Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. BRI LINK
1. Pengertian
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposit. Kemudian bank juga
dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat
yang membutuhkannya. Disamping itu, juga dikenal sebagai tempat untuk
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, air, pajak, dan
pembayaran lainnya 33.
Salah satu ahli yaitu G.M. Verryn Stuart, mendefinisikan bahwa
bank adalah salah satu badan usaha yang wujudnya memuaskan orang lain,
dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya, dari orang lain,
sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam 34. Dari
pengertian tersebut dapat terlihat bahwa tugas bank yaitu menghimpun
dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana lalu kemudian
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang
membutuhkan dana.
Jika ditinjau dari asal mula terjadinya bank, maka pengertian bank
adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang. Kemudian pengertian
bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan bank adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

33
Bustari Muchtar, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Kencana, 2016), 53.
34
Malayu, Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 2.

17
18

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup


masyarakat”35.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu Bank
Badan Usaha Milik Negara yang tebesar dan tersebar diseluruh pelosok
tanah air. BRI juga turut berpatisipasi dalam program pemerintahan
Branchless Banking (Bank tanpa Kantor), dengan nama BRI Link36.
Dengan adanya program Branchless Banking, maka tujuan perbankan
yaitu memenuhi kebutuhan nasabah dalam meningkatkan pertumbuhan
perbankan dan layanan perbankan bisa sampai kepelosok daerah
sekalipun.
Dalam dunia perbankan terdapat banyak produk dan layanan yang
ditawarkan kepada masyarakat guna mempermudah dalam mendapatkan
fasilitas perbankan. Hal ini sebagai bentuk fasilitas yang diberikan kepada
konsumen oleh perbankan, salah satu produk perbankan yang memberikan
layanan guna menjangkau nasabahnya ialah BRI Link.
BRILink merupakan perluasan layanan Bank Rakyat Indonesia
dimana Bank Rakyat Indonesia menjalin kerjasama dengan nasabah Bank
Rakyat Indonesia sebagai Agen yang dapat melayani transaksi perbankan
bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC mini
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Rakyat Indonesia dengan konsep
sharing fee yaitu komisi yang dibagikan oleh Bank BRI37.
Tujuan utama dari agen BRI Link adalah untuk memberikan
pelayanan perbankan khususnya kepada masyarakat yang belum terlayani
oleh bank secara administratif. Melalui agen BRI Link, nasabah BRI
maupun masyarakat umum lainnya bisa mendapatkan pelayanan yang
sama seperti halnya di kantor BRI. Masyarakat dapat melakukan setoran

35
Bustari Muchtar, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain…., 53.
36
https://.simulasikredit.com>web results Apa itu BRILink? Dan Apa Untung dan Ruginya
Menjadi Agen BRILink, diakases pukul 15:22, Tanggal 09-05-2020.
37
https://bri.co.id Tentang BRI Link diakses pukul 10:45, Tanggal 22-03-2020.
19

tabungan, penarikan secara tunai serta melakukan transaksi pembayaran


lainnya melalui agen38.
Berdasarkan pengertian diatas dapat terlihat sisi yang sangat
menguntung kan dari sisi nasabah maupun masyarakat umum lainnya,
karena dengan adanya BRI Link maka dapat dipandang sebagai produk
yang memiliki kemudahan dan sangat menolong masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan perbankan terutama yang berada didaerah pelosok
desa.
2. Manfaat BRI Link
Pemanfaatan agen BRILink sebagai perluasan layanan yang
diberikan oleh Bank BRI memiliki manfaat baik terhadap seorang agen
BRI Link dan juga nasabah. Manfaat dan keuanggulan yang dimiliki jika
bergabung menjadi agen BRI Link sebagai berikut39 :
a. Tanpa modal, segala peralatan EDC atau sistem lainnya diberikan oleh
Bank Rakyat Indonesia.
b. Bebas biaya sewa, layanan keuangan digital produk uang elektronik
berbasis server milik Bank BRI yang menggunakan nomor handpone
yang didaftarkan sebagai nomor rekening.
c. Fee kompetitif, agen akan mendapat fee yang kompetitif dari transaksi
yang dilakukan.
Adapun manfaat dan kemudahan dari BRI Link yang dapat
dirasakan oleh nasabah ialah sebagai berikut 40 :
a. Lokasi dekat dengan domisili masyarakat sehingga menghemat waktu
dan biaya. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari bank BRI, bahwa
Layanan Laku Pandai maupun Layanan Keuangan Digital memang
ditujukan untuk mendekati domosili nasabah serta masyarakat yang

