Anda di halaman 1dari 17

PERJALANAN WISATA DI

UP MUSEUM KESEJARAHAN JAKARTA


DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA

DISUSUN OLEH

ALMAIDAH SINDI PATRIANA


SMK Sahid Jakarta

PESERTA PKL
UP MUSEUM KESEJARAHAN JAKARTA

1
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
BAB 1
MUSEUM SEJARAH JAKARTA

Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110

Museum Sejarah Jakarta pada mulanya digunakan sebagai gedung Balaikota (Stadhuis). Gedung

ini merupakan gedung Balaikota kedua yang dibangun pada masa pemerintahan VOC di Batavia.

Pada tanggal 27 April 1626, Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627) memutuskan
untuk menbangun gedung balaikota yang baru ini kemudian direnovasi pada tanggal 25 Januari
1707 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan selesai direnovasi pada
tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.

Selain sebagai Balaikota, gedung ini juga berfungsi sebagai Pengadilan, Kantor Catatan Sipil,
tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College van Scheppen). Pada tahun
1925-1942 gedung ini juga dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada
tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 dipakai
sebagai Markas Komando Militer Kota (KMK) I yang kemudian menjadi Kodim 0503 Jakarta Barat.
Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian
dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.

2
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
1.1 KOLEKSI MUSEUM SEJARAH JAKARTA

1. Meriam “si Jagur”

Meriam Si Jagur atau Meriam Ki Jagur adalah sebuah Meriam kuno peningalan
Portugis yang berada di halaman Museum Fatahillah Jakarta.
Meriam Si Jagur dibuat oleh orang Portugis bernama Manoel Tavares Baccaro di
Macau, China, yang kemudian oleh Portugis dibawa ke Melaka. Di Macau, meriam
ini oleh Portugis ditempatkan di benteng St. Jago de Barra (St. Jago = nama orang
suci, de Barra = dekat pantai, karena itu kemudian mendapat julukan "Si Jagur").

2. Patung Hermes

Patung Hermes ini dibuat pada abad ke-18 oleh orang Eropa. Patung ini dibuat dari
perunggu dan tembaga berdasarkan kisah pada mitologi Yunani. Patung dewa Hermes
ini melambangkan kesuksesan dalam kehidupan. Patung ini memiliki berat 120 kg
dengan tinggi sekitar 2 meter.
Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah nama anak Dewa Zeus. Hermes adalah dewa
untuk para pedagang, pejalan kaki, dan atlet. Hermes digambarkan seperti sedang
berlari. Ini merupakan simbol dari kecepatan.

3
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
3. Meriam Cet bang

Cetbang (juga dikenal sebagai bedil, warastra, atau coak) merupakan


senjata sejenis meriam yang diproduksi dan digunakan pada masa
kerajaan Majapahit (1293–1527 M) dan kerajaan-kerajaan di
Nusantara setelahnya. Berbeda dengan meriam eropa dan timur
tengah pada umumnya, yang merupakan meriam isian depan
(muzzle loader), cetbang terbuat dari perunggu dan memiliki kamar
dan tabung peluru di bagian belakang (meriam isian belakang atau
breech loader). Pada prasasti Sekar disebutkan cetbang diproduksi di
Rajekwesi, Bojonegoro, sedangkan mesiu utamanya diproduksi di
Swatantra Biluluk (Lamongan).

4. Replika pedang keadilan

Replika pedang keadilan atau pedang hukum yang membawa kesengsaraan


bagi banyak pribumi serta masyarakat Tionghoa yang dibunuh ratusan tahun
lalu. Pedang berwarna abu muda itu telah mengadili ratusan bahkan mungkin
ribuan orang yang melanggar hukum Belanda yang berlaku saat itu. Bercak
noda pada pedang dari sekitar abad 16-18 itu seakan terlihat seperti bekas darah
walaupun pedang yang dipamerkan merupakan replika.

4
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
5. Kamar Diponegoro

Kamar Diponegoro merupakan sebuah ruangan yang digunakan oleh Pangeran


Harya Dipanegara atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro saat
ia diasingkan, dari 8 April hingga 3 Mei 1830. Sebenarnya, ruangan ini adalah
milik kepala bui Kota Batavia. Sebenarnya, ruangan ini adalah milik kepala bui
Kota Batavia. Namun, karena Diponegoro merupakan seorang pangeran dan
tahanan politik berstatus tinggi, maka ia ditempatkan di ruangan tersebut.
Bukan di sel bawah tanah seperti tahanan lainnya.

Dalam kamar ini, terdapat sebuah ranjang, payung, tombak, serta beberapa
surat yang sempat ditulis oleh Pangeran Diponegoro kepada Ibu dan anaknya
yang ditulis menggunakan Bahasa Jawa Kuno.

