Anda di halaman 1dari 63

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Evaluasi Program Keluarga Berencana di Wilayah


Kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua Periode
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021

Oleh:
Stepvani

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Kristen Krida
Wacana

i
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Evaluasi Program Keluarga Berencana di Wilayah


Kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua Periode
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021

Oleh:
Stepvani
112019083

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Kristen Krida
Wacana

ii
Evaluasi Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua Periode
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021

Lembar Pesetujuan

Jakarta, Januari 2022

Pembimbing

(dr. Diana L. Tumilisar)

Penguji 1 Penguji 2

(Dr. dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes) ( Dr. dr.A.Aris Susanto,MS,Sp.OK)

iii
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah evaluasi program ini.
Evaluasi program ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana, yang berlokasi di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat. Evaluasi
program ini bertujuan untuk mengetahui penyelesaian masalah dari program
keluarga berencana di Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua periode Januari 2021
sampai dengan Desember 2021.Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian
penelitian ini kepada:
1. Dr. dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes
2. Prof. Dr. dr. Rachmadhi P, SKM
3. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp. OK
4. dr. Ernawaty Tamba, MKM
5. dr. Melda Suryana, M. Epid.
6. dr. Julianti Sutanto, M. Kes
7. dr. E. Irwandy Tirtawidjaja
8. dr. Diana L. Tumilisar
9. Kepala Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat
10. Penanggung jawab program keluarga berencana Puskesmas Palmerah,
Jakarta Barat.
11. Seluruh pihak yang ikut memberikan dukungan dan bantuan sehingga
evaluasi program ini dapat diselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di
masa mendatang dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Jakarta, Januari 2022
Penulis

iv
Evaluasi Program Keluarga Berencana di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua Periode
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021

Stepvani
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: Stepvani.2015fk118@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
(vi + 53halaman: 2 gambar, 9 tabel)
Jumlah sensus penduduk Indonesia pada tahun 2020 menurut Badan Pusat
Statistik Indonesia yaitu 270.20 juta jiwa, dimana terjadi pertambahan 32.56 juta jiwa
dibandingkan SP2010 dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun yaitu 2010 – 2020
sebesar 1.25%. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang
senantiasa mengalami peningkatan, saat ini Indonesia menempati urutan ke-4 penduduk
terbanyak di dunia. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan
program Keluarga Berencana, mengacu pada sasaran yang hendak dicapai pada tahun di
mana pada tahun 2024 diharapkan menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility
Rate (TFR) 2,1 pada, meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian kontrasepsi
Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 63,41 persen, menurunnya
kebutuhanber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed ditargetkan 7,4 persen, menurunnya
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age SpecificFertilityRatio
(ASFR) 15-19 tahun, dengan 18 per1.000 kelahiran pada 2024, diharapkan akan
terselesaikan dengan adanya program KB. Metode yang digunakan untuk evaluasi
program KB di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat periode Oktober 2020
sampai September 2021 adalah dengan mengidentifikasi masalah yang terdapat pada
masukan, proses, keluaran, umpan balik, dan lingkungan yang dilakukan dengan cara
pengumpulan, pengolahan, analisis dan menginterpretasikan masalah tersebut melalui
pendekatan sistem. Dari evaluasi program Keluarga Berencana di Puskesmas Kecamatan
Palmerah, didapatkan prioritas masalah yakni cakupan peserta KBimplant dengan target
10% capaian 5.83%, KB IUD dengan target 13% capaian 10.90%. Dengan demikian,
disarankan para pelaksana kegiatan KB dapat meningkatkan komunikasi, informasi dan
edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan media digital sehingga tercapai
pemahaman tentang metode, efektivitas dan jenis KB dapat optimal.

Kata kunci : Evaluasi program, Keluarga Berencana, pertambahan jumlah penduduk

v
Evaluation Programme of Family Planning at Puskesmas Kelurahan
Kelapa Dua from Januari 2021 sampai dengan Desember 2021

Stepvani
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: Stepvani.2015fk118@civitas@ukrida.ac.id

Abstract
(vi + 53 pages: 2 images, 9 tables)

The number of Indonesian population in 2020 according to the Indonesian Central


Statistics Agency is 270.20 million people, where there is an increase of 32.56 million
people compared to 2010 with an annual population growth rate of 2010-2020 of 1.25%.
Indonesia is one of the countries with a population that continues to increase, currently
Indonesia ranks 4th with the largest population in the world. In an effort to overcome this
problem, the government launched the Family Planning program, referring to the target
to be achieved in the year 2024 which is expected to decrease the Total Birth Rate/Total
Fertility Rate (TFR) 2.1 in, increase the Prevalence Rate for the Use of Modern/Modern
Contraceptives. Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 63.41 percent, the decrease in
unmet need for family planning is targeted at 7.4 percent, the birth rate by age group 15-
19 years/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 years, with 18 per 1 000 births in
2024, is expected to be completed with the family planning program. The method used to
evaluate the family planning program at the Palmerah District Health Center, West
Jakarta for the period October 2020 to September 2021 is to identify problems in the
input, process, output, feedback, and environment which are carried out by collecting,
processing, analyzing and interpreting these problems. through a systems approach.
From the evaluation of the Family Planning program at the Palmerah District Health
Center, the priority was obtained, the coverage of KB implant participants was a target
of 10%, an achievement of 5.83%, an IUD KB target of 13%, an achievement of
10.99%.Thus, it is suggested that the implementers of family planning activities can
improve communication, information and education to the community by involving digital
media so that an optimal understanding of methods, effectiveness and types of family
planning can be achieved.

Keywords: program evaluation, family planning, population growth

vi
DAFTAR ISI
Lembar cover............................................................................................................i

Lembar judul............................................................................................................ii

Lembar persetujuan.................................................................................................iii

Kata pengantar,.......................................................................................................iv

Abstrak.....................................................................................................................v

Abstract...................................................................................................................vi

Daftar Isi................................................................................................................vii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................4
1.5 Sasaran...................................................................................................5

BAB II Materi dan Metode...................................................................................6

2.1 Materi....................................................................................................6
2.2 Metode...................................................................................................9

BAB III Kerangka Teori.....................................................................................10

3.1 Kerangka Teori....................................................................................10


3.2 Variabel dan Tolk Ukur.......................................................................11

BAB IV Penyajian Data.......................................................................................13

4.1 Sumber Data........................................................................................13


4.2 Data Umum.........................................................................................13
4.2.1 Data Geografis......................................................................14

vii
4.2.2 Data Demografis...................................................................14
4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan.......................................................15
4.3 Data Khusus........................................................................................15
4.3.1 Masukan................................................................................15
4.3.2 Proses....................................................................................19
4.3.3 Keluaran................................................................................23
4.3.4 Umpan Balik.........................................................................27
4.3.5 Dampak.................................................................................28
4.3.6 Lingkungan...........................................................................28

BAB V Pembahasan Masalah.............................................................................29

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran..................................................29


5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan..................................................31
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses......................................................32
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan.............................................32
5.5 Masalah Menurut Variabel Umpan Balik...........................................34

BAB VI Perumusan Masalah..............................................................................35

6.1 Masalah dari Keluaran.........................................................................35


6.2 Masalah dari Unsur Lain.....................................................................35

BAB VII Prioritas Masalah.................................................................................37

