Anda di halaman 1dari 42

GLAUKOMA

NUR SHAHIRAH BINTI RASID 112018207


Pembimbing: dr. Vanessa Maximiliane, Sp.M

 
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT FMC BOGOR
PERIODE 4 JANUARI – 6 FEBRUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PENDAHULUAN

2
PENDAHULUAN

◉ Glaukoma merupakan neuropati optik kronis ditandai dengan pencekungan diskus


optikus dan pengecilan lapang pandang, dapat disertai dengan peningkatan tekanan
intraokuler .
◉ Proses terjadinya peningkatan tekanan intraokuler disebabkan oleh:
○ Masalah pada aliran keluar cairan aqueus humor karena adanya kelainan sistem
drainase sudut balik mata depan (glaukoma sudut terbuka)
○ Masalah pada aliran masuk cairan aqueus humor ke sistem drainase (glaukoma sudut
tertutup).
◉ Glaukoma disebut sebagai “pencuri penglihatan” sebab gejala glaukoma itu sendiri sering
tidak dirasakan oleh penderita.

3
PEMBAHASAN

4
Definisi GLAUKOMA
Kondisi mata yang disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular. Tekanan yang tinggi,
menyebabkan kompresi saraf optikus saat saraf
tersebut keluar dari bola mata sehingga menyebabkan
kematian serabut saraf.

5
EPIDEMIOLOGI

◉ Glaukoma menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kebutaan di dunia (8%) dan penyebab ketiga
terbanyak gangguan pengelihatan (2%) setelah katarak dan kelainan refraksi.
◉ Di Asia sendiri, prevalensi glaukoma berkisar antara 2,4-5%.
◉ Menurut WHO, sekitar 45 juta orang di dunia menderita glaukoma sudut terbuka, dan 16 juta orang
lainnya menderita glaukoma sudut tertutup.
◉ Dan pada tahun 2020, angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 59 dan 21 juta orang.
Kebutaan yang diakibatkan oleh glaukoma sudut terbuka berkisar sebanyak 4,5 juta orang dan karena
glaukoma sudut tertutup sebanyak 3,9 juta orang.
◉ Sekitar 50% kasus glaukoma di Amerika Utara, dan 95% kasus glaukoma di negara berkembang tidak
terdeteksi.

6
ANATOMI HUMOR AKUOUS

◉ Cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik mata belakang.
◉ Volumenya adalah sekitar 250 µl dan kecepatan produksinya adalah 2,5 µl/menit,
◉ Menentukan tekanan bola mata (normal 10-20 mmHg)
◉ Komposisi akuos = komposisi plasma kecuali lebih tingginya konsentrasi askorbat, piruvat, dan
laktat, sedangkan konsentrasi protein, urea, dan glukosa < plasma.
◉ Tekanan osmotiknya pun sedikit lebih tinggi dari plasma darah.

7
FISIOLOGI ALIRAN HUMOR AKUOUS

◉ Humor akuous mengalir ke dalam bilik posterior lalu


melalui pupil menuju ke bilik anterior (A,B).
◉ HA meninggalkan bilik anterior melalui 2 jalur:
○ Jalur konvesional/trabekula (90%): melalui
trabecular meshwork (antara garis Schwalbe
dan sclera spur) dari sclera masuk → kanal
Schlemm → kanal kolektor → pembuluh darah
sclera (C,D)
○ Jalur uveosklera (10%): HA mengalir melalui
korpus siliaris → ruang supra-choroid → vena

8
PATOFISIOLGI GLAUKOMA
◉ Pada glaukoma, perjalanan cairan akuos tidak lancar sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan.
◉ Volume cairan akuos sangat menentukan TIO, apabila produksinya berlebih atau
pembuangannya terganggu maka TIO akan meningkat.
◉ Sesuai dengan hukum Pascal, tekanan yang tinggi dalam ruang tertutup akan diteruskan
ke segala arah dengan besar yang sama, termasuk ke belakang.
◉ Saraf optik yang berada di belakang akan terdesak dan lambat laun akan mengalami
atrofi.

