Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 9 PEMATANGSIANTAR T.A 2021/2022

SEMINAR PROPOSAL

Oleh :

Nama : Eunike Juliani Lestari Sitanggang


NPM : 1801070098
Program Studi : Pendidikan Matematika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah seminar pendidikan yang
berjudul “Pengaruh Perhatian Orangtua dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar T.A 2021/2022”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan seperti


pengumpulan data, kurangnya pengalaman, keterbatasan waktu, tenaga dan dana serta sarana
yang dimiliki penulis sampai tugas ini dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Drs. Suprapto Manurung,
MS sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab
itu dengan senang hati peneliti menerima kritik, saran sebagai bahan masukan dan perbaikan.

Akhirnya harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita
sebagai calon pendidik dan dapat memberi manfaat bagi setiap pembaca.

Pematangsiantar, 4 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Belajar matematika memerlukan kesiapan peserta didik baik dari


lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri, hal ini dikarenakan matematika
merupakan pelajaran yang tersusun secara sistematis dan membutuhkan penalaran
logis, jadi bila proses belajar matematika tidak didukung oleh kedua faktor yang
berpengaruh tentunya akan memberi kendala pada saat belajar matematika. Berhasil
atau tidaknya proses belajar mengajar matematika dapat diukur melalui hasil belajar
matematika siswa, jika hasil belajar matematika siswa cenderung baik tentunya
memberi pengertian bahwa proses belajar mengajar telah berjalan baik. Dan begitu
juga sebaliknya, jika hasil belajar matematika siswa cenderung buruk tentunya
proses belajar mengajar telah mengalami kendala.
Pada hasil laporan beberapa lembaga menunjukkan bahwa perkembangan
pendidikan di Indonesia masih rendah. Terbukti dari hasil TIMSS (Trends
Internasional Mathematics And Science Study) tahun 2015, menunjukkan kemampuan
siswa dalam bidang matematika berada di posisi 4dari 49 negara peserta dengan rata-
rata yang dicapai adalah 397. Selain itu hasil penelitian Programme for Internasional
Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 menunjukkan kemampuan siswa pada
bidang matematika berada di posisi 73 dari 79 negara peserta dengan rata-rata tingkat
pencapaian mendapatkan 379. Berdasarkan data tersebut, pendidikan di Indonesia
khususnya pada bidang matematika masih memiliki kualitas lebih rendah jika
dibandingkan dengan Negara-negaralainnya.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor belajar siswa
yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Salah satu faktor yang berasal dari luar diri
siswa (ekstern) adalah lingkungan keluarga khususnya perhatian orang tua. Salah satu
faktor eksternal dari hasil belajar siswa adalah perhatian orang tua, menut Djamarah
(Koyimah,2016:18) mengatakan “Jika komunikasi yang harmonis antara orangtua dan
anak telah terbangun dan implikasinya dapat menciptakan keluarga sejahtera”. Orang
tua dan anak membutuhkan komunikasi yang baik untuk memaksimalkan rasa
perhatian orang tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi yang baik akan
selalu bertanya tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama teman selama
disekolah, interaksi dengan masyarakat, dll.

Faktor internal adalah motivasi, Sardiman (Awaludin,2019:4) menjelaskan,


“Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk
melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan
menyebabkan isi subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu
kegiatan belajar”. Tambunan (Yuliana,2019:3) motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik Adapun motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tersebut yaitu: (1)
Motivasi intrinsik, motivasi timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan
seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapai itu. (2)
Motivasi ekstrinsik, motivasi dalam bentuk nilai dari suatu materi, misalnya imbalan
dalam bentuk uang atau intensif lainnya yang diperoleh atas suatu upaya yang telah
dilakukan. Motivasi yang di maksud peneliti yaitu adanya hasrat dan keinginan
berhasi dari seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung
untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda pekerjaan,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar akan membantu siswa dalam
mengerjakan tugasnya dengan tekun karena apabila tidak dikerjakan atau tidak dapat
menyelesaikan tugasnya maka tidak akan mendapatkan nilai dari gurunya atau di
olok-olok oleh temannya bahkan akan dimarahi oleh orang tuanya, adanya harapan
atau cita-cita masa depan dari siswa akan membuat siswa yang ingin mendapatkan
nilai pelajarannya tinggi atau ingin mendapatkan rangking di kelas dengan belajar
dengan tekun dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan
tuntas, adanya penghargaan dalam belajar kepada siswa seperti pujian atau
penghargaan lainnya terhadap perilaku yang baik dan hasil belajar siswa yang baik
merupakan cara yang mudah dan efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dapat memotivasi dan menggairahkan
siswa untuk belajar sehingga siswa menjadi aktif dikelas, adanya lingkungan belajar
yang kondusif seperti keadaan kelas yang bersih dan nyaman dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa dan menjaga siswa tetap fokus dalambelajar.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian mengenai “ Pengaruh Perhatian Orangtua dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Matematika di kelas VIII SMP Negeri 9
Pematangsiantar.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian


ini adalah:

1. Masih banyak orang tua siswa yang kurang perhatian saat siswa belajar.

2. Masih banyak orang tua siswa yang kurang membimbing saat siswa belajar.

3. Siswa kurang termotivasi saat proses belajar, khususnya pada mata


pelajaranmatematika.

