Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas laporan Mata Kuliah Praktek belajar
lapangan (PBL) tahap 2
Di Susun oleh:
JAKARTA
2022
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas laporan Mata Kuliah Praktek belajar
lapangan (PBL) tahap 2
JAKARTA
2022
Halaman Pengesahan
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas laporan Mata Kuliah Praktek belajar
lapangan (PBL) tahap 2
Di susun oleh:
Di Setujui Oleh:
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat dari Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini terbagi menjadi manfaat bagi
mahasiswa, masyarakat, dan manfaat bagi institusi pendidikan.
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa dari Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini adalah
sebagai berikut:
a. Mendapatkan informasi tentang kasus penyakit diare 0-59 bulan di wilayah UPTD
Puskesmas Bahagia.
b. Mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di Institut
Kesehatan Indonesia Program Studi Kesehatan Masyarakat.
c. Mendapatkan pengalaman kerja nyata dalam bidang penelitian terutama perumusan
masalah, anaisis data, dan intervensi yang harus dibuat.
d. Membentuk keterampilan unutk menerapkan pendekatan yang spesifik atas masalah
yang terdapat di masyarakat.
1.4.2 Manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Manfaat bagi UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi dari Praktek Belajar
Lapangan (PBL) Tahap 2 ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat memberikan pengetahuan berupa informasi gambaran resiko diare pada balita 0-
59 bulan di UPTD Puskesmas Bahagia, Desa Bahagia, Kecamatan babelan Kabupaten
Bekasi.
b. Dapat sebagai masukan untuk tenaga kesehatan agar lebih efektif dalam memantau
perkembangan penyakit diare pada balita di UPTD Puskesmas Bahagia, Desa Bahagia,
Kecamatan babelan Kabupaten Bekasi.
c. Dapat sebagai bahan referensi data awal program pencegahan diare pada balita 0-59
bulan.
1.4.3 Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Manfaat bagi Institusi pendidikan dari Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini
adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan masukan dan penjelasan permasalahan kesehatan masyarakat di unit
pelaksanaan kegiatan beserta solusi pemecahannya.
b. Mendapatkan gagasan bagi mahasiswa upaya peningkatan pengembangan derajat
kesehatan masyarakat.
c. Terjalinnya kerjasama antara pihak atau tokoh masyarakat wilayah desa bahagia
dengan menjadikan desa binaan program studi Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Indonesia, Jakarta.
d. Sebagai bahan untuk evaluasi dan perencanaan program Kesehatan Masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia
1.5 Sistematika Laporan
Sistematik hasil laporan praktek belajar lapangan 2 ini di susun dalam 8 bab dimana
setiap bab tersebut akan dibagi menjadi sub bab yang akan dibahas secara terinci. Berikut
merupakan sistematika dari masing-masing bab dan keterangan singkatnya.
1. Bab 1: Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran untuk praktek belajar lapangan 2 (PBL2),
diantaranya: Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan (umumm dan khusus), Ruang
lingkup, manfaat (mahasiswa, institusi pendidikan, dan UPTD Puskesmas Bahagia) dan
sistematika laporan.
2. Bab 2: Gambaran Umum
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran untuk praktek belajar lapangan 2 (PBL 2)
diantaranya: Profil Instusi, Struktur Organisasi Insitusi, proses kegiatan Institusi, Jadwal
kegiatan PBL tahap 2.
3. Bab 3: Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran untuk praktek belajar lapangan 2 (PBL 2)
diantaranya: Studi literatur dan pengamatan terhadap hasil-hasil penelitian para peneliti
terdahulu.
4. Bab 4: Kerangka teori, kerangka konsep, definisi operasional
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran untuk praktek belajar lapangan 2 (PBL 2)
diantaranya: Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi operasional.
5. Bab 5: Metodologi Praktek Belajar Lapangan
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran untuk praktek belajar lapangan 2 (PBL 2)
diantaranya: Desain studi, waktu dan tempat, populasi sampel, cara pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, penyajian data
6. Bab 6: Hasil Analisis data PBL tahap 2
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil analisis data untuk Praktek Belajar Lapangan
Tahap 2 (PBL 2)
7. Bab 7: Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas tentang pembahasan dari hasil analisis data PBL Tahap 2
8. Bab 8: Penutup
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum Praktek kerja Lapangan (PBL)
Tahap 2 diantaranya kesimpulan dan saran
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Institusi PBL Tahap 2
2.1.1 Profil Institusi UPTD Puskesmas Bahagia Kabupaten Bekasi
1. Visi dan misi Puskesmas UPTD Bahagia Kabupaten Bekasi
Pembangunan kesehatan Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan secara
umum bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
indikator meningkatnya umur harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan
keluarga dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Disamping
itu pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk memelihara mutu lembaga
pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara
berkelanjutan, sarana dan prasarana dalam bidang medis termasuk obat yang
terjangkau oleh masyarakat.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan khususnya di Kelurahan
Bahagia, maka Puskesmas Bahagia mempunyai visi kementrian kesehatan
“masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” dan adapun misinya yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani
2. Melindungi kesehatan masyrakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemrintahan yang baik.
1. Memelihara hubungan baik dengan mitra kerja yang sudah ada. Dan senantiasa
mencari peluang untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
2. Menjalin hubungan baik dg masyarakat (RT/RW & Kader posyandu & PKK),
hadir dalam pertemuan kader & agenda rutin posyandu/ pertemuan masyarakat
lainnya
3. Pelayanan yang berkualitas sesuai SOP, membuat SOP untuk setiap pelayanan &
merevisi / up-date SOP yang sudah tidak sesuai serta meningkatkan disiplin staf.
4. Menerapkan manajemen yang transparan & akuntabel
3. Kondisi Geografis
Secara geografis Kelurahan Bahagia berada di bahagia berada di bagian utara
Kabupaten Bekasi Kelurahan Bahagia termasuk kedalam kecamatan babelan
Kabupaten Bekasi dengan posisi latitude -6.189110 dan posisi longitude 107.0244.
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kelurahan Bahagia
4. Batas Wilayah
Secara administratif Kelurahan Bahagia terdiri dari 1 Kelurahan dengan
luas wilayah 618 ha atau ± 6 Km². Kelurahan Bahagia memiliki batas wilayah
sebagai berikut:
Utara : Desa Babelan Kota Kecamatan Babelan Kabupaten
Bekasi
Selatan : Kelurahan Teluk Pucung Kecematan Bekasi Utara Kota
Bekasi
Barat : Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi Utara
Timur : Kelurahan Kabelan Kecamatan Babelan Kabupaten
Bekasi
5. Keadaan Iklim
Suhu rata-rata : 280C -320C
Curah Hujan : 1635 mm
Rata-rata hari hujan : 100 hari
Ketinggian Lokasi : 6-115 m
Kemiringan : 0 – 25° .
Karena berbatasan dengan Kota Bekasi, akibatnya kelurahan bahagia menjadi
spesifik apabila dibandingkan dengan Kelurahan atau desa lain di Kecamatan
Babelan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Spesifitas ini terutama dalam hal
perkembangan pembangunan yang begitu pesat yang diikuti pula dengan
perkembangan masalah pola penyakit serta masalah-masalah kesehatan lainnya.
2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Bahagia
Gambar 2.2
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BAHAGIA
Kepala UPTD
Puskesmas
MUTU RUMAH
SIMPUS KEPEGAWAIAN
TANGGA
KEUANGAN
JKN PENGURUS
BOK
BOP
BARANG
KORDINATOR
UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN
JARINGAN DAN
MASYARAKAT PERORANGAN (UKP) JEJARING
PELAYANAN
PUSKESMAS
Periksa Umum
ESENSIAL & PENGEMBANGAN Kes. Gigi dan
KEPERAWATAN
mulut
KESEHATAN Gawat darurat
JEJARING
MASYARAKAT Pelayanan BIDAN DESA
FASILITAS
Kes. Olahraga Bersalin
PELAYANAN KES
Kes. Gigi Laboraturium
Promkes/ UKS Masyarakat Kefarmasian
Kesling Kes. Indra KB/KIA yang
KIA/KB yang Kes
bersifat UKM Tradisional
P2p Kes. Jiwa
2.1.3 Proses kegiatan Institusi
Gambar 2.3
GAWAT
PASIEN RUANG TINDAKAN
DARURAT
LOKET
KELUARGA
PENDAFTA
PASIEN KE
RAN
PENDAFTARAN
NURSE STATION
RUMAH SAKIT
BILA RUJUKAN
RUANG FARMASI
Puskesmas Bahagia hanya melayani pelayanan rawat jalan. Proses kegiatan pelayanan
pasien yang pertama ketika datang ke puskesmas adalah loket pendaftaran. Di loket pendaftaran
pasien mendaftar serta memberikan nomor antrian , setelah itu pasien menuju nurse
PULANGstation. Di
nurse station ini petugas petugas puskesmas mengukur tensi pasien yang datang, dan
menanyakan gejala yang di alami lalu dimasukan kedalam form screening. Kemudian pasien
menunggu dipanggil. Kemudian pasien dapat menuju poli yang di inginkan. Setelah dari poli,
pasien selanjutnya akan menuju ke bagian farmasi untuk mengambil obat-obatan dan selanjutnya
pasien dapat keluar dari puskesmas.
Minggu Ke
Kegiatan
1 2 3 4
Mencari Observasi Kasus
Penyusunan Proposal
Vaksinasi
Penyuluhan
Penyusunan Laporan
Bimbingan Dosen
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Diare
3.1 Pengertian Diare
Diare menjadi penyebab menurunkan usia harapan hidup 1,97 tahun pada
penderitanya,dibawah penyakit infeksi saluran pernapasan bawah (2,09 tahun). Secara
global pada tahun 2016, air minum yang tidak sehat, sanitasi buruk, dan lingkungan
kurang bersih menjadi faktor utama terhadap kematian 0,9 juta jiwa termasuk lebih dari
470.000 kematian bayi yang disebabkan oleh diare. Oleh karena itu diare menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah bahkan organisasi dunia untuk menanggulanginya
(WHO, 2019).
Penyebab utama diare pada balita yaitu gizi buruk. Setiap tahunnya ada 1,7
miliyar kasus penyakit diare yang terjadi pada anak-anak. Kebanyakan orang yang
mengalami dehidrasi parah yang bisa menyebabkan diare, akan tetapi sekarang penyebab
lain diare adalah infeksi bakteri septik yang menyebabkan kematian berhubungan dengan
diare. Diare merupakan gejala infeksi paa saluran usus yang dapat disebabkan oleh
berbagai infeksi bakteri, virus dan parasite. Infeksi menyebarkan melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi, atau orang ke orang sebagai akibat dari sanitasi buruk
(Iryanto agus andika dkk,2021)
Hendrik L. Blum mengungkapkan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (Blum, 1981). Ke
empat faktor ini penyebab timbulnya penyakit. Diare merupakan penyakit menular yang
sering terjadi dan diakibatkan oleh ke empat faktor tersebut. Ole karena itu faktor tersebut
dipaparkan menjadi faktor sosial ekonomi, faktor kondisi balita, faktor lingkungan, faktor
pola asuh orang tua, dan faktor pelayanan kesehatan (Hamzah, dkk 2020)
3.2. Penanganan Diare
a. Terapi A tanpa dehidrasi
Buang air besar 3-4 kali sehari atau disebut mulai mencret, pengobatan
dirumah dapat dilakukan oleh ibu yaitu:
Memberikan makanan dan minuman yang ada dirumah sepeti air kelapa,
larutan garam, memberikan cairan lebih banyak
Memberikan makanan dan minuman secara terus menerus
Membawa ke petugas kesehatan bila tidak baik dalam 3 hari.
b. Pemberian makanan
Pemberian makanan seperti semula, namun dalam penanganan didare,
makanan yang dikonsumsi dipastikan kebersihan baik dalam mengolah
maupun menyajikan hingga boleh menjadi penyembuh bagi penderita diare
c. Antibiotik bila perlu
Tidak semua yang mengalami diare harus menggunakan antibiotic karena
sebagiam penyebab diare adala rotavirus yang tidak memerlukan antibiotik
dalam penatalaksanaan kasus diare, karena tidak bermanfaat dan efek
sampingnya dapat merugikan
d. Pemberian zinc
Merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh, zinc dapat
mengahambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide), dimana ekskresi enzim ini
meningkatkan selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus
Faktor faktor lain yang berhubungan dengan kejadian diare. Faktor dominan
penyebab diare yaitu sarana air bersih dan tempat pembuangan ninja. Kedua faktor ini
akan berinteraksi bersama derngan erilaku manusia, faktor lingkungan yang tidak sehat
karena tercampur kuman kuman diare ber akumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat akan menimbulkan penyakit diare (Asrimaity, 2013)
Pengetahuan ibu tentang diare merupakan peranan yang terpenting terhadap kejadian
diare, seperti pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat, pengetahuan dalam mencegah
resiko kejadian diare. Tingkat pengetahuan kaitan erat dengan tingkat pendidikan, pada
umumnya tingkat pendidikan rendah anak berbanding lurus dengantingkat pengetahuan
seseorang ( Yura, dkk. 2021)
Usia
Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, dimana seiring
bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Setelah melewati usia (40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir seseorang
semakin menurun.
Pendidikan
Tingkat kemampuan seseorang dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang telah
di perolehnya dapat ditentukan dengan tingkat pendidikan seseorang. Umumnya,
pendidikan mempengaruhi suatu proses pembelajaran, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuanya.
Sikap
Menurut penelitian Adisasminto (2007) menyatakan bahwa faktor resiko diare pada anak
terdiri dari anak, faktor sosioekonomi, faktor lingkungan, dan akhir sekali faktor ibu.
Oleh demikian faktor perilaku ibu sangat penting bagi pencegahan diare pada balita.
Menurut asumsi peneliti terdapat kesamaan bermakna antara hubungan sikap dengan
kejadian daire pada balita. Ini membuktikan bhawa sikap yang kurang baik merupakan
faktor resiko terjadinya kejadian diare pada balita. Sikap merupakan suatu perilaku yang
dimiliki seseorang sebelum mengambil tindakan. Jika sikap masyarakat sudah baik, maka
akan mudah untuk melakukan perbuatan yang baik.
Pengalaman
Pengalaman adalah suatu proses dimana dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah di peroleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi saat masa lalu dan dapat digunakan dalam upaya memperoleh
pengetahuan.
Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan pengetahuan yang berada
dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang akan di respon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu
Sosial budaya dan ekonomi
Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dpaat meningkatkan
pengetahuannya. Selain itu, status ekonomi juga dapat mempengaruhi pengetahuan
dengan ketersediannya suatu fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang ( Malvin, 2021)
Faktor ibu yang sering di teliti adalah perilaku ibu, sedangkan faktor pada anak
yang sering di teliti adalah status gizi dan pemberian ASI Eksklusif. Peran ibu sangatlah
penting bagi kesehatan balita, karena ibu adalah orangterdekat dengan balita bai pada saat
makan, mandi, dan main ibu lebih banyak terlibat. Kesehatan anak bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah dari faktor orang tua terutama ibu. Perilaku
kesehatan di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
adalah pelayanan keehatan, genetik, perilaku, dan lingkungan. Mencegah penyebaran
penyakit infeksi dan diare dapat dilakukan dengan cara:
Kerangka teori dari laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini merupakan hasil
modifikasi dari beberapa teori serta mengambil dari beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan Gambaran resiko diare pada balita usia 0-59 Bulan, Berikut merupakan
kerangka teori dari Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Lingkungan
Umur
Perilaku
Tingkat pendidikan
Pelayanan Kesehatan
Pengetahuan ibu
Genetik
4.2 Kerangka Konsep ASI Eksklusif
Gambar 4.1 Kerangka teori
Pengetahuan
Kebiasaan mencuci
tangan
Tingkat pendidikan
Umur balita
Gambar 4.2 Kerangka konsep
BAB 5
Jenis laporan praktek belajar lapangan tahap 2 ini merupakan laporan dengan studi
deskriptif kuantitatif yaitu laporan praktek belajar lapangan (PBL) tahap 2 yang bertujuan untuk
menjelaskan penyebab diare di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Bahagia, Kecamatan Babelan
Kabupaten Bekasi. Data yang di inginkan diperoleh dengan pengumpulan data primer dengan
cara wawancara dengan bantuan kuesioner dan observasi atau pengamatan langsung dengan
form checklist dan dengan pengumpulan data sekunder dari UPTD Puskesmas Bahagia,
Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi dan instansi lainnya.
5.2.1 Waktu
Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini dilaksanakan pada bulan
Febuari sampai Maret 2022
5.2.2 Tempat
5.3.1 Populasi
Populasi dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini yaitu ibu
yang mempunyai balita 0-59 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bahagia,
Kabupaten Bekasi yaitu berjumlah 1.358 balita.
5.3.2 Sampel
N
n=1+ N ( e)2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel dapat di hitung sebagai berikut:
N
n = 1+ N (e)
2
1. 358
n = 1+ 1.358(0,1)2
1.358
n = 1+ 13,58❑
1.358
n = 13,59
n = 93,14
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 93 ibu yang mempunyai balita di Wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bahagia Tahun 2022. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner
Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Tahap 2 adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
a. Wawancara
Pengumpulan data Primer dengan melakukan kepada ibu yang mempunyai balita
0-59 bulan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bahagia, Kecamatan Babelan,
Kabupaten Bekasi. Penilaian menggunakan kuesioner meliputi ibu yang mempunyai
balita (tingkat pendidikan, pengetahuan, umur).
b. Alat Ukur
Alat ukur yang kamis gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
metode Wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak di peroleh secara langsung dari objek
penelitian dalam Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Tahap 2 ini data
sekunder diperoleh dari instasi-instasi seperti:
a. Data sekuner di dapatkan UPTD Puskesmas Bahagia Berupa profil UPTD
Puskesmas Bahagia Tahun 2021
b. Data sekunder di dapatkan dari website dari instasi terkait guna memperoleh
informasi tambahan berkaitan dengan oenelitian yang akan dilakukan.
1. Editing
Editing yaitu mengumpulkan, mengoreksi, serta memperbaiki data dari
wawancara untuk kelengkapan dan kejelasan relevan jawaban yang
ditanyakan kepada responden
2. Cooding
Coding yaitu memberi kode jawaban-jawaban dari hasil wawancara dan
kepada setiap responden dengan mengelompokkan data yang telah ada
agar mudah diolah.
3. Entri Data
Entri Data yaitu kegiatan memasukkan data yang sudah di kode kedalam
program computer.
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Umur balita :
e. 0-6 bulan
f. 6-12 bulan
g. 1-2 tahun
h. 2-3 tahun
i. 3-4 tahun
j. 4-5 tahun
3. Umur responden :
a. <20 Tahun
b. 21-30 Tahun
c. 31-40 Tahun
d. 41-50 Tahun
e. >51 Tahun
4. Pendidikan formal terakhir
a. Tidak sekolah/Tidak tamat SD
b. Sekolah dasar/ sederajat
c. Sekolah menengah pertama/sederajat
d. Sekolah menengah atas/sederajat
e. Perguruan tinggi/akademi
5. Pekerjaan responden
a. Pegawai Negri/TNI/POLRI
b. Pegawai swasta
c. Wiraswasta
d. Pedagang
e. Buruh
f. Ibu rumah tangga
g. Lain lain
6. Banyaknya anggota dalam satu rumah
a. 3 -4 orang
b. 5-6 orang
c. 7-8 orang
d. 9-10 orang
PENGETAHUAN
SIKAP
PERILAKU