Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Asam Amino


Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi
gugus –COOH. Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada
satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa” atau α). Gugus karboksil memberikan
sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk
golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting
dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.1
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-
COOH) dan amina (biasanya –NH2). Gugus karboksil ini memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Asam amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan
ikatan peptida, sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida. Asam
amino merupakan unsur-unsur yang membentuk protein. Kumpulan asam amino di sebut
sebagai protein. Sebagai contoh sederhana pengandaian : sebuah bangunan bisa diartikan
sebagai protein, sedangkan semen, batu-bata, atap, jendela, pintu, kayu dan bahan yang
membentuk bangunan tersebut bisa diibaratkan sebagai asam amino. Asam amino dapat
diperoleh melalui asupan makanan seperti pada kacang-kacangan (misalnya kedelai), ikan gabus
dan produk susu.2
B. Reaksi Asam Amino Saka Guci
Uji sakaguchi ditemukan oleh Shoyo Sakaguchi seorang ahli kimia organik Jepang pada
tahun 1925. Uji Sakaguchi adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi asam amino
arginin. Arginin memiliki kelompok-R propil (3 metil) dengan gugus guanidin di ujungnya.
Gugus guanidin merupakan atom C yang mengikat N2 dengan ikatan tunggal dan mengikat N
dengan ikatan ganda. Gugus guanidin akan bereaksi dalam uji sakaguchi. Dalam kondisi basa,
alpha naphtol akan bereaksi dengan gugus guanidin dalam arginin yang telah teroksidasi sodium
hipoklorit, menghasilkan senyawa berwarna merah. Apabila protein yang diuji dengan tes
sakaguchi menunjukkan perubahan warna merah berarti dalam protein tersebut terdapat arginin.

1
Robert K. Murray, et all., Biokimia Harper (Ecg, Jakarta, 2002), h. 223.
2
Robert K. Murray, et all., Biokimia Harper, h. 225.
Bahan dan pereaksi:
a. NaOH 10%
b. Sodium hipoclorit (NaClO) atau sodium hipobromit (NaBrO)
c. Alpha naphtol (1% dalam alkohol)
d. Bahan yang akan diujikan

Langkah kerja:
a. Masukkan 2 ml bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan beberapa tetes NaOH.
c. Tambahkan dua tetes alpha naphtol.
d. Tambahkan 5 tetes sodium hipoclorit atau sodium hipobromit.
e. Amati perubahan warna yang terjadi.3
Catatan:
Sodium hipoklorit dapat diganti dengan agen pengoksidasi lain seperti larutan bromin (beberapa
tetes bromin dalam 100 ml air).

Dapus:
Sakaguchi, S.1925. "Über eine neue Farbenreaktion von protein und arginin", J. Biochem., 5:
25–31
Robert K. Murray, et all. 2002. Biokimia Harper . Ecg: Jakarta.

3
S Sakaguchi, "Über eine neue Farbenreaktion von protein und arginin", J. Biochem, 1925, 5: 25–31

Anda mungkin juga menyukai