4. Hasil belajar matematika siswa kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh perhatian orangtua terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 9 Pematangsiantar .?
2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar maematika siswa
VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar .?
3. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar .?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar maematika
siswa VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar ..
3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orangtua dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar .
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka yang menjadi manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:

E.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dan
menambah wawasan baru tentang pengaruh perhatian orang tua dan motivasi terhadap
hasil belajar matematika.
E.2 Manfaat Khusus
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, orangtua, guru,
sekolah, dan peneliti.
1.Bagi Siswa

(1) Siswa mendapat perhatian dari orangtua.


(2) Menumbuhkan motivasi siswa agar giat belajar.
(3) Menumbuhkan semangat belajar siswa.

2.Bagi OrangTua

(1) Menambah pengetahuan dan menimbulkan kesadaran untuk selalu


memberikan perhatian kepada anaknya terutama untuk giat belajar.
(2) Membiasakan anak untuk teratur belajar dirumah.
(3) Sebagai bahan evaluasi dalam mendidik anak dirumah.

3.Guru

(1) Guru mampu memberikan perhatian yang tepat kepada siswa saat disekolah.
(2) Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar agar
hasil belajar siswa menjadi lebihbaik.
(3) Pedoman untuk mengajak rekan guru dan orang tua siswa agar lebih
memerhatikan dan memotivasi anak.

4.Bagi Sekolah

(1) Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan.


(2) Sebagai pedoman untuk diimplementasikan kedalam program-program sekolah.

5.Bagi Peneliti

(1) Meningkatkan keterampilan peneliti dalam meneliti masalah pendidikan


khususnya dalam bidang psikologi pendidikan.
(2) Menambah pengetahuan peneliti akan pengaruh perhatian orang tua dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Matematika


1. Pengertian Belajar

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu


pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan yang dihadapi. Indonesia sangat membutuhkan sumbangan yang
optimal dari warga Negara Indonesia. Hal tersebut menjadi suatu cita-cita pendidikan
untuk pemerintah.
Siregar (2015) belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, bangsa Indonesia mencanangkan
program wajib belajar selama sembilan tahun. Dalam program tersebut diharapkan
seluruh anggota masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dimana kecerdasan dan kemampuannya dapat dikembangkan secara optimal melalui
proses belajar. Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil
belajar. Proses belajar di sini dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk
mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut
merupakan hasilbelajar.

2. Pengertian Hasil Belajar

Belajar menurut Skinne (Hanafy,2014). Konsep belajar dan pembelajaran.


Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 17(1), 66-79. adalah
menciptakan kondisi peluang dengan penguat- an (reinforcement), sehingga individu
akan bersungguh-sungguh dan lebih giat belajar dengan adanya ganjaran
(funnistment) dan pujian (rewards) dari guru atas hasil bela- jarnya. Skinner
membuat perincian lebih jauh dengan membedakan adanya dua macam respons.
Pertama, respondent response, yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-
perangsang tertentu yang disebut eliciting stimuli menimbulkan respons- respons
yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur.
Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului res- pons
yang ditimbulkannya. Kedua, operant response, yaitu respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu yang disebut
reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsang-perangsang tersebut
memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, seorang akan
menjadi lebih giat belajar apabila mendapat hadiah sehingga responsnya menjadi
lebih intensif ataukuat.

Siregar (2015) Hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa dalam
hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Pengertian hasil belajar matematika menurut Setiawan(Hanafy,2014) adalah


pengetahuan yang didapat dari pola rutinitas mempelajari matematika. Sedangkan
menurut Ahira (Siagian,2016) hasil belajar matematika merupakan hasil yang dapat
diukur dari suatu usaha untuk tahu sejauh apa kesuksesan belajar dalam penguasaan
kompetensi di bagian matematika
Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah menerima proses
belajar matematika yang terlihat pada nilai. Hasil belajar matematika siswa dinyatakan
dengan nilai raport.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
1. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan psikologis.

a. Faktor Jasmaniah

1) Faktor Kesehatan

Kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Saat


kesehatannya terganggu seseorang akan cepat merasa lelah, pusing, kurang
bersemangat, dan mengantuk.

2) Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh berarti sesuatu yang menyebabkan kurang sempurnanya tubuh


seseorang. Cacat tubuh dapat berupa kebutaan, tuli, patah kaki, patah tangan dll.
b. Faktor Psikologis

1) Intelegensi

. Siswa yang memiliki tingkat intelengi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada
siswa dengan intelegensi rendah.

2) Perhatian

Siswa harus memiliki perhatian terhadap apa yang dipelajarinya agar hasil
belajarnya baik karena jika bahan pelajaran tidak diperhatikan oleh siswa maka akan
timbul kebosanan yang menjadikan siswa tidak suka lagi untuk belajar.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa


kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang akan diperhatikan terus menerus agar
timbul rasa senang.

4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan tersebut akan menjadi
lebih baik apabila telah belajar dan terlatih.
5) Motif

Maka dalam proses pembelajaran harus diperhatikan pendorong siswa untuk


belajar dan pendorong atau penggerak itu adalah motif.

6) Kematangan

Untuk memiliki kecakapan tersebut bergantung dari kematangan dan belajar.


Karena anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksankan kecakapannya
sebelum belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan diperlukan dalam proses belajar karena dengan adanya kesiapan maka
hasil belajar akan menjadi lebih baik.

2. Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
1) Cara Orang Tua Mendidik
Keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua
mendidik anak tentunya sangat berpengaruh terhadap belajar anaknya. Untuk itu
diperlukan bimbingan dan penyuluhan yang melibatkan orang tua karena keterlibatan
orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.

2) Relasi Antar Anggota Keluarga

Demi kelancaran belajar anak maka perlu diciptakan hubungan yang baik antar
anggota keluarga. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan yang penuh perhatian,
kasih sayang, bimbingan dan apabila diperlukan berikan hukuman untuk kesuksesan
belajar anak.

3) Suasana Rumah

Suasana rumah merupakan faktor yang penting dalam belajar. Agar anak dapat
belajar dengan baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.

4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi berpengaruh terhadap keperluan pokok dan fasilitas belajar


anak. Fasilitas ini antara lain penerangan, buku, alat tulis,dll.

5) Pengertian OrangTua

Pengertian dan dorongan orang tua untuk belajar sangat diperlukan oleh anak.
Saat anak menurun semangatnya, orang tua perlu memberikan dorongan dan perhatian
serta membantu kesulitan-kesulitan yang dialami anak di sekolah.

b. Faktor Sekolah
1) Metode Mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar
siswa yang kurang baik pula.

2) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antar guru dengan siswa. Guru yang kurang
dapat berinteraksi dengan siswa secara baik akan berpengaruh pada proses belajar
mengajar yang kurang lancar.

3) Relasi Siswa dengan Siswa


Sebaliknya jika hubungan antar siswa tidak berlangsung baik siswa akan merasa
rendah diri, terasingkan, tekanan batin yang dapat menjadikan siswa malas untuk
belajar di sekolah yang akhirnya mengganggu hasil belajarnya.

4) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah berkaitan erat dengan kerajinan siswa dalam belajar


disekolah. Namun agar siswa disiplin, guru beserta staf lainnya disekolah harus
berdisiplin pula.

5) Fasilitas Sekolah

Kelengkapan alat-alat yang mendukung proses belajar mengajar agar semakin


membantu guru menerangkan materi.

B. Perhatian Orangtua

1. Pengertian Perhatian Orangtua


Menurut Stern (awaludin 2019: 25) menyebutkan bahwa “perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek”. Sagala (awaludin 2019: 25) juga
berpendapat, “Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan”. Sedangkan menurut Slameto(Utama 2017) menyebutkan,
“Perhatian adalahkegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
pemilihan rangsangan yang datang darilingkungannya”.

Menurut awaludin (2017) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju


pada objek tertentu. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi yang ditujukan kepada sesuatu atau objek.
perhatian orang tua dapat diartikan kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan
anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik
dalam segi emosi maupun materi. Orang tua berperan sebagai pembentuk karakter
dan pola pikir dan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat di
mana anakanaknya pertama kali berkenalan dengan nilai dannorma

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan


suatu tindakan yang memberikan efek emosional positif,sehingga orang yang diberi
perhatian akan lebih bersemangat. Perhatian dapat berupa tindakan nyata atau dapat
berupa stimulus. Contoh perhatian yang berupa tindakan nyata antara lain pemberian
hadiah kepada anak karena berprestasi, mendamp ingi anak ketika sedang belajar,
pemberian fasilitas belajar kepada anak, dan lain sebagainya. Sedangkan perhatian yang
berupa stimulus adalah pemberian motivas i kepada anak supaya rajinbelajar.

Orang tua adalah sosok yang paling diteladani anak ketika dirumah. Pendidikan
pertama yang didapatkananak juga berasal dari pendidikan orang tuanya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perhatian orangtua adalahsuatu tindakan untuk memberikan
efek positif pada diri anak dalam meningkatka n semangat dan motivasi didalam
hidupnya, sehingga anak merasa dimiliki dan diperhatikan oleh orang tuanya. Perhatian
orang tua juga dapat mendukung anakdalam keberhasilanbelajarnya.

2. Macam-macam perhatian orangtua


Perhatian orang tua yang diberikan antara satu sama lain berbeda. Ada orang
tua yang sangat memperhatikan anak ada pula yang acuh. perhatian mempunyai
bentuk yang bermacam- macam seperti yang di ungkapkan oleh Soemanto (Utama
2017)) ada bermacam-macam perhatian, yang pada pokoknya meliputi:
1. Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya: a)Perhatian spontan; yaitu perhatian
yang tidak sengaja atau tidak sekehendaksubjek. b)Perhatian refleksif; yaitu perhatian
yang disengaja atau sekehendaksubjek.
2. Macam-macam perhatian menurutintensifnya:a) Perhatian intensif, yaitu perhatian
yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai
kativitas atau pengalamanbatin. b) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian ynag
kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas
atau pengalamanbaru.
3. Macam-macam perhatian menurutintensifnya:a) Perhatian intensif, yaitu perhatian
yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai
kativitas atau pengalamanbatin. b )Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian ynag
kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas
atau pengalamanbaru.
4. Macam-macam perhatian menurutluasnya: a) Perhatian terpusat, yaitu perhatian
yang tertuju kepada lingkup objek yang sangat terbatas. b)Perhatian terpencar, yaitu
perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup objek yang luas atau tertuju
kepada bermacam-macamobjek.
Sumadi Suryabrata (Koyimah 2016) menggolongkan perhatian menjadi 3, yaitu:

1. Atas dasar intensifnya:Perhatian intensif, dan Perhatian tidak intensif.Makin


banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin
intensif perhatiannya. Makin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensifperhatiannya.
2. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan manjadi: Perhatian sekehendak
(perhatian disengaja, perhatian refleksif). Perhatian jenis pertama timbul begitu saja,
“seakan-akan” tanpa usaha, tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis kedua timbul
karena usaha, dengankehendak.
3. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi:Perhatian terpencar (distributif),dan Perhatian terpusat(konsentratif).
Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam- macam objek.
Perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat
terbatas.