38
Gustian Anita, “Analisis Implementasi Pengembangan Agen BRI Link Dalam Mendukung
Perekonomian Masyarakat”, (Skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institusi Agama Islam
(IAIN) - Curup, 2019).
39
https://bri.co.id Tentang BRI Link, diakses pukul 11:30 WIB, Tanggal 22-03-2020.
40
https://web.facebook.com/1899393520287952/photos/brilinkbrilink-merupakan-perluasan-
layanan-bri-dimana-bri-menjalin-kerjasama-den/1899929176901053/?_rdc=1&_rdr, diakses pukul
12:10 WIB, tanggal 10-03-2020.
20

belum terlayani oleh bank secara administratif, meski diarea desa


terpencil sekalipun.
b. Bisa bertransaksi tanpa harus dibatasi jam kantor atau hari libur kerja.
Dikarenakan Agen BRI Link dekat dengan rumah, maka masyarakat
tidak harus datang untuk bertransaksi sesuai dengan waktu operasional
bank, nasabah bisa datang kapan saja untuk melakukan transaksi setor
maupun tarik tunai bahkan diwaktu malam sekalipun.
c. Bisa “NABUNG” dan “TARIK TUNAI” dengan nominal kecil
d. Suasananya pun lebih kekeluargaan dan informal karena biasanya
Agen merupakan bagian dari warga setempat yang lebih dahulu saling
mengenal.
Selain beberapa manfaat diatas, Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia)
juga dikenal dengan biaya administrasi yang kecil dan tingkat suku bunga
yang bersaing membuat masyarakat khususnya masyarakat desa memilih
menggunakan produk BRI Link 41.
Sesuai dengan misi bank BRI yaitu melakukan kegiatan perbankan
yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil
dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat,
memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan
teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko
serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang baik, memberikan
keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders)42.
3. Syarat untuk menjadi agen BRI Link
Menjadi agen BRI Link sangat mudah, siapa saja yang mau
bergabung sebagai nasabah bank BRI bisa menjadi Agen BRI Link. Pada

41
Gustian Anita, “Analisis Implementasi Pengembangan Agen BRI Link Dalam Mendukung
Perekonomian Masyarakat”, (Skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institusi Agama Islam
(IAIN) – Curup, 2019).
42
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://anungyulirachmanto.wo
rdpress.com/2016/06/08/sejarah-dan-visi-misi-bank-rakyat-indonesia, diakses pukul 16:45 WIB,
tanggal 12-05-2020.
21

prakteknya BRI Link dijalankan oleh individu yang kemudian disebut


sebagai Agen BRI Link. Agen BRI Link merupakan masyarakat biasa,
bukan dari golongan pegawai Bank BRI itu sendiri. Agar terbentuknya
para calon Agen BRI Link profesional dalam melayani nasabah, dengan
demikian Bank BRI memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
Agen BRI Link. Berikut merupakan syarat untuk menjadi agen individu
BRI Link43.
a. Warga Negara Indonesia, yang sudah menjadi nasabah Bank BRI
b. Berdomisili di wilayah yang sama dengan Kantor Wilayah dimana kita
mengajukan permohonan. Jika anda tinggal di Jambi, misalnya. Anda
dapat mendaftarkan diri di Kantor Wilayah Bank BRI diJambi.
Demikian jika anda tinggal di Kabupaten, anda harus mendaftarkan diri
ke Kantor Wilayah BRI yang mengurusi Kabupaten anda tersebut. Jika
anda bingung dimana kantor Wilayah Bank BRI di daerah anda,
tanyakan saja di kantor bank BRI yang terdekat dengan tempat tinggal
anda.
1. Mempunyai usaha yang sudah berjalan minimal 1 tahun
2. Memiliki surat izin usaha sebagai bukti administrasi
3. Status tempat usaha adalah milik sendiri. Atau jika anda menyewa
toko, lama waktu sewa yang anda ambil adalah minimal satu tahun,
dan jika kurang dari satu tahun, anda harus melampirkan surat
perpanjangan sewa sehingga minimal anda menempati tempat
tersebut minimal selama satu tahun.
c. Mengisi formulir permohonan dan menandatangani surat perjanjian
d. Memiliki rekening dan ATM BRI yang diisi sejumlah saldo yang dapat
anda gunakan untuk melakukan transaksi.
e. Transaksi Agen BRI Link dapat dilakukan melalui mesin EDC
(Elektronik Data Capture) namun saat ini juga dapat dilakukan melalui
handphone lewat aplikasi BRI Mobile.

43
https://www-simulasikredit-com.cdn.ampproject.org/v/s/apa-itu-brilink-dan-apa-untung-
dan-ruginya-menjadi-agen-brilink, diakses pukul 11:00 WIB, tanggal 10-03-2020.
22

B. Transaksi Layanan Keuangan Digital


1. Pengertian
Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya 44. Maksud dari perbuatan hukum yang tertera diatas
sangatlah luas, untuk itu ruang lingkupnya dapat dilihat dalam Pasal 41
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik yang terdiri atas lingkup publik dan
lingkup privat45.
Layanan keuangan merupakan layanan jasa pembayaran dan
keuangan. Saat ini, layanan keuangan telah banyak beralih
menjadi layanan keuangan digital, atau yang biasa disebut
dengan branchless banking. Sebelum menggunakan istilah LKD, Bank
Indonesia menggunakan istilah Branchless banking pada tahun 2011 yang
kemudian diganti menjadi Mobile Payment Service (MPS) pada awal
tahun 2014.
Secara sederhana definisi Branchless Banking ialah suatu
mekanisme penyelenggaraan layanan perbankan tanpa menghadirkan
keberadaan kantor cabang bank secara fisik46. Branchless Banking juga
dapat diartikan sebagai kegiatan menyediakan layanan perbankan atau
layanan keuangan lain yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, akan
tetapi melalui kerja sama dengan pihak lain serta perlu didukung dengan
penggunaan sarana teknologi.
Dasar hukum mengenai LKD diatur khusus melalui Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 1 8/22/DKSP tanggal 27 september 2016 perihal
Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (SEBI LKD) merupakan

44
Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal I
Ketentuan Umum.
45
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Sitem dan Transaksi Elektronik, Pasal 41.
46
Inda Rahadiyan dan M. Alif Akbar Pranagara, “Bentuk Hubungan Hukum Para Pihak dan
Tanggung Jawab Agen dalam Penyelenggaraan Branchless Banking di Indonesia”, Jurnal Hukum
IUS QUIA IUSTUM No.2 Vol.24, April 2017, diakses pada tanggal 17 Maret 2020.
23

penyempurnaan ketentuan penyelenggaraan LKD yang sebelumnya diatur


dalam SEBI Nomor 16/12/DPAU tanggal 22 Juli 2014 perihal
Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital dalam rangka Keuangan
Inklusif melalui Agen Layanan Keuangan Digital 47.
Dalam penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital melibatkan
peran tiga pihak, diantaranya ialah bank, nasabah, serta agen. Akan tetapi
penyedia layanan dalam Branchless Banking sejatinya tetaplah pihak bank,
maka hak serta kewajiban yang muncul tetaplah harus berlandaskan pada
hubungan hukum antara bank dengan pengguna layanan.
LKD adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan
keuangan yang dilakukan oleh penerbit melalui kerja sama dengan pihak
ketiga/Agen serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis
mobile maupun berbasis web untuk keuangan inklusif48. Didalam ekonomi
syariah akad yang berkenaan dengan mekanisme Layanan Keuangan
Digital (LKD) ialah akad wakala bil ujrah.
Akad wakalah bi al-ujrah adalah akad wakalah yang disertai
dengan imbalan berupa ujrah (fee). Ujrah dapat diartikan imbalan yang
wajib di bayar atas jasa yang dilakuka oleh wakil atau penerima kuasa.
Akad wakalah bi al-ujrah harus dinyatakan secara tegas dan jelas serta
dimengerti baik oleh wakil maupun muwakkil. Akad wakalah bi al-ujrah
boieh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan perbuatan tindakan, serta
dapat dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku49.
Tujuan utama layanan keuangan digital memang menyasar
masyarakat unbanked50 dan underbanked51. Selain itu tujuan dibentuknya

47
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/22/DKSP tanggal 27 September 2016, Perihal:
Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital.
48
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik, Bab I
Ketentuan Umum, Pasal 1.
49
Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Nomor: 113/DSN-
MUI/IX/2017, Tentang Akad Wakala Bil Ujrah.
50
Unbanked adalah masyarakat yang sudah cukup umur yang masih belum memiliki
rekening bank, oleh karenanya tidak memiliki akses layanan perbankan dasar seperti buku
tabungan.
24

layanan keuangan digital ini adalah untuk mengembangkan keuangan


Inklusif52 masyarakat Indonesia, dan juga mendukung penyaluran dana
bantuan dari pemerintah secara efektif.
Selain itu, layanan keuangan digital juga bermanfaat untuk
membantu masyarakat yang belum pernah berhubungan secara langsung
dengan bank, serta bisa melayani operasi dasar perbankan seperti cek saldo
rekening, setor tunai, tarik tunai, pembayaran tagihan, maupun transaksi
lainnya.
2. Manfaat Layanan Keuangan Digital
Kemudahan yang diberikan oleh Layanan Keuangan Digital
memberikan banyak sekali manfaat, diantaranya 53:
a. Mempermudah untuk Melakukan Transaksi
Dengan adanyan layanan keuangan digital, sudah pasti
masyarakat akan sangat dimudahkan. Transaksi bisa dilakukan kapan
saja dan di mana saja. Selain itu, layanan keuangan digital juga
memberikan transaksi yang sama dengan layanan keungan
konvensional pada umumnya.
b. Mengurangi Antrean Panjang
Karena layanan keuangan digital bisa dilakukan di mana saja
dan kapan saja, masyarakat tidak perlu lagi melakukan berlama-lama
karena harus mengantre. Hanya bermodalkan akses internet, maka
sudah bisa melakukan berbagai macam transaksi.
c. Pengembalian Uang dilakukan Secara Utuh
Jika masyarakat melakukan pembayaran melalui layanan
keuangan digital seperti e-money, tentunya akan mendapatkan uang
kembalian sesuai dengan yang tertera pada aplikasi atau kasir. Hal ini

51
Underbanked adalah masyarakat yang telah memiliki rekening bank, tetapi masih
menghadapi keterbatasan akses ke layanan keuangan seperti kartu kredit dan kredit tanpa
anggunan (KTA) karena berbagai alasan, salah satunya riwayat kredit yang terbatas.
52
Keuangan Inklusif merupakan sistem untuk menciptakan layanan keuangan yang ditujukan
untuk membantu masyarakat kalangan bawah yang dikenal dengan unbanked untuk mendapatkan
manfaat dari akses keuangan dengan lebih mudah, aman, nyaman, dan tanpa biaya yang mahal.
53
https://goukm.id/layanan-keuangan-digital/, diakses pukul 22:00 WIB, tanggal 06-03-2020.
25

tentu tidak akan didapatkan jika membayar melalui uang cash,


mengingat susahnya mendapatkan uang rupiah kecil.
Berdasarkan manfaat dari adanya pelaksanaan LKD diatas,
maka dapat dilihat, bahwa LKD dapat juga digunakan untuk
menyaluran dana bantuan sosial (dana bantuan pemerintah). Kemudian
masyarakat dapat melakukan belanja atau transaksi online dengan
mudah, begitu pula dengan membeli pulsa dan token listrik serta
pembayaran tol, busway, kereta api, hotel, dan transaksi lainnya. Untuk
melakukan transfer uang dan penarikan tunai dapat lebih cepat dan
praktis dan tidak perlu datang ke kantor fisik untuk melakukan
transaksi.
3. Bentuk Layanan Keuangan Digital bagi Masyarakat
Sesuai dengan tujuan dari LKD yakni untuk memperluas akses
pelayanan keuangan dan pembayaran masyarakat untuk mendukung
aktivitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan individu atau rumah
tangga. Berikut beberapa bentuk layanan keuangan digital melalui agen
LKD54:
a) Pengisian ulang atau top up;
b) Pembayaran tagihan yang bersifat berkala seperti pembayaran listrik,
air, telpon, dan angsuran kredit;
c) Penarikan uang tunai;
d) Penyaluaran program bantuan pemerintah kepada masyarakat;
e) Layanan Linnya yang sesuai dengan persetujuan dari bank Indonesia.
f) Sebagai fasilitator bagi masyarakat yang ingin melakukan registrasi
untuk memperoleh layanan. Masyarakat yang melakukan registrasi
selanjutnya akan disebut sebagai pemegang sah kartu, yakni pihak
menggunakan uang elektronik.
4. Persyaratan sebagai Penyelenggara LKD
Pada dasarnya, kebijakan keuangan Inklusif merupakan suatu
bentuk adanya inovasi Layanan Keuangan Digital yang ditujukan kepada

54
https://goukm.id/layanan-keuangan-digital/, diakses pukul 22:00 WIB, tanggal 06-03-2020.
26

masyarakat khususnya masyarakat yang masih kesulitan tersentuh layanan


keuangan. Demikian peran para pihak dalam penyelenggaraan LKD perlu
diatur secara khusus demi terlaksananya Layanan Keuangan Digital. Surat
edaran Bank Indonesia juga telah mengatur mengenai persyaratan terhadap
pihak penyelenggara Layanan Keuangan Digital 55.
1) Kegiatan sebagai penyelenggara LKD dapat dilakukan oleh penerbit
berupa Bank atau lembaga selain Bank;
2) Penyelenggaraan LKD oleh Bank dapat dilakukan melalui Agen LKD
Badan Hukum dan Agen LKD Individu;
3) Bank yang dapat mengajukan permohonan untuk menyelenggarakan
LKD melalui Agen LKD Individu adalah;
a. Bank Umum dengan kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan
Usaha (BUKU) 3 atau 4; atau
b. Bank Pembangunan Daerah kategori Bank Umum berdasarkan
Kegiatan Usaha (BUKU) 1 dan 2 yang memiliki sistem teknologi
informasi yang memadai, serta profil mandat penyaluran program
bantuan sosial.
4) Penyelenggaraan LKD oleh Lembaga Selain Bank hanya dapat
dilakukan melalui Agen LKD Badan Hukum;
5) Bank dan Lembaga Selain Bank yang melakukan kegiatan sebagai
Penyelenggara LKD wajib memperoleh persetujuan dari Bank
Indonesia;
6) Bank atau Lembaga Selain Bank yang mengajukan permohonan untuk
menyelenggarakan LKD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;
a. berbadan hukum Indonesia dalam bentuk perseroan terbatas; dan
b. memenuhi kesiapan operasional paling kurang meliputi:
I. memiliki kesiapan manajemen risiko yang memadai dalam
penyelenggaraan LKD;

55
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor.18/22/DKSP, Perihal: Penyelenggaraan Layanan
Keuangan Digital.
27

II. memiliki teknologi informasi yang memadai untuk mendukung


penyelenggaraan LKD yang antara lain dibuktikan dengan hasil
audit teknologi informasi oleh pihak independen; dan
III. memiliki unit kerja tersendiri yang bertanggung jawab untuk
menangani kegiatan LKD yang didukung oleh perangkat dan
sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan fungsi
paling kurang:
a) manajemen resiko;
b) kepatuhan atas ketentuan Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT);
c) pengelolaan Agen LKD; dan
d) perlindungan konsumen.
7) Persyaratan dokumen bagi Bank dan Lembaga Selain Bank yang
mengajukan permohonan sebagai penyelenggara LKD mengacu pada
Bab I Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran Bank Indonesia ini.
C. Tinjauan Umum tentang Uang Elektronik
1. Pengertian
Secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-nuqud, kata al-
naqdu memliki beberapa makna yang berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai. Akan tetapi kata
nuqud tidak terdapat dalam al-qur’an dan hadist karena bangsa arab
umumnya tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka
menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari
emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari
perak.
Mereka juga menggunakan kata wariq untuk menunjukkan dirham
perak, dan kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas. Sementara itu kata
fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk
28

membeli barang-barang murah56. Berdasarkan pengertian diatas maka


uang juga dapat didefinisikan sebagai standar ukuran atau harga yang
dapat ditukar atau dibayar terhadap barang maupun jasa pada saat
seseorang melakukan transaksi.
Menurut Kasmir mendefinisikan uang secara luas sebagai sesuatu
yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu
wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat
untuk melakukan pembelian barang dan jasa57. Penjelasan uang diatas
merupakan penjelasan kedudukan uang sebagai alat tukar tunai.
Seiring dengan perkembangannya uang yang semula merupakan
alat tukar yang berwujud serta susah untuk dibawa dalam jumlah banyak,
kini bentuk uang sudah mengalami evolusi guna keefektifan bertransaksi
dalam jumlah besar dan aman yaitu dengan menggunakan media
elektronik menggunakan jaringan komputer atau biasa disebut dengan
uang elektronik (e-money).
Secara umum, uang elektronik atau dalam bahasa inggris electronic
money, adalah sebuah alat pembayaran yang menggantikan uang
konvensional, dapat digunakan dan didistribusikan sebagai alat tukar, yang
disimpan dalam format digital disebuah komputer atau micro chip dalam
sebuah kartu58.
Uang Elektronik adalah instrumen pembayaran yang memenuhi
unsur sebagai berikut59:
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada
penerbit;
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau
chip; dan

56
Rahmat Ilyas, “Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam No.1 Vo. 4, 2016, diakses pada tanggal 17 Maret 2020.
57
Firmansyah dan M.Ihsan Dacholfany, Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam…, 76.
58
Linda Nur Hasanah, “Kedudukan Hukum Uang Elektronik (E-Money) Dalam Melakukan
Transaksi Pembayaran Non Tunai”, (Skripsi, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2018).
59
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik, Bab I
Ketentuan Umum, Pasal 1.
29

c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan


simpanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai perbankan.
Secara sederhana dapat diartikan bahwa uang elektronik adalah
bentuk alat pembayaran non-tunai. Dimana sebelumnya pengguna harus
menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada pihak penerbit (bank) atau
bisa juga melalui pihak agen yang bekerja sama dengan penerbit serta
bertindak atas nama penerbit. Kemudian nilai uangnya disimpan secara
elektronik didalam media elektronik tertentu yang mana nominal uang
tersebut dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi
pembayaran/transfer dana atau berkurang sesuai dengan nilai transaksi
yang dilakukan.
Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau
prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu
media elektronis yang dimiliki seseorang. Uang elektronik (E-money)
dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi purpose)
dan berbeda dengan instrumen single purpose seperti kartu telephone60.
Dari pengertian Uang Elektronik diatas, dapat terlihat bahwa Uang
Elektronik merupakan metode pembayaran non-tunai yang dalam
transaksinya hanya dapat dilakukan apabila telah tersambungkan kepada
sistem jaringan komputer seperti adanya internet dan sistem penyimpanan
nominal harga digital. Dalam pasal 3 peraturan Bank Indonesia Nomor:
20/6/2018 Tentang Uang Elektronik juga menjelaskan bahwa media
penyimpanan nilai Uang Elektronik berupa61:
a. Server based, yaitu Uang Elektronik dengan media penyimpanan
dengan media penyimpanan berupa server.
b. Chip based, yaitu Uang Elektronik dengan media penyimpanan berupa
chip.

