Anda di halaman 1dari 48

BAB II

AKTIVITAS PEMODELAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR (SD)


Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar seharusnya membuat anak senang belajar
matematika dan menggunakan konteks yang menarik bagi anak. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Putri, et. al. (2017) menyimpulkan bahwa penggunaan konteks dapat membantu
siswa memahami dan menyelesaikan tugas dalam penjumlahan pecahan secara intuitif dalam
penyelesaian masalah formal. Hal yang sama menurut Putri & Zulkardi (2018) menyatakan
bahwa masalah HOTS, yaitu tugas pemodelan tentang pertumbuhan anak dapat memandu
pemikiran matematika dan komunikasi di antara siswa. Sehingga, dalam pembelajaran
matematika di SD seharusnya menggunakan konteks dunia nyata dalam pembelajaran
matematika. Bagian ini membahas khusus pemodelan matematika di Sekolah Dasar.
Khususnya, mengapa pemodelan matematika dan panduan pemodelan di SD, Beberapa
Contoh Tugas Pemodelan Matematika yang digunakan dalam penelitian ini, beberapa strategi
siswa dalam menyelesaikan tugas pemodelan, latihan contoh soal tugas pemodelan di sekolah
dasar, dan pengayaan tentang tugas pemodelan matematika. Sehingga, dengan mempelajari
pada bagian ini, diharapkan pembaca dapat:
1. memberikan alasan mengapa pemodelan matematika seharusnya diimplementasikan di
level sekolah dasar (SD).
2. memberikan contoh tugas pemodelan matematika sekolah dasar dengan benar.
3. menyelesaikan tugas pemodelana matematika melalui proses pemodelan matematika.
4. memprediksi kemungkinan strategi siswa dalam menyelesaikan tugas pemodelan
matematika.
5. menyelesaikan tugas pemodelan matematika SD dengan diberikan bantuan scaffolding
(Latihan soal pemodelan matematika).
6. menyelesaikan tugas pemodelan matematika SD tanpa diberikan bantuan scaffolding
(Pengayaan).
2.1 Mengapa Pemodelan dan Panduan Pemodelan di SD
Sekolah Dasar adalah lingkungan pendidikan dimana semua anak memulai pengembangan
bermakna dari proses dan keterampilan pemodelan (Jones, et. al., 2002). Menurut Bliss, et. al.
(2016) bahwa Pemodelan di dalam Pra Taman Kanak-Kanak sampai kelas 8 adalah suatu cara
untuk mengambangkan dan memelihara disposisi matematika siswa terhadap matematika.
Selanjutnya, Bliss, et. al. (2016) menyatakan Pemodelan matematika seharusnya diajarkan di
semua level pendidikan matematika siswa. Pertanyaan yang mendasar adalah mengapa

1
masyarakat memberikan kita waktu yang banyak untuk belajar matematik? Jawabannya, itu
karena matematika penting untuk dirinya sendiri, tetapi yang paling penting karena
matematika adalah penting di dalam berurusan dengan seluruh dunia (seluruh bidang). Dalam
pembelajaran Matematika seharusnya dihubungkan dengan kehidupan dunia nyata. Dunia
nyata penuh matematika dan dunia nyata tidak akan bekerja lagi tanpa matematika (Ludwig,
2017). Arseven (2015) mempertanyakan, mengapa pemodelan penting untuk siswa?
menurutnya karena model dan pemodelan matematika ada di sekitar kita, kita secara khusus
menemukan mereka di dalam perangkat teknologi.
Pentingnya pemodelan matematika berdasarkan pada dua ide yang berbeda tetapi mereka
tentu kompatibel satu sama lainnya. Ide pertama berdasarkan slogan “matematika untuk
aplikasi, model dan pemodelan” berdasarkan ini, tugas dan tujuan dasar di dalam pengajaran
matematika adalah untuk merangsang aktivitas matematika siswa dari variasi level
kemampuan siswa dengan menggunakan aktivitas praktis. Ide kedua berdasarkan pada slogan
“Aplikasi, model dan pemodelan untuk matematika”, Itu mengatakan, menjadikan
ketertarikan di dalam aktivasi matematika di dalam konteks yang tidak meningkatkan
motivasi matematika siswa dan memberikan formasi kualitas sikap, berpikir konseptual, dan
daya berpikir matematika.
Menurut Bliss, et. al. (2016) lima panduan pemodelan matematika di dalam Pra Taman
Kanak-Kanak sampai kelas VIII. Prinsip panduan ini adalah 1) Pemodelan adalah open-ended
dan messy (tidak terstruktur), 2) Ketika siswa sedang memodelkan, mereka harus membuat
pilihan asli (genuine), 3) Masalah pemodelan dapat dikembangkan dari tugas familiar (dekat),
4) Penilaian seharusnya fokus pada proses dan tidak pada hasil semata, 5) Pemodelan terjadi
dalam tim.
Jika pemodelan masih baru. Bagaimana memulainya? Bagaimana Anda membuat transisi dari
masalah buku teks standar ke siklus pemodelan penuh tanpa menjadi overwhelmed secara
total? Ada beberapa prinsip panduan di sini dengan baik:
1) Mulai dari hal yang kecil
2) Scaffold pengalaman awal dengan memulai pertanyaan dan diskusi kelas
3) Menggunakan hal yang umum, pengalaman sehari-hari untuk memotivasi menggunakan
matematika
4) Pemodel pemula dapat fokus pada komponen tunggal, seperti membuat asumsi atau
menilai pro dan kontra dari model khusus. Masalah pemodelan matematika asli mulai
yang besar, acak dan tidak dapat diatur. Pemodel harus memutuskan masalah spesifik
mereka ingin menyelesaikannya, informasi apa yang mereka butuhkan untuk
menyelesaikannya, alat matematika apa yang berguna, bagaimana mereka akan
mengetahui ketika mereka mempunyai solusi berguna.
2.2 Beberapa Contoh Tugas Pemodelan di SD dalam Penelitian ini.
Beberapa Karakteristik Tugas Pemodelan yang harus dipenuhi dalam mendesain tugas
pemodelan di Sekolah Dasar adalah
a. open
a. complex
b. realistic
c. authentic
d. problems
e. solvable through the modeling process
Tugas Pemodelan pertama di SD, yaitu dilakukan Penelitian di SDIT Bina Insani kayuagung
dengan konteks “Jumat Sejahtera”. Hasil Penelitian telah dilakukan publikasi di Journal of
Physics:Conference Series yang terindeks scopus (Q2) pada kegiatan SENDIKMAD UAD
pada bulan 3- 4 Nopember 2018. Ada dua tugas pemodelan matematika pada penelitian siklus
2 ini, yaitu Tugas Pemodelan Pertama,
Masalah Modeling

Gambar 2.1 Gambar Makanan Konteks “Jumat Sejahtera”