Ditinjau dari cara kerjanya pehatian spontan yaitu perhatian yang dilakukan tanpa
disadari. Misalnya melihat anaknya gelisah ketika mendapatkan pekerjaan rumah (PR)
dari guru namun setelah dicari pada buku pelajaran materi yang ada kurang jelas.
Orang tua yang perhatian akan membantu anak untuk mengarahkan mencari jawaban
dari pertanyaan yang dimaksud. Sebaliknya perhatian refleksi yaitu perhatian yang
disengajakan untuk memperhatikan suatu objek.

Ditinjau dari luasnya perhatian, ada yang terpusat dan terpencar. Perhatian
terpusat yaitu perhatian yang tertuju langsung pada satu objek dan tidak luas
sedangkan perhatian terpencar merupakan perhatian yang luas dan lebih dari satu
objek.

3. Indikator Perhatian OrangTua


Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan pengetahuan maupun pengalaman hidup yang akan berguna bagi
masa depan anak. Hamalik (Koyimah 2016:17) mengatakan orang tua menyadari
bahwa anak-anak perlu memiliki pengetahuan yang tingkatnya melebihi pengetahuan
dan pengalaman orang tuanya sendiri. Seiring berjalannya waktu orang tua mulai
membuka wawasan tentang pendidikan melalui sebuah lembaga. Selain sekolah orang
tua perlu memberikan fasilitas yang memadahi untuk menunjang proses belajar. Orang
tua semakin selektif dalam memberikan fasilitas belajar untuk anak. Namun tidak
semua orang tua memberikan fasilitas yang memadahi untuk menunjang belajar anak.
Djamarah (Koyimah 2016:18) mengatakan “Jika komunikasi yang harmonis antara
orang tua dan anak telah terbangun dan implikasinya dapat menciptakan keluarga
sejahtera...”. Orang tua dan anak membutuhkan komunikasi yang baik untuk
memaksimalkan rasa perhatian orang tua terhadap anak. Orang tua dengan komunikasi
yang baik akan selalu bertanya tentang proses belajar disekolah, interaksi bersama
teman selama disekolah, interaksi dengan masyarakat, dll.

Memberikan pendidikan yang layak untuk masa depan anak merupakan salah
satu tanggung jawab orang tua. Abdullah Nashih Ulwan dalam Djamarah (awaludin
2019) mengatakan “…tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak adalah
tanggung jawab pada aspek pendidikan iman (akal), pendidikan kejiwaan, pendidikan
sosial dan pendidikan seksual”. Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua di
lingkungan keluarga menitik beratkan pada penanaman budi pekerti sehari- hari yang
dapat digunakan untuk hidup di masyarakat. Budi pekerti merupakan suatu cerminan
dari akhlak mulia. Tidak semua orang tua mengajarkan budi pekerti dengan maksimal.
Menurut Djamarah (Koyimah 2016:18) )“…pendidikan yang mulia itu adalah pribadi
yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun
sayangnya, tidak semua orang tua melakukannya. Banyak faktor yang menjadi
penyebabnya, misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja keras siang dan malam
dalam hidupnya untukmemenuhi kebutuhan materi anaknya, waktunya dihabiskan
diluar rumah, jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya,
dan bahkan tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan
akhlak bagi anak-anak terabaikan”.

Indikator yang akan diteliti tentang perhatian orang tua ada 5 yaitu: (1)
Pemberian bimbingan(2) memberikan nasihat, (3) memberikan motivasi dan
penghargaan, (4) memenuhi kebutuhan anak (5) pengawasan terhadap anak.
Penjelasannya sebagai berikut:

1. Pemberian Bimbingan.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan dapat dilakukan di
masyarakat. Bimbingan belajar salah satunya dapat di laksanakan di dalam keluarga.
Orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan anak berkewajiban memberikan
bimbingan belajar pada anak saat dirumah.

Seorang anak cenderung masih labil dalam menghadapi permasalahan belajar.


Untuk itu orang tua wajib untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak.
Bimbingan dan arahan ini dimaksudkan untuk membuat anak menjadi lebih jelas dan
termotivasi untuk belajar. Dengan adanya peran serta orang tua dalam belajar anak,
maka anak akan menjadi lebih terarah untuk mengetahui mana yang salah dan yang
benar yang harus di lakukan anak dalam belajar. Dalam hal ini orang tua berperan
untuk membimbing anak dalam proses belajar. Orang tua juga mengajarkan untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak sehingga anak menjadi lebih
berkembang dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Pemberian bimbingan,
misalnya; membimbing anak ketika ada kesulitan, mendampingi mengerjakan tugas,
dan menegur ketika tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.