9
Hambatan/ resistensi
Prinsip ↑ TIO pada POAG outflow HA melalui
trabecular meshwork

◉ Peningkatan resistensi saluran humor akuos disebabkan:


○ Penumpukan material sel pigmen, sel darah merah, glukosaminoglikan, protein
atau material plak jaringan.
○ Hilangnya sel endotel trabekulum
○ Berkurangnya densitas pori trabekulum di endotel dinding internal kanal
Schlemm
○ Berkurangnya aktivitas fagositosis normal di anyaman trabekulum yang
mengakibatkan berkurangnya fagositosis material jaringan mati/degradasi
makroselular

10
◉ Perlekatan pupil iris di anyaman trabekulum (blockade pupil) → aliran HA terhambat
◉ Sudut depan mata yang sudah sempit akan tertutup apabila terjadi mid dilatasi→ iris lebih
kendur → ujungnya bersentuhan dengan permukaan lensa → blockade pupil
◉ Perbedaan tekanan BMB dan BMD (BMB>BMD) → mendorong pangkal iris kedepan → iris
bombe posterior
◉ Pelekatan pangkal iris ke anyaman trabekulum → sinekia anterior perifer
11
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Glaukoma Primer
Kronis
Sudut Terbuka

GLAUKOMA
PRIMER
Akut
Glaukoma Primer
GLAUKOMA Sudut Tertutup
SEKUNDER
Kronis
GLAUKOMA
GLAUKOMA
KONGENITAL

GLAUKOMA
ABSOLUT

12
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (POAG)

◉ Definisi: Neuropati optic yang bersifat ◉ Gejala Klinis:


kronik, progresif, yang ditandai kerusakan ○ Bilateral
saraf optic dan kelainan lapangan pandang ○ perjalanannya progresif sangat lamban,
yang khas. ○ sifatnya tenang dan sering tidak
◉ Faktor resiko: menimbulkan keluhan
○ Umur
○ Ras
○ Riwayat glaucoma dalam keluarga
○ Miopia
○ Kelainan retina

13
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (POAG)

Penglihatan sisa
berupa island of
Penglihatan tetap Lapangan pandang Defek hemifield
vision di sentral
jelas pada fase awal mulai menyempit superior atau inferior
(tunnel vision) atau
temporal.

14
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (POAG)

◉ Pemeriksaan: ◉ Penanganan:
○ Mata tampak normal, konjungtiva ○ Menurunkan TIO hingga ±20-50%
tidak merah, kornea jernih, COA dari TIO awal
dalam, dan pupil normal ○ Medikamentosa
○ Funduskopi: atrofi papil saraf optic ○ Pembedahan (trabekulektomi)
(C/D ≥0,6) ○ Laser (trabekuloplasti laser)
○ TIO>21 mmHg
○ Gonioskopi: sudut terbuka
○ Perimeter: skotoma di daerah
Bjerrum, defek arkuata, nasal step
dan pinhole vison

15
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA TIO NORMAL

◉ Variasi dari POAG yang ditandai dengan adanya papil glaukomatosa dan defek lapangan
pandang, akan tetapi TIO <22 mmHg
◉ Patogenesis: sensitivitas abnormal terhadap TIO/abnormalitas dari saraf optic/murni dari
penyakit vaskuler.
◉ Kebanyakan diderita oleh individu dengan kelainan kardiovaskular, dibuktikan dengan sering
terjadinya migraine, akral dingin, nocturnal hipotensi, sleep apnea syndrome, abnormalities
system hemoreologi, dan pernah ditemukan juga pada individu pasca shock hypovolemia.
◉ Penatalaksanaann: menurunkan TIO 20-30% dari tekanan awal disamping menangani
penyakit yang mendasarinya.

16
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT
◉ Gejala awal: ◉ Pemeriksaan:
○ Tajam penglihatan turun, ○ visus turun
○ Rasa sakit ringan di sekitar mata ○ mata merah
○ “halo” ○ pupil midriasis dengan reflex negative,
◉ Tahap selanjutya: ○ Edema kornea,
○ Nyeri daerah supraorbital meluas ○ kamera anterior dangkal
kearah belakang mata sampai ke ○ TIO tinggi dapat mencapai 40-90 mmHg
kepala. ○ Flare dan sel pada humor akuos
○ mual, muntah, berkeringat,
bradikardi,
○ visus sangat turun
○ timbul kepanikan pada penderita

17
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT

◉ Tujuan:
○ Membuka kembali sudut dalam arti memisahkan kotak antara iris dan anyaman
trabekulum
○ Menghilangkan faktor penyebab terjadinya blok pupil/mencegah terjadinya kontak iris
trabekulum lagi.
◉ Obat hiperosmotik untuk menurunkan TIO
◉ Tindakan penekanan kornea bagian sentral menggunakan lidi kapas atau menggunakan lensa
gonioskop selama 30 detik.
◉ Iridotomi menggunakan laser Argon atau Nd-YAG, atau iridektomi perifer insisional
◉ Iridoplasti untuk melepaskan sinekia posterior
◉ Trabekulektomi
18
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP KRONIS

