Di susun Oleh :
JAKARTA
2022
PROPOSAL
JAKARTA
2022
Halaman Pengesahan
Proposal Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas laporan Mata Kuliah Praktek Belajar
Lapangan ( PBL ) Tahap II
Di susun Oleh :
Di Setujui Oleh :
PENDAHULUAN
Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi (2,46%
terhadap jumlah penduduk diatas 18 tahun), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak
8.029.245 orang, yang tersebar di 26 kabupaten/kota dan hanya 1 kabupaten/kota (kab. Bandung
Barat), yang tidak melaporkan jumlah kasus hipertensi. Penemuan kasus di daerah Kabupaten
Bekasi sebesar 2% dari total kejadian hipertensi (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun
2016). Berdasarkan Hasil Riskesdas (2013), Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun (pernah
didiagnosis nakes) adalah 10,5% (nasional 9,5%). Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 29,4%. Prevalensi hipertensi pada perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi adalah riwayat hipertensi yang
tidak dapat dikontrol yaitu keluarga, umur, jenis kelamin, sedangkan faktor yang dapat dikontrol
yaitu pendidikan, pekerjaan, status gizi, dan gaya hidup (Kementerian Kesehatan, 2013). Ada
beberapa penelitian juga menyatakan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
gizi, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas olahraga, perilaku merokok,
konsumsi alkohol dan konsumsi garam merupakan faktor risiko kejadian hipertensi (Yogaswara,
2018; Artiyaningrum & Azam, 2016; Rachmawati, 2013; Anggara & Prayitno, 2013 dan
Mannan, 2012).
Penyebab utama peningkatan hipertensi adalah pola makan yang tidak sehat, aktivitas
fisik yang kurang, dan konsumsi alkohol dan tembakau. Untuk mencapai target global untuk
mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 25% pada tahun 2025, WHO dan Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat meluncurkan Global Hearts Initiative pada tahun
2016 (WHO, 2019).
Kelurahan bahagia berada di bagian utara Kabupaten Bekasi Kelurahan Bahagia
Termasuk Kedalam Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. ( Profil Puskesmas Bahagia, 2021 ).
Bedasarkan data kunjungan pasien di Puskesmas Kelurahan Bahagia terdapat 10 penyakit
tertinggi yang menjadi permasalahan kesehatan di wilayah kelurahan Bahagia yaitu : Hipertensi
(dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 1.391 orang (14,4%) dan perempuan sebanyak
1.336 orang (14,1%) ).
Dari data di atas dapat di lihat bahwa kejadian penyakit tertinggi adalah hipertensi,data
juga menunjukan laki laki lebih banyak terkena hipertensi di bandingkan perempuan. Oleh
karena itu, kami sebagai mahasiswa Institut Kesehatan Indonesia Program Studi Kesehatan
Masyarakat dalam hal ini ingin melakukan Praktik Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ingin
mengidentifikasi tentang Gambaran kejadian penyakit Hipertensi , hasil analisis, dan hasil
intervensi, serta memberikan saran tindak lanjut terkait kesehatan dan keselamatan masyarakat
seperti gaya hidup dan pola makan untuk mencegah atau membantu mengurangi angka kejadian
penyakit hipertensi sebagai salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan derajat Kesehatan
Masyarakat di wilayah kerja UPTD puskesmas Bahagia kabupaten Bekasi Tahun 2022.
Bedasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan Praktek
Belajar Lapangan ( PBL ) tahap II ini Adalah bagaimana Gambaran Penyakit
Hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi Jawa Barat
Tahun 2022 .
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini terbagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus .
1.5 Manfaat
Manfaat dari Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini terbagi menjadi
manfaat bagi mahasiswa , manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia , dan manfaat bagi
instusi pendidikan .
Sistematika hasil laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini disusun dalam 8
bab, dimana setiap bab tersebut akan dibagi menjadi sub-bab yang akan dibahas secara
terperinci. Berikut merupakan sistematika dari masing-masing bab dan keterangan singkatnya.
1. Bab 1 : Pendahuluan.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan (Umum dan
Khusus), Ruang Lingkup, Manfaat (Bagi Mahasiswa, UPTD Puskesmas Bahagia , dan
Institusi Pendidikan), dan Sistematika Laporan.
2. Bab 2 : Gambaran Umum.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Gambaran Umum Institusi Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II (Profil Institusi, Struktur Organisasi Institusi, Proses Kegiatan Institusi, dan
Jadwal Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II).
3. Bab 3 : Tinjauan Pustaka.
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya studi literatur dan pengamatan terhadap hasil-hasil penelitian
para peneliti terdahulu.