60
Firmansyah dan M.Ihsan Dacholfany, Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam…, 21.
61
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik, Bab II Prinsip
dan Ruang Lingkup Penyelenggaraan Uang Elektronik, Pasal 3.
30

Semakin murahnya komputer dan meluasnya penggunaan internet


sekarang ini, membuat pembayaran secara elektronik juga semakin murah.
Contohnya: pada masa lalu, Anda harus membayar tagihan-tagihan dengan
mengirimkan cek lewat pos, tetapi sekarang bank-bank menyediakan situs
Website dimana bisa masuk ke dalamnya, dengan mengklik beberapa
tombol yang ada, dan dengan cara demikian pembayaran atas tagihan
Anda dapat dilakukan secara elektronik62. Penjelasan metode transaksi
pembayaran diatas, maka uang elektronik sangat mempermudah kita
dalam melakukan pembayaran tanpa harus direpotkan dengan harus
membawa uang tunai yang banyak, kemudian tidak diperlukan antri untuk
membayar berbagai bentuk tagihan sehingga dapat lebih menghemat
waktu serta biaya.
2. Manfaat dan Risiko Uang Elektronik
Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat
memberikan manfaat sebagai berikut63:
a. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi
pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai
b. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti
permen) akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian
bernilai kecil (receh)
c. Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun
frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.
Berdasarkan manfaat dari Uang Elektronik diatas maka Uang
Elektronik memiliki keunggulan yang bersifat praktis karena tidak perlu
membawa uang tunai. Kemudian keunggulan lainnya adalah transaksi
lebih cepat karna tidak perlu menghitung lembar demi lembar uang.

62
Frederic S. Mishkin, Ekonomi uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan , (Jakarta : Salemba
Empat, 2011), 74.
63
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-
elektronik/Pages/default.aspx, diakses pukul 23:30 WIB, tanggal 05-03-2020.
31

Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang


Elektronik, tetapi di sisi lain terdapat risiko yang perlu disikapi dengan
kehati-hatian dari para penggunanya, seperti64 :
a. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain,
karena pada prinsipnya Uang Elektronik sama seperti uang tunai yang
apabila hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit;
b. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna menggunakan dalam
Uang Elektronik, seperti pengguna tidak menyadari Uang Elektronik
yang ditempelkan 2 (dua) kali pada reder untuk suatu transaksi yang
sama sehingga nilai Uang Elektronik berkurang lebih besar dari nilai
transaksi.
Selain risiko yang terjadi pada saat transaksi, Uang Elektronik juga
memiliki kekurangan diantaranya ialah tidak semua penyedia barang
maupun jasa dapat menerima Uang Elektronik, terutama di pedesaan dan
pasar tradisional yang belum terdapat ATM mini sebagai alat yang
berguna sebagai pemindahan nominal Uang Elektronik.
3. Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan Uang Elektronik
Dalam penyelenggaraan uang elektronik terdapat beberapa pihak
yang terlibat didalam melakukan transaksi guna berjalannya keefektifan
dalam bertransaksi secara elektronik. Berikut ini merupakan pihak-pihak
yang terkait65:
a. Pemegang kartu, adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik/
nasabah
b. Prinsipal, adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung
jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik
yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang
Elektronik yang kerjasama dengan anggotanya yang didasarkan atas
suatu perjanjian tertulis

64
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-
elektronik/Pages/default.aspx, diakses pukul 23:30 WIB, tanggal 05-03-2020.
65
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-
elektronik/Pages/default.aspx, diakses pukul 23:30 WIB, tanggal 05-03-2020.
32

c. Penerbit, adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank yang


menerbitkan Uang Elektronik
d. Acquirer, adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank yang
melakukan kerjasama de ngan pedagang (merchant), yang dapat
memproses Uang Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain
e. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang
menerima pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik
f. Penyelenggara kliring, adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank
yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-
masing baik itu penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang
Elektronik
g. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga
keuangan bukan bank yang melakukan dan bertanggung jawab
terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan
masing-masing baik penerbit dan/atau acquirer dalam rangka
transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari
penyelenggara kliring.

Anda mungkin juga menyukai