporan

Sistematika hasil laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini disusun dalam 8
bab, dimana setiap bab tersebut akan dibagi menjadi sub-bab yang akan dibahas secara
terperinci. Berikut merupakan sistematika dari masing-masing bab dan keterangan singkatnya.

1. Bab 1 : Pendahuluan.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan (Umum dan
Khusus), Ruang Lingkup, Manfaat (Bagi Mahasiswa, UPTD Puskesmas Bahagia , dan
Institusi Pendidikan), dan Sistematika Laporan.
2. Bab 2 : Gambaran Umum.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Gambaran Umum Institusi Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II (Profil Institusi, Struktur Organisasi Institusi, Proses Kegiatan Institusi, dan
Jadwal Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II).
3. Bab 3 : Tinjauan Pustaka.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya studi literatur dan pengamatan terhadap hasil-hasil penelitian
para peneliti terdahulu.
4. Bab 4 : Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Definisi Operasional
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Definisi
Operasional.
5. Bab 5 : Metodologi Praktek Belajar Lapangan.
Pada bab ini akan dibahas gambaran umum Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II, diantaranya Desain Studi, Waktu dan Tempat, Populasi dan Sampel, Cara
Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data.
6. Bab 6 : Hasil Analisis Data PBL Tahap II
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Kerja Lapangan
(PBL ) Tahap II , diantaranya Hasil Analisis Data PBL Tahap II.
7. Bab 7 : Pembahasan
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Kerja Lapangan (PBL)
Tahap II, diantara nya Pembahasan dari Hasil Analisis Data PBL Tahap II.
8. Bab 8 : Penutup
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, Diantaranya Simpulan dan Saran.
BAB 4

KERANGKA TEORI,KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL.

4.1 Krangka Teori

Kerangka teori dari laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini
merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori serta mengambil dari beberapa hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Gambaran kejadian yang penyakit
Hipertensi. Berikut merupakan bagan kerangka teori dari laporan Praktek Belajar
Lapangan (PBL).

Faktor Resiko Yang Tidak


Dapat Di Ubah :

1. Riwayat Keluarga
2. Umur
3. Jenis Kelamin

HIPERTENSI
Faktor Resiko Yang Dapat
Di Ubah :

1. Konsumsi Garam
2. Kebiasaan
Merokok
3. Stress
4. Obesitas

Gambar 4.1 krangka teori

Sumber : Basha (2009), Palmer (2011)


4.2 krangka konsep

Karakteristik Induvidu

Penyakit hipertensi

Gambaran resiko
hipertensi

Gambar 4.2 krangka konsep

4.3 definisi oprasional

Tabel 4.1 Definisi Oprasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

1 Umur Usia responden yang Kuesioner Usia Produktif


terhitung sejak lahir  15-65
hingga ulang tahun Usia Non-Produktif
terakhir  >65
2 Pendidikan Jenjang sekolah yang Kuesioner  SD
pernah ditempuh dan  SMP
mendapatkan ijazah  SMA
 PT
3 Kejadian Hipertensi Suatu peningkatan Kuesioner  Norm
tekanan darah arteri.  Hipertensi
4 Riwayat Keluarga Apabila terdapat kedua kuesioner  Ada
atau salah seorang dari  Tidak ada
keluarga yang menderita
hipertensi baik ayah atau
ibu, kakek, nenek,
saudara.
5 Konsumsi Garam Kebiasaan responden kuesioner  Ya
dalam mengkonsumsi  Tidak
makanan asin.
6 Konsumsi Makanan Kebiasaan responden Kuesioner  Ya
Berlemak dalam memakan  Tidak
makanan berlemak.
7 Konsumsi Kafein Kebiasaan responden Kuesioner  Ya
dalam mengkonsumsi  Tidak
kafein.
8 Perilaku Merokok Merupakan salah satu Kuesioner  Pernah
yang dilakukan  Tidak pernah
responden dalam
kehidupan sehari-hari
9 Stress Keadaan yang dialami Kuesioner  Ya
oleh responden sehingga  Tidak
terjadi ketegangan jiwa,
dan rasa bersalah
BAB V

METODOLOGI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

5.1 Desain Studi

Jenis laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini merupakan laporan dengan
studi deskriptif yaitu laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II yang bertujuan untuk
menjelaskan Gambaran kejadian penyakit hipertensi diwilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia
kabupaten bekasi tahun 2022. Data yang diinginkan diperoleh dengan pengumpulan data primer
dengan bantuan kuesioner dan dengan pengumpulan data sekunder dari UPTD Puskesmas
Bahagia.

5.2 waktu dan tempat

5.2.1 waktu

Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini dilaksanakan pada bulan Februari-
Maret 2021.

5.2.2 tempat

Laporan Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini dilaksanakan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

5.3 Populasi dan sampel

5.3.1 Populasi

Populasi dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini adalah pasien
dengan penderita penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Bahagia dengan jumlah sebanyak 79
orang.
5.3.2 Sampel

Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Bahagia dengan jumlah kunjungan data
pasien hipertensi tahun 2021 sebanyak 2.727 orang dengan pesentase umur 15 tahun ke atas
(14,%) dari total populasi. Peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah
sampel dari setiap populasi, karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar
hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya tidak memerlukan tabel jumlah
sampel, tapi dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin digunakan
karena peneliti sudah mengetahui jumlah keseluruhan dari populasi yang ada.

Rumus Slovin :

N
n= 2
1+ N ( e)

Keterangan :
n = Jumlah sampel/jumlah responden
N = Jumlah populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (10% - 20%)

Berdasarkan ketentuan dalam rumus Slovin rentang sampel yang dapat diambil dari
teknik Slovin adalah antara 10 – 20 persen dari populasi penelitian. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan batas toleransi 10 persen. Berikut merupakan perhitungan jumlah sampel Pasien
382
hipertensi. n=
1+382(0,1)2

382
n=
1+3,84

382
n= =78,9 dibulatkan menjadi 79
4,84
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 79 pasien yang terdapat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

5.4 cara pengumpulan data

Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer
A. Wawancara

Pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara kepada pengunjung / pasien


Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penilaian
menggunakan kuesioner meliputi karakteristik penderita Penyakit Hipertensi (Umur,
Pendidikan).

B. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek
penelitian. Dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti :

a. Data sekunder didapatkan dari UPTD Puskesmas Bahagia berupa Profil UPTD
Puskesmas Bahagia Tahun 2021.

b. Data sekunder didapatkan dari website dari instansi terkait guna memperoleh
informasi tambahan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.5 pengolahan dan analisis data

5.5.1 Pengolahan data

Setelah melakukan pengambilan data dengan kuesioner mengenai


Gambaran Kejadian Penyakit Hipertensi Di UPTD Puskesmas Bahagia,
Kabupaten Bekasi, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang sudah
didapat menggunakan SPSS dengan cara:

1. Editing
Editing yaitu mengumpulkan, mengoreksi, serta memperbaiki data
dari wawancara untuk kelengkapan dan kejelasan relevan jawaban
yang ditanyakan kepada responden.
2. Coding
Coding yaitu memberi kode jawaban-jawaban dari hasil wawancara
dan kepada setiap responden dengan mengelompokkan data yang telah
ada agar mudah diolah.
3. Entri Data
Entri Data yaitu kegiatan memasukkan data yang sudah di kode
kedalam program computer.

5.5.2 analisis data

Untuk perhitungan kuesioner Gambaran kejadian penyakit Hipertensi adalah


dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis gaya hidup serta kebiasaan pengunjung /
pasien di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia kabupaten bekasi,Jawa barat.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2019, Mei 17). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat. Retrieved
Mei 2, 2020, from kemkes.go.id.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Laporan Riskesdas. Jakarta : Badan Litbangkes, Kemenkes

Yogaswara, 2018; Artiyaningrum & Azam, 2016; Rachmawati, 2013; Anggara & Prayitno, 2013
dan Mannan, 2012. Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi

Kementrian kesehatan RI.2013. Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi

Anda mungkin juga menyukai