4. Bab 4 : Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Definisi Operasional
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, diantaranya Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Definisi
Operasional.
5. Bab 5 : Metodologi Praktek Belajar Lapangan.
Pada bab ini akan dibahas gambaran umum Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II, diantaranya Desain Studi, Waktu dan Tempat, Populasi dan Sampel, Cara
Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data.
6. Bab 6 : Hasil Analisis Data PBL Tahap II
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Kerja Lapangan
(PBL ) Tahap II , diantaranya Hasil Analisis Data PBL Tahap II.
7. Bab 7 : Pembahasan
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Kerja Lapangan (PBL)
Tahap II, diantara nya Pembahasan dari Hasil Analisis Data PBL Tahap II.
8. Bab 8 : Penutup
Pada bab ini akan di bahas tentang gambaran umum Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Tahap II, Diantaranya Simpulan dan Saran.
BAB 4
Kerangka teori dari laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini
merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori serta mengambil dari beberapa hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Gambaran kejadian yang penyakit
Hipertensi. Berikut merupakan bagan kerangka teori dari laporan Praktek Belajar
Lapangan (PBL).
1. Riwayat Keluarga
2. Umur
3. Jenis Kelamin
HIPERTENSI
Faktor Resiko Yang Dapat
Di Ubah :
1. Konsumsi Garam
2. Kebiasaan
Merokok
3. Stress
4. Obesitas
Karakteristik Induvidu
Penyakit hipertensi
Gambaran resiko
hipertensi
Jenis laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini merupakan laporan dengan
studi deskriptif yaitu laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II yang bertujuan untuk
menjelaskan Gambaran kejadian penyakit hipertensi diwilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia
kabupaten bekasi tahun 2022. Data yang diinginkan diperoleh dengan pengumpulan data primer
dengan bantuan kuesioner dan dengan pengumpulan data sekunder dari UPTD Puskesmas
Bahagia.
5.2.1 waktu
Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini dilaksanakan pada bulan Februari-
Maret 2021.
5.2.2 tempat
Laporan Praktek Belajar Lapangan ( PBL ) Tahap II ini dilaksanakan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
5.3.1 Populasi
Populasi dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini adalah pasien
dengan penderita penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Bahagia dengan jumlah sebanyak 79
orang.
5.3.2 Sampel
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Bahagia dengan jumlah kunjungan data
pasien hipertensi tahun 2021 sebanyak 2.727 orang dengan pesentase umur 15 tahun ke atas
(14,%) dari total populasi. Peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah
sampel dari setiap populasi, karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar
hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya tidak memerlukan tabel jumlah
sampel, tapi dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin digunakan
karena peneliti sudah mengetahui jumlah keseluruhan dari populasi yang ada.
Rumus Slovin :
N
n= 2
1+ N ( e)
Keterangan :
n = Jumlah sampel/jumlah responden
N = Jumlah populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (10% - 20%)
Berdasarkan ketentuan dalam rumus Slovin rentang sampel yang dapat diambil dari
teknik Slovin adalah antara 10 – 20 persen dari populasi penelitian. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan batas toleransi 10 persen. Berikut merupakan perhitungan jumlah sampel Pasien
382
hipertensi. n=
1+382(0,1)2
382
n=
1+3,84
382
n= =78,9 dibulatkan menjadi 79
4,84
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 79 pasien yang terdapat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap II ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
A. Wawancara
B. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek
penelitian. Dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap II ini data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti :
a. Data sekunder didapatkan dari UPTD Puskesmas Bahagia berupa Profil UPTD
Puskesmas Bahagia Tahun 2021.
b. Data sekunder didapatkan dari website dari instansi terkait guna memperoleh
informasi tambahan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.5 pengolahan dan analisis data
1. Editing
Editing yaitu mengumpulkan, mengoreksi, serta memperbaiki data
dari wawancara untuk kelengkapan dan kejelasan relevan jawaban
yang ditanyakan kepada responden.
2. Coding
Coding yaitu memberi kode jawaban-jawaban dari hasil wawancara
dan kepada setiap responden dengan mengelompokkan data yang telah
ada agar mudah diolah.
3. Entri Data
Entri Data yaitu kegiatan memasukkan data yang sudah di kode
kedalam program computer.
Kemenkes. (2019, Mei 17). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat. Retrieved
Mei 2, 2020, from kemkes.go.id.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Laporan Riskesdas. Jakarta : Badan Litbangkes, Kemenkes
Yogaswara, 2018; Artiyaningrum & Azam, 2016; Rachmawati, 2013; Anggara & Prayitno, 2013
dan Mannan, 2012. Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi