SEMINAR PROPOSAL
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tepat waktu. Makalah ini membahas tentang “ Pengaruh Fasilitas Belajar dan
Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita. Penulis minta maaf jika ada di
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah agar
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
adalah matapelajaran Matematika, hal ini dapat dilihat dari jumlah jam
belajar akan berlangsung optimal jika siswa dan guru dapat berinteraksi baik
dan siswa dapat mengikuti setiap rangakain utuh dan bersikap aktif terhadap
Hasil Belajar Siswa. Hasil belajar yang diharapkan adalah hasil belajar yang
baik dan optimal karena siswa maupun guru menginginkan keberhasilan hasil
belajar yang baik. Jika hasil belajar matematika sudah dikatakan baik tentunya
optimal.
1
2
dengan mata pelajaran lain. Karna walaupun mata pelajaran Matematika sudah
matematika menjadi bidang studi yang banyak disukai namun siswa masih
dari perolehan nilai Ujian Nasional (UN) matematika siswa yang dari tahun ke
and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 Indonesia mengalami penurunan
11 poin dari penilaian tahun 2007. Untuk bidang studi matematika, Indonesia
berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara. Selain itu, berdasarkan
hasil ulangan harian dan wawancara, peneliti dan guru mata pelajaran
matematika yaitu Ibu Ayu Renansi, S.Pd yang mengajar di kelas VIII SMP
rendah. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dilihat dari indeks Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terbukti hasil ulangan harian siswa yang
rendah yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada
3
semester ganjil tahun 2015/2016 yaitu 54,5 sedangkan KKM yang ditetapkan
dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal”.
Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri, sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari luar meliputi faktor-faktor
lingkungan keluarga.
segala sesuatu yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar baik itu
belajar siswa. Sudah menjadi suatu tuntutan bahwa sekolah harus memiliki
4
fasilitas belajar yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan
fasilitas yang tersedia kurang lengkap maka hal tersebut akan menghambat
berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Jika
proses belajar tidak dapat berlangsung dengan baik dan lancar, maka tujuan
dari pembelajaran juga tidak akan dapat tercapai dengan baik. Tentunya hal ini
dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Pada semua
seseorang dan mempunyai dampak yang besar. Siswa yang memiliki motivasi
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya,
kurangnya perhatian siswa saat guru menjelaskan materi dikelas dan berbicara
dengan teman sebangku saat guru menjelaskan materi, hal ini terjadi karena
kurangnya motivasi belajar pada diri siswa motivasi untuk mendapatkan hasil
yang tinggi. Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah
siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu
pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Pentingnya
5
motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar
memadai. Hanya saja ada beberapapa kondisi dari fasilitas belajar yang
sudah mulai rusak karna kurang terawat dan fasilitas yang tersedia belum
sekolah tidak memberikan izin terbuka kepada siswa sehingga siswa tidak
bebas mengakses internet, dimana itu dapat membantu siswa untuk mencari
saja masih kurang nya buku-buku terbaru yang dapat membantu siswa dalam
siswa juga masih tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan siswa yang tidak
tekun dan tidak peduli dalam mengerjakan tugas disekolah ataupun tugas
cenderung rendah.
seperti buku paket yang digunakan sebagai sumber belajar jumlahnya masih
terbatas yaitu sebanyak 15 buku untuk 32 siswa. Siswa harus berbagi buku
dan buku itu harus dikumpulkan kembali ketika pelajaran selesai. Hal ini
kurikulum pada saat ini. Motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 9
Pematangsiantar juga masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari
berbicara dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Selain itu siswa
7
juga terlihat jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa juga
kurang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 38,7%. Hasil ini juga
motivasi belajar dan fasilitas belajar dengan hasil belajar. Berdasarkan kajian
0,916, yang berarti taraf signifikansi lebih tinggi 5% dari r tabel yaitu sebesar
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antar motivasi belajar dengan fasilitas
belajar, motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika sehingga
B. Identifikasi Masalah
dipahami.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penilitian
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
2021/2022.
10
F. Manfaat Penilitian
fasilitas belajar dan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Serta memberi gambaran atau
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
tujuan pendidikan. Akan terlihat perubahan tingkah laku baik dari pribadinya,
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara situmulus dan
respon “
15
2. Pengertian Matematika
pelajaran wajib dipelajari disetiap tingkatan pendidikan baik di SD, SMP dan
ilmu dan pelayan ilmu. Hal ini berarti matematika merupakan perangkat yang
Matematika dapat melayani ilmu-ilmu lain karena rumus, aksioma dan model
pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein
membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Sekali lagi
untuk belajar berpikir melalui keteraturan (pattern) yang ada menurut Shadiq
bilangan.