7.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran..................................................37


7.2 Prioritas Masalah.................................................................................38

BAB VIII Penyelesaian Masalah........................................................................39

8.1 Masalah 1............................................................................................39


8.2 Masalah 2............................................................................................40

BAB IX Penutup...................................................................................................42

9.1 Kesimpulan..........................................................................................42
9.2 Saran....................................................................................................43

Daftar Pustaka........................................................................................................44

viii
Lampiran................................................................................................................45

ix
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Laporan Worldometers mencatat, jumlah populasi penduduk


Indonesia mencapai 274,86 juta penduduk per 14 Desember 2020. Jumlah
ini menjadikan Indonesia berada di peringkat keempat dengan populasi
terbanyak di dunia. Peringkat pertama yakni Tiongkok dengan 1,44 miliar
penduduk. Selanjutnya yakni India dan Amerika Serikat (AS) masing-
masing sebanyak 1,38 miliar penduduk dan 331,89 juta penduduk.1

Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020


mencatat jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa
dibandingkan hasil SP2010. Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama
2010-2020 rata-rata sebesar 1,25 persen, melambat dibandingkan periode
2000-2010 yang sebesar 1,49 persen.2

SP2020 mencatat penduduk DKI Jakarta pada bulan September 2020


sebanyak 10,56 juta jiwa. Dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya,
jumlah penduduk DKI Jakarta terus meningkat. Dalam jangka waktu
sepuluh tahun sejak tahun 2010, jumlah penduduk DKI Jakarta meningkat
sekitar 954 ribu jiwa, atau rata-rata sebanyak 88 ribu jiwa setiap tahun.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan
penduduk DKI Jakarta sebesar 0,92 persen per tahun.3 Jumlah penduduk
Kota Administrasi Jakarta Barat adalah sebanyak 2.589.933 jiwa dengan
laju pertumbuhan penduduk 0,63% per tahun. Jumlah penduduk pada
kecamatan Palmerah pada tahun 2019 sebanyak 207.114.4

Terdapat tiga indikator tambahan yang berkaitan dengan Keluarga


Berencana dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015 target 5b
yang diharapkan akan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan
kesehatan ibu, yaitu Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age Specific
Fertility Rate (ASFR), dan unmet need (kebutuhan Ber-KB yang tidak

1
terpenuhi).5 Dalam upaya pelaksanaan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (KKB), dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategi (Renstra) BKKBN
tahun 2020-2024, maka sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2024
adalah menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat
mencapai 2,26 pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 2,1 pada 2024,
meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian kontrasepsi Modern/Modern
Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 61,78 persen pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 63,41 persen pada tahun 2024, menurunnya
kebutuhanber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed 8,6 persen pada tahun
2020 dan ditargetkan menjadi 7,4 persen pada 2024,menurunnya Angka
Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age SpecificFertilityRatio
(ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran pada tahun 2020
dan ditagetkan menjadi 18 per1.000 kelahiran pada 2024.6
Untuk dapat mencapai target tersebut maka diperlukan pelaksanaan
KB yang optimal, sehingga perlu diketahui permasalahan serta hambatan
yang terjadi di Puskesmas sebagai salah satu pelaksana KB. Di wilayah
Puskesmas Kecamatan Palmerah belum diketahui masalah-masalah yang
ada pada program KB periode Oktober 2020 sampai dengan September
2021, sehingga pada laporan evaluasi program ini akan membahas masalah-
masalah yang ada serta hasil dari evaluasi program KB di Puskesmas
Kecamatan Palmerah periode Oktober 2020 sampai dengan September
2021.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah adalah
seperti berikut:
a. Berdasarkan data jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020
sebanyak 270.20 juta jiwa, dimana terjadi pertambahan 32,56 juta
jiwa dibandingkan Sensus Penduduk 2010.
b. Berdasarkan data jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta tahun 2019
adalah 10,56 juta jiwa dan berdasarkan data jumlah penduduk kota

2
Jakarta Barat tahun 2010-2020 yakni 2.589.933 juta jiwa dengan
LPP dari tahun 0,63%
c. Berdasarkan data Profil Kesehatan RI, KB aktif diantara PUS
(Pasangan Usia Subur) tahun 2018 sebesar 63,27%, sedangkan yang
tidak pernah ber-KB sebesar 18.82%, dan berdasarkan data Badan
Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) Di Kota Jakarta Barat
tahun 2019 jumlah KB aktif sebesar 365.025 atau 24,94% pasangan
usia subur (PUS).
d. Rencana Strategi (Renstra) BKKBN tahun 2020-2024 adalah
menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) 2,1
pada, meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian kontrasepsi
Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 63,41
persen, menurunnya kebutuhanber-KB yang tidak
terpenuhi/UnmetNeed ditargetkan 7,4 persen, menurunnya Angka
Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age
SpecificFertilityRatio (ASFR) 15-19 tahun, dengan 18 per 1.000
kelahiran pada 2024, diharapkan akan terselesaikan dengan adanya
program KB.
e. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan
program pelayanan Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur
di Puskesmas Kelurahan kelapa dua periode Januari 2021 sampai
dengan Desember 2021.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui masalah, penyebab masalah dan penyelesaian masalah
Keluarga Berencana di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa
Dua, Jakarta Barat periode Januari 2021 sampai dengan Desember
2021 dengan menggunakan pendekatan sistem.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya cakupan pada peserta KB baru.
b. Diketahuinya cakupan peserta KB aktif.
c. Diketahuinya cakupan pada pasangan usia subur (PUS) yang
menjadi peserta KB aktif berdasarkan jenis kontrasepsi yang
digunakan meliputi: Pil, Suntik, Implan, Kondom, Intra-Uterine
Device (IUD), metode operasi wanita (MOW) dan metode
operasi pria (MOP).
d. Diketahuinya cakupan pada komplikasi setelah pemasangan
kontrasepsi.
e. Diketahuinya cakupan pada peserta KB aktif yang mengalami
kegagalan.
f. Diketahuinya masalah, penyebab masalah dan penyelesaian
pada cakupan peserta KB aktif yang mengalami dropout.
g. Diketahuinya prioritas masalah dan penyebab masalah pada
program KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Kelapa dua periode Januari 2021 sampai dengan Desember
2021.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menjalani kuliah dan membandingkan dengan
keadaan sebenarnya di dalam lingkungan masyarakat.
b. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
program Keluarga Berencana pada wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kelapa dua Puskesmas Kelurahan Kelapa dua
Puskesmas Kelurahan Kelapa dua
c. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program Puskesmas, khususnya pada upaya
pelayanan keluarga berencana
d. Dapat melatih cara berpikir secara kritis dan ilmiah.

4
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
sebagai universitas yang ikut serta dalam masyarakat illmiah
dalam peran sertanya di bidang kesehatan.
b. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas
dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat luas.
1.4.3 Bagi Puskesmas
a. Dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam
program Puskesmas khususnya program keluarga berencana
dan pemecahan masalahnya.
b. Memperoleh masukan untuk meningkatkan cakupan program
khususnya program keluarga berencana.
1.4.4 Bagi Masyarakat
a. Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat, sehingga
masyarakat dapat berperan aktif dalam mengikuti program
Keluarga Berencana
b. Untuk meningkatkan kemampuan dan peran masyarakat
dalam memahami dan mengatasi masalah Keluarga
Berencana.
1.5 Sasaran

Semua Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya berumur
antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari
49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi, di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kelapa dua periode Januari 2021 sampai dengan Desember 2021.

