Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

SEMINAR

NAMA Kelompok 9 : 1.JERI FRANATA FRANTIUS TINAMBUNAN

2.Disman Pardede

3.Leonard Sihombing

DOSEN PENGAMPU : Dr. BONARAJA PURBA,. M. Si

M.KULIAH : SEMINAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIMERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Pemesinan ini
tepat pada waktunya.CJR ini membahas tentang Teori Pemesinan .Pada kesempatan ini
saya hendak menyampaikan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing saya, dari
awal pemberian tugas sampai selesai,baik dalam sistematika penulisan maupun panduan
materi pembelajaran.Saya juga sangat berharap semoga CJR ini dapat bermaanfaat bagi
semua pembaca.

Meskipun saya telah berusaha menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin ,saya
menyadari bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan.Oleh karena itu,saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata,saya ucapkan terimakasih.

Medan, MARET 2022

JERI FRANATA F TINAMBUNAN


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR….......................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN…...................................................................................................3

BAB IIRINGKASAN ISI BUKU.........................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................13

BAB IV PENUTUP….............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya Critical journal Journal

Seorang mahasiswa harus peka terhadap perkembanga zaman dan informasi


yang ada disekitarnya.Berbagai cara dapat didakukan untuk mendapatkan
informasi,salah satunya adalah dengan membaca Journal .Membaca adalah suatu
kegiatan yang sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam proses
belajarnya.Tidak hanya membaca buku,seorang maha siswa juga harus dapat
menilai buku yang dibacanya apakah sudah baik atau bekum.Kegiatan penilaian ini
dapat kita sebut dengan dengan”critical journal Review”.Critical jurnal Review
dapat dilakukan mahasisiwa secara sederhana.Sebelum melakukan penilaian
mahasisiwa harus terlebih dahulu memahami isi buku yang dikritik kemudian dapat
membandingkannya dengan buku lain sebagai pembanding untuk menilai buku
yang dikritik.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review

1) Untuk mengetahui isi journal dengan cara membuat ringkasan.


2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan journal yang dikritik.
3) Untuk mengetahui perbandingan journal yang di kritik dengan journal lain.

C. Manfaat Penulisan Critical Journal Review

1) Agar menambah wawasan melalui isi journal yang diringkas.


2) Agar menngetahui keunggulan dan kelemahan journal yang dikritik
3) Agar mengetahui perbandingan journal yang dikritik dengan journal yang
lain.

BAB II

RINGKASAN
JOURNAL

JOURNAL I

PROSES PEMESINAN

A. Lingkup Proses Pemesinan


Proses pemesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagian bahan dengan
maksud untuk membentuk produk yang diinginkan . Proses pemesinan yang bisa
dilakukan diindustri manufaktur adalah proses penyekrapan ( shaping ), proses
penggurdian ( drilling ), proses penyayatan/frais ( milling ), proses gergaji ( sawing )
,proses broaching , dan proses gerinda ( grinding ).

Proses pemesinan dibagi menjadi 3 kategori ,yaitu :


1. Proses pemotongan ( cutting ), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan
pisau pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi ( abrasive process ) ,seperti proses gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik.

B. Klasifikasi Proses Pemesinan.


1) Berdasarkan gerak relative pahat.
Gerak relative pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi 2
komponen yaitu :
 Gerak potong ( cutting movement ), dimana gerak potong adalah gerak
yang menghasilkan permukaan baru pada benda kerja.
 Gerak makan ( feeding movement ), gerak makan adalah gerak yang
menyelesaikan permukaan baru yang telah dipotong oleh gerak
potong.

2) Berdasarkan jumlah Mata Pahat yang digunakan


Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas memiliki mata mata
pahat yang berbeda-beda .Jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan
cara pemotongan dan bentuk ahir dari produk.

3) Berdasarkan Orientasi Permukaan


Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dua garis besar proses yaitu:
 Generasi permukaan silindrik atau konis dan
 Generasi permukaan rata / lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja
4) Berdasarkan Mesin yang Digunakan
Berikut beberapa jenis mesin perkakas yang sering digunakan:
 Prosee Bubut ( turning ),
 Proses Freis ( Millng ),
 Proses Gurdi ( Drilling ),
 Proses Sekrap ( Shapping,Planing ),
 Proses Gerinda Rata ( Surface Grinding ),
 Proses Gerinda Silindrik ( Crilindrical Gringding ), dan
 Proses Gergaji dan Parut ( Shawing ,Broaching ).