Kelas Anda telah mengadakan makan bersama setiap hari jum‟at yang merupakan program

sekolah yang disebut “Jumat Sejahtera”. Setiap siswa secara bergiliran memberikan

makanan/minuman kepada seluruh teman sekelasnya dan juga guru kelasnya pada setiap

jum‟at.
TUGAS ANDA
Jika kamu mendapat giliran berikan rekomendasi terbaik kamu kepada orang tua dalam menentuk

Penyelesaian
a) Informasi apa saja yang terdapat pada teks di atas

b) Untuk menentukan besar biaya dari “Jumat Sejahtera” tersebut, apa yang tidak
diketahui dari teks di atas?

c) Tentukan variabel-variabel (angka/nilai/harga) penting dari permasalahan di atas?


d) Buatlah model/rumus matematika untuk menghitung biaya makanan saja dari “Jumat
Sejahtera” menggunakan variabel (angka/nilai/harga) yang telah kamu buat?

e) Buatlah model matematika untuk menghitung biaya minuman saja menggunakan


variabel (angka/nilai/harga) yang telah kamu buat

f) Bagaimana caramu untuk biaya total untuk makanan dan minuman “Jumat Sejahtera”
(gunakan model matematika yang telah kamu buat)
g) Apa yang dapat kamu simpulkan dari permasalahan di atas?

h) Apakah kamu ingin mengganti model matematika yang telah kamu temukan?
Berikan alasannya!
Tugas Pemodelan Matematika Kedua,
Masalah Modeling

Gambar 2.2: Gambar Buku Tabungan Konteks Jumat Sejahtera


Kelas kamu akan mengadakan makan bersama setiap hari jum‟at yang merupakan program
sekolah yang disebut “Jumat Sejahtera”. Setiap siswa secara bergiliran memberikan
makanan kepada seluruh teman sekelasnya dan juga guru kelasnya pada setiap jum‟at.
Dengan melakukan estimasi diketahui bahwa biaya untuk “Jumat Sejahtera” adalah 300.000
rupiah. Selain itu, SDIT juga menganjurkan siswa-siswinya untuk menabung.

u dalam menentukan berapa lama butuh waktu untuk menabung sehingga mencukupi untuk membeli makanan dan minum

Penyelesaian
a) Informasi apa saja yang terdapat pada teks di atas

b) Berdasarkan data yang telah diketahui di atas, lengkapilah tabel di bawah ini:
Tabel 2.1: Besar Tabungan perhari dan lama menabung konteks “Jumat
Sejahtera”

Besar tabungan dalam Nilai kebutuhan uang untuk


Lama Menabung (hari)
1 hari (rupiah)? “Jumat Sejahtera” (rupiah)?
10.000 rupiah 300.000 rupiah

15.000 rupiah 300.000 rupiah

30.000 rupiah 300.000 rupiah

50.000 rupiah 300.000 rupiah

c) Untuk menentukan berapa lama menabung dari “Jumat Sejahtera” tersebut, apa yang
tidak diketahui dari teks di atas?

d) Tentukan variabel-variabel (angka/nilai/harga) penting dari permasalahan di atas?


e) Buatlah model/rumus matematika untuk menghitung berapa lama menabung dari “Jumat
Sejahtera” menggunakan variabel (angka/nilai/harga) yang telah kamu buat dengan
mengasumsikan berapa uang yang kamu tabung dalam 1 hari?

f) Apa yang dapat kamu simpulkan dari permasalahan di atas?

g) Apakah kamu ingin mengganti model matematika yang telah kamu temukan?
Berikan alasannya

Dua tugas “Jumat Sejahtera” ini adalah termasuk tugas pemodelan matematika karena
memenuhi kriteria tugas pemodelan yang dikemukan sebemumnya, yaitu open, complex,
realistic, authentic, problems, solvable through the modeling process.Dalam implementasi
tugas pemodelan ini dilakukan proses one-to-one dan small group untuk menguji kevalidan
dan kepraktisan tugas pemodelan matematika ini. Serta tugas ini juga, siswa harus melakukan
asumsi dan pemilihan. Sehingga, kedua tugas pemodelan ini termasuk tugas pemodelan
matematika. Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 dengan mengambil
enam orang anak kelas VI sebagai subjek penelitian, yaitu Dhalih Rozan, Farah Aqila, K.
Nurdin, M. Fahhas, M. Surya Aditya, dan Salwa. Hal ini berarti, masing-masing tugas
pemodelan ini diselesaikan oleh dua orang. Solusi dari mereka adalah mereka dapat
menyelesaikan soal pemodelan tersebut tetapi belum mampu memberikan rekomendasi yang
lebih umum, serta mereka senang dan tertarik untuk belajar matematika dengan pemodelan
matematika. Adapun untuk proses solusi dan komentar mereka akan diberikan pada sesi
berikutnya.
Tugas Pemodelan penelitian siklus 4 di SD, yaitu dilakukan Penelitian di SDIT Bina Insani
kayuagung dengan konteks “Pertumbuhan Penduduk”. Hasil Penelitian telah dilakukan
publikasi di Journal of Physics:Conference Series yang terindeks scopus (Q2) pada kegiatan
SULEIC Unsri pada tanggal 17 - 18 Oktober 2018. Pada siklus 4 ini, peneliti mendesain dua
tugas pemodelan matematika, yaitu
Tugas Pemodelan Pertama:
Masalah Modeling
Pertumbuhan penduduk telah menyebabkan kekurangan tanah untuk pembanguna rumah.
Selain itu, Pemerintah menginginkan bahwa setiap keluarga memiliki rumah. Pemerintah DKI
telah membuat Program Rumah tanpa DP. Proyek ini akan dibangun di atas 1,4 hektar tanah.
Proyek ini akan membangun 700 unit.

Gambar 2.3 Gedung Proyek Membangun Rumah Konteks Pertumbuhan Penduduk

Berapa ukuran bangunan rumah, bagaimana Anda menyusun area gambar

bangunan, jika pada gambar terdapat area bangunan, parkir dan penghijauan.

Berapa proporsi (dalam persen) luas area bangunan, parkir dan luas area

penghijauan? Buat simpulan tentang aktivitas Anda.


Penyelesaian
SOLUSI
Identifikasi dan spesifikasi masalah yang akan diselesaikan

Buat asumsi dan definiskan variabel yang penting

Pengerjaan Matematika (proses berpikir matematika): mendapatkan solusi

Analisis dan nilai model dan solusi


Iterasi jika dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperluas model.

Implementasi model dan laporan hasil.

Tugas Pemodelan Kedua:


Masalah Modeling
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Pendudukan. Perumahan Ideal adalah
10 m2 per orang. Orang tua Anda akan membangun rumah yang ideal seperti kebijakan
pemerintah. Berapa luas tanah yang dibtuhkan. Buatlah maket! Bagaimana Anda menyusun
maket yang terdapat area bangunan, parkir, dan penghijauan dan lain-lain? Berapa proporsi
(dalam persen) luas area banguan, parkir dan area penghijauan? Buatlah simpulan tentang
aktivitas Anda!
Penyelesaian
SOLUSI
Identifikasi dan spesifikasi masalah yang akan diselesaikan
Buat asumsi dan definisikan variabel yang penting

Pengerjaan Matematika (proses berpikir matematika): mendapatkan solusi

Analisis dan nilai model dan solusi

Iterasi jika dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperluas model.