5
BAB II

Materi Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Keluarga Berencana di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa dua, Jakarta Barat periode
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021 yang berisi kegiatan:
a. Konseling
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Pembinaan dan pengayoman medis dengan komunikasi,
informasi, dan edukasi

d. Pelayanan komplikasi
e. Pelayanan rujukan
f. Pencatatan dan pelaporan
Pelayanan KB mengacu pada pendekatan siklus continuum of care
mulai dari pemberian konseling kesehatan reproduksi kepada remaja dan
calon pengantin, konseling KB kepada ibu hamil serta pelayanan KB pasca
persalinan dan KB interval kepada PUS. Pelayanan KB diberikan secara
terpadu dengan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya (PKRT), misalnya
seorang klien KB yang datang untuk mendapat pelayanan kontrasepsi juga
akan mendapat pelayanan terkait dengan PP – IMS/HIV, skrining kanker
leher rahim dengan tes IVA dan KIA bila diperlukan. PKRT diterapkan
untuk mencapai tujuan “sekali datang semua pelayanan diperoleh” (One
stop service).
Untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan penilaian dengan baik
dalam program pelayanan KB, maka dapat dilakukan langkah-langkah
berikut :
1. Menentukan secara spesifik tujuan dilakukannya pemantauan sebelum
melakukan kegiatan pemantauan tentukan tujuannya terlebih dahulu.
Untuk program KB, apa yang akan dimonitor, bagaimana kualitas

6
pelayanannya, manajemen program, ketersediaan logistik, serta pihak

7
yang akan memanfaatkan hasil monitoring tersebut. Kegiatan ini dapatdilakukan dengan
menggunakan instrumen Kajian Mandiri.
2. Menentukan ruang lingkup kegiatan yang akan dipantau. Hal ini
terkait dengan sumber daya, tenaga, waktu, metode, biaya dan sarana
prasarana. Sehingga dapat ditentukan berapa sasaran yang akan
dimonitor, frekuensi monitoring serta berapa lama waktu yang
diperlukan.
3. Memilih beberapa indikator Indikator dapat dikelompokkan
berdasarkan kategori indikator input, proses dan output serta outcome.
Pilihlah indikator yang paling berkaitan (berkaitan langsung) dengan
kinerja program KB dan utamakan indikator yang ada dalam pedoman
sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.

 Indikator masukan (Input) mengacu pada Sistem Kesehatan


Nasional meliputi:
Data sasaran : sasaran PUS, PUS dengan 4T dan sasaran
ibu bersalin
Data ketenagaaan: memenuhi kecukupan dari segi jumlah,
distribusi, pelatihan yang yang telah dilaksanakan serta
kompetensi petugas.
Data sumber pembiayaan: ABPN, APBD atau sumber
daya lainnya yang tidak mengikat.
Data alat dan obat kontrasepsi: memenuhi kecukupan
jumlah dan jenis alokon di fasilitas.
Data sarana-prasarana: memenuhi kecukupan jumlah dan
jenis sarana-prasarana pelayanan KB.
 Indikator Proses (Process)
Mengacu atau membandingkan kesesuaian pelaksanaan dengan
standar (dapat menggunakan instrumen kajian mandiri,
penyelian fasilitatif dan audit medik pelayanan KB).

8
 Indikator Cakupan Pelayanan
KB: Jumlah peserta KB
baru
Jumlah peserta KB aktif
Jumlah KB permetode
kontrasepsi. Jumlah kasus
komplikasi
Jumlah kasus kegagalan
Jumlah kasus Drop-Out
 Indikator Outcome
Merupakan indikator hasil atau dampak terkait pelayanan KB
yaitu Angka Kematian Ibu. Diharapkan dengan pelayanan KB
yang optimal, maka dapat mendukung penurunan kejadian
kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman
sehingga berdampak dalam menurunkan Angka Kematian Ibu.

4. Memilih sumber informasi


Tentukan darimana informasi yang akan kita dapatkan.

5. Mengumpulkan data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a. Pencatatan dan Pelaporan (Rutin)

b. Penyeliaan fasilitatif, Kajian Mandiri, Audit Medik


Pelayanan KB

c. Pengamatan di lapangan (observasi), wawancara dengan


pengelola program KB

d. Survei cepat, wawancara dengan klien


6. Menganalisis data
Data diolah dan dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang ada
serta penyebabnya dengan menampilkan melalui bentuk tabel atau
bentuk lainnya.

9
7. Diseminasi/ mempresentasikan analisis data Hasil analisis data
disajikan dalam bentuk tabel atau bentuk lainnya pada pada forum-
forum koordinasi teknis yang ada.
8. Melaksanakan tindak lanjut Setelah mengkaji permasalahan dan
penyebabnya, tentukan kegiatan untuk menindaklanjuti permasalahan
yang ada dengan melibatkan semua pihak terkait, melalui penyusunan
RTL mengikuti format Rencana Kerja sebagaimana lazimnya
(kegiatan, tujuan, penanggung jawab, waktu, sumber biaya, dll).

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program Puskesmas
Kelurahan Kelapa dua periode Januari 2021 sampai dengan Desember 2021
terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data,
pengolahandata, analisis data dan interpretasi data menggunakan pendekatan
sistem sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan
program KB di Puskesmas Kelurahan Kelapa dua. Selanjutnya, dilakukan
usulan dan saran sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah
yang ditemukan dariunsur-unsur sistem. Setelah itu hasilnya disajikan dalam
bentuk tekstular maupun tabular.

10
BAB III
Kerangka Teori
3.1 Pendekatan Sistem

Gambar 1. Pendekatan Sistem


Sistem merupakan suatu kesatuan utuh yang terdiri dari berbagai
faktor yang saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam
mencapai suatu tujuan.Unsur-unsur dasar sistem terdiri atas:
1. Masukan (Input) merupakan kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur tenaga (man), dana
(money), sarana (material) dan metode (method), yang merupakan
variabel dalam melaksanakan evaluasi program KB.
2. Proses (Process) merupakan kumpulan elemen yang berfungsi
mengubah masalah menjadi sebuah keluaran (output) yang
direncanakan. Untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien,
dibutuhkan aktivitas manajemen yang diawali dari:
 Planning
Planning (perencanaan) merupakan proses untuk
menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai
dengan mengambil metode yang strategis guna mencapai
tujuan tersebut.
 Organizing (pengorganisasian) merupakan sistem
kerjasama beberapa orang yang dilaksanakan dengan

11
pembidangan dan pembagian tugas, dengan membentuk
satuan kerja yang menghimpun pekerjaan dalam satu unit
kerja.
 Actuating
Disebut juga fungsi penggerak pelaksanaan, adalah proses
bimbingan kepada para staf agar mereka mampu bekerja
secara optimal dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya
sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dengan
dukungan sumber data yang tersedia.
 Controlling (pengawasan) yang merupakan proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditetapkan dan
melakukan koreksi jika ada penyimpangan.
3. Keluaran (Output) merupakan kumpulan bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem
4. Umpan balik (Feedback) ialah kumpulan bagian yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut
5. Lingkungan (Environtment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola sistem namun memiliki pengaruh yang besar terhadap sistem
6. Dampak (Effect) merupakan akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem

Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan


masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara
menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.