5
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
BAB II
MUSEUM TAMAN PRASASTI

Jl. Tanah Abang I No.1, RT.11/RW.8, Petojo Sel., Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10160

Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa
kolonial Belanda. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur
makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik.
Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni
dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer dan
sastrawan yang menyatu.

Semula Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah
pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun tahun
1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk,
sekarang Museum Wayang, yang sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi
nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman
Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai
dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.

Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan
dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang
terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, luas
museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.

6
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
II. I KOLEKSI MUSEUM TAMAN PRASASTI

1. Replika Prasasti pecah kulit

Di Museum Taman Prasasti Jakarta, tampak sebuah monumen berdiri kokoh.


Di atasnya, terdapat tengkorak yang tertancap pada ujung tombak. Di dinding
monumen, tertulis kalimat dalam bahasa Belanda dan bahasa Jawa.
“Sebagai kenang-kenangan yang menjijikan pada si jahil terhadap negara yang
telah dihukum Pieter Erberveld. Dilarang mendirikan rumah, membangun
dengan kayu, meletakan batu bata dan menanam apapun di tempat ini, sekarang
dan selama-lamanya. Batavia, 14 April 1722”.
Tulisan tersebut bercerita mengenai asal muasal sang monumen, sebagai
peringatan atas hukuman yang dijatuhkan pada pemberontak Belanda di masa
lalu. Monumen ini sungguh membawa saya ke dalam rasa penasaran atas
peristiwa yang menjadi asal muasalnya. Peristiwa yang kemudian dikenal
dengan sebutan peristiwa pecah kulit.

2. Patung The Crying Lady

Setelah memasuki area pemakaman, di sebelah kiri terdapat patung Crying


Lady yang merefleksikan penderitaan seorang pengantin yang suaminya baru
meninggal karena wabah malaria di Batavia.

7
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
3. Patung Soe Hok Gie

Soe Hok Gie sangat dikenal baik karena kiprahnya di alam bebas dan karya-
karya tulisannya yang terus memperjuangkan keadilan. Karakternya yang kuat,
tegas, dan sangat idealis banyak mempengaruhi para penggiat alam bebas di
Indonesia.
Sedikit cerita, pada bulan Desember 1969, Gie dan teman-temannya
merencanakan untuk merayakan ulang tahunnya di Gunung Semeru. Tapi
sayang, pada tanggal 16 Desember Soe Hok Gie meninggal di usia yang sangat
muda, yaitu tepat 1 hari sebelum ulang tahunnya ke-27 karena menghirup gas
beracun dari puncak Mahameru. Maka dari itu, banyak sekali penggiat alam
bebas yang memperingati wafat dan ulang tahunnya Soe Hok Gie setiap
tanggal 17 Desember.

4. Peti Mati Soekarno dan Bung Hatta

Peti tersebut telah ada sejak museum dibangun pada tahun 1975.
Menurut Andri koleksi peti mati lainnya dari museum tersebut adalah yang
digunakan untuk membawa jenazah Wakil Presiden RI pertama Mohammad
Hatta. Data yang di dapat dari pihak museum, menyebutkan bahwa peti jenazah
milik Ir. Soekarno tersebut digunakan untuk mengantar jenazah dari RSPAD
Gatot Subroto menuju Wisma Yaso,

8
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
5. Prasasti Nisan Dr. H.F. Roll

Dr. H. F. Roll yang merupakan kepala sekolah Dokter Jawa—kemudian


berganti nama jadi STOVIA lalu berubah menjadi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Roll kemudian diangkat menjadi direktur STOVIA pertama, dan dari STOVIA
inilah perkumpulan pergerakan Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei
1908.

9
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
BAB III
MUSEUM JOANG `45

Jl. Menteng Raya No.31, RW.10, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340

Museum Joang 45 adalah salah satu tempat yang wajib anda kunjungi. di dalam
Gedung Joang '45 ini menyimpan sejumlah catatan sejarah mengenai berbagai
peristiwa menjelang kemerdekaan RI. Gedung Joang 45 awalnya merupakan
bangunan Schomper Hotel yang dibangun sekitar tahun 1920-1938, yang
dikelola oleh L.C. Schomper, seorang warga keturunan belanda.
Di museum ini dipamerkan sejumlah lukisan tentang peristiwa seputar proklamasi
kemerdekaan RI. Terdapat pula beberapa diorama, antara lain yang menggambarkan
suasana Gedung Menteng 31 pada masa kemerdekaan dan orasi Soekarno dalam
Rapat Besar di Lapangan IKADA pada 19 September 1945.

