Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vania Dyah Wahyuningtyas

NIM : 21080694111

Kelas : Akuntansi 2021B

Matkul : Perpajakan

Pengertian Keberatan

Dalam UU KUP Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 26A maupun PMK 9/2013 s.t.d.t.d PMK 202/2015
tidak menjabarkan definisi keberatan secara eksplisit. Namun secara sederhana, keberatan adalah
upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang merasatidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak
yang dikenakan kepadanya atau atas gugatan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini, Wajib Pajak dapat
mengajukan. keberatan kepada Dirjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak di mana Wajib
Pajak yang bersangkutan terdaftar.

Mekanisme mengajukan Keberatan

Keberatan dapat diajukan atas :

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Beyar (SKPLB)
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

Syarat pengajuan keberatan :

1. Satu Keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak
2. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
3. Wajib menyatakan alasan-alasan secara jelas
4. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak
5. 1 (satu) keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, untuk 1 (satu)
pemotong pajak, atau untuk 1 (satu) pemungutan pajak
6. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang
telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan
akhir hasil werifikasi, sebelum Surat Keberatan disampaikan.

Berikut ini adalah siapa saja yang dapat mengajukan keberatan :

1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh Pengurus


2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi oleh Wajib Pajak yang bersangkutan
3. Pihak yang dipotong/dipungut pihak ketiga
4. Kuasa yang ditunjuk oleh mereka pada butir diatas

Jangka waktu pengajuan keberatan :

1. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal SKP atau sejak
tanggal dilakukan pemotongan/pemungutan, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan
jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya
2. Surat keberatan yang diantar langsung ke Kantor Pelayanan Pajak, maka jangka waktu 3
bulan dihitung sejak tanggal SKP atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak
3. Surat keberatan yang dikirim melalui pos (harus dengan pos tercatat), maka jangka waktu
3 bulan dihitung sejak tanggal SKP atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga sampai dengan tanggal bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.

Jika lewat 3 bulan, surat keberatan tidak dianggap karena tidak memenuhi syarat formal.
Tetapi juga membolehkan jangka waktu lebih dari tiga bulan jika “dalam keadaan diluar
kekuasaannya.”

Pengertian Banding

Banding adalah upaya hokum yangdapat dilakukan Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
suatu keputusan yang dapat diajukan banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding
terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Mekanisme mengajukan Banding

Syarat- syarat Pengajuan Banding :


1. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak
atas Surat Keputusan Keberatan.
2. Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas
paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan
Salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.
3. Terhadap 1 (satu) Keputusan dijaukan 1 (satu) Surat Banding.

Yang dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak :

1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh Pengurus


2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah yang bersangkutan atau ahli warisnya
3. Kuasa Hukum dari butir diatas

Anda mungkin juga menyukai