Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

‘’TEORI PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN EKONOMI’’

Dosen pengampu : Dr.Hj.Heni Noviarita,SE.M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 2

Anggun zaskya amanda (2051010216)


Feftrilia alfiona (2051010201)
Yonatia lasya nurcahani (2051010185)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah membimbing
manusia dengan petunjuk-petunjuknya sebagaimana yang terkandung dalam
Alquran dan sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang di ridhoi
nya. demikian juga penulis bersyukur kepadanya yang telah memudahkan penulisan
makalah yang sederhana ini hingga dapat terselesaikan dengan judul:
“TEORI PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN EKONOMI”.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa dihantarkan kepada junjungan Nabi


Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai di hari
kiamat.

Tentunya dalam penulisan makalah ini dengan segala keterbatasan, tidak lepas
dari kekurangan, tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat diharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah pada masa-
masa berikutnya. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Amin

Bandar lampung,1 maret 2022

Penyusun

(kelompok 2)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... ....i


DAFTAR ISI.............................................................................. ...ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................... ...1
B. Rumusan Masalah .......................................... ...2
C. Tujuan Pembahasan........................................ ...2

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori pertumbuhan Adam smith .................... ...3
B. Teori pertumbuhan Karl max ......................... ...5
C. Teori pertumbuhan Rostow................................6
D. Teori pertumbuhan Neo klasik...........................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................... ..11
B. Saran .............................................................. ..11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu daerah dalam
jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu,dan dapat
menjadi alat ukur untuk melihat atau menganalisi tingkat perekonomian didaerah
tersebut.
Menurut sukirno (2008) dalam analisis makro,tingkat pertumbuhan ekonomi
yang di capai oleh suatu daerah diukur dari perkembangan pendapatan nasional rill
yang di capai suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukur yang penting untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan di suatu wilayah .sebuah wilayah dianggap
berhasil melaksanakan pembangunan jika pertumbuhan ekonomi masyarakat
diwilayah tersebut cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan
GDP(Gross Domestic Product)tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau
lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan
dalam struktur ekonominya
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total (pertumbuhan ekonomi) di suatu negara dengan memperhitungkan adanya
pertambahan jumlah penduduk,perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan
pemerataan pendapat. Dengan demikian, pembangunan ekonomi tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi (economic growth)
beberapa teori ekonomi pembangunan yang pernah berkembang dan
berpengaruh terhadap pemikiran-pemikiran yang melandasi strategi dan kebijakan
pengelolaan pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Teori pertumbuhan
ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output
per kapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor
tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadilah proses pertumbuhan
Pembangunan dan pertumbuhan merupakan dua hal yang berbeda. Pertumbuhan
Ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan Pembangunan memiliki makna yang lebih
luas. Peningkatan produksi merupakan salah satu ciri pokok dalam proses
pembangunan. Selain peningkatan produksi (produkctive resources) diantara sektor-
sektor kegiatan ekonomi, perubahan pada pola pembagian (distribusi) kekayaan dan
pendapatan diantara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahan pada kerangka
kelembagaan (institutional framework) dalam kehidupan masyarakat secara
menyeluruh.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana teori pertumbuhan Adam smith?
2. Bagaimana teori pertumbuhan Karl max?
3. Bagaimana teori pertumbuhan Rostow ?
4. Bagaimana teori pertumbuhan Neo klasik ?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui teori pertumbuhan Adam smith
2. Untuk mengetahui teori pertumbuhan Karl max
3. Untuk mengetahui teori pertumbuhan Rostow
4. Untuk mengetahui teori pertumbuhan Neo klasik

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori pertumbuhan Adam smith
Adam Smith sering kali disebut sebagai “bapak” dari ilmu ekonomi modern.
Dia sebenarnya lebih dikenal dengan Teori Nilai yaitu teori yang menyelidiki faktor-
faktor yang menentukan nilai atau harga suatu barang. Dalam bukunya yang
monumental “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”, dapat
dilihat tema pokoknya mengenai bagaimana perekonomian kapitalis tumbuh.
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang
berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam,
masa perdagangan, dan tahap perindustrian. Menurut teori ini masyarakat bergerak
dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Adam Smith
memandang pekerja sebagai salah satu input (masukan) bagi proses produksi. Dalam
upaya meningkatkan produktivitas teanaga kerja diperlukan pembagian kerja.
Spesialisasi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi tidak lepas dari faktor-faktor
pendorong seperti: 1) peningkatan keterampilan kerja, dan 2) penemuan mesin-mesin
yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika tahap pembangunan ekonmi
telah menuju ke sistem perekonomian modern yang kapitalis.
Secara garis besar, pemikiran Adam Smith bertumpu pada akselerasi sistem
produksi suatu negara. Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok,
yaitu (Budiono, 1992: 7-8)
• sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah);
• sumber daya manusia (jumlah penduduk);
• stok barang kapital yang ada.

Menurut Adam Smith, sumber-sumber alam merupakan wadah yang paling


mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber-sumber alam yang
tersedia merupakan batas maksimal bagi pertumbuhan perekonomian tersebut.
Artinya, selama sumber-sumber ini belum sepenuhnya dimanfaatkan maka
pertumbuhan ekonomi masih tetap bisa ditingkatkan. Selanjutnya unsur jumlah
penduduk dan stok kapital menentukan besarnya output masyarakat dari tahun ke
tahun. Tetapi apabila output terus meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan
sepenuhnya dimanfaatkan (dieksploitasi) hingga batas ketersediaannya. Tingkat
ketersediaan sumber daya alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan suatu
perekonomian. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan output dan
pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini dicapai.
Unsur yang kedua adalah sumber daya manusia atau jumlah penduduk. Dalam
proses pertumbuhan output, unsur ini dianggap mempunyai peranan pasif, dalam arti
bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Misalnya apabila stok kapital yang tersedia membutuhkan pekerja 1 juta orang untuk

3
menggunakannya, sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia hanya 900 ribu orang
maka jumlah penduduk yang akan menempati pekerjaan itu akan cenderung
meningkat sehingga tenaga kerja yang tersedia akhirnya akan mencapai 1 juta orang.
Unsur produksi yang ketiga yaitu stok kapital, yang secara aktif menentukan
output. Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok kapital
atau akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan output. Apa yang terjadi dengan
tingkat output tergantung pada apa yang terjadi pada stok kapital. Di samping itu laju
pertumbuhan output juga tergantung pada laju pertumbuhan stok kapital.
Pertumbuhan itu akan terus melaju hingga akan dibatasi oleh ketersediaan sumber
daya alam dan dukungan sumber daya manusia yang terampil. Peranan modal dalam
teori pertumbuhan menempati posisi sentral yang biasanya terakumulasi melalui
tabungan. Akumulasi kapital menurut Smith tidak dapat dilepaskan dari perluasan
pasar. Pasar merupakan tempat untuk mendistribusikan hasil produksi. Cakupan pasar
memiliki pengaruh yang sangat luas bagi pemasaran hasil produksi. Dengan
demikian, pada gilirannya maka pasar berpengaruh pula terhadap perolehan laba,
yang berarti kemungkinan mengakumulasi kapital menjadi semakin besar.
Berdasarkan arti pentingnya pasar dalam proses akumulasi kapital maka Smith secara
khusus menunjuk bahwa potensi pasar akan dapat dicapai secara maksimal hanya bila,
setiap warga masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran
dalam kegiatan ekonominya (Budiono, 1992: 12- 13).

Menurut Adam Smith proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan
memiiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Peningkatan kinerja pada
suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan tekonologi, meningkatkan spesialisasi, dan memperluas pasar, hal ini akan
mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat.

Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya harus
tunduk terhadap fungsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi akan mulai mengalami perlambatan jika daya dukung alam
tidak mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonmi yang ada.
Semua tahap pembangunan tersebut tidak terlepas dar kondisi dasar, yaitu bahwa
pasar yang dihadapi adalah persaingan sempurna, yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut:

1. Ada banyak penjual dan pembeli di pasar


2. Produk yang dijual bersifat homongen
3. Tidak ada kolusi antara penjual maupun pembeli
4. Semua sumber daya memiliki mobilitas sempurna
5. Pembeli dan penjual memiliki informasi sempurna mengenai kondisi pasar

Selain itu,ada dua proses yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain:
• Proses Pembagian Kerja (Spesialisasi)
Pembagian kerja merupakan awal permulaan pertumbuhan ekonomi karena mampu
meningkatkan daya produktivitas tenaga kerja. Pembagian kerja tersebut tidak
lepas dari faktor-faktor pendorong seperti meningkatnya keterampilan pekerja
dan penemuan mesin yang hemat tenaga. Pembagian kerja ini akan terjadi jika

4
tahap pembangunan telah menuju sistem perekonomian modern kapitalis sebab pada
sistem perekonomian modern kapitalis , kompleksitas aktivitas ekonomi dan
kebutuhan hidup mengharuskan masyarakat tidak lagi melakukan pekerjaan secara
sendiri namun lebih ditekankan untuk menggeluti bidang tertentu.
• Proses Pemupukan Modal
Pemupukan modal merupakan proses yang memegang peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi bahkan Adam Smith menekankan bahwa pemupukan
modal harus dilakukan terlebih dahulu daripada pembagian kerja. Pemupukan
modal menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi
pada suatu Negara. Pemupukan modal dan investasi sangat bergantung pada
perilaku menabung masyarakat, sementara di sisi lain kemampuan menabung
masyarakat ditentukan oleh kemampuan menguasai dan mengeksplorasi sumber
daya yang ada. Artinya menurut teori ini, orang yang mampu menabung adalah
kelompok pengusaha dan tuan tanah.

Menurut Smith, pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara simultan dan


memiliki keterkaitan satu dengan yang lain apabila timbul peningkatan kinerja
pada suatu sektor. Peningkatan kinerja sektor akan meningkatkan daya tarik pada
pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan pembagian
kerja/spesialisasi, dan memperluas pasar.
Kelemahan teori adam smith adalah asumsi bahwa setiap tahap pembangunan
berada pada kondisi pasar persaingan sempurna.sedangkan,pasar persaingan
sempurna pada dasarnya tidak pernah ada di dunia sehingga asumsi tidak realistis ini
menjadi kelemahan pada teori adam smith.

Selain Adam Smith, terdapat tokoh yang menganut pemikiran klasik seperti David
Richardo, dan Thomas Robert Malthus, mereka berpandangan yang luas tentang
kegiatan ekonomi dalam masyarakat (Djojohadikusumo, 1994: 27-35). Mereka
menempatkan fenomena ekonomi dalam suatu sistem ekonomi masyarakat secara
menyeluruh.

B. Teori pertumbuhan Karl max


Karl Marx dalam bukunya Das Kapital membagi evolusi perkembangan
masyarakat menjadi tiga, yaitu dimulai dari feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme.
Perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan yang
dilaksanakan. Masyarakat feodalisme mencermikan kondisi dimana perekonomian
yang ada masih bersifat tradisional. Karl Marx memandang buruh sebagai salah satu
input dalam proses produksi, artinya buruh tidak memiliki posisi tawar sama sekali
terhadap para majikannya yang kapitalis. Konsekuensi penggunaan asumsi dasar
tersebut adalah kemungkinan terjadinya eksploitasi buruh secara besar-besaran.
Dengan demikian pemupukan modal menjadi kata kunci bagi peningkatan pendapatan
yang lebih besar di masa mendatang.
Dalam gagasannya mengenai konsep materialisme historis, Marx
mengungkapkan bahwa aktivitas produktif manusia merupakan kunci untuk
menganalisis kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi substansi masyarakat
kapitalis, yaitu bahwa seluruh masyarakat harus membuat diri mereka produktif dari
tahun ke tahun. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat terikat dalam
produksi yang bersifat materi. Para kapitalis merupakan pihak yang memiliki posisi
tawar tertinggi, sedangkan kaum buruh hanya dapat menjual tenaganya kepada

5
majikan sebagai satu input dalam proses produksi. Maka, terjadilah eksploitasi besar-
besaran terhadap kaum buruh. Pada masa itu modal merupakan kunci untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Sejalan dengan perkembangan teknologi,
para pengusaha yang menguasai faktor produksi akan berusaha memaksimalkan
keuntungannya dengan menginvestasikan akumulasi modal yang diperolehnya
Menurut Marx, suatu pendekatan pembangunan yang bersifat ”ahistoris”
sebaiknya diganti dengan pendekatan ”dialektika historikal”. Menurutnya, analisis
ekonomi klasik memandang proses pembangunan ibaratnya sebuah fotografi: hanya
menggambarkan realitas pada waktu tertentu. Sebaliknya, pendekatan dialektikal
memandang proses pembangunan sebagai suatu gambar bergerak (moving picture):
mengamati fenomena sosial dengan cara mengkaji ”tempat” dan ”proses”
perubahannya. Sejarah bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain (dari feodalisme ke
kapitalisme ke sosialisme), berdasarkan perubahan cara mengatur kelas-kelas sosial
dan relasi antar kelas tersebut. Konflik antara kekuatan-kekuatan produksi
(pengetahuan dan teknologi, organisasi produksi, dan pengembangan keahlian
manusia) dan relasi produksi yang ada (ketepatan dan distribusi output serta cara
berpikir masyarakat, dan ideologi) memberikan pergerakan yang dinamis dalam
interpretasi materialis. Interaksi antara kekuatan dan relasi produksi membentuk
politik, hukum, moralitas, agama, budaya, dan gagasan-gagasan.
menurut Karl Marx kapitalisme tidak selamanya ada dalam sebuah
masyarakat. Kapitalisme hanya menjadi satu tahap perkembangan historis
masyarakat, meskipun perkembangan historis ini tidak dialami oleh semua negara
pada saat yang sama. Marx percaya kapitalisme pada akhirnya akan menciptakan
suatu sistem ekonomi sosialis, dan karenanya, komunis.

C. Teori pertumbuhan Rostow


Proses pembangunan ekonomi menurut Rostow dalam bukunya The Stages of
Economic Growth : a non-communist manifesto dibedakan menjadi lima tahap dan
setiap negara berada dalam salah satu dari tahap-tahap pembangunan sebagai berikut:

1. Masyarakat tradisional (the traditional sosiety)

Rostow mengertikan masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang


strukturnya berkembang di dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, didasarkan
pada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat seperti sebelum masa
Newton, yaitu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif
primitif. Cara hidup masyarakat tersebut masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
pemikiran yang tidak rasional dan didasarkan atas kebiasaan yang telah berlaku secara
turun menurun. Ciri-ciri masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:

• Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas pada pekerja masih sangat
terbatas. Sebagian besar dari sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan
dalam sektor pertanian.
• Struktur sosial dalam pertanian sangat bersifat hierarkis dimana anggota masyarakat
mempunyai kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk mengadakan mobiitas
vertikal. Hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar pengaruhnya terhadap
organisasi yang terdapat dalam masyarakat dan dalam menentukan kedudukan
seseorang.

6
• Dalam kegiatan politik dan pemerintahan kadang-kadang terdapat sentralisasi. Pusat
dari kekuasaan politik yang terdapat di daerah-daerah (di tangan tuan tanah yang
berkuasa di daerah) dimana mereka selalu mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah
pusat.

2. Prasyarat lepas landas (the precondition for take off)

Pada tahap ini masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk
mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self
sustained growth). Terdapat dua ciri prasyarat lepas landas: pertama, tahapan yang
dicapai oleh negara-negara Eropa, Asia Timur, Timur Tengah, dan Afrika yang
dilakukan dengan merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada; kedua,
tahapan yang dicapai oleh negara-negara yang dinamakan oleh Rostow born free,
yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Mereka dapat mencapai
tahap prasyarat untuk lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang
tradisional.

Tahap prasyarat lepas landas merupakan masa peralihan sebelum lepas landas,
peranan (kemajuan) sektor pertanian sangat diperlukan untuk:

• Menjamin agar penyediaan bahan pangan bagi penduduk yang bertambah akan tetap
terjamin
• Menyediakan bahan makanan yang cukup bagi penduduk kota yang bertambah
dengan cepat sebagai akibat dari industrialisasi
• Pertanian menunjang perkembangan sektor industri
• Memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri
• Pertanian menjadi sumber biaya untuk pengeluaran pemerintah, yaitu melalui pajak-
pajak atas sektor pertanian
• Menciptakan tabungan yang dapat digunakan sektor lain terutama sektor industri

3. Tahap lepas landas (the take off)

Tahap lepas landas merupakan suatu tahap yang ditandai adanya


pembaharuan-pembaharuan (inventions) dan peningkatan penanaman modal. Adanya
tingkat penanaman modal yang makin tinggi akan mengakibatkan bertambahnya
tingkat pendapatan nasional dan akan melebihi tingkat pertambahan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama makin bertambah besar.
Ciri-ciri tahap lepas landas sebagai berikut:

• Berlakuknya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5% atau kurang
menjadi 0% dari produk nasional neto.
• Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju
pertumbuhan yang tinggi.
• Adanya atau segera terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial dan institusional
yang akan menciptakan seperti segala gejolak-gejolak untuk membuat perluasan di
sektor modern dan potensi eksternalitas ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan
lepas landas sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terus menerus terjadi.

4. Tahap gerak menuju kematangan (the drive to maturity)

7
Tahap gerak menuju kematang merupakan suatu tahap dimana suatu
perekonomian memperlihatkan kemampuannya untuk melampaui industri-industri
permulaan yang menggerakkan take-off--nya dan menyerap hasil-hasil teknologi
modern yang paling maju, serta menerapkannya dengan efesien pada sebagian besar
dari sumber-sumber yang dimilikinya.

Gerak maju kematangan adalah keadaan pertumbuhan ekonomi yang terus menerus,
walaupun kadang-kadang disertai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang naik-turun
(fluktuatif). Pada tahap ini perekonomian tumbuh dengan teratur dan terjadi perluasan
pemakaian teknologi modern secara menyeluruh pada kegiatan-kegiatan
perekonomian. Timbulnya lebih besar daripada pertambahan penduduk, karena
pemakaian mesin-mesin yang lebih baru teknologinya. Barang-barang yang dulunya
diimpor sekarang sudah dapat diproduksi didalam negeri sendiri.

5. Tahap konsumsi masa tinggi (the age of high mass consumption)

Pada tahap konsumsi masa tinggi ini pendapatan riil perkapita meningkat
sampai pada titik dimana sejumlah besar orang dapat membeli barang-barang
konsumsi yang melebihi kebutuhan-kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan
perumahan. Struktur tenaga kerja juga terjadi perubahan sedemikian rupa sehingga
tidak hanya memperbesar perbandingan antara penduduk kota dan seluruh jumlah
penduduk, tetapi juga presentase penduduk yang bekerja di kantor-kantor atau dalam
pekerjaan-pekerjaan pabrik yang membutuhan keahlian tertentu.

Terdapat tiga macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan
sumber daya-sumber daya yang tersedia dan dukungan pilitik menurut Rostow, yaitu:

• Memperbesar kekuasaaan dan pengaruh negara tersebut keluar negeri dan


kecenderungan ini dapat berakhir dengan penakulkan (invansi) atas negara-negara
lain.
• Menciptakan suatu walfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada
penduduknya dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang
lebih merata mealui sistem perpajakan yang progresif. Dalam sistem perpajakan
seperti ini, maka makin tinggi pendapatan seseorang/badan makin besar tingkat
pengenaan pajak pendapatannya.
• Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat dari konsumsi kebutuhan pokok yang
sederhana, seperti makanan, pakaian dan perumahan, ketingkat konsumsi yang lebih
tinggi, yang meliputi barang konsumsi tahan lama dan barang mewah sekaligus.

Rostow mempublikasikan The Stages of Economic Growth: A Non


Communist Manifesto. Rostow menulis tentang “pertumbuhan ekonomi” bukan
“pembangunan”. Melalui pemikirannya, ada jalan menuju kepada “pembangunan”
dengan tahap terakhir yang dikenal dengan era konsumsi masa yang tinggi.
Karenanya, dalam istilahnya, “pembangunan” dipahami sebagai suatu kondisi negara
dimana penduduk dapat mengeluarkan banyak uang untuk membeli produk-produk.
Pembangunan kemudian lebih mengambil tempat pada konteks kapitalis, ketimbang
komunis. Sebagai suatu proses, “pembangunan” dipahami dalam kaitannya dengan
modernitas, dan sebuah pergerakan dari masyarakat agrikultural dengan serangkaian

8
praktek budaya tradisional untuk menuju kepada suatu negara industri yang lebih
rasional dan berfokus pada ekonomi.

D. Teori pertumbuhan Neo klasik


Golongan pemikir ini mengemukakan pemikiran agar sistem ekonomi suatu
negara kembali ke sistem ekonomi kapitalis abad ke-19 di mana kebebasan individu
berjalan sepenuhnya, dan campur tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi
hendaklah seminimum mungkin. Tugas utama pemerintah adalah mempertahankan
keamanan dan ketertiban. Sistem ekonomi, menurut pemikiran ini, hendaklah
didasarkan sepenuhnya pada pemilikan individu atas faktor-faktor produksi,
mekanisme pasar dan persaingan bebas. Regulator utama dalam kehidupan ekonomi
adalah mekanisme pasar. Mekanisme pasarlah yang akan menentukan optimalisasi
alokasi sumber-sumber ekonomi, memecahkan kompleksitas permasalahan ekonomi
dan menghadapi ketidakpastian karena fluktuasi ekonomi.

Sistem mekanisme pasar yang akan diatur oleh persepsi individu mengenai
gejala-gejala dan pengetahuan para individu dengan sendirinya akan dapat
memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian ekonomi sehingga mekanisme pasar
dapat menjadi alat untuk memecahkan masalah sosial. Pengetahuan para individu
untuk memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu ditransmisikan dan dipecahkan
melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan (Arif, 1998: 3637).

Pemikiran ini menganggap bahwa masyarakat terdiri dari penjumlahan bagian-bagian


masyarakat itu. Atau dengan perkataan lain, masyarakat terdiri dari para individu
sehingga segala sesuatu yang terbaik, menurut pendapat individu, merupakan segala
sesuatu yang terbaik untuk masyarakat secara keseluruhan. Sebagai akibat dari
penitikberatan kepada kebebasan memilih (freedom of choice) maka pendukung
pemikiran ini tidak mempersoalkan masalah ketimpangan distribusi pendapatan dalam
masyarakat.

Para neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan yang lambat atau negatif merupakan
akibat dari lemahnya alokasi risorsis serta adanya intervensi yang eksesif dari
pemerintah LDCs. Mereka berpendapat bahwa adanya pasar bebas yang kompetitif,
privatisasi BUMN, dukungan ekspor dan perdagangan bebas, liberalisasi perdagangan
nilai tukar, penghilangan hambatan bagi perdagangan luar negeri, pentingnya
tabungan domestik, pengurangan pengeluaran pemerintah dan ekspansi moneter, dan
pembatasan regulasi dan distorsi harga dalam finansial, risorsis, dan pasar komoditas
akan mendorong peningkatan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi

Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para ahli
ekonomi. Kritik atas pemikiran neoklasik kuno dapat diuraikan dalam dua bentuk
pokok. Pertama, pendekatan atomistik mengenai masyarakat yang menganggap
bahwa sistem terdiri dari para individu sehingga yang terbaik untuk individu menjadi
yang terbaik untuk masyarakat jelas tidak didasarkan pada konsep masyarakat sebagai
suatu sistem sosial. Kedua, kebebasan memilih oleh para individu di masyarakat
negara berkembang dalam situasi kelembagaan masyarakat yang pincang tidak dapat
dilakukan oleh pihak-pihak yang lemah. Berikut akan diuraikan tokoh-tokoh yang
memberikan kritik atas pemikiran Neo-Klasik ini.

• Nicholas Kaldor

9
Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan betapa
pentingnya peranan harga yang terbentuk di pasar bebas, sebagai petunjuk dalam
penentuan tingkat output dalam pengertian alokasi sumbersumber ekonomi. Secara
makro, Kaldor membuat proposisi bahwa perusahaan mempunyai tujuan lain selain
tujuan untuk memaksimumkan keuntungan, yang mana penentunya dalam proses
produksi ditunjukkan oleh adanya kesamaan antara biaya batas (marginal cost)
dengan penghasilan batas (marginal revenue), seperti yang diformulasikan dalam
pemikiran neoklasik.

• Ian Livingstone

Livingstone menunjukkan berbagai bentuk di mana logika dinamis yang


melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan implikasi bagi formulasi
kebijakan pembangunan. Implikasi kebijakan pembangunan ini berkaitan dengan
kekuatan monopoli yang muncul dan penetrasi perusahaan-perusahaan multinasional
dalam ekonomi negara-negara berkembang, memanfaatkan skala ekonomi di pasar
internasional.

• Amartya Sen

Sen berpendapat bahwa definisi perkembangan ekonomi tidak hanya mengandung


pengertian peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga meningkatnya kapabilitas
rakyat yang ditunjukkan oleh meluasnya pemilikan harta atau sumbersumber ekonomi
di kalangan rakyat.

• Chakravarty

Chakravarty memformulasikan pertumbuhan pendapatan per kapita, distribusi


pendapatan yang adil, dan peningkatan kemampuan rakyat untuk berkreasi sebagai
unsur-unsur pokok dalam definisi perkembangan ekonomi. Terjadinya peningkatan
kualitas keseluruhan sistem sosial yang mencakup ekonomi, politik dan struktur sosial
yang merefleksikan keadilan sosial dan partisipasi rakyat secara demokratis
merupakan ciri-ciri pokok dalam definisi perkembangan ekonomi.

• Dennis Goulet

Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan (corevalues of human


development) yaitu harga diri dan kebebasan, di mana dua nilai inti ini harus ada
dalam definisi perkembangan ekonomi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang
berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam,
masa perdagangan, dan tahap perindustrian.
Kelemahan teori adam smith adalah asumsi bahwa setiap tahap pembangunan berada
pada kondisi pasar persaingan sempurna.sedangkan,pasar persaingan sempurna pada
dasarnya tidak pernah ada di dunia sehingga asumsi tidak realistis ini menjadi
kelemahan pada teori adam smith
Karl Marx dalam bukunya Das Kapital membagi evolusi perkembangan
masyarakat menjadi tiga, yaitu dimulai dari feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme
Rostow mempublikasikan The Stages of Economic Growth: A Non
Communist Manifesto. Rostow menulis tentang “pertumbuhan ekonomi” bukan
“pembangunan”. Melalui pemikirannya, ada jalan menuju kepada “pembangunan”
dengan tahap terakhir yang dikenal dengan era konsumsi masa yang tinggi.
Sedangkan neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan yang lambat atau
negatif merupakan akibat dari lemahnya alokasi risorsis serta adanya intervensi yang
eksesif dari pemerintah LDCs. Mereka berpendapat bahwa adanya pasar bebas yang
kompetitif, privatisasi BUMN, dukungan ekspor dan perdagangan bebas, liberalisasi
perdagangan nilai tukar, penghilangan hambatan bagi perdagangan luar negeri,
pentingnya tabungan domestik, pengurangan pengeluaran pemerintah dan ekspansi
moneter, dan pembatasan regulasi dan distorsi harga dalam finansial, risorsis, dan
pasar komoditas akan mendorong peningkatan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi

B. Saran

Mengingat penting nya untuk mempelajari tentang teori pertumbuhan para


tokoh-tokoh diatas,maka dari itu,penulis menyarankan agar para pembaca mampu
memahami dan mengaplikasikan teori pertumbuhan dan pembangunan diatas dengan
baik dan benar.

11
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.desbud.id/2021/04/teori-pertumbuhan-dan-
pembangunan.html?m=1
• http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68320-Umum-
Teori%20Pembangunan.html
• Budiman, Arif. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia. 2000
• Nafziger, E. Wayne. Economic Development. Fourth Edition. Cambridge
University Press. 2006.
• Willis, Katie. 2005. Theories and Practices of Development. Routledge.

12

Anda mungkin juga menyukai