10
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
III. I KOLEKSI MUSEUM JOANG `45

1. Mobil Dinas Resmi Presiden dan Wakil presiden RI Pertama

Mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan
mobil REP 1 dan REP 2, dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.

2. Lukisan Palang Merah Putri

Lukisan Palang Merah Putri Tasikmalaya, merupakan karya Lukis Heri Sugleng, yang
di buat pada Tahun 1995. Dituagkan di atas media kanvas dengan menggunakan cat
minyak.
Pada Tahun 1995 pula, karya pelukis Heri Sugleng ini, menjadi koleksi Museum
Joang 45 Jakarta, melalui pembelian dari Heri Sugleng. Dan dipamerkan di Ruang
Laskar Putri, Museum Joang 45, Jalan Menteng Raya No. 31, Menteng, Jakarta Pusat

11
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
3. Patung Dada H. Adam malik

Patung Dada H. Adam Malik dibuat oleh Perupa Sunarto PR pada tahun 1981. Materi
yang digunakan dalam pembuatan Patung ini yaitu Fiber dan Kayu, yang berukuran
80 x 60 sentimeter. Pada Tahun 1982, karya ini menjadi koleksi Museum Joang 45
melalui pembelian, dan dipamerkan di Museum Joang 45, Jalan Menteng Raya No.
31, Menteng Jakarta Pusat.

4. Patung Dada Chaerul Saleh

Patung Dada Chaerul Saleh, di buat oleh Perupa Soenarto PR, pada tahun 1981.
Materi yang digunakan dalam pembuatan patung ini, yaitu fiber dan kayu, yang
berukuran 80 x 60 centimeter. Karya ini, dipamerkan di Teras belakang Museum
Joang 45, Jalan Menteng Raya No. 31, Menteng Jakarta Pusat.

12
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
5. Diorama Rapat Raksasa di Lapangan IKADA

19 September 1945 mengabadikan Rapat Raksasa di lapangan IKADA. sekarang


bagian selatan Monas jakarta meskipun tentara yang melakukan penjagaan dan
pengawasan yang ketat.
Rapat tersebut diadakan guna menjungjung tinggi dan mempertahankan NKRI yang
telah diproklamasikan tangal 17 Agustus 1945. Diorama menunjukan ketika juru film
dan juru foto sedang melaksanakan tugasnya.

13
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
BAB IV
MUSEUM MH THAMRIN

Jl. Kenari 2 No.15, RW.4, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430

Gedung Mohammad Hoesni Thamrin adalah sebuah museum sejarah perjuangan


kemerdekaan Republik Indonesia. Keberadaan museum ini berada dekat disekitar
Universitas Indonesia Salemba, Universitas Gunadarma Kampus A, dan Pasar kenari.
Museum ini memiliki visi yang sejalan dengan visi museum nasional/internasional
untuk mengembangkan nilai-nilai kejuangan Negara Republik Indonesia serta
menginformasikan Jakarta sebagai kota Joang.
Museum ini memiliki koleksi foto reproduksi, radio dan barang-barang milik, serta
kepustakaan tentang kiprah perjuangan Mohammad Hoesni Thamrin dalam
pergerakan nasional Indonesia.

14
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
IV. I KOLEKSI MUSEUM MH THAMRIN

1. Patung MH Thamrin

Patung seluruh badan yang menggambarkan sosok tokoh nasional Mohammad


Husni Thamrin yang sedang melangkah membawa buku dengan jari yang
menunjuk lurus ke depan, dan di bawah patung terdapat pernyataan MH. Thamrin
yang sangat berharga untuk bangsa ini.

2. Replika Kereta Jenazah

Replika kereta kuda yang digunakan untuk mengantar jenazah MH Thamrin

15
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
3. Diorama Penggeledahan Kediaman MH Thamrin

Pada 1941, rumah dari Husni Thamrin digeledah dengan tuduhan anti
Belanda dan diduga ada dokumen terlarang di rumahnya –yang pada
akhirnya tidak terbukti keberadaan dokumen terlarang tersebut di
rumahnya. dan pada waktu itu juga kondisi kesehatan Husni Thamrin
sedang sakit demam. Dalam keadaan sakit, ia harus menghadapi perlakuan
kasar itu, yaitu rumahnya digeledah oleh polisi-polisi rahasia Belanda
(PID).

4. Patung dada MH Thamrin

Patung dada yang menggambarkan Mh Thamrin

16
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021
5. Diorama Pidato Gementeeraad

Diorama yang menggambarkan M.H. Thamrin sedang berpidato di


Gemeenteraad Batavia.

17
@Bimtek Online Divisi Guide & Ticketing MKJ 2021

Anda mungkin juga menyukai