◉ Gejala:
○ mirip dengan POAG yaitu sebagian besar kasus tanpa keluahan kecuali lapang pandang
menyempit sampai kebutaan.
○ Kadang terasa pegal di mata dan sakit kepala ringan.
◉ Pemeriksaan
○ segmen anterior tenang, COA dangkal
○ Gonioskopi sudut tertutup,
○ papil saraf optic (gambaran glaucoma kronis): pelebaran cupping, lamina cribrosa nyata,
tampak fenomena Bayonet, penipisan rim papil
○ TIO >21 mmHg.
○ Lapang pandangan dapat dijumpai skotoma khas glaucoma kronis, misalnya skotoma
Bjerrum, defek arkuata dan skotoma cincin.
19
GLAUKOMA SEKUNDER

◉ Disebakan karena penyakit lain, bisa penyakit local pada mata/penyakit sitemik.
◉ TIO meningkat karena tersumbatnya anyaman trabekula kerana:
○ Darah (hifema), setelah trauma tumpul.
○ Sel-sel radang (uveitis)
○ Pigmen dari iris (sindrom disperse pigmen)
○ Deposisi bahan-bahan yang dihasilkan oleh epitel lensa, iris, dan padan siliar pada jalinan
trabekula ( glaukoma pseudoeksfoliatif)
○ Obat-obatan yang meningkatkan retensi jaringan (glaukoma terinduksi steroid)

20
GLAUKOMA SEKUNDER

◉ Glaukoma sekunder juga dapat disebabkan oleh trauma tumpul mata yang merusak sudut
(resesi sudut)
○ Pembuluh darah iris abnormal dapat mengobstruksi sudut dan menyebabkan iris melekat
pada komea perifer sehingga menutup sudut (rubeosis iridis).
○ Melanoma koroid yang besar dapat mendorong iris kedepan mendekati komea perifer
sehingga menyebabkan serangan akut glaukoma sudut tertutup.
○ Katarak dapat membengkak dan mendorong iris kedepan sehingga menutup sudut
drainase.
○ Uveitis dapat menyebabkan iris menempel ke jalinan trabekula.

21
GLAUKOMA KONGENITAL

◉ Glaukoma ini terbagi menjadi 3 yaitu: ◉ Gejala:


○ Glaukoma congenital primer: kelainan ○ Epifora
perkembangan yang terbatas pada sudut ○ fotofobia dan pengurangan kilau komea,
bilik mata depan. ○ pupil tidak berespon terhadap cahaya
○ Anomaly perkembangan iris dan komea. ○ Peningkatan TIO (cardinal)
○ Berbagai kelainan termasuk arinidia, ○ garis tengah komea (>11,5 mm), edema
neurofibromatosis, sindrom strugeweber, epitel,
sindrom lowe dan rubella congenital. ○ robekan membrane descement,
○ peningkatan kamera anterior (disertai oleh
penigkatan generalisata segmen anterior
mata) serta
○ Edema
○ kekeruhan stroma komea.
22
GLAUKOMA ABSOLUT

◉ Stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.
◉ Pemeriksaan:
○ Komea terlihat keruh,
○ bilik mata dangkal.
○ papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa,
○ mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

23
DETERMINAN (FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI)

◉ Usia
◉ Jenis kelamin
◉ Riwayat Keluarga
◉ Ras
◉ Diabetes mellitus
◉ Hipertensi
◉ Trauma
◉ Miopia
◉ Obat-obatan
24
PEMERIKSAAN GLAUKOMA

25
ILUMINASI OBLIK DARI COA

COA diiluminasi dengan sinar dari lampu


tangensial menuju bidang iris.
◉ Kedalaman COA yang normal → iris tampak
seragam
◉ COA yang dangkal → iris menonjol ke
anterior dan tidak seragam

26
SLIT LAMP

◉ Kedalaman sentral dan perifer dari


COA harus dievaluasi dengan
ketebalan dari kornea.
◉ Sudut sempit → COA yang memiliki
kedalaman <3x ketebalan kornea
pada bagian sentral, kedalaman
bagian perifer < ketebalan kornea.

27
TONOMETRY DIGITAL
◉ Merasakan balotement saat melakukan penekanan bergantian dengan kedua jari tangan.
◉ Hasil: N, N+1, N+2, N-1, N-2

28
TONOMETRY SCHIOTZ

29
TONOMETRY APLANASI GOLDMANN

Alat ini mengukur tekanan bola mata dengan


memberi tekanan yang akan meratakan permukaan
kornea dalam ukuran tertentu. Putar dial tonometer
sampai didapatkan gambaran setengah lingkaran
membentuk huruf S. angka yang ditunjukkan dial
kemudian dikalikan 10.

30
GONIOSKOPI

Merupakan suatu cara memeriksa sudut


bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus. Dapat mebedakan
sudut terbuka atau tertutup, ada tidaknya
iris di bagian perifer dan lainnya.

31
OFTALMOSKOP

32
33
PERIMETRI

Perimetri merupakan pemeriksaan yang penting


pada glaukoma sudut terbuka. Pemeriksaan ini
digunakan untuk memeriksa ada tidaknya defek
lapang pandang baik sentral maupun perifer.
Batas normal lapang pandangan adalah 60 o pada
daerah superior, 75o pada daerah inferior, 1100
pada ternporal, dan 60o pada daerah nasal.

34
PENGOBATAN

35
Obat-obat untuk menurunkan produksi humor akuos

◉ Beta Adrenergic Antagonist 1st line


○ menghambat produksi siklus adenosine monophospate (cAMP) di epitel
siliar→menurunkan sekresi aqueous humor 20%-50% (2.5pL/min to 1.9pL/min)
○ efeknya berkurang ketika tidur.
○ Betaxolol 0,5% (selektif), timolol 0,5% (non selektif)

◉ Carbonic Anhydrase Inhibitors (CAIs) 3rd line


○ aktivitas antagonis langsung pada epitel siliar carbonic anhydrase
○ Brizolamid atau oral asetazolamid
◉ Alfa Adrenergic Agonist
○ apraclonidine dan brimonidine
○ menurunkan tekanan vena episkleral serta memperbaiki aliran keluar jalur trabecular.
36
Obat untuk meningkatkan aliran keluar humor akuos:

◉ Prostaglandin Analogs 2nd line


○ Cara kerja spesifik tidak diketahui tapi diduga meningkatkan jarak fasia otot-otot di
badan siliar sehingga meningkatkan aliran keluar uveoskleral dan trabecular.
○ Latanaprost dan travaprost
◉ Parasympathomimetic (Miotic) Agents
○ Menyebabkan kontraksi pada otot longitudinal badan siliar sehingga mngencangkan
anyaman trabekula dan meningkatkan pengeluaran humor akuos
○ pilokarpin

37
Bedah Glaukoma (Insisional dan Laser)

◉ Iridectomi atau Iridotomi Perifer


○ Tindakan: membuat lubang pada iris untuk mengalirkan cairan akuos langsung
dari bilik belakang ke bilik depan mata
○ Mencegah timbul blok pupil relative pada pasien dengan BMD dangkal
○ Iridectomy perifer: menggunting iris bagian perifer
○ Iridotomi perifer: melubangi iris dengan menggunakan laser ND-Yag

◉ Gonioplasti/ Iridoplasti Laser


○ Glaukoma sudut tertutup dengan tujuan memperdalam sudut iridokornea (iris
plateu dan nanoftalmos)
○ Laser pada stroma iris → kontriksi menarik iris perifer menjadi lebih datar dan
sudut iridokornea terbuka
38
Bedah Glaukoma (Insisional dan Laser)

◉ Laser trabeculoplasty
◉ Indikasi: pasien glaukoma yang telah mendapat
dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi
dimana dengan gonioskopi merupakan glaukoma
sudut terbuka dan diharuskan menurunkan
tekanan intraokuler.
◉ LTP efektif menurunkan TIO glaukoma sudut
terbuka primer, glaukoma pigmentasi, dan
sindrom pengelupasan kulit.
◉ Saat efektif, LTP dapat menurunkan sekitar 20-
25% TIO awal pasien.
39
Bedah Glaukoma (Insisional dan Laser)

◉ Trabekulektomi
○ Tujuan: membuat saluran atau lubang yang menghubungkan bilik depan mata dengan
daerah subkonjungtiva/subtenon → cairan akuos dapat mengalir langsung dari bilik
mata belakang ke BMD → daerah subkonjungtiva melalui partial thickness flap sclera
→ TIO turun
◉ Goniotomi
○ Terapi pilihan untuk glaucoma kongenital
○ dilakukan pada kornea jernih
○ Prinsip: membuat irisan pada permukaan anyaman trabecular menggunakan jarum
sehingga terbuka

40
Bedah Glaukoma (Insisional dan Laser)

◉ Trabekulotomi
○ Glaukoma kongenital
○ Dapat dilakukan pada kornea keruh
○ Indikasi dan komplikasi sama seperti goniotomi
◉ Implan Drainase
○ Terdiri dari 2 system: tanpa hambatan dan dengan hambatan
○ Secara umum ada 3 macam implant drainase yaitu optimed, krupin dan ahmed.

41
Thanks!

42

Anda mungkin juga menyukai