3.2 Tolok Ukur


Tolok ukur yang terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, dampak,
lingkungan dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau target
yang harus dicapai dalam Program Keluarga Berencana. Tolok ukur

12
menggunakan standar atau target yang ditetapkan oleh Sudinkes Jakarta
Barat atau Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

13
BAB IV

Penyajian Data
4.1 Sumber Data

Data berupa data sekunder didapatkan dari:


a. Data umum, data wilayah, data penduduk, data pemetaan
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa dua 2021.
b. Data catatan cakupan pelayan Program Keluarga Berencana di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa serta bidan
praktek mandiri periode Januari 2021 sampai Desember
2021
c. Hasil PWS di Puskesmas Kelurahan Kelapa dua Januari 2021
sampai Desember 2021.
d. Dokumen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan Program Keluarga Berencana di Puskesmas
Kelurahan Kelapa dua Januari 2021 sampai Desember 2021

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografis

Lokasi Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua terletak di Jalan Raya
Kelapa Dua No.32, RT.2/RW.2, Kecamatan Kebun Jeruk, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11550. Luas
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua yang terletak di
wilayah Jakarta Barat ini memiliki luas wilayah 150,35 ha yang
terdiri dari 8 RW dan 60 RT. Wilayah ini memiliki batas-batas
wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Kebon Jeruk
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Sukabumi Selatan
c. Sebelah Barat : Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan
d. Sebelah Timur : Kelurahan Sukabumi Utara

14
Gambar 2. Peta Wilayah Kelurahan Kelapa Dua

4.2.2 Data Demografi


1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa
Dua pada Tahun 2021 adalah 207.114 jiwa dengan proporsi
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 105.877 jiwa dan proporsi
jumlah penduduk perempuan sebanyak 101.273 jiwa dan total
72.722 KK.

15
2. Dari jumlah penduduk 207.114 jiwa, didapatkan bahwa 37.105
jiwa merupakan Pasangan Usia Subur (PUS).

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


1. Dari jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah ada 9 puskesmas kelurahan, 5
tempat klinik praktek umum, 30 tempat praktek dokter gigi, 17
tempat praktek dokter mandiri, 6 apotek dan bidan praktek
mandiri ada 23 tempat.

2. Puskesmas Keliling yaitu kenderaan empat roda berjumlah 2.

3. Praktek swasta di wilayah Kabupaten/Kota Administrasi Jakarta


Barat berjumlah 149 buah yang terdiri dari Klinik Pratama 10
buah, Klinik Utama 2 buah, Balai Pengobatan 82 buah, Praktik
Dokter Umum Perorangan 7 buah, Praktik Dokter Gigi
Perorangan 10 buah, Praktik Dokter Spesialis Perorangan 2
buah, Praktik Pengobatan Tradisional 3 buah dan Apotek 21
buah.

4. Sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)


seperti posyandu, pos obat desa, polindes, pos upaya kesehatan
kerja (Pos UKK), dana sehat dan tanaman obat keluarga. Jumlah
posyandu pada tahun 2020 adalah 136 buah (pratama 0 buah,
madya 11 buah, purnama 80 buah dan mandiri 45 buah) dengan
jumlah kader aktif 816 orang.

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
a. Tenaga (Man)
 Dokter : 2 orang
 Bidan melayani KB : 3 orang

16
b. Dana (Money)
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD):
tidak tersedia
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

: tersedia (BKKBN)
c. Sarana dan Prasarana
 Stetoskop : 18 buah
 Tensimeter : 9 buah
 Termometer : 27 buah
 Meja ginekologi : 9 buah
 Meja alat-alat, obat dan alokon : 9 buah
 Tempat tidur periksa : 9 buah
 Sarung tangan steril : 50 box
 Timbangan berat badan dewasa : 9 buah
 Lemari peralatan dan alokon : 9 buah
 Implant kit : 100 set
 AKDR kit steril : 200 set

Sarana Kontrasepsi
 IUD Copper-T : 5000 buah
 Auto Disable Syringe with Needle : 10.000buah
 Implan : 5.000buah
 Pil KB : 20000strip
 Cyclogestone : tidak tersedia
 Depogestone : 250 box
 Alat Kontrasepsi Lain (Kondom) : 200 lusin

Sarana Obat-obatan
 Cairan antiseptik Betadine : 40 botol
 Tablet analgetik : 5000 strip

17
 Kapas alkohol dan kasa steril : 10 toples
Sarana Non-Medis
 Gedung Puskesmas
- Ruang Pendaftaran : ada
- Ruang Tunggu : ada
- Ruang untuk pemeriksaan pasien : ada
 Meubel Puskesmas
- Lemari Arsip : ada
- Lemari Obat : ada
- Meja Pemeriksaan : ada
- Kursi : ada
- Tempat tidur pemeriksaan : ada
d. Metode
 Konseling
- Dilakukan oleh petugas lapangan KB pada masing-
masing kelurahan atau desa dengan mendatangi
pasangan usia subur dan wanita pasca bersalin untuk
memberikan konseling mengenai kontrasepsi.
- Menerangkan arti dan tujuan dari keluarga
berencana, alat-alat, memberikan pilihan kontrasepsi
yang sesuai, serta menjelaskan efek samping yang
mungkin terjadi dari pemakaian alat kontrasepsi.
- Membantu calon peserta KB untuk memutuskan
pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling
sesuai dengan kondisi atau keadaan pribadi dan
keluarganya.
 Pelayanan Kontrasepsi
- Pil : Pemakaian secara teratur seperti petunjuk yang
tertulis pada kartu. Pil pertama diminum pada hari
kelima setelah permulaan haid, kemudian berturut-
turut setiap hari satu pil secara teratur.

18
- Suntikan
o Cyclogeston : tidak tersedia
o Depogeston : 1 kali per 3 bulan, dosis 3,0
cc, secara intramuskular di Muskulus Gluteus.

- Implant : Pemasangan sesuai prosedur


legeartis. Lokasi di lengan yang tidak dominan di
atas bagian voler, kira-kira 10 cm dari lipat siku

- Kondom : pemasangan sesuai dengan prosedur


- IUD / AKDR : pemasangan sesuai dengan prosedur
- MOW dan MOP: pemasangan sesuai dengan
prosedur
 Pembinaan Akseptor KB
Melakukan pemantauan berkala terhadap akseptor KB untuk
mencegah drop out, memotivasi akseptor untuk memakai
kontrasepsi jangka panjang.
 Penanganan Efek Samping dan Komplikasi
Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan komplikasi
yang ringan.
 Pelayanan Rujukan KB
Pada setiap kasus berat yang tidak ditangani di Puskesmas.
 Pencatatan dan Pelaporan
Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB
yang berisi data tentang peserta KB, metode yang digunakan,
kejadian komplikasi, peserta drop out, gagal KB, atau pindah ke
luar wilayah. Setiap bulan laporan direkapitulasi di Puskesmas
untuk nantinya dilaporkan bersama rekapitulasi alokon ke
Kab/Kota.