17
dirinya telah terjadi suatu perubahan. Akan tetapi tidak semua perubahan
yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena proses belajar. Perubahan yang
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, atau angka dalam ijazah,
belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima
didik mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dan
dapat diperoleh dari nilai ulangan harian, nilai mid semester, dan nilai akhir
semester.
18
dilihat dari alat-alat penilaian baik berupa tes maupun bukan tes.
skala nilai berupa huruf atau simbol atau angka, dan hal ini biasa dijadikan
matematika.
dengan siswa yang lain berbeda. Hal ini menimbulkan hasil belajar yang
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
sedang belajar, yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan.
19
1) Faktor Jasmaniah
olah raga, rekreasi dan ibadah. Anak-anak yang kurang gizi ternyata
fisiologis, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi panca indera, terutama
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih
b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata
mata tertuju kepada sesuatu obyek ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
belajar.
c) Minat.
beberapa kegiatan.
d) Bakat.
e) Motif.
untuk belajar. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motif belajar yang kuat dapat
21
f) Kematangan
g) Kesiapan
ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor Kelelahan
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang itu mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil
dalam belajrnya.
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Orang tua harus
rasa aman, harga diri, kebebasan dan rasa sukses. Selain itu perhatian
terhadap pendidikan anak juga sangat penting sehingga anak akan mendapat
c) Suasana Rumah
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Agar
anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan susana rumah yang tenang
dan tenteram.
23
belajar, meja, kursi, alat-alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Jika anak hidup
fasilitas belajar kurang memadai maka belajar akan terganggu atau kurang
berhasil.
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Orang tua
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan kebiasaan
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan
seselektif mungkin.
b) Kurikulum
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Di dalam reaksi
yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran
Di dalam siswa sering terjadi persaingan yang tidak sehat, jiwa kelas
tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Hal ini
25
akan mengganggu belajar siswa. Akibatnya akan menjadi parah apabila siswa
e) Disiplin Sekolah
sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata
tertib dan bekerja dengan disiplin akan membuat siswa disiplin pula. Dengan
f) Alat Pelajaran
Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar
dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran
yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
g) Waktu Sekolah
sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu
sekolah juga mempengaruhi belajar siswa, dan pagi adalah waktu yang sangat
i) Keadaan Gedung
j) Metode Belajar
Siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu
yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan dan cukup istirahat akan
k) Tugas Rumah
Maka diharapkan agar guru tidak memberikan tugas yang harus dikerjakan di
rumah, yang menyebabkan siswa tidak mempunyai lagi waktu untuk kegiatan
yang lain.
27
3) Faktor Masyarakat
hasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam
karena itu siswa harus mampu mengatur waktu belajarnya secara bijaksana.
2) Media Masa
kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di
1) Teman Bergaul
jiwanya, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa.
Agar diri siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar
siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik
serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
28
penjudi, suka mencuri, dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan
teori yang disampaikan oleh Benjamin S.Bloom terdiri atas ranah kognitif,
evaluasi.
rendah.
ilmuwan. Adapun menurut Moore (2014), ketiga ranah hasil belajar tersebut
belajar. Hasil belajar tidak hanya menyangkut soal aspek pengetahuan saja
yang lebih baik dari siswa (afektif) dan memiliki skill atau keterampilan yang
perlu dilakukannya, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa
yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran. Ilmu
yang kita miliki akan sebanding dengan hasil belajar yang kita peroleh. Jika
B. Fasilitas Belajar
adanya fasilitas belajar atau yang disebut sarana dan prasarana pendidikan.
proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar
dan efisien.
belajar adalah semua peralatan, bahan dan perabotan yang secara langsung
Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadai sangat penting demi
fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat
suatu tuntutan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar yang memadai
dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk menunjang jalannya
proses belajar mengajar di sekolah. Supaya lebih efektif dan efisien yang
nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar
memuaskan.
dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien serta dapat memperoleh hasil
dalam kelas yaitu dengan adanya sarana atau fasilitas belajar pada sebuah
sekolah.
secara langsung maupun tidak akan berdampak pada keaktifan siswa ketika
pendidikan.
jumlah anak didik yang dimiliki dalam jumlah yang banyak melebihi
bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. Guru dapat membimbing anak
laboratorium ilmu. Tempat ini harus menjadi sahabat karib anak didik.
Di sekolah, kapan dan dimana ada waktu luang anak didik harus
keberhasilan belajar.
Dari teori diatas dapat disimpulkan fasilitas belajar merupakan salah satu
dalam proses belajar mengajar akan semakin produktif dan aktif apabila
antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana
menimbulkan motivasi tersendiri bagi siswa untuk giat belajar, karena dengan
tampilan yang menarik dan cara penyampaian materi yang berbeda dapat
akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas
yang nyaman yaitu cukup luas untuk aktifitas belajar, warna tembok yang
cukup.
2. Perabot belajar
tercapainya suatu proses belajar, yaitu: meja belajar khusus, kursi belajar
khusus, lampu belajar, rak buku, almari/ rak buku dan rak sepatu.
Alat dan benda sebagai perlengkapan bantu belajar adalah alat tulis yang
lengkap, jangka, busur derajat, dan alat hitung kalkulator dan laptop atau
baik dan belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya alat-alat belajar
secukupnya.
4. Sumber belajar
Sebagai sumber belajar bagi siswa yaitu buku pelajaran, akses internet, radio,
majalah atau koran, dan televisi. Internet dapat diakses dengan handphone,
1) Ruang atau tempat yang baik, salah satu syarat untuk dapat belajar
Dengan ruang atau tempat belajar yang memadahi dan nyaman untuk belajar
yang baik maka siswa akan memperoleh hasil belajar yan baik. Tempat
yang baik.
(a) Penerangan cahaya, suatu tempat belajar yang baik harus memiliki
yang tidak berlebihan dan tidak kurang, melainkan memadahi untuk dapat
belajar sebaik-baiknya;
sirkulasi udara yang baik, yaitu bisa keluar dan masuk dari dua arah. Karena
tanpa adanya sirkulasi udara yang baik maka akan membuat tempat belajar
37
pengab dan akan membuat siswa kurang maksimal dalam kegiatan belajar
mengajar.
meja belajar, kursi belajar, dan lemari buku serta kemungkinan perabotan lain
proses pembelajaran berlangsung dan hasil yang diperoleh siswa pun akan
tinggi.
c. Penerangan
e. Perpustakaan
C. Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni “movere” yang berarti
sorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu
yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut dapat diartikan bahwa yang
38
dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga
merupakan hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Rifa’i & Catharina
proses pembelajaran.
39
ada dalam diri seseorang untuk belajar agar dapat mencapai tujuan belajar
yang diinginkan.
yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
Dengan demikian motifasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
sebelumnya.
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
bahwa fungsi motivasi belajar adalah sebagai pendorong atau penggerak bagi
1) Cita-cita.
Cita-cita adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai
tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi
2) Kemampuan Belajar.
Setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Hal ini diukur
sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Siswa yang merasa dirinya
41
berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan
sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat
sesuatu.
3) Kondisi Siswa
Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena
siswa adalah makluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik siswa
lebih cepat diketahui daripad kondisi psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi
4) Kondisi Lingkungan.
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu
dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat
diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat
dipertahankan.
hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa
siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang
menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar
1) Motivasi Intrinsik.
“Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena ada dalam diri setiap individu suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu” (Sardiman, 2008:89). Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan
memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik dan ditunjukkan dengan
2) Motivasi Ekstrinsik.
“Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar”
luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi
43
lagipula sering terjadi siswa tidak memahami untuk apa sebenarnya dia belajar
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terdiri dari motif bawaan dan
motif yang dipelajari. Motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi tersebut ada tanpa dipelajari. Misalnya, dorongan untuk
kemauan.
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
44
dilakukan.
(7) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai
atau tidak)
yang relevan yaitu sebagai bahan kajian. Beberapa penelitian yang relevan dengan
hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di rumah dan
sebesar 0,268. (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
faktor lain, serta fasilitas belajar (X) berpengaruh negatif dan tidak
E. Kerangka Berpikir
Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Fasilitas belajar termasuk dalam
faktor ekstern yang berada di lingkungan sekolah. “Faktor intern dan faktor
2003:54). Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
motivasi belajar.
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga
Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat jika siswa mempunyai motivasi
belajar yang kuat. “Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan
aktivitas seseorang” (Dimyati , 2006: 42). Siswa pada dasarnya termotivasi untuk
kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa
merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang hasil belajar siswa
49
yang optimal. Oleh karena itu hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat dua variabel
yaitu variabel bebas dinyatakan dengan (X) dan variabel terikat (Y). Variabel
bebas tersebut adalah fasilitas belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) dan variabel
berikut:
Fasilitas Belajar
(X1)
Hasil Belajar
(Y)
Motivasi Belajar
(X2)
F. Hipotesis Penelitian
seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka kemudian membuat suatu teori
Berdasarkan Kerangka berpikir diatas yang menjadi hipotesis dari penilitian ini
sebagai berikut :
T.A 2021/2022.
T.A 2021/2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:8) penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas belajar
2. Rancangan Penelitian
penelitian ini meliputi prosedur pengumpulan data dan pengolahan data yang ditentukan. Dalam
pelaksanaan suatu penelitian, seorang peneliti harus menyusun rancangan penelitian yang di
sesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian. Maka yang menjadi rancangan atau langkah-
1. Memilih Masalah
Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang
yang belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini perlu kepekaan dari calon
peneliti. Kepekaan yang dimaksudkan adalah peka terhadap masalah-masalah yang ada
disekitar.
52
meneliti. Selain itu juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang di perlukan oleh
3. Merumuskan Masalah
Agar penelitian dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan
masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa.
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi penelitian di dalam
melaksanakan penelitiannya.
5. Memilih Pendekatan
Yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah metode atau cara mengadakan
penelitian seperti halnya: eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu juga
menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya
eksploratif, deskriftif atau historis. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya,
Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat dapat ditentukan alat
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa
diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan
dikumpulkan. Instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan dari mana.
8. Mengumpulkan Data
Apabila peneliti sudah menentukan data apa yang akan dikumpulkan, dari mana data
tersebut dapat diperoleh dan dengan cara apa, maka dirinya sendiri maupun orang lain
yang akan membantu, sudah mengetahui dengan pasti apa yang berikutnya dilakukan.
9. Analisis Data
Tugas menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik tenaga maupun
pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data.
Langkah ke-10 ini sebenarnya sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan
penelitian. Pekerjaan meneliti telah selesai, dan peneliti tinggal mengambil konklusi dari
Kegiatan penelitian menutut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan
penelitian agar hasilnya diketahui orang lain serta prosedurnya pun diketahui orang lain
B. Lokasi Penelitian
jl. Medan KM. 4,5 Pematangsiantar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar siswa kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Adapun alasan
peneliti meneliti di sekolah tersebut karna tempat peneliti melakukan PPL (Praktik
karena sekolah tersebut lebih dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mudah
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2019:126), “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9
Tabel 3.1
Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Pematangsiantar
1 VIII-1 32
2 VIII-2 32
3 VIII-3 32
4 VIII-4 32
5 VIII-5 32
6 VIII-6 32
7 VIII-7 32
8 VIII-8 32
Jumlah 256
55
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono 2017:81). Menurut pendapat yang diberikan oleh Arikunto (Hatmoko, 2015) yang
menjelaskan bahwa apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara acak yakni kelas VIII-2 dan VIII-7
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang akan
Variabel independen (bebas) merupakan Variabel ini mempengaruhi atau yang menjadi
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variable bebas (Sugiyono 2017: 39). Variabel dependen dalam penelitian ini
2. Defenisi Operasional
Demi tercapainya pandangan yang sama terhadap penelitian ini, maka penyeragaman
pemikiran yang mempermudah pemahaman suatu masalah. Di bawah ini diuraikan pemikiran-
1. Fasilitas belajar
Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar siswa dan
menyebabkan proses belajar yang menyenangkan serta dapat memperoleh hasil belajar
yang diharapkan.
2. Motivasi belajar adalah suatu pendorong atau penggerak dalam diri seseorang untuk
E. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya, meneliti itu adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena social
maupun alam. Melakukan pengukuran berarti harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2017:102).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data
yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2017: 93) yang
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable
penelitian.”
Dengan Skala Linkert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Berikut ini tabel alternatif jawaban dan kisi-kisi kuesioner dari fasilitas belajar dan
motivasi belajar.
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2014:211) uji validitas yaitu pengukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai nilai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat.
58
Untuk menguji kesahihan dan kendali soal digunakan teknik korelasi product moment
n ∑ x i y i −( ∑ x i) (∑ y i)
r xy = (Arikunto,2014:213)
√ {n ∑ x i
2
−( ∑ x i ) } {n ∑ y i −( ∑ y i ) }
2 2 2
Keterangan:
Dengan menggunakan kriteria jika rhitung ≥ rtabel dengan taraf signifikan 95% dan (α =0,05)
maka angket itu dikatakan valid. Namun jika rhitung ≤ rtabel maka angket dianggap tidak valid.
2. Reliabilitas Angket
Suatu instrument dikatakan reliable jika instrumen tersebut ketika dipakai untuk mengukur
suatu gejala yang sama dalam waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama (Arikunto
2010). Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Cronbach Alpha. Rumus alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan satu atau nol. Rumus Cronbach Alpha
( )( ∑σb
)
2
k
r11 = 1− (Arikunto,2014:239)
k −1 σ t2
59
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknnya soal
∑σb = jumlah varians total
2
Untuk kriteria reliabilitas angket jika rhitung ≥ rtabel dengan taraf signifikan (α=0,05) maka angket
itu dikatakan reliable. Namun jika rhitung ≤ rtabel maka angket dianggap tidak memiliki reliabilitas.
Hal yang utama yang memengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas pengumpulan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara atau tehnik (Sugiyono, 2017:224). Didalam penelitian ini menggunakan metode
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
Para responden cukup memberikan tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan
Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah
disediakan
2. Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, lenger, agenda dan sebagainya”. Dokumentasi hasil
60
belajar matematika nantinya akan diperoleh dari guru matematika yang ada di sekolah
Menurut Sugiyono (2017:147) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang teliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
Tujuan analisis adalah menjawab atau mengkaji kebenaran hipotesis yang diajukan.
Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis agar penelitian
dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan kenyataan, dapat dipercaya dan dapat
dipertannggungjawabkan.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupukan uji persyaratan analisis sebelum dilakukan pengujian
hipotesis. Analisis jalur yang digunakan dalam penelitian mensyaratkan bahwa data variabel
harus berdistribusi normal atau mendekati nomor. Pengujian tersebut digunakan rumus Chi-
kuadrat.
Langkah-langkah untuk menguji normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai
berikut:
61
Kuadrat ( χ 2).
6) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila harga Chi
kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel ( χ h2 ≤ χ t2 ¿ , maka
distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) maka dinyatakan tidak
normal.
(Sugiyono, 2017).
b. Uji Linearitas
Uji linearlitas diperlukan untuk menentukan apakah analisis data menggunakan model
linear atau non linear (Sugiyono:2019). Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
komputer program SPSS versi 24 melalui Test For Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah terima H0 apabila nilai signifikansinya > 0,05 maka hubungan antara variabel
adalah linier, sebaliknya jika nilai signifikansinya < 0,05 maka H0 tolak atau hubungan antara
Menurut Wardhani, dkk, 2016: 50), adapun prosedur pada uji lineritas adalah sebagai berikut:
62
a) Membuat uraian dalam uraian kalimat Ho: Data kelompok A dengan data kelompok
B tidak berpola Linier Ha: Data kelompok A dengan data kelompok B berpola
Linier b.
Ho: β =0
Ha: β ≠ 0
Keterangan:
Kriteria yang digunakan yaitu apabila harga Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka
model linear tersebut dapat diterima karena pengaruh antar variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linear. Sebaliknya jika harga F hitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka pengaruh
antar variabel bebas dan variabel terikat tidak berbentuk linear. Sedangkan uji regresi ganda
2. Pengujian Hipotesis
63
Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen (X) yaitu Pengaruh Fasilitas belajar ( X 1 ), Motivasi belajar ( X 2 ), terhadap
Hasil belajar matematika siswa (Y), adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1 : H01= Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Ha1 = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Hipotesis 2 : H02 = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Ha2= Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa
Hipotesis 3:H03= Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar, dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Ha3= Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar, dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-1 dan ke-2, yaitu pertama, pengaruh
variabel fasilitas belajar (X1) terhadap hasil belajar matematika (Y) dan yang kedua, pengaruh
variabel motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar matematika (Y). Rumus yang digunakan
Menurut Sugiyono