2. Memberikan nasihat

Nasihat digunakan orang tua untuk memberikan kritik, saran dan masukan
terhadap apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Kritikan yang diberikan sebaiknya
tidak menjatuhkan mental anak. kritikan juga harus disertai saran perbaikan sehingga
anak tidak merasa di marahi atas hal yang telah dilakukan.. Menasihati anak tidak
berarti memarahi anak, nasihat dipandang sebagai pemberian saran untuk
memecahkan masalah berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh orang tua.
Memberikan nasihat, misalnya; memberikan nasihat untuk tidak melakukan
kecurangan, memberikan nasihat untuk rajin belajar, dan menasihati pentingnya
sekolah lanjut.

3. Memberikan motivasi dan penghargaan.


Motivasi dan penghargaan dilakukan guru dan orang tua untuk memberikan
semangat belajar bagi anak. Hamzah B Uno (Koyimah 2016) mengatakan “Motivasi
adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”. Motivasi
dapat berasal dar diri siswa maupun dari luar. Lingkungan keluarga berperan penting
untuk memotivasi atau memberikan dorongan dalam proses belajar. Selain
memberikan motivasi yang akan memberikan semangat untuk belajar, orang tua
memberikan penghargaan dapat berupa pujian ataupun berupa hadiah. Baik motivasi
dan penghargaan dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar anak. Memberikan
motivasi dan penghargaan, misalnya memberikan penghargaan untuk memotivasi
anak, memberikan semangat belajar, memberikan hadiah ketika mendapatkan nilai
yang baik.

4. Memenuhi kebutuhan anak.


Penyediaan fasilitas yang memadahi merupapakan salah satu penunjang
belajar anak. Orang tua yang baik akan senantiasa memperhatikan fasilitas belajar
yang akan menunjang belajar anak sehingga proses belajar berjalan secara optimal.
Fasilitas belajar yang harus ada yaitu: alat tulis, buku penunjang IPS, suasana belajar
yang nyaman, dan lain sebagainya. Sebaliknya apabila fasilitas terpenuhi maka anak
akan menjadi lebih semangat dalam belajar. Memenuhi kebutuhan anak, misalnya;
menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar, menyediakan peralatan sekolah
anak, menyediakan ruangan khusus untuk belajar.

5. Pengawasan terhadap anak.


Pengawasan terhadap anak difokuskan pada proses belajar anak. Dengan
adanya pengawasan orang tua akan mengetahui kesulitan yang dialami anak dalam
belajar dan perkembangan belajar anak. dengan adanya pengawasan orang tua akan
mengetahui kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan terkait dengan aktifitas belajar.
Pengawasan yang dilakukan oleh orang tua berguna untuk membuat anak menjadi
lebih disiplin dalam belajar. Pengawasan terhadap anak, misalnya; mengawasi anak
dalam proses belajar di rumah, mengatur jam belajar dan membatasi jam bermain anak
disekolah dan dirumah.

C. MOTIVASI BELAJAR

1. Pengertian dan Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (Alawudi 2019:5) mengungkapkan, “dalam kegiatan belajar,


motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa
yangmenimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Hal ini sependapat dengan Uno
(Alawudi 2019:6) yang mengungkapkan, “ Motivasi merupakan dorongan yang terdapat
dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya”. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar itu dan memberikan arah pada kegiatan belajar, maka tujuan yang
dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.

Berdasarkan cara mendapatkannya, motivasi dibagi menjadi dua macam, yaitu


motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang berasal
dari dalam dirinyasendiri, misalnya gairah untuk berprestasi, gairah untuk mengubah taraf
hidup, dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi ekternal adalah motivasi yang berasal dari
luar dirinya sendiri, misalnya perhatian dari orangtua, menerima hadiah karena berprestasi,
dan lain sebagainya.

Hamalik (Utama, 2017)) menjelaskan bahwa ada tiga unsur yang saling
berkaitan dengan timbulnya motivasi dalam diri seseorang, yaitu sebagai berikut: (a)
motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri pribadi. (b) motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan affective arosual. (c) motivasi ditandai dengan
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Sardiman (Sobandi 2017) menjelaskan tentang tiga fungsi motivasi yaitu


sebagai berikut:
(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerakataumotor yang
melepaskanenergi.Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya: (3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Pendapat dari beberapa ahli dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar
perlu diberikan kepada siswa. Guru harus mempunyai keterampila n dalam pemberian
motivasi kepada siswa. Hasil belajar siswa akan maksimal jika siswa memiliki motivasi
belajar yang baik,sehingga proses belajar akan bermakna pada diri siswa dan siswa
cenderung akan lebih mudah mengingat materi belajar tersebut.

2. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi Belajar

Setiap siswa membutuhkan motivasi guna mencapai tujuan belajar yang


diinginkan. Seringkali motivasi belajar ini dijadikan sebagai alasan mengapa siswa dapat
meraih tujuan atauprestasi yang diinginkan. Peran guru sangatlah penting dalam
pemberian motivasi terutama saat proses pembelajaran disekolah, karena motivasi itulah
salah satu faktor dari keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru
dan orang tua siswa perlu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi motivasi
belajar.

Menurut Rifa’i dan Anni (awaludin 2019) faktor-faktor yang memenpengaruhi


motivasi belajar, yaitu: (1) sikap; (2) kebutuhan; (3) rangsangan; (4) afeksi; (5)
kompetensi; dan (6) penguatan. Uraiannya sebagai berikut:

(1) Sikap
Sikap adalah salah satu produk dari hasil kegiatan belajar Sikap dapat diperoleh
siswa melalui pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (pendidik-murid,
orang tua-anak,dan sebagainya). Sikap tersebut dapat dipelajari, dimodifikasi, bahkan juga
dapat diubah. Semakin banyak pengalaman yang mereka peroleh, semakin cepat mereka
mengetahui dan beralih sikap menjadi lebih baik.

(2) Kebutuhan
Adanya kebutuhan ini menjadikan orang akan termotivasi dalam meraih
kebutuhannya tersebut. Begitu juga dengan belajar, siswa akan termotivasi untuk belajar
karena adanya kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dirasakan sebelum dan/atau sesudah
melakukan kegiatan belajar.Siswa mempunyai motivasi belajar karena dengan belajar
mereka akan mengetahui pengetahuan yang belum pernah meraka ketahui.

(3) Rangsangan
Secara alamiah, manusia selalu mencari rangsangan. Rangsangan dapat diartikan
sebagai pemicu untuk lebih aktif dalam melakukan sesuatu. Rangsangan juga bisa
didapatkan melalui pengalaman. Siswa dapat mendengar bunyi-bunyian yang baru mereka
dengar lalu munculah rangsangan untuk mengetahiunya,siswa melihat benda atau objek
yang baru mereka lihat lalu menculah rangsangan untuk mengetahuinya, siswa mencium
bau atau aroma yang baru mereka rasakan lalu munculah rangsangan untuk
mengetahuinya.

(4) Afeksi
Afeksi sangat berkaitan dengan emosional seseorang khususnya pada waktu
belajar. Emosi juga merupakan penggerak utama dalam berperilaku. Berkaitan dengan
kegiatan belajar, apabila emosi siswa bersifat positif, maka emosi tersebut mampu
mendoorong siswa untuk belajar dengan baik, begitu pula sebaliknya apabila emosi siswa
bersifat negatif justru akan menjerumuskan kedalam tindakan negatif. Peran guru dalam
poses pembelajaran sangatlah penting khususnya dalam menjaga keadaan emosianal siswa
agar tetap stabil yang bersifat positif.

(5) Kompetensi

Kompetensi adalah suatu keterampilan memahami dan menguasai untuk


beradaptasi dilingkungan sekitarnya. Di dalam proses belajar, rasa kompetensi ini akan
muncul pada diri siswa ketika pengetahuan atau kompetensi yang diperoleh telah
memenuhi standar yang ditentukan. Hal ini biasanya terlihat pada akhir proses
pembelajaran, dimana siswa akan terbukti mampu atau tidaknya dalam menjawab
berbagai pertanyaan dari guru.

(6) Penguatan

Penguatan merupakan suatu stimulus untuk mempertahankan atau meningkatkan


kemungkinan respon. Penguatan positif akan berperansangat penting, karena akan
meningkatkan respon positif seseorang dalam melakukan sesuatu. Didalam pembelajaran,
guru perlu memberikan penguatn kepada siswa. Siswa akan belajar dengan usaha yang
lebih tinggi dan belajar lebih efektif apabila perilaku belajarnya diperkuat secara positif
oleh gurunya. Pemberian penguatan dapat berupa hadiah, ucapan selamat, tepuk tangan,
dan lain sebagainya.

Kebutuhan makhluk hidup sangatlah kompleks, salah satunya adalah kebutuhan


akan motivasi. Kebutuhan akan motivasi inilah yang dapat membuat seseorang menjadi
bersemangat dalam melakukan aktivitasnya. Seseorang akan lebih terpacu dalam
memaksimalkan hasil dari aktivitas nya. Begitu juga dengan kegiatan disekolah. Siswa
membutuhkan motivasi belajar dari lingkunga n sekitarnya, sehingga dengan adanya
motivasi belajar tersebut, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan
bersemangat dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.Beberapa kebutuhan hidup
manusia yang mendasari timbulnya motivasi yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam hidupnya.
Contoh kebutuhan fisiologis antara lain makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal.
Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk
memerolehkeselamatan,keamanan,jaminan, atau perlindungan dari ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan denga segala aspeknya. Contoh
kebutuhan keamanan yaitu perlindungan dari orangtua. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan
seseorang untuk mengungkapkan dan bertindak dari dalam dirinya, seperti disukai dan
menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Contoh perilaku kebutuhan sosial antara lain menyukai seseorang, bermain
bersama teman atau sahabat, belajar kelompok, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan
harga diri adalah kebutuhan seseorang untuk memeroleh kehormatan, penghormatan,
pujian, penghargaan, dan pengakuan dari orang lain. Contoh kebutuhan akan harga diri
adalah mendapat kartu ucapan dari temannya karena telah sukses. Kebutuhan akan
aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk memeroleh kebanggan, kekaguman, dan
kemasyhuran sebagai pribadi yang mampu dan berhasil dalam hidupnya. Contoh
kebutuhan akan akualisasi diri adalah menjadi motivator yang dikagumi oleh orang lain..

3. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Tambunan (Yuliana,2019:3), motivasi intrinsik dan motivasi


ekstrinsik Adapun motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tersebut yaitu:

a. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri seseorang. Motivasi
ini biasanya timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan seseorang terhadap
sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapaiitu.
b. Motivasi ekstrinsik,adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh dari luar diri
seseorang.

Motivasi ini biasanya dalam bentuk nilai dari suatu materi, misalnya imbalan dalam
bentuk uang atau intensif lainnya yang diperoleh atas suatu upaya yang telah
dilakukan.
Hamalik (Utama, 2017)) menjelaskan bahwa ada tiga unsur yang saling
berkaitan dengan timbulnya motivasi dalam diri seseorang, yaitu sebagai berikut: (a)
motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri pribadi. (b) motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan affective arosual. (c) motivasi ditandai dengan
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

D. Kerangka Berpikir
1. Bagaimana pengaruh perhatian orangtua terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar .TA.2022/2023?
Perhatian orangtua adalah suatu tindakan untuk memberikan efek positif pada
diri anak dalam meningkatkan semangat dan motivasi didalam hidupnya, sehingga anak
merasa dimiliki dan diperhatikan oleh orang tuanya. Perhatian orang tua juga dapat
mendukung anak dalam keberhasilan belajarnya.Hasil belajar akan baik bila anak
memiliki perhatian oleh orangtua nya.

2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa


kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar .TA.2022/2023?
Motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan suatu kegiatan belajar yang
berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik. Hasil belajar siswa akan lebih baik dengan adanya motivasi belajar siswa karena
dengan adanya motivasi belajar yang dimilikisiswa,siswa akan lebih giat lagi dalam
belajar dan memperoleh hasil belajar yang baik juga.

3. Bagaimana pengaruh perhatian orangtua dan motivasi belajar terhadap hasil


belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 9
Pematangsiantar .TA.2021/2022?
Siswa yang memiliki perhatian dari orangtuanya akan membuat dirinya
lebih giat dalam belajar dan memaksimalkan dirinya untuk memperoleh hasil
belajar yang baik dan dibalik perhatian orangtua yang didapatkannya terdapat juga
motivasi belajar yang kuat dari siswa . Siswa yang mempunyai perhatian orangtua
dan motivasi belajar akan membuat siswa maksimal dalam belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang baik.
Dari rumusan masalah dapat dilihat ada dua variable bebas yang dinyatakan
dengan (X) dan satu variable terikat yang dinyatakan dengan (Y). Variabel bebas
tersebut yaitu perhatian orang tua (X1) dan motivasi belajar (X2) dan variable terikat
yaitu hasil belajar (Y).

Perhatian Orang Tua


(X1)

Hasil Belajar
Matematika (Y)

Motivasi Belajar (X2)

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2017:99). Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nol (H0) ditolak atau
hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1:
- (Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Perhatian
orangtuaterhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 9
Pematangsiantar)

Hipotesis 2:
−¿ (Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi belajar terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2010: 10), “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perhatian orang tua dan
motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

2. Rancangan Penelitian
Dalam pelaksanaan suatu penelitian, seorang peneliti harus menyusun
rancangan penelitian yang disesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian. Maka
rancangan penelitian kuantitatif menurut Arikunto (2014: 61-66) adalah sebagai
berikut:Memilih masalah,Studi pendahuluan, Merumuskan masalah, Merumuskan
anggapan dasar, Memilih pendekatan,Menentukan variabel dan sumber data,
Menentukan dan menyusun instrumen, Mengumpulkan data, Analisis data, Menarik
kesimpulan,Menulis laporan.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 9 Pematangsiantar Tahun
Pelajaran 2021/2022 yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Kompleks Rindam
I/BB Pematangsiantar,Kecamatan Siantar Sitalasari,Pematangsiantar,Sumatra Utara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9
Pematangsiantar .T.A 2021/2022 semester ganjil yang terdiri dari 7 kelas dengan
jumlah 222 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Kelas VIII

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII-1 32
2 VIII-2 32
3 VIII-3 32
4 VIII-4 32
5 VIII-5 32
6 VIII-6 32
7 VIII-7 32
8 VIII-8 32
Jumlah 256

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2017:81). Menurut pendapat yang diberikan oleh Arikunto (Hatmoko,
2015) yang menjelaskan bahwa apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih
besar dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.Dalam penelitian
ini peneliti mengambil sampel secara acak yakni kelas VIII-2 dan VIII-7 Yaitu sebanyak 64
siswa untuk mewakili keseluruhan penelitian.

D. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial
maupun alam. Melakukan pengukuran berarti harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalampenelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner
(angket) dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, teknik pengukuran data penulis
menggunakan skala likert.

Menurut Sugiyono (2010: 93), “skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Dalam penelitian, fenomena social ini telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Berikut ini tabel alternative
jawaban dan kisi-kisi instrumen angket dari indikator perhatian orang tua dan motivasi
belajar.

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Menurut Skala


Likert
Skor
Kriteria

Positif Negatif
Selalu(SL)/Sangat Setuju(SS) 5 1
Sering (SR)/ Setuju (S) 4 2
Kadang-kadang (K)/ Ragu-Ragu (RR) 3 3
Jarang (JR)/Tidak Setuju (TS) 2 4
Tidak Pernah (TP)/ Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk angket yang diberikan kepada siswa

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Perhatian Orangtua

Indikator Deskriptor Butir Banyak


Positif Negatif
Pernyataan
a. Membimbing ketika ada

Pemberian bimbingan kesulitan dalam proses belajar

b. Mendampingi
belajaranak.
c. Menegur ketika tidak
bersungguh-sungguh

a. Menasihati untuk tidak

Memberi nasehat Melakukan kecurangan


b. Menasihati untuk selau
belajar sungguh-sungguh.
c. Menasihati pentingnya
Sekolah lanjut.

a. memberikan penghargaan
untuk memotivasianak
Memberikan b. memberikan motivasi agar
motivasidan anak lebih giat dala belajar
penghargaan dan mencapai cita-cita

Memenuhu a. Menyediakan motivas


kebutuhan anak pendukung belajar anak

b. Menyediakan peralatan tulis


dan perlengkapan sekolah anak

c. Menyediakan ruang khusus


belajar

Pengawasan
terhadap anak
a. Mengawasi anak dalam
proses belajar dirumah

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Motivasi


Variabe Indikator Sub Indikator No. Butir Banyak
l Positif Negati Penyatan
f
Motivasi  Adanya hasrat  Tidak lekas putusasa

Belajar dan keinginan  Tidak lekas puas


berhasil dengan hasil yang
dicapai
 Uletdalam
menghadapi kesulitan
belajar
 Adanya  Rasa ingin tahu
dorongan
dan  Minat dalam belajar
kebutuhan
dalam

Belajar
 Adanya  Upaya untuk
harapan dan meraih cita-cita
cita-cita  Ketekunan
masadepan dalam belajar
 Adanya  Ganjaran dan hukuman
penghargaa
 Mendapat pujian
n belajar
 Adanya  Kreatif
Kegiatanyang dalam penyampaian
menarik materi
dalam bealajar
 Adanya  Suasana tempat belajar
lingkungan
belajar
yang
kondusif
Jumlah
1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan


atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana dat yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud (Arikunto, 2014).

Nilai validitas dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment


dari Karl Pearson. Hal ini digunakan untuk mengkorelasikan skor butir yang
dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor total instrumen yang dinyatakan dengan
simbol (Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
r xy =
√{N ∑ X 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi yang tinggi

N = Jumlah sampel atau responden

X = Jumlah skor butir

Y = Jumlah skor total

Y = Jumlah perkalian butir dan total

X2 = Jumlah kuadrat butir

Y2 = Jumlah kuadrat total

(Arikunto, 2014)
Dengan menggunakan kriteria jika rhitung> rtabel pada taraf signifikan 95% dan (α =
0,05) maka angket itu dianggap valid dan jika rhitung≤ rtabel maka angket dianggap tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut ketika dipakai untuk
mengukur suatu gejala yang sama dalam waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang
sama (Arikunto, 2014). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Cronbach
Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1
atau 0. Rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

( )(
∑ σb
)
2
k
r 11= 1− 2
k−1 σt

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ 2b= jumlah varians total

2
σi = varians total

(Arikunto, 2014)

Untuk kriteria reliabilitas angket jika rhitung> rtabel dengan taraf signifikan (α = 0,05)
maka angket itu dikatakan reliabel. Namun dan jika r hitung≤ rtabel maka angket dianggap tidak
memiliki reliabilitas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017), Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Di dalam penelitian ini menggunakan metode pengu
mpulan data yaitu:

1. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2019: 142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua dan
motivasibelajar, peneliti menyebarkan angket kepada responden yang ditentukan sebagai
sampel. Angket ini bersifat tertutup, dimana jawaban atas pertanyaannya telah disediakan.
Para responden cukup memberikan tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan.

2 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2014) menyatakan bahwa metode dokumentasi mencari data me


ngenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasas
ti, notulen, rapat, lenger, agenda dan sebagainya”. Dokumentasi dalam penelitian ini digunak
an untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar matematika siswa kelas VIII menggunaka
n nilai rapot tahun ajaran 2021/2022

F. Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2017) yang dimaksud dengan analisis data adalah
sebagai berikut:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan”
DAFTAR PUSTAKA

Alannasir, W. (2016). Pengaruh penggunaan media animasi dalam pembelajaran IPS


terhadap motivasi belajar siswa kelas iv sd negeri mannuruki. Journal
ofEducational Science and Technology (EST), 2(2), 81-90.
Tersedia :http://103.76.50.195/JEST/article/view/2561

Awaludin, M. H. (2019). Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar


Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sd Kelas V Se Dabin Ii
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal (Doctoral dissertation, Universitas

Negeri Semarang)Tersedia :https://lib.unnes.ac.id/34760/1

Awaludin, M. H. 2019. ”Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap


Hasil

Belajar Matematika Siswa Sd Kelas V Se Dabin Ii Kecamatan Tegal

Barat Kota Tegal”.Skripsi. Doctoral dissertation,Universitas Negeri

Semarang.Tersedia:https://lib.unnes.ac.id/34760//1

Awandari, I. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Teori Bruner


Materi

Volume Bangun Ruang Kelas V Sekolah Dasar (Doctoral dissertation,

University of Muhammadiyah Malang).

Tersedia: http://eprints.umm.ac.id/53535/

Ermida, T., & Rianty, I. 2018. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil
Belajar
Matematika Siswa Kelas X Ips Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi (Doctoral Dissertation, Uin Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi).Tersedia:Http://Repository.Uinjambi.Ac.Id/913//1

Anda mungkin juga menyukai