19
4.3.2 Proses
a. Perencanaan
 Data program KB:
Jumlah PUS total sebesar 37.105
Jumlah KB Aktif 34.553
 Perencanaan tertulis mengenai:
Konseling
Dilakukan oleh petugas lapangan KB pada masing-
masing kelurahan atau desa dengan mendatangi
pasangan usia subur dan wanita pasca bersalin untuk
memberikan konseling mengenai kontrasepsi.
Perencanaan pelayanan kontrasepsi
Dilakukan pada setiap jam kerja, dari jam 08.00-
12.00 WIB oleh bidan di Puskesmas Kecamatan,
Puskesmas Kelurahan dan mengikuti jam buka
praktek pada bidan praktek swasta di wilayah kerja
Puskesmas Palmerah dengan memberikan informasi
kepada calon peserta KB tentang kontrasepsi yang
tersedia serta penggunanya.
Pembinaan akseptor KB
Dilakukan pada setiap jam kerja, dari jam 08.00-
12.00 WIB oleh bidan di Puskesmas Kecamatan,
Puskesmas Kelurahan dan mengikuti jam buka
praktek pada bidan praktek swasta di wilayah kerja
Puskesmas Palmerah untuk memotivasi peserta KB.
Penyuluhan KB dilakukan minimal 1 kali setiap
bulan.
Penanganan efek samping dan komplikasi

20
Dilakukan pada setiap jam kerja dari jam 08.00-
12.00 oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas
Kelurahan dan mengikuti jam buka praktek pada
bidan praktek swasta di wilayah kerja Puskesmas
Palmerah.
Pelayanan rujukan KB
Dilakukan pada setiap jam kerja, dari jam 08.00-
12.00 oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas
Kelurahan dan mengikuti jam buka praktek pada
bidan praktek swasta di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kelapa Dua.
Perencanaan pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pencatatan register harian oleh bidan
untuk kemudian pada setiap akhir bulan dilaporkan
oleh bidan atau petugas program KB di Puskesmas
Kecamatan, Puskesmas Kelurahan dan mengikuti
jam buka praktek pada bidan praktek swasta di
wilayah kerja Puskesmas Palmerah.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam
melaksanakan program Keluarga Berencana di Puskesmas
Kelurahan Kelapa dua, seperti pada bagan berikut.

21
Kepala puskesmas
dr. Darus Sahmedi

Kepala Subag Tata Usaha


Lismanto, SE

Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesmas


dr. Ridhafika Ulfa

Koordinator dan Pelaksana Program KB


Rishana Cherish Acintya, A.Md.Keb

Pelaksana
- Bidan Puskesmas
- Bidan Praktek Swasta

Gambar 3. Susunan Organisasi Program KB Puskesmas Kecamatan


Palmerah.
c. Pelaksanaan
 Konseling
Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA/PONED
dengan menunjukkan kartu kepesertaaan BPJS
kesehatan (bagi yang sudah menjadi peserta JKN) dan
mendapat kartu peserta KB. Data klien dan pelayanan
dicatat pada kartu status peserta KB dan register kohort
KB. Bidan memberikan konseling kepada klien untuk
memilih pelayanan KB yang dipilih. Apabila ditemukan
kontraindikasi pelayanan KB yang dipilih klien, maka
perlu konseling pemilihan metode lain yang sesuai atau
dirujuk ke FKRTL dengan membuat surat rujukan.
 Pelayanan Kontrasepsi
Dilakukan pada setiap hari kerja, Senin-Jumat pukul 08.00-
12.00 oleh bidan di Puskesmas Palmerah, Puskesmas
Kecamatan dan sesuai jam buka praktek pada Bidan
praktek

22
swasta di wilayah kerja Puskesmas Palmerah. Bidan
memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat
pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang
dan kontrol kembali. Khusus untuk metode MOW/MOP,
hanya dapat dilaksanakan di rumah sakit.
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Dilakukan pada setiap hari kerja, hari Senin-Sabtu pukul
08.00-12.00 oleh bidan di Puskesmas. Penyuluhan kadang-
kadang dilakukan bersamaan dengan Posyandu atau saat
pelaksaan KB keliling.Tidak ada jadwal penyuluhan
khusus untuk program KB. Penyuluhan perseorangan dan
konseling juga dilakukan bidan kepada ibu hamil. Saat
pandemi COVID 19 ini penyuluhan KB tidak
dilaksanakan.
 Penanganan Efek Samping dan Komplikasi
Dilakukan setiap hari oleh bidan ataupun dokter di
Puskesmas.
 Pelayanan Rujukan KB
Dilakukan pada setiap hari oleh bidan ataupun dokter di
Puskesmas.
 Pencatatan dan Pelaporan
Dilakukan pencatatan setiap hari kerja oleh
petugasprogram KB di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Palmerah, dan pelaporan dilakukan setiap awal
bulan ke Dinas Kesehatan Jakarta Barat oleh petugas
program KB. Pencatatan register harian tidak dilakukan
setiap hari, dan kerapkali pencatatan dirangkum secara
akumulasi.
d. Pengawasan
Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB
yang berisi data tentang peserta KB dan metode yang
digunakan.Setiap bulan laporan direkapitulasi di Puskesmas,
untuk nantinya dilaporkan bersama rekapitulasi alokon ke
23
Kabupaten/Kota.

24
4.3.3 Keluaran
a. Cakupan Peserta KB Baru
Peserta KB baru adalah PUS yang baru pertama kali
menggunakan metode kontrasepsi, termasuk mereka yang pasca
keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3
bulan.7

Tabel 1. Jumlah Sasaran di Puskesmas Kelurahan


Kelapa dua Periode Oktober 2020 – September
2021
No Sasaran Jumlah
1 Kb Baru 101
2 PUS 5.164

Persentase peserta KB baru terhadap PUS:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑏𝑎𝑟𝑢


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆

101
= × 100% = 1,95%
5.164

b. Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive Prevalence Rate)


Peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan lama yang masih
aktif memakai alokon terus-menerus hingga saat ini untuk
menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

25
 Jumlah peserta KB aktif : 4.682
 Jumlah PUS : 5.164
 Persentase peserta KB aktif terhadap PUS:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆

4.682
= × 100% = 90,66 %
5164
c. Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi
a) Persentase peserta KB Pil
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑃𝑖𝑙
=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%

= 352 x 100% = 7.51 %


4.682

b) Persentase peserta KB Suntik


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑆𝑢𝑛𝑡𝑖𝑘
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
=2.895 x 100% = 61,83%
4.682

c) Persentase peserta KB Implan


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐼𝑚𝑝𝑙𝑎𝑛
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
= 590 x 100% = 12,60 %
4.682

d) Persentase peserta KB IUD


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐼𝑈𝐷
=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%

= 751 x 100% = 16,04%


4.682

26
e) Persentase peserta KB MOW
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑀𝑂𝑊
= x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓

= 104 x 100% = 2,22%


4.682

f) Persentase Peserta KB MOP

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑀𝑂P


= x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓

= 40 x 100% = 0.85%
4.682

g) Persentase peserta KB Kondom


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑜𝑚
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
= 119 x 100% = 2,54 %
4.682

d. Cakupan efek samping dan Komplikasi


Peserta KB dengan komplikasi adalah peserta KB baru atau
lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada
keadaan patologis, sebagai akibat dari
proses tindakan/pemberian/pemasangan alat
kontrasepsi yang digunakan seperti: perdarahan, infeksi/abses,
fluor albus yang bersifat patologis, perforasi, translokasi,
hematoma, peningkatan tekanan darah, perubahan Hb, ekspulsi.
Angka toleransi kejadian komplikasi kontrasepsi untuk semua
metode adalah 3,5%. Namun, sebelum persentasenya mencapai
3,5% apalagi lebih, perlu dilihat jenis kontrasepsi apa yang
memberikan kontribusi terbesar untuk dilakukan peningkatan
pelayanan.7
Jumlah peserta KB aktif : 4.682