Implementasi model dan laporan hasil.


Dua tugas pemodelan dengan konteks “Pertumbuhan Penduduk” ini juga adalah termasuk
tugas pemodelan matematika karena memenuhi kriteria tugas pemodelan yang dikemukan
sebemumnya, yaitu open, complex, realistic, authentic, problems, solvable through the
modeling process. Dalam implementasi tugas pemodelan ini dilakukan proses one-to-one dan
small group untuk menguji kevalidan dan kepraktisan tugas pemodelan matematika ini. Serta
tugas ini juga, siswa harus melakukan asumsi dan pemilihan. Sehingga, kedua tugas
pemodelan ini termasuk tugas pemodelan matematika. Penelitian ini dilakukan pada hari
Senin, 4 Juni 2018 dengan mengambil tiga orang orang anak kelas III sebagai subjek
penelitian, yaitu Chika Aurora Metriana, Adinda, dan Meisya. Solusi dari mereka adalah
mereka belum bisa menyelesaikan soal pemodelan mereka belum mengetahui istilah-istilah
dalam proses pemodelan tetapi mereka senang dan tertarik untuk belajar matematika dengan
pemodelan matematika. Adapun untuk proses solusi dan komentar mereka akan diberikan
pada sesi berikutnya.

2.3 Beberapa Strategi Siswa SD dalam Menyelesaikan Tugas Pemodelan


Jawaban Farah Aqila untuk Tugas Pemodelan dengan konteks “Jumat Sejahtera”, yaitu ia
dapat mengidentifikasi dan menspesifikasi masalah (pada siklus pemodelan Bliss, et. al.
(2016) dan langkah menstruksturisasi masalah (pada langkah pemodelan menurut Blum) pada
soal, yaitu pada gambar 2.3 berikut ini

Gambar 2.3 Langkah Identifikasi dan Spesifikasi Masalah Pemodelan


Kemudian, pada langkah membuat asumsi, seperti pada gambar berikut, yaitu siswa dapat
menentukan informasi penting yang tidak diketahui untuk menyelesaikan tugas, yaitu pada
gambar 2. 4 berikut ini
Gambar 2.4 Langkah Membuat Asumsi terhadap Tugas Pemodelan
Pada langkah menentukan variabel, siswa dapat menentukan variabel (nilai) yang penting
pada tugas pemodelan tetapi belum menggunakan simbol tetapi hanya berupa suatu kalimat.
Hal ini menunjukkan siswa sudah mampu menentukan variabel penting seperti pada gambar
2.5 berikut ini

Gambar 2.5 Langkah Menentukan Variabel dalam Proses Pemodelan


Pada langkah melakukan proses matematika untuk mendapatkan solusi (pada langkah Bliss,
et. al. (2016) Buku GAIMME dan bekerja secara matematika (pada siklus Blum). Siswa
sudah dapat bekerja secara matematika untuk menemukan model, yaitu pada gambar 2. 6
berikut
Gambar 2.6 Bekerja secara Matematika (Proses Pemodelan)
Selanjutnya, adalah langkah analisis dan penilaian model dan solusi. Pada langkah ini siswa
dapat menyelesaikan secara lengkap soal pemodelan, yaitu pada gambar 2.7 berikut ini

Gambar 2.7 Model dan Solusi Matematika yang Diperoleh


Selain itu, mereka juga dapat menyimpulkan hasil kerja mereka mereka secara matematika
pada gambar 2.8, yaitu proses penjumlahan dan perkalian dan dapat mengevaluasi dan
mengimplementasi model matematika seperti pada gambar 2.9 berikut ini
Gambar 2.8 Kesimpulan model matematika

Gambar 2.9 Iterasi pada Proses Pemodelan


Pada Tugas Pemodelan dengan konteks “Jumat Sejahtera” siswa menabung, juga menunjukan
siswa dapat menyelesaikan tugas pemodelan dengan benar. Seperti solusi tugas pemodelan
oleh Dhalih Rozan siswa kelas VI SDIT Bina Insani, yaitu ia dapat melakukan identifikasi
dan spesifikasi masalah pemodelan, yaitu pada gambar 2.10 berikut

Gambar 2.10 Identifikasi dan Spesifikasi Masalah


Kemudian pada langkah membuat asumsi, yaitu siswa belum dapat menentukan informasi
penting yang belum diketahui pada teks, yaitu siswa menjawab jumlah siswa, padahal
seharusnya adalah berapa besar tabungan per hari. Adapun jawaban siswa tersebut adalah
pada gambar 2.11 berikut

Gambar 2.11 Asumsi siswa dalam Pemodelan


Siswa sudah dapat menentukan variabel penting pada tugas pemodelan, seperti pada gambar
2.12 berikut ini

Gambar 2.12 Variabel penting dari proses pemddelan


Kemudian pada langkah melakukan proses matematika untuk mendapatkan model dan solusi,
pada langkah ini, siswa dapat melakukan proses matematika yaitu pada gambar 2.13 berikut
ini
Gambar 2.13 Besar tabungan perhari dan lama menabung konteks jumat sejahtera
Hal yang sama juga untuk langkah analisis dan penilaian model dan solusi yang didapat,
siswa dapat melakukan ini dengan memberi contoh, tetapi belum mampu menggeneralisasi
model yang akan dilaporkan hasil. Gambar 2.14 berikut menunjukkan contoh solusi model
matematika

Gambar 2.14 Kesimpulan Model yang didapat konteks Jumat Sejahtera


Sedangkan untuk tugas pemodelan dengan konteks “Pertumbuhan Penduduk”, siswa belum
dapat menyelesaikan tugas pemodelan ini. Karena siswa belum kenal dengan istilah-istilah
pada proses pemodelan. Siswa hanya dapat mengidentifikasi dan menspesifikasi masalah
pemodelan dan berasumsi, yaitu seperti pada gambar 2.15 berikut ini
Gambar 2.15 Identifikasi dan
Spesifikasi Masalah Pemodelan Konteks
Pertumbuhan Penduduk
Pada langkah melakukan proses matematika, siswa belum dapat bekerja secara matematika
dan ia hanya dapat menentukan ukuran tanah yang dimiliki oleh orang tuanya, yaitu pada
gambar 2.16 berikut ini

Gambar 2.16 Bekerja secara Matematika proses pemodelan konteks pertumbuhan


penduduk
2.4 Latihan/Contoh Soal Tugas Pemodelan Matematika SD.
Berikut ini diberikan tugas pemodelan matematika SD yang bisa Anda coba selesaikan
kemudian dicobakan ke siswa SD.
1. Guru kelas III mengumumkan akan mengadakan “Market Day” setiap hari Selasa. Setiap
siswa diminta untuk berjualan dengan warga sekolah.

rbaik kamu dalam menentukan berapa biaya yang kalian butuhkan untuk modal “Markat Day” tersebut untuk diajukan kep

2. Sekolah kita akan mengadakan pertemuan orang tua. Kepala Sekolah dan Guru akan
menyiapkan snack untuk kegiatan tersebut. Bagian konsumsi punya tugas untuk
menyiapkan kue bolu tersebut.
Gambar 2.17 Bolu yang diiris

amu dalam menentukan berapa loyang kue bolu yaang harus disiapkan paca acara temu orang tua tersebut untuk diajukan

2.5 Pengayaan Pemodelan Matematika tanpa Scaffolding


Berikut ini adalah tugas pemodelan matematika yang dapat Anda terapkan di kelas untuk
belajar matematika dengan pemodelan matematika yang seharusnya Anda selesaikan terlebih
dahulu kemudian diskusikan dengan teman sesama guru.
1. Soal Pemodelan Matematika dari PRIMAS
(https://www.primas.mathshell.org/pd/modules/2_Tackling_unstructured_problems/html/i
ndex.htm)
2. Untuk mempelajari pembelajaran inovatif PMRI, pemodelan matematika, dan pemecahan
masalah dapat mengunjungi blog yang sudah dikembangkan oleh Prof. Dr. Zulkardi,
M.I.Kom, M.Sc pada alamat https://zulkardi.wordpress.com/. Selanjutnya, untuk
mempelajari lebih dalam tentang masalah-masalah pemodelan matematika dapat
mengunjungi website berikut ini.
a. Lomba Pemodelan Matematika Belanda (http://www.fi.uu.nl/alympiade/en/)
b. Kontes Pemodelan Matematika USA (https://www.comap.com/)
c. Materi Pemodelan Matematika Sekolah oleh COMAP
(https://www.comap.com/Free/).
d. Soal Pemodelan Matematika untuk Siswa Sekolah Menengah Atas tingkat
Internasional dapat mengunjungi website
(https://immchallenge.org/Pages/Sample.html)
e. Pemodelan Matematika untuk level Perguruan Tinggi
(https://www.comap.com/undergraduate/contests/mcm/contests/2019/problems/)
f. Tugas Pemodelan Matematika dari Modeling Week
(http://www.mafy.lut.fi/ECMIMW2017/index.php?page=problems)
BAB III
AKTIVITAS PEMODELAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP)
Pembelajaran pemodelan ini sudah seharusnya diimplementasikan di semua level (Bliss,
et. al., 2016). Hal ini menunjukkan bahwa pemodelan matematika seharusnya
diimplementasikan di level SMP. Hal ini didukung juga oleh temuan Zulkardi (2002) bahwa
siswa SMP tertarik belajar matematika dengan menggunakan masalah aplikasi. Pernyataan
yang sama bahwa aktivitas visual lapangan mendorong siswa untuk berkomunikasi tentang
pelajaran matematika dalam proses pembelajaran (Bustang, et. al., 2013). Sehingga,
pembelajaran matematika seharusnya berupa aplikasi dan pemodelan yang menggunakan
konteks dunia nyata yang langsung mengggunakan foto diambil dari dunia nyata.
Pada bagian ini akan mengupas tentang mengapa pemodelan matematika, beberapa
contoh tugas pemodelan matematika pada penelitian ini, beberapa strategi siswa dalam
menyelesaikan tugas pemodelan matematika, dan dilanjutkan dengan latihan soal Pemodelan
Matematika SMP serta Pengayaannya. Sehingga, dengan mempelajari pada bagian ini,
diharapkan pembaca dapat:
1. Memberikan alasan mengapa pemodelan matematika SMP diimplementasikan.
2. Memberikan contoh bukan contoh tugas pemodelan matematika SMP.
3. Menyelesaikan tugas Pemodelan Matematika berdasarkan proses pemodelan
matematika.
3.1 Mengapa Pemodelan di SMP
Menurut Doruk (2010) dan Karaci Yasa (2018), pendidikan matematika bertujuan untuk
membuat individu yang dapat membangun solusi efektif untuk situasi masalah di dalam
kehidupan nyata, yang dapat menerapkan matematika di dalam kehidupan nyata dengan
memahami koneksi kuat antara matematika dan kehidupan nyata, dan konsekuensinya
membuat sesuatu matematika enjoy dan bukannya takut matematika. Pernyataan ini
menunjukkan perlunya pembelajaran pemodelan di SMP agar siswa senang belajar
matematika. Selanjutnya, menurut English (2004) bahwa komponen penting pemecahan
masalah dunia sekarang adalah menginterpretasi situasi masalah, melaksanakan dengan
ambigu atau informasi tidak lengkap, mengidentifikasi batasan solusi, dan memvisualisasi dan
mengevaluasi kemungkinan hasil akhir. Ini merupakan ciri dari tugas pemodelan matematika.
Selanjutnya, Manouchehri, et. al. (2018) bahwa pendidik guru matematika dituntut dengan
soal (tugas) penyiapan guru untuk merealisasikan cara efektif pemodelan matematika dapat
diimplementasikan di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa guru matematika SMP sudah
seharusnya mulai mengimplementasikan tugas pemodelan di kelasnya.
Dari hari ke hari pengajaran matematika, pemodelan jarang terjadi (Blum, et. al., 2002;
Maa, 2010). Studi empiris terbaru menunjukkan bahwa banyak guru hampir tidak
mengetahui pemodelan dan tidak mengintergrasikan tugas pemodelan ke dalam lesson mereka
(Maaß dan Gurlitt 2009; Maa, 2010). Tugas adalah bagian fundamental dari lesson
matematika dan sehingga mempunyai posisi sentral di dalam pendidikan matematika
(Krainer1993; Maa, 2010).
Menurut Greefrath & Vorhölter (2017) bahwa Saat ini, pemodelan adalah bagian dari
kurikulum nasional Jerman. Namun, seperti di sebagian besar negara, aplikasi dan pemodelan
hanya memainkan peran kecil dalam pengajaran sehari-hari. Gould (2013) menyatakan bahwa
lima jawaban untuk pertanyaan mengapa pemodelan (sepanjang aplikasi, umunya) harus
dimasukkan di dalam kurikulum di semua level diberikan. Ini adalah untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, “membangun, mengembangkan, dan kualifikasi sebuah
potensi kritis di siswa terhadap penggunaan matematika di konteks luar matematika,
“menyiapkan siswa untuk dapat berlatih aplikasi dan pemodelan – untuk pengajaran subjek
lain, sebagai individu pribadi atau warga negara, waktu sekarang atau masa depan, atau
profesi ke depan mereka, “membantu siswa mengembangkan gambaran lengkap aspek
matematika, dan mengembangkan pengetahuan dan kelancaran dengan konten matematika.
Berdasarkan dari the Common Core State Standards for Mathematics di tahun 2010 adalah
fokus baru pada pemodelan matematika di Kurikulum US. Pemodelan matematika
menyajikan cara doing mathematics dan memahami matematika baru untuk banyak guru
(Gould, 2013). Hal ini menunjukan pentingnya pemodelan matematika di SMP.
Selanjutnya, beberapa ahli mengemukakan bahwa pemodelan matematika dapat diajarkan.
Seperti pada hasil studi empiris dari seluruh dunia telah memberikan pemahaman kuat, dan
secara parsial menjawab bagaimana pemodelan matematika dapat diajarkan dan dipelajari
secara efektif (Ferri, 2018). Sealin itu juga perlu adanya panduan guru dalam mengajar
pemodelan matematika. Hal ini disebabkan oleh kurangnya buku atau contoh tugas
pemodelan serta apa, mengapa dan bagaimana pemodelan matematika di SMP dalam
mengimplementasikan pembelajaran pemodelan matematika di kelas. Menurut Ferri (2018)
Tidak ada buku pengajaran pemodelan matematika yang dapat digunakan oleh guru untuk
menemukan teori dan ide berbasis pembuktian (penelitian) untuk mengajar, dan di waktu
yang sama digunakan oleh pendidik calon guru untuk menyiapkan guru sekarang dan masa
mendatang di dalam kuliah untuk pengajaran pemodelan matematika berkualitas tinggi. Hal
ini menunjukkan perlu adanya suatu inovasi untuk menciptakan buku pembelajaran
pemodelan matematika sekolah di Indonesia pada khususnya. Terutama guru matematika
SMP yang belum menerapkan pembelajaran pemodelan matematika. Kemudian untuk
mengimplementasikan pemodelan matematika di pembelajaran tiap hari, kita membutuhkan
guru yang mempunyai pengetahuan teori yang cukup dan pengalaman praktis dan mempunyai
refleksi mereka setelah di universitas (Ferri, 2018). Guru yang mengajar di SMP sekarang
belum memiliki bekal untuk mengajar pemodelan karena di level universitas yang
menghasilkan calon guru baru menerapkan pemodelan sejak tahun 2016. Sehingga, perlu
adanya buku ini bagi guru SMP. Padahal, pekerjaan masalah pemodelan secara mandiri dan
sukses adalah tantangan siswa seluruh dunia (Vorhölter, 2017). sehingga pemodelan
matematika merupakan tantangan bagi guru dan siswa.
Panduan untuk mendesain tugas pemodelan matematika dapat menggunakan panduan yang
dikemukan oleh Bean (2003), “semua bentuk pemodelan membutuhkan interpretatif dan
berpikir kreatif”. Menurut Palharani (2017) bahwa menggunakan tugas pemodelan dimana,
dari situasi real, siswa membutuhkan translasi antara realitas dan matematika, membuat
asumsi, memilih variabel, mendeduksi model matematika, menginterpretasinya dan
memvalidasinya berdasarkan situasi real. Untuk mendesain tugas pemodelan dapat
berpanduan juga dengan contoh yang dikemukan oleh Pollak (2012), yaitu pada buku teks
atau guru mempunyai pertanyaan berapa lama membutuhkan waktu untuk mengendarai 20
mil, pada 40 mil/jam, dan jawaban diterima adalah 40 menit. Tugas ini bukan tugas
pemodelan karena tidak ada asumsi dan datangnya dari matematika bukan berasal dari
matematika. Tetapi bagaimana ini kalau datang dari dalam kehidupan sehari-hari? Ketika
kamu tinggal 30 mil dari bandara, batas kecepatan 60 mil/jam, dan sepupu Anda tiba pukul
06.00, apakah berarti kamu pergi pukul 5.30?. Pemikiran Anda mungkin berbeda. Ini
termasuk tugas pemodelan karena datang dari dunia nyata.
Pembelajaran pemodelan juga cocok dengan kriteria pengajaran yang baik yang
dikemukan oleh ahli, seperti menurut Meyer (2006) bahwa sepuluh kriteria pengajaran yang
baik, yaitu
1. Struktur pengajaran yang jelas
2. Jumlah yang banyak waktu untuk tugas
3. Iklim kondusif untuk pembelajaran
4. Kejelasan konten
5. Komunisi berkamakna
6. Variasi metode pengajaran
7. Dukungan secara individu
8. Latihan cerdas
9. Deskripsi jelas tujuan dicapai
10. Lingkungan pembelajaran disiapkan dengan baik
Selanjutnya, Ferri (2018) menyatakan bahwa masalah pemodelan matematika menyediakan
kaya potensi untuk semua siswa di kelas, dimana berarti siswa dari kemampuan matematika
rendah sampai kemampuan matematika tinggi. Karena masalah pemodelan adalah inklusif,
mereka adalah format efisien untuk pengajaran kelas heterogen. Daripada mendistribusikan
lembar kerja berbeda, yaitu tugas mudah untuk siswa lemah dan soal sulit untuk siswa kuat
kamu dapat menggunakan satu masalah pemodelan untuk semua. Ini karena masalah
pemodelan adalah terbedakan sendiri (self-differentiating). Ini mengindikasikan bahwa
masalah pemodelan yang sama dapat digunakan oleh siswa yang lebih kuat dan lebih lemah.
Hal ini berarti pemodelan matematikamemperhatikan perbedaan individu seperti pada kriteria
pengajaran yang baik yaitu dukungan individu.
Bagaimana merencanakan pemodelan matematika harian, Menurut Tujuan utama
untuk hari ini adalah bahwa siswa sekolah:
1. memahami bahwa matematika adalah berguna dan adalah dasar untuk beberapa
profesi (matematika adalah lebih dari menghitung)
2. menerapkan matematika, ketika menyelesaikan pertanyaan kehidupan nyata dan
melihat interdisiplin alam matematika
3. memahami apa makna pemodelan matematika dan meningkatkan kompetensi
pemodelan matematika mereka
4. bekerja secara terus menerus dan konsentrasi pada satu soal pemodelan selama 3 hari,
dilatih oleh calon guru dan guru matematika
5. mengkomunikasikan dan berdiskusi tentang matematika secara efektif di dalam
kelompok kecil
6. dapat mempresentasikan proses penyelesaian mereka dan hasilnya sebagai kelompok
atau secara individu
Saya baru dalam pemodelan. Bagaimana saya harus memulai?
Menurut Bliss, et. al. (2016) dalam Bukunya berjudul GAIMME bahwa Ada beberapa prinsip
panduan di sini yang baik:
1) Mulai yang kecil
2) Scaffold pengalaman awal dengan pertanyaan penting dan diskusi kelas
3) Gunakan pengalaman umum, sehari-hari untuk memotivasi penggunaan matematika
4) Gunakan skenario pemodelan seukuran kecil yang hanya membutuhkan satu atau dua
komponen siklus pemodelan penuh
5) Bagikan tujuan Anda dan pengajaran praktis dengan orang tua dan administrator.
Mulai yang kecil
Memperkenalkan masalah pemodelan dan aktivitas dengan sederhana. Mulai dengan
masalah aplikasi dan investigasi kecil terstruktur dengan baik menggunakan pertanyaan
penting untuk membantu langsung perkembangan siswa. Menggunakan pertanyaan untuk
memberi siswa beberapa resep untuk bagaimana meminta pertanyaan mereka sendiri dan
bagaimana memodifikasi ide pertama mereka dan menyempurnakan mereka.
Scaffold pengalaman awal dengan pertanyaan penting dan diskusi kelas
Anda mungkin memulai masing-masing masalah dengan diskusi kelompok kecil untuk
membantu siswa mendapatkan permulaan. Setelah diskusi awal di dalam kelompok, bawa
siswa bersama-sama untuk sebuah diskusi semua kelas sehingga setiap orang memiliki
pemahaman masalah yang jelas dan beberapa ide bagaimana mungkin pendekatan. Yakinkan
untuk meninggalkan beberapa pendekatan tidak diskusi. Kemudian ajak siswa bekerja untuk
sebagian periode dan berkumpul kembali untuk melihat bagaimana mereka telah maju. Ajak
siswa bersama-sama setelah beberapa waktu bekerja akan membantu menjaga siswa bergerak
terus, dan akan mengizinkan siswa untuk memanfaatkan dari isu-isu kelompok lain telah
bertemu dari lanjutan yang mereka buat. Melaksanakan kelompok siswa sebagai tim kerja
penelitian terpisah di dalam arah berbeda tetapi untuk tujuan sama dan berbagi informasi
meenjaga atmosfer kolegial dan supportif. Scaffolding adalah sebuah bantuan untuk
pemodelan, khususnya di permulaan, tetapi pemodelan benar berangkat hanya setelah
scaffolding dihapus.
3.2 Beberapa Contoh Tugas Pemodelan di SMP dalam Penenlitian Ini
Tugas pemodelan pada SMP sama dengan karakteristik tugas pemodelan di SD, yaitu
seorang guru harus mencari masalah dari dunia nyata bukan dari matematika. Sehingga
memiliki karakteristik seperti pada tugas pemodelan. Untuk mendesain tugas pemodelan
seorang guru SMP harus mengacu pada karakteristik tugas pemodelan yang dibahas pada bab
sebelumnya.
Pada penelitian ini, peneliti mendesain satu tugas pemodelan dengan konteks taksi online
“UBER”, karena taksi online UBER inilah adalah hal baru, sehingga menarik bagi siswa.
Tugas Pemodelan Matematika ini terbit di Journal of Physics: Conference Series (Q2) yang
terindeks scopus. Artikel ini saya presentasikan pada kegiatan AD INTERCOMME
Universitas Ahmad Dahlan pada 13 – 14 Oktober 2017. Penelitian ini merupakan penelitian
siklus pertama pada disertasi peneliti. Adapun tugas pemodelan tersebut adalah sebagai
berikut.

Masalah Modeling
Guru dan Siswa SMP Negeri 6 Kayuagung akan mengadakan tamasya. Mereka akan diangkut
dengan mobil dengan memesan di uber, yaitu ada 2 jenis mobil dan sepeda motor.

Rp ...............

Rp ...............

Gambar 3.1: Gambar UBER mobil dan motor online

Gambar 3.2 Konteks UBER online


Tugas Anda
1. Tugas Anda adalah memberikan rekomendasi berapa harga yang harus dibayar untuk
gambar di atas.
2. Jika harga pada gambar di atas diberikan, bagaimana Anda menentukan harga sewa 1
mobil dan 1 motor.
3. Mana yang lebih mahal, berapa selisih harga kedua alat transportasi pada Uber di atas.
Kendaraan mana yang akan Anda rekomendasikan untuk di sewa? Jelaskan jawaban
Anda

SOLUSI
Identifikasikan dan Spesifikasikan Masalah untuk Diselesaikan

Buat Asumsi dan Definisikan Variabel Essensial dan Parameter

Melakukan Matematika: Untuk mendapatkan solusi

Analisislah dan Evaluasinya Model dan Solusi yang Anda peroleh

Apakah Anda ingin memperbaiki (proses iterasi) dan memperluas model Anda?
Model yang Anda Rekomendasikan untuk diimplementasikan dan laporkan hasilnya.

Tugas pemodelan dengan konteks “Taksi Online UBER” ini adalah termasuk tugas
pemodelan matematika karena memenuhi kriteria tugas pemodelan yang dikemukan
sebemumnya, yaitu open, complex, realistic, authentic, problems, solvable through the
modeling process. Dalam implementasi tugas pemodelan ini dilakukan proses one-to-one dan
small group untuk menguji kevalidan dan kepraktisan tugas pemodelan matematika ini. Serta
tugas ini juga, siswa harus melakukan asumsi dan pemilihan. Serta siswa harus mentranslate
masalah nyata menjadi masala/model matematika. Dengan demikian, tugas pemodelan ini
termasuk tugas pemodelan matematika. Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 3 Oktober
2016 dengan mengambil tiga orang orang anak kelas VIII 2 sebagai subjek penelitian, yaitu
Kaysha Frida Pracillia, M. Rahman Aria Pratama and Orin Allysia. Serta validasi dengan
Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Kom, M.Sc dan Dr. Darmawijoyo, M.Si terhadap konten dan
karakteristik pemodelan. Solusi dari mereka adalah mereka dapat menyelesaikan soal
pemodelan namun mereka mereka belum dapat menggeneralisasi. Tugas pemodelan membuat
siswa berpikir, bernalar dan tugas pemodelannya bagus sehingga senang dan tertarik untuk
belajar matematika dengan pemodelan matematika. Adapun untuk proses solusi dan komentar
mereka akan diberikan pada sesi berikutnya.
Tugas Pemodelan Matematika Kedua dengan menggunakan konteks “Biaya PDAM”. Adapun
soalnya adalah sebagai berikut
Masalah Modeling
Berikut adalah biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk biaya air bersih (PDAM)
untuk 2 struk (2 bulan).
Gambar 3.3 Struk Pembayaran PDAM yang otentik

pala rumah tangga ingin menenttukan apa saja komponen biaya PDAM? Buat model matematika yang menyatakan

Penyelesaian
a) Informasi apa saja yang terdapat pada teks di atas
b) Berdasarkan data yang telah diketahui di atas, lengkapilah tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Jumlah tagihan dan pemakaian air konteks PDAM
Pemakaian air
Jumlah tagihan Jumlah tagihan Pemakaian air
bulan September
bulan Oktober bulan September bulan Oktober
2018 (meter
2018 (Rp) 2018 (Rp) 2018 (meter
kubik)
kubik)

c) Berdasarkan data di atas apakah kita memiliki informasi yang cukup untuk menentukan
besar biaya beban per bulan dan harga air per meter kubik (jika tidak cukup, apa yang
belum diketahui?) bagaimana Anda menentukannya? Berikan asumsi dan variabel yang
penting!

d) Buatlah model matematika untuk menghitung biaya PDAM perbulan menggunakan


variabel yang telah kamu buat? Tentukan semua komponen biaya!
e) Apa yang dapat kamu simpulkan dari permasalahan di atas?

f) Buatlah model matematika untuk mengestimasi biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah
tangga tersebut selama 1 bulan berdasarkan biaya beban dan biaya pemakaian air selama
satu bulan!

g) Apakah kamu ingin mengganti model matematika untuk mengestimasi biaya yang
harus dikeluarkan oleh rumah tangga tersebut selama 1 bulan berdasarkan komponen
biaya selama satu bulan!? Berikan alasannya!
3.3 Beberapa Strategi Siswa SMP dalam Menyelesaikan Tugas Pemodelan
Jawaban Kaysha Frida Pracillia untuk Tugas Pemodelan dengan konteks “UBER”, yaitu ia
dapat mengidentifikasi dan menspesifikasi masalah (pada siklus pemodelan Bliss, et. al.
(2016) dan langkah menstruksturisasi masalah (pada langkah pemodelan menurut Blum) pada
soal, yaitu pada gambar 3.4 berikut ini

Gambar 3.4 Solusi Siswa pada identifikasi dan spesifikasi masalah


Pada langkah membuat asumsi, yaitu menentukan informasi penting yang belum diketahui
atau penyederhaan masalah, pada langkah ini Kaysha Frida Pracillia dapat memberikan
asumsi, yaitu menentukan banyaknya siswa yang ikut berdasarkan jumlah siswa di sekolah,
seperti pada gambar 3.5 berikut ini

Gambar 3.5 Proses Membuat Asumsi dan Variabel Penting


Pada gambar ini juga menunjukkan Kaysha Frida Pracillia belum memberikan variabel secara
eksplisit, hal ini disebabkan oleh pemodelan matematika baru bagi mereka. Selanjutnya pada
langkah Melakukan Proses Matematika (pada Buku GAIMME) atau Bekerja secara
Matematika pada teori Blum, menunjukkan bahwa Kaysha Frida Pracillia sudah dapat
melakukan proses matematika, tetapi belum muncul sistem persamaan linear dua variabel
dalam matematika, karena ia cenderung bekerja secara informal. Gambar 3.6 berikut
menunjukkan proses matematika.

Gambar 3.6 Proses Bekerja secara Matematika


Untuk langkah analisis dan penilaian model dan hasil matematika, Kaysha Frida Pracillia
belum bisa mengevaluasi model yang didapat, yaitu hanya memberikan komentar “modelnya
sudah cocok/sesuai”, seperti pada gambar 3.7 berikut ini.

Gambar 3.7 Analisis dan evaluasi model yang diperoleh


Berdasarkan solusi dari Kaysha Frida Pracillia, ia dapat melakukan pemodelan tetapi belum
mampu menggeneralisasi model yang didapat.
Dilihat dari kometarnya pada gambar, Kaysha Frida Pracillia menyatakan materi
pemodelan ini sangat bagus, membuat anak berpikir menalar, tetapi bahasa yang digunakan
terlalu tinggi untuk anak SMP, sehingga anak akan kurang paham dengan soal yang
diberikan. Komentari siswa ada pada gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 3.8 Komentar siswa terhadap pemodelan


Berdasarkan solusi dan komentar Kaysha Frida Pracillia ini menujukkan bahwa tugas
pemodelan ini sudah bagus, tetapi perlu revisi dalam istilah-istilah pemodelan yang harus
disederhanakan, karena pemodelan baru bagi mereka serta per diberikan scaffolding untuk
proses pemodelan sebagai bantuan awal bagi siswa. Untuk selanjutnya scaffolding ini
dihilangkan. Selanjutnya, menurut solusi Orin Allysia, ia dapat memberikan identifikasi dan
spesifikasi masalah berdasarkan teks dan gambar, yaitu jawabannya seperti pada gambar 3.9
berikut ini

Gambar 3.9 Identifikasi dan Spesifikasi Masalah


Berdasarkan solusi Orin Allysia menunjukkan bahwa belum mengetahui istilah asumsi
tetapi sudah mengetahui istilah variabel. Jawabannya seperti pada gambar 3.10 berikut ini

Gambar 3.10 Membuat asumsi dan variabel penting


Proses matematika yang dilakukan Orin Allysia seharusnya dilakukann pada langkah bekerja
secara matematika. Hal ini disebabkan pemodelan merupakan baru bagi Orin Allysia.
Selanjutnya untuk langkah bekerja secara matematika menunjukkan ia belum bekerja secara
matematika, yaitu memunculkan sistem persamaan linear 2 variabel tetapi sudah bekerja
secara matematika dengan informal. Gambar 3.11 berikut menunjukan solusinya

Gambar 3.11 Bekerja secara Matematika


Selanjutnya langkah analisis dan evaluasi model dan solusi yang didapat menunjukkan bahwa
Orin Allysia belum menggeneralisasi model yang didapat.
Berdasarkan komentar dari Orin Allysia bahwa tugas pemodelan ini sudah bagus tetapi
materinya susah untuk dikerjakan. Kometarnya seperti pada gambar 3.12 berikut ini.

Gambar 3.12 Komentar siswa terhadap tugas pemodelan


Berdasarkan pada solusi dan komentar Orin Allysia bahwa tugas ini sudah bagus tetapi sulit.
Kesulitan ini disebabkan peneliti memberikan istilah dalam siklus pemodelan yang belum
dikenal anak. Ini juga menunjukkan perlu diberikan scaffolding untuk membantu penyelesaian
tugas pemodelan. Sehingga tugas pemodelan ini adalah valid dan praktis dengan revisi dengan
memasukkan bantuan berupa scaffolding bagi pemodel pemula.
Dilihat dari solusi M. Rahman Aria Pratama menunjukkan bahwa ia sudah dapat
melakukan identifikasi dan spesifikasi masalah untuk diselesaikan. Adapun jawabannya pada
gambar 3.13 berikut ini
Gambar 3.13 Identifikasi dan Spesifikasi Masalah
Pada proses pemodelan menentukan asumsi M. Rahman Aria Pratama juga menunjukkan
dapat menentukan asumsi dari tugas pemodelan, yaitu banyak siswa 210. Asumsi dari M.
Rahman Aria Pratama tertera pada gambar 3.14 berikut ini

Gambar 3.14 Asumsi dan Variabel penting


Pada gambar juga menunjukkan bahwa M. Rahman Aria Pratama belum memberikan variabel
penting secara eksplisit, tetapi sudah menunjukkan banyaknya mobil dan banyaknya siswa.
Kemudian untuk langkah bekerja secara matematika, M. Rahman Aria Pratama sudah
dapat bekerja secara matematika. Pada pengerjaan M. Rahman Aria Pratama juga
menunjukkan belum muncul sistem persamaan linear 2 variabel. Tetapi sudah menunjukkan
proses matematisasi. Jawabannya seperti pada gambar 3.15 berikut ini.
Gambar 3.15 Bekerja secara Matematika
Pada langkah analisis dan evaluasi model juga menunjukkan bahwa M. Rahman Aria Pratama
belum mampu menggeneralisasi model dan solusi matematikanya. Solusinya tampak pada
gambar 3.15 berikut

Gambar 3.16 Analisis dan Evaluasi Model dan Solusi


Kemudian berdasarkan komentar dari Rahman Aria Pratama menunjukkan bahwa ia
menyatakan bahwa tugas pemodelan ini sudah bagus tetapi bahasa yang digunakan terlalu
tinggi. Komentarnya seperti pada gambar 3.17 berikut ini.

Gambar 3.17 Komentar terhadap tugas Pemodelan


Berdasarkan pada solusi dan komentar dari Rahman Aria Pratama menunjukkan bahwa tugas
pemodelan adalah valid dan praktis dan harus dilakukan revisi, yaitu pada istilah-istilah
proses pemodelan seharusnya diganti dengan scaffolding dengan memakai bahwa yang lebih
sederhana sehingga anak memahami.
Solusi siswa atas Nama Orin Allysia SMP Negeri 6 Kayuagung untuk tugas pemodelan
dengan konteks Biaya PDAM adalah ia sudah dapat mengidentifikasi dan dan menspesifikasi
masalah pemodelan dari gambar struk. Jawabannya tertera pada gambar 3.18 berikut ini

Gambar 3.18 Identifikasi dan spesifikasi masalah pemodelan


Kemudian untuk langkah membuat asumsi dan menentukan variabel yang penting, Orin
Allysia sudah bisa membuat asumsi, yaitu biaya perbulan adalah tetap walaupun dalam
kenyataan belum tentu dan suda bisa menentukan variabel yaitu biaya air perkubik = a, biaya
beban perbulan, jumlah pemakaian air per tahun = m, serta n = jumlah bulan. Jawabannya
tertera pada gambar 3. 19 berikut ini.
Gambar 3.19 Membuat asumsi dan menentukan variabel penting
Pada langkah melakukan proses matematika atau bekerja secara matematika juga
menunjukkan bahwa Orin Allysia sudah bisa membuat model matematika dengan proses
matematisasi serta memberikan solusi tetapi tidak dijelaskan secara detil cara
mendapatkannya. Gambar 3. 20 berikut menunjukkan solusinya.

Gambar 3.20 Bekerja secara Matematika


Selanjutnya pada langkah analisis dan evaluasi model dan hasil yang didapat, Orin Allysia
sudah mampu memberikan model matematika. Gambar 3.21 berikut menunjukkan
jawabannya.
Gambar 3.21 Analisis dan Evaluasi Model dan Solusi yang didapat
Selanjutnya berdasarkan komentar dari Orin Allysia bahwa pembelajaran pemodelan ini
seharusnya masuk dalam kurikulum matematika sekolah. Komentarnya ada pada gambar 3.22
berikut ini.

Gambar 3.22 Komentar siswa terhadap tugas pemodelan


Berdasarkan solusi dan komentar dari siswa menunjukkan bahwa siswa sudah dapat
membuat model matematika dari masalah sehari-hari dan menyelesaikannya secara
matematika serta ia mengatakan bahwa menurutnya penerapan matematika di kehidupan
sehari-hari sangat diperlukan di dalam kurikulum kita. Hal ini berarti pembelajaran
pemodelan matematika di level SMP bisa diajarkan dan bisa dipelajari. Diharapkan dengan
adanya buku ini dapat menjadi panduan guru matematika SMP untuk mengajar pemodelan
matematika di SMP.
3.4 Latihan/Contoh Soal Tugas Pemodelan Matematika SMP.
Untuk menguji penguasaan Anda terhadap tugas pemodelan matemtika SMP, Anda
diminta untuk menyesaikan tugas pemodelan matematika berikut ini. Kemudian Anda dapat
mengimplementasikannya pada siswa Anda di kelas.
Berikut diberikan tiga struk pembayaran parkir mobil dari Transmart, Palembang Square
dan OPI Mall.
Pertama biaya parkir Transmart, yaitu
1. Masalah Modeling
Tabel 3.2 Struk Pembayaran Parkir Transmart
Parkir Transmart
Waktu Lama Biaya
Struk Pembayaran
parkir Parkir (Rp)
30 Juni 2 Jam 45 7000
2019 Menit
Masuk:
13:42:40
Keluar:
16:26:41

Biaya parkir OPI Mall, yaitu


Tabel 3.3 Struk Pembayaran Parkir OPI Mall
Parkir OPI Mall
Waktu Lama Biaya
Struk Pembayaran
parkir Parkir (Rp)
2 Jam 35 7000
Masuk: Menit
11:16:00 23 detik
Keluar:
13:51:23

Masuk 2 jam 47 7000


12:01:00 menit 46
Keluar detik
14:48:46
Masuk: 2 jam 16 7000
13:00:00 menit 15
Keluar: detik
15:18:15

Masuk: 0 jam 47 5000


11: 17:00 menit 51
Keluar: detik
13:04:51

Biaya parkir Palembang Square, yaitu


Tabel 3.4 Struk Pembayaran Parkir Palembang Square
Parkir Transmart
Waktu Lama Biaya
Struk Pembayaran
parkir Parkir (Rp)
14 1 Jam 33 7000
September Menit 46
2019 detik
Masuk:
11:17:27
Keluar:
12:51:13

Tugas Anda adalah


a. Model matematika biaya parkir ketiga pusat perbelanjaan di atas.
b. Dari kedua pusat perbelanjaan tersebut, biaya parkir mana yang lebih mahal? pusat
perbelanjaan mana yang lebih baik dikunjungi?

2. Masalah Modeling
Berikut ini diberikan struk pembayaran jalan tol untuk satu kali jalan (Inderalaya –
Palembang) pada jalan tol Palindera.
Tabel 3.4 Struk Pembayaran dan Data Jalan Tol Palindera
Struk Pembayaran Jalan Tol Data dari Wikipeda Panjang Jalan Tol Palindera

Biaya Jalan Tol untuk mobil Panjang Jalan (Total) dari Inderalala ke Palembang adalah 22
gol. I (Mobil Pribadi) adalah kilometer.
Rp 20.000,-
Tugas Anda:
a. Menentukan model matematika biaya jalan tol Palindera dari Palembang ke Inderalaya
(atau sebaliknya).
b. Memprediksi besar biaya jalan tol Palindera dari Pemululutan ke Palembang (atau
sebaliknya).
3. Masalah Modeling
Berikut ini diberikan struk pembayaran pembelian pulsa PLN.

Gambar 3.23 Struk Pembelian Pulsa PLN


Tugas Anda:
a. Menentukan model matematika biaya pemakaian listrik setiap bulan.
b. Memprediksi biaya untuk listrik pertahun.
3.5 Pengayaan Pemodelan Matematika untuk Memperdalam Penguasaan
Untuk lebih memperdalam penguasaan terhadap pemodelan matematika, Anda
direkomendasikan untuk mengunjungi website berikut ini.
1. Soal Pemodelan Matematika dari PRIMAS
(https://www.primas.mathshell.org/pd/modules/2_Tackling_unstructured_problems/ht
ml/index.htm)
2. LEMA Project (Learning and Education Modeling and Application Project)
(http://www.lema-project.org/web.lemaproject/web.eu/tout.php)
3. Lomba Pemodelan Matematika Belanda (http://www.fi.uu.nl/alympiade/en/)

Anda mungkin juga menyukai