C. Proses Bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin
berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunkn mesin bubut. Bentuk dasarnya
dapat didefenisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut
rata :
 Dengan benda kerja yang berputar
 Dengan atu pahat bermata potong tunggal ( with a single – point cutting toll )
 Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

a. Parameter Proses Bubut


Tiga parameter utama setiap prose bubut adalah kecepatan putar spindle ( speed )
,gerak makan ( feed ) dan kedalaman potong ( deph of cut ) .Faktor yang lain
seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya jjuga memiliki pengaruh
yang cukup besar, tetapi tiga parameter diatas adalah bagian yang bisa diatur oleh
operator langsung pada mesin bubut.

1. Kecepatan Putar ( speed ) selalu dihubungkan dengan spindle ( sumbu


utama ) dan benda kerja.Karena kecepatan putar diekspresikan sebgai
putaran permenit ( revolutions per minute, rpm ), hal ini mengambarkan
perputarannya.
2. Gerak Makan ( feed ) ,adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap
benda kerja berputar satu kali , sehingga satuan f adalah mm/putaran.
Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin , material benda
kerja ,bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan .
3. Kedalaman potong ( depth of cut ),adalah tebal bagian benda kerja yang
dibuang dari benda kerja ,atau jarak antara permukaan yang dipotong
terhadap permukaan yang belum terpotong.
b. Geometri Pahat Bubut
Geometri pahat bubut terutama bergantung pada material pada kerja dan material
pahat.Untuk pahat bubut bermata potong tungga, sudut pahat yang paling pokok
adalah sudut beram ( rake angle ),sudut bebas ( clearance angel ), dan sudut sisi
potong ( cutting edge angle ). Sudut-sudut pahat HSS yang diasah dengan
menggunakan mesin gerinda pahat ( tool grinder mechine ). Sedangkan bila pahat
tersebut adalah pahat sisipan yang dipasang pada tempat pahatnya .

c. Perencanaan dan Perhitungan proses bubut


Perencanaan proses bubu tidak hanya menghitung elemen dasar proses bubut,
tetapi juga meliputi penentuan / pemilihan material pahat berdasarkan material
benda kerja,pemilihan mesin, penetuan cara pencekaman ,penentuan langka
kerja/langkah penyayatan dari awal benda kerja sampai berbentuk benda kerja
jadi, penetuan cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan.

d. Material Pahat
Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu , sehingga nantinya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas baik dan ekonomis.
Material pahat dari baja kerbon ( baja dengan kandungan karbon 1,05 % ) pada
saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena bahan ini tidak
tahan panas ( melunak pada suhu 300-500 F ). Baja karbon ini sekarang hanya
digunakan untuk kikir ,belah gergaji, dan pahat .Material pahat dari HSS ( High
Speed Steed ) dapat dipilih jenis M atau T berarti pahat HSS yang mengandung
unsure Molibdenum, dan jenis T berarti pahat HSS yang mengandung unsure
Tungsten.

e. Perencanaa Proses Membubut Ulir


1) Pahat Ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan bubut manual pertama-tama
yang harus diperhatikan adalah sudut pahat ( 60 ° ). Setelah pahat dipilih
,kemudia dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja. Setting ini
dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu
mein bubut/sumbu benda kerja

2) Langkah penyayatan ulir


Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaan perlu dihindari kedalaman
potong yang relative besar, walaupun kedalaman ulir kecil ( misalnya untuk
ulir M10x1,5, dalamnya ulur 0,934 mm ) proses penyyatan tidak dilakukan
sekali potong,biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 x penyayatan
ditambah sekitar 3 x penyayatan kosong ( penyayatan pada diameter terdalam
). Hal tersebut karena pahat ulir melakukan penyayatan berbentuk V.
f. Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari dari garis
rata-rata permukaan.

Permukaan-Permukaan
Adalah suatu batas yang memisahkan benda padat disekitarnya .Istilah lain yang
berkaitan dengan permukaan berupa .Profil atau bentiuk adalah garis hasil
pemotongan secara normal atau serong dari suatu penampang permukaan
( Munadi,1988 ). Bentuk dari suatu permukaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
permukaan yang kasar ( roughness ) dan permukaan yang bergelombang
( waviness ).

Parameter Kekasaran Permukaan


Untuk mengukur kekasaran permukaan, sensor ( stylus ) alat ukur harus
digerakkan mengikuti lintasan yang berupa garis lurus dengan jarak yang telah
ditentukan. Pajang lintasan ini disebut dengan panjang pengukuran ( traversing
length ). Sesaat setelah jarum bergerak dan sesaat sebelum jarum berhenti alat
ukur melakukan perhitungan berdasarkan data yang dideteksi oleh jarum peraba.

Toleransi Kekasaran Permukaan


Seperti halnya toleransi ukuran ( lubang dan poros ), harga kekerasan rata-rata
aritmetis Ra juga mempunyai kelas kekasran yaitu dari N1 sampai N12. Besarnya
toleransi untuk Ra biasanya diambil antara 50 % keatas dan 25 % kebawah.
JOURNAL II

PENGARUH KONDISI PEMESINAN TERHADAP TEMPERATUR DAN


DAYA PEMESINAN

A. METOLOGI
Metode yang digunakan sebagai penunjang penelitian ini ada 2, yaitu pengujian untuk
mengetahui temperature saat proses pemesinan berlangsung dan pengujian konsumsi
daya mesin.

Material Yang Digunakan


Cairan pendingin ( cutting fluids ) yang digunakan dalam pengujian ini adalah dromus
dalam syintetic oil. Cairan pendingin digunkan ebagai parameter proses pemesinan yang
akan diuji penformanya yang paling baik pada proses pemesinan trtentu.

Pahat yang digunakan


Pahat yang digunakan adalah adlah TNMG 160404 MLTT5080, Produksi Taegutec
Korea. Pahat jenis ini cocok dipakai untuk proses pemesinan pada material-material
seperti super alloy stell dan stainless stell. Material pahat ini adalah PVD coatet carbide
atau karbida lapis PVD (Physical Pavor Deposition ) yang telah dengan kombinasi
TiAIN, ALTiN dan ALTiCrN yang diproduksi dengan proses unuik Taegu Tec dengan
system kontrol skala nano dan tegangan .Pahat ini memiliki kekerasan 93 HRA.

Pengujian Temperatur
Pengujian untuk mengetahui temperature dilakukan dengaan menggunakan alat infrared
thermometer yang ditembakkan kedaerah ujung pahat bubut. Walaupun temperature
sebenarya tidak diketahui dengan pasti, namun setiap proses pemesinan menghasilkan
temperature yang berbeda dan diharapka pengeukuran temperature ini dapat mewakili
kondisi temperature yang sebenarnya .

Pengujian Konsumsi Daya Mesin


Untuk alay yang dipakai sebagai alat uji komsumsi daya mesin adalah AC Clamo-on
Ammeter. Pengukuran daya listrik dilakukan dengan mengukur arus yang mengalir
kemesin. Data grafik hasil pengukuran arus listrik pada proses pemesinan dengan kondisi
pemesinan kering dan dengan menggunakan cutting fluid. Pengujian untuk mengatur
daya dari mesin bubut dilakukan dengan menggunakan alat AC Clamo-on Ammeter yang
dipasang pada salah satu kabel yang berada pada mesin bubut.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian data penyajian dibagi menjadi 2 ,yaitu pengujian temperature dan pengujian
konsumsi daya mesin.

Pengujian Temperatur
Pengujian untuk mengetahui temperature dilakukan dengan menggunakan alat infared
thermometer yang ditembakkan kedaerah ujung pahat bubut. Walaupun temperature
sebenarnya tidak diketahui dengan pasti ,namun setiap proses pemesinan menghasilkan
temperature yang berbeda dan diharapkan pengukuran temperature ini dapat melihat
perbedaan diantara berbagi kondisi pemesinan. Dari hasil pengukuran temperature ( C ° )
didapat data seperti yang ditunjukkan pada table 1.
Tabel 1. Pengukuran Temperature Dengn Kondisi Pemesinan Kering ( Dry ),
Menggunakan Dromus dan Synthetic Oil
Kondisi pemesinan Putaran spindle Temperatur
(Rpm) (°C)
Kering ( Dry ) 580 30
850 30
1400 31
Dromus 580 29
850 28
1400 30
Synthetic Oil 580 29
850 28
1400 29
Pengujian Konsumsi Daya Mesin

Dari hasil pengukuran daya mesin untuk parameter dengan kondisi pemesinan kering
( dry ) menggunakan cutting fluid dromus dan syntetik oil didapat data daya mesin
( wat ), seperti pada table 2.

Tabel 2. Pengukuran Daya Messin Dengan Kondisi Pemesinan Kering ( Dry ),


Menggunakan Drumus dan SyntheticOil.

Kondisi Putaran Spindel Daya


Pemesinan ( Rpm ) ( Watt )
Kering ( Dry ) 580 946
850 946
1400 1034
Dromus 580 968
850 990
1400 1122
Syinthetic Oil 580 924
850 968
1400 1078

C. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengujian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika dilihat dari pengukuran temperature pahat kondisi pemesinan yang paling
baik adalah kondisi pemesinan menggunakan cutting fluid synthetic oil dimana
hasil pengujian temperature tersebut mengasilkan temperature yang paling
rendah.
2. Jika dilihat dari pengukuran konsumsi daya mesin kondisi pemesinan yang paling
baik adalah kondisi pemesinan kering ( dry ) karena dari hasil pengukuran
konsumsi daya kondisi pemesinan kering ( dry ) menghasilkan konsumsi daya
mesin yang paling rendah dibandingkan dengan kondisi pemesinan lain.

BAB III

PEMBAHASAN

 Kelemahan
1. Isi journal acuan padat membuat pembaca cepat merasa bosan.

2. Gambar pada journal acaun kurang banyak/kurang banya dibandingkan dengan isi
journal.

3. Isi journal acuan tidak tersusun dengan berurutan

4 Dalam buku acuan banyak pengulangan kata ataupun istilah pada pembahasan bab-bab
selanjutnya, sehingga memungkinkan pengguna kesulitan untuk memahami dan akan
kebingungan dalam pengambilan kesimpulan saat membaca.

5. Di dalam journal pembanding tidak ada gambar sebagai keterangan untuk menjelaskan
apa yang dimaksud buku dalam mempermudahkan pembaca dalam memahami materi

 Kelebihan

1. Jurnal dilengkapi dengan contoh sehingga baik untuk dibaca.

2. kalimatnya umum sehingga tidak sulit untuk dimengerti.

3. Contohnya lebih dari satu sehingga mudah dimengerti

4. Buku pembanding mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana dan
juga pembahasannya lengkap.

5. Buku pembanding memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana
mendesain pembelajaran, memberikan pelajaran kepada peserta didik yang sesuai.
BAB IV

PENUTUP

 KESIMPULAN
Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda,termasuk gaya-
gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaan setimbang.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda,termasuk gaya-
gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaan setimbang.

Dengan mempelajari buku ini mahasiswa dapat mengetahui proses-proses pengelasa


dengan baik dan benar.Dengan buku ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran
sebelum melakukan praktek.

 SARAN

Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Teori Pemesinan.Diharapkan bagi penulis lain
untuk mencari referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna
menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Anis, Teknologi Pengelasan Logam, UI, 2000
2. Taufiq Rochim, Teori & Teknologi Proses Pemesinan
3. Hoffman,E.G.; Jig and Fixture Design,4th ed.,Delmar1998
4. http://www.Ipslabs.com (Diakses 09 November 2013, Pukul 20.00 WIB )
5. Taegutec, (2008), ‘’Taegu Turn Insert Master’’, Korea
6. Puryanto, Rusnaldy, Suryo, MSK T., (2009), ‘’Analisa Efek Air Jet Cooling Pada
Proses Bubut Baja St 40’’, Jurusan Teknik Mesin , Universitas Diponegoro:
Semarrang.

Anda mungkin juga menyukai