26
Jumlah peserta yang komplikasi 0
Cakupan peserta KB yang komplikasi terhadap
jumlah peserta KB aktif:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖


= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

0
= × 100% = 0,00 %
4.682

26
e. Persentase Kegagalan Kontrasepsi
Kegagalan kontrasepsi adalah kasus terjadinya kehamilan pada
akseptor KB aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode
kontrasepsi.7
Jumlah peserta KB aktif : 4.682
Jumlah peserta yang mengalami kegagalan kontrasepsi :
0
Persentase peserta KB yang mengalami kegagalan
kontrasepsi terhadap jumlah peserta KB aktif:

Jumlah peserta KB yang mengalami kegagalan


= × 100%
Jumlah peserta KB aktif

0
= × 100% = 0,00%
4.682

f. Persentase Drop Out


Peserta drop out adalah peserta yang tidak melanjutkan
penggunaan kontrasepsi (drop out) dalam satu tahun kalender
dibandingkan jumlah peserta aktif di wilayah kerja tertentu.
Kasus DO tidak termasuk mereka yang mengganti metode KB.7
 Jumlah peserta KB aktif : 4.682
 Jumlah peserta yang drop out (semua metode): 269
 Persentase peserta KB yang drop out terhadap jumlah
peserta KB aktif
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑜𝑢𝑡
= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

543
= × 100% = 11,59 %
4.682

27
Tabel 2. Data Keluaran Program KB di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kelapa Dua,
periode Januari 2021 sampai Desember 2021.
No Variabel Jumlah peserta Pencapaian

1 Persentase peserta KB baru terhadap PUS 101 1.95%

2 Persentase peserta KB aktif terhadap PUS 4.682 90.66%

3 Persentase peserta KB pil 352 7.51%

4 Persentase peserta KB suntik 2.895 61.83%

5 Persentase peserta KB implant 590 12.60%

6 Persentase peserta KB IUD 751 16.04%

7 Persentase peserta KB kondom 119 2.54%

8 Persentase peserta KB MOW 104 2.22%


9 Persentase peserta KB MOP 40 0.85%
Persentase peserta KB yang mengalami
10 0 0.00%
komplikasi
Persentase peserta KB yang mengalami
11 0 0.00%
kegagalan
Persentase peserta KB yang mengalami drop
12 543 11.59%
out

4.3.4 Umpan Balik


Ada sistem pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan
waktu yang ditentukan dan dapat digunakan sebagai masukan dalam
gerakan keluarga berencana. Data dari fasilitas pelayanan kesehatan
swasta juga dilaporkan ke Puskesmas.Adanya mini lokakarya yang
diadakan tiap bulan untuk monitoring dan evaluasi program yang telah
dijalankan.

28
4.3.5 Dampak
a) Dampak Langsung
 Menurunkan Crude Birth Rate (CBR) : belum dapat
dinilai
 Meningkatkan jumlah peserta KB Baru : belum dapat
dinilai
 Meningkatkan jumlah peserta KB Aktif : belum dapat
dinilai
b) Dampak Tidak Langsung
 Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk : belum
dapat dinilai
 Pengendalian Total Fertility Rate (TFR) : belum dapat
dinilai
 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak : belum dapat
dinilai.
4.3.6 Lingkungan
a) Fisik

 Lokasi Puskesmas: lokasi puskesmas yang berada di


tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang
mebutuhkan pelayanan kesehatan, termasuk calon
akseptor KB. Dikarenakan pandemik COVID-19
pemerintah Indonesia melakukan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), pergerakan akseptor KB menjadi
terhambat.

 Fasilitas kesehatan lain: tersebarnya fasilitas kesehatan


lain yang dapat memberikan pelayanan kesehatan, seperti
tersedia bidan praktek swasta, praktek dokter yang
tersebar di wilayah kerja Puskesmas Palmerah. Khusus
untuk metode kontrasepsi metode operasi pria / metode
operasi

29
pria (MOP), fasilitas yang mengerjakannya adalah Rumah
Sakit Bhakti Mulia.
b) Non-fisik
 Sosial Ekonomi: Mayoritas penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah memiliki status ekonomi
menengah kebawah.
 Pandemi COVID-19: Terdapat beberapa kegiatan yang
terhenti akibat situasi pandemi saat ini seperti KB keliling,
sehingga mempengaruhi pelaksanaan dari program
keluarga berencana di wilayah Puskesmas.

30
BAB V

Pembahasan

5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran


Tabel 5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran
Tolok
No Variabel Pencapaian Masalah
ukur
Persentase peserta KB baru
1 (-) 1.95% (-)
terhadap PUS
Persentase peserta KB aktif
2 70% 90.66% (-)
terhadap PUS

3 Persentase peserta KB pil 17% 7.51% (+) 55.82%

4 Persentase peserta KB suntik 19% 61.83% (-)

Persentase peserta KB
5 10% 12.60% (-)
implant

6 Persentase peserta KB IUD 13% 16.04% (-)

Persentase peserta KB
7 2,5% 2.54% (-)
kondom

8 Persentase peserta KB MOW 9% 2.22% (+) 75.33%

9 Persentase peserta KB MOP 5.13% 0.85% (+) 83.43%


Persentase peserta KB yang
10 ≤ 3.5% 0.00% (-)
mengalami komplikasi
Persentase peserta KB yang
11 <12,5% 0.00% (-)
mengalami kegagalan
Persentase peserta KB yang
12 ≤24.5% 11.59% (-)
mengalami drop out

31
5.2. Masalah Menurut Variabel Masukan
Tabel 5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan

No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah


1 Tenag,a kecukupan dari segi jumlah, Penanggung jawab tiap (-)
distribusi, pelatihan yang Puskesmas 2 orang sebagai
yang telah dilaksanakan koordinator program dan
serta kompetensi petugas pelaksana program. Tidak
terdapat pelatihan rutin
terhadap bidan mengenai
KIE kepada akseptor KB
2 Dana ABPN, APBD atau sumber Dana tersedia untuk KB (-)
daya lainnya yang tidak berasal dari BOK BKKBN.
mengikat. Dana mencukupi jalannya
program.
3 Sarana Memenuhi kecukupan Jumlah fasilitas Kesehatan (-)
(prasarana jumlah dan jenis sarana cukup, tiap Puskesmas
) prasarana pelayanan KB. dilengkapi dengan ruangan
Alat dan obat kontrasepsi : pemeriksaan dan tindakan,
memenuhi kecukupan sarana medis tercukupi,
jumlah dan jenis alokon di alokon tersedia lengkap baik
fasilitas pil, suntik, IUD, dan implan
4 Metode Penyuluhan dan Konseling Pembinaan dilakukan pada (-)
Penyuluhan dilakukan pada jam kerja Puskesmas.
setiap jam kerja, oleh bidan Penyuluhan tidak dilakukan
di Puskesmas untuk tiap bulan dan tidak ada
memotivasi peserta KB. waktu perencanaan kegiatan.
Penyuluhan KB dilakukan Bidan dan Kader KB aktif
minimal 1 kali setiap bulan

32
serta sering bersamaan terutama saat pandemic
dengan kegiatan posyandu COVID-19.
dan kelas ibu hamil. Tidak ada poster dan leaflet
Konseling dilakukan secara untuk membantu calon
langsung maupun tidak akseptor memilih jenis
langsung.Adanya poster, kontrasepsi yang sesuai
leaflet atau lembar balik dengan kondisinya.

5.3. Masalah Menurut Variabel Proses


Tabel 5.3 Masalah Menurut Variabel Proses

No. Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah


1. Perencanaan Dilaksanakan Dilakukan (-)
penyusunan rencana
kegiatan konseling,
pelayanan kontrasepsi,
pembinaan akseptor,
pelayanan rujukan, dan
pencatatan & pelaporan
untuk mencapai sasaran.
2. Pengor- Terdapat pembagian Sudah Terlaksana (-)
ganisasisan tugas dan
koordinasi
yang baik

33
3. Pelaksanaan Dilaksanakan kegiatan Penyuluhan tidak rutin (+)
konseling, pelayanan dilakukan karena
kontrasepsi, pembinaan terbatas oleh keadaan
dan penyuluhan akseptor pandemi.
KB, pelayanan rujukan,
dan pencatatan &
pelaporan untuk
mencapai sasaran.
4. Pengawasan Pencatatan dan Pelaporan Sudah Terlaksana (-)

5.4. Masalah Menurut Variabel Lingkungan


Tabel 5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
No. Variabel Pencapaian Masalah
1. Pendidikan dan Pengetahuan masyarakat Ada Pengaruh
pengetahuan mengenai kontrasepsi yang
belum memadai baik dari
segi keuntungan, kerugian,
metode pemasangan dan
syarat penggunaan.

2. Fasilitas Kesehatan Tersedia bidan praktek Ada Pengaruh


Lain swasta, praktek dokter yang
tersebar di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Sosial Stigma buruk mengenai Ada pengaruh
MKJP tinggi pada
masyarakat

34
5.5. Masalah Menutut Variabel Umpan Balik
Tabel 5.5 Menurut Variabel Umpan Balik

No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah

1. Pencatatan dan Ada rapat bulanan Ada rapat bulanan Ada


pelaporan yang yang membahas (dilaksanakan Pengaruh
lengkap dan laporan kegiatan bersama lokakarya
sesuai dengan setiap bulannya bulanan) namun
waktu yang untuk mengevaluasi catatan hasil rapat
ditentukan akan program yang telah dan rekomendasi
dapat digunakan dijalankan yang disarankan
selanjutnya sebagai masukan
sebagai masukan tidak leng kap
dalam program
KB

*Variabel selain tertera diatas tidak memiliki masalah berdasarkan


tolok ukur keberhasilan.

35
BAB VI

Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Keluarga


Berencana (KB) di Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua periode Januari 2021-
Desember 2021 sebagai berikut:

6.1 Masalah menurut Keluaran (Masalah Sebenarnya)


 Cakupan peserta KB Pil 7,51% dari target 17% (masalah
sebesar 55.82%)
 Cakupan Peserta KB MOW 2,22% dari target 9% (masalah
sebesar 75.33%)
 Cakupan Peserta KB MOP 0.85% dari target 5.13%
(masalah sebesar 83,43%)

6.2 Masalah menurut unsur lain (Penyebab Lain)


6.2.1 Dari proses
 Penyuluhan mengenai Keluarga Berencana untuk masyarakat
jarang dilakukan dan tidak memiliki jadwal yang tetap terutama
saat pandemic Covid-19
 Tidak ada poster dan leaflet untuk media konseling. Lembar
balik yang tersedia kurang memuat informasi mengenai
stigma atau

36
mitos yang salah mengenai kontrasepsi sebagaimana beredar di
masyarakat.
 Bidan dan kader KB beberapa desa kurang aktif.
 Hasil pelayanan KB harian tidak selalu dicatat dalam register
harian namun setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan hasil
pelayanan untuk pengisian laporan bulanan dan triwulanan.
 Ada beberapa hasil laporan dari fasilitas kesehatan swasta yang
tidak memberikan pelaporannya ke Puskesmas

6.2.2 Dari lingkungan


 Adanya anggapan atau informasi yang salah mengenai efek
samping yang beredar di masyarakat.
 Pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi yang belum
memadai baik dari segi keuntungan, kerugian, metode
pemasangan dan syarat penggunaan.
 Stigma buruk mengenai MKJP tinggi pada masyarakat

6.2.3 Dari umpan balik


 Ada rapat bulanan (dilaksanakan bersama lokakarya bulanan)
namun catatan hasil rapat dan rekomendasi yang disarankan
sebagai masukan tidak lengkap.

37
BAB VII

Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran


A. Cakupan peserta KB Pil 7,51% dari target 17% (masalah sebesar
55.82%)
B. Cakupan Peserta KB MOW 2,22% dari target 9% (masalah
sebesar 75.33%)
C. Cakupan Peserta KB MOP 0.85% dari target 5.13% (masalah
sebesar 83,43%)

7.2 Prioritas Masalah

No Parameter Masalah

A B C
1. Besarnya masalah 5 3 2
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 2 2
3. Keuntungan sosial yang diperoleh 4 3 2
4. Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 2 1
5. Sumber daya yang tersedia untuk 4 2 1
menyelesaikan masalah
Total 21 12 8

Keterangan derajat masalah :


5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting

38
2 = Kurang penting
1 = Tidak penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah:


A. Cakupan peserta KB Pil 7,51% dari target 17% (masalah sebesar
55.82%)
B. Cakupan Peserta KB MOW 2,22% dari target 9% (masalah
sebesar 75.33%)

39
BAB VIII
Penyelesaian Masalah

8.1. Masalah 1:
Cakupan peserta KB pil 7,51% dari target 17% (masalah sebesar 55,82%)
Penyebab :
 Dilakukan pembatasan ke tempat kerumunan oleh karena situasi Pandemi,
sehingga banyak peserta KB yang tidak datang sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
 Kurangnya pengetahuan mengenai kepentingan meneruskan pengambilan pil
KB sesuai jadwal. kepada kelompok sasaran ibu hamil dan Pasangan Usia Subur.
 Kurangnya ketersediaan alokon yang lebih lengkap sehingga ibu pasca bersalin
menunda penggunan KB.
Penyelesaian :
 Berkoordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan pil di kader atau
PLKB, sebagai alternatif pengganti bagi klien yang tidak dapat bertemu dengan
petugas kesehatan
 Melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai
melalui berbagai media terutama media daring.
 Menyediakan pilihan alokon yang lebih lengkap salah satumya KPP
(Kontrasepsi Pil Progestin).

40
A. Masalah 2: Cakupan Peserta KB MOW 2,22% dari target 9%
(masalah sebesar 75.33%)
8.2.
Penyebab:
1) Pencatatan dan pelaporan yang masih terkendala, terutama data dari bidan
praktek swasta, klinik dan rumah sakit.
2) Jadwal penyuluhan mengenai keluarga berencana belum berjalan dengan
teratur.
3) Belum ada media konseling berupa poster, leaflet dan lembar balik yang
berfokus untuk menghilangkan stigma dan informasi yang salah mengenai
jenis kontrasepsi IUD.
4) Adanya anggapan atau informasi yang salah di kalangan masyarakat
mengenai efek samping seperti perdarahan, serta dapat menyebabkan cacat
pada janin dan pemahaman masyarakat lebih menyukai metode yang
dianggap umum digunakan dan minimal-risk.
Penyelesaian:
1) Melengkapi semua pencatatan dan pelaporan kegiatan KB setiap hari
setiap pelayanan di puskesmas serta melakukan penjemputan laporan
secara aktif ke pihak pelaksana kontrasepsi swasta.
2) Penyuluhan mengenai keluarga berencana dijadwalkan secara teratur,
dapat dilakukan bersamaan dengan kelas ibu hamil, atau setelah posyandu,
dan menyediakan poster dan leaflet untuk meningkatkan kepedulian serta
menarik minat MOW.Menjelaskan keuntungan dan kerugian tiap metode
pada poster dan leaflet agar lebih mudah dimengerti.
3) Penyediaan sarana penyuluhan untuk meningkatkan kepedulian serta
menarik minat MOW
4) Menggalakan para bidan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) dan perlu memberikan perhatian yang lebih, terhadap
akseptor maupun mencari calon akseptor MOW serta memberikan
penyuluhan mengenai fungsi dan keuntungan alat kontrasepsi jangka
panjang, termasuk didalamnya memberikan informasi yang benar
mengenai stigma atau mitos yang salah yang beredar di masyarakat.

41
BAB IX

Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan


Palmerah, Jakarta Barat periode Januari 2021 sampai Desember 2021, dapat
disimpulkan bahwa ditemukan masalah pada program ini karena masih ada
beberapa variabel yang belum sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan
beserta beberapa masalah lain yang harus diperbaiki, antara lain :

1) Gambaran Input
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah petugas kesehatan yang dimiliki oleh petugas Kesehatan di
Wilayah kerja Puskesmas Palmerah sudah mencukupi, Setiap Puskesmas
Kelurahan memiliki 2 orang bidan penanggung jawab pelaksanaan
program KB. Selain itu program KB juga dijalankan oleh bidan-bidan
praktek swasta/ pribadi. Bidan perlu diberi pelatihan yang rutin mengenai
teknik kontrasepsi dan cara memberi komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat awam.
b. Metode.
Cara petugas dalam melaksanakan kegiatan sudah bagus seperti
melakukan penyuluhan dan konseling, tetapi yang perlu ditambahkan
adalah cara penyuluhan dibuat semenarik mungkin seperti menggunakan
alat peraga ataupun dengan video dengan animasi yang menarik dan
mudah dipahami awam. Saat pandemic Covid-19, penyuluhan dapat
dilakukan secara virtual atau zoom ataupun dengan membuat grup
whatsapp dengan para akseptor agar memudahkan untuk berkomunikasi.
2) Gambaran Proses dalam Pelaksanaan KB

Pelaksanaan sesuai dengan manajemen keluarga berencana, hanya


saja dalam pelaksanan mempunyai kendala penyuluhan tidak rutin
dilakukan karena terbatas oleh keadaan pandemic.

42
3) Gambaran Output

Cakupan metode kontrasepsi jangka pendek jumlahnya lebih banyak


dari metode kontrasepsi jangka pendek. Padahal Couple Years Protection
(CYP) Non-MKJP yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk
putus penggunaan kontrasepsi. Sementara itu CYP dari MKJP yang berkisar
3-5 tahun memberi peluang untuk kelangsungan yang tinggi, namun
pengguna metode ini jumlahnya kurang banyak. Hal ini disebabkan pada
edukasi terhadap masyarakat mengenai kelebihan penggunaaan MKJP
masih kurang.

Saran
Berdasarkan hasil evaluasi program KB yang telah dilakukan, ada beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan KB di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah. Saran-saran berikut ditujukan kepada kepala
Puskesmas dan diharapkan akan disampaikan kepada petugas-petugas
bawahannya yang bersangkutan untuk dilaksanakan:
a) Melakukan penyuluhan melalui media sosial dan media lainnya guna
dengan tujuan semua PUS dapat menunda kehamilan dengan tetap
menggunakan kontrasepsi di situasi pandemi serta bekerja sama dengan
petugas lapangan keluarga berencana (PLKB)
b) Menginovasikan suatu kegiatan online yang dapat melakukan interaksi
tentang konseling, informasi, serta edukasi program KB. Kegiatan
penyuluhan KB melalui online seperti zoom kepada masyarakat wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan menggandeng PLKB
sehingga kepedulian PUS terhadap manfaat KB terhadap keluarga masing-
masing dapat ditingkatkan dan seterusnya lebih banyak PUS yang ber-KB,
sehingga semua kalangan masyarakat dapat membantu tercapainya
program KB.
c) Membuat daftar pasangan yang sudah dapat menggunakan metode
kontrasepsi jangka Panjang (MKJP) dan menjelaskan tentangg kelebihan

43
menggunakan metode tersebut yang dibantu oleh petugas lapangan
keluarga berencana (PLKB).
d) Mengadakan pendataan PUS yang berusia 20-30 tahun dan memiliki
jumlah anak 2 orang dengan bantuan PLKB, lalu pendataan ini digunakan
sebagai sasaran akseptor KB khususnya MKJP, sebelumnya dilakukan
konseling terlebih dahulu dengan istri dan suaminya untuk berikutnya
segera diberikan pelayanan kontrasepsi MKJP oleh bidan atau dokter yang
bertanggung jawab di Puskesmas, konseling dapat menggunakan panduan
ABPK
e) Pelatihan petugas pencatatan dan pelaporan program KB mengenai Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Laporan Bulanan
3 (LB3) yang digunakan sebagai data dasar untuk penilaian program KB.

44
DAFTAR PUSTAKA

1. Worldometers. Indonesian population. 2020 (internet). [cited 7 November


2021]. Available from: https://www.worldometers.info/world-
population/indonesia-population/
2. Badan Pusat Statistik. Sensus Penduduk 2020. (internet). [cited 7
November 2021]. Available from
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-
penduduk-2020.html
3. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Sensus Penduduk 2020.
(internet). [cited 7 November 2021]. Available from
https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2021/01/22/541/jumlah-penduduk-
hasil-sp2020-provinsi-dki-jakarta-sebesar-10-56-juta-jiwa.html
4. Badan Pusat Statistik Jakarta Barat. Sensus Penduduk 2020. (internet).
[cited 07 November 2021]. Available from
https://jakbarkota.bps.go.id/indicator/12/29/1/jumlah-penduduk-hasil-
proyeksi.html
5. Kementrian Kesehatan. Kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
Jakarta: kemenkes;2016.
6. BKKBN. Laporan kinerja instansi pemerintah 2020 (Internet). [cited 07
November 2021]. Available from: https://www.bkkbn.go.id/po-
content/uploads/LAKIP-2020-2021/LAKIP%20BKKBN%20-

45
Lampiran

Tabel Pasangan Usia Subur tahun 2020

46
Data Penggunaan Kontrasepsi berdasarkan Metode periode Oktober 2020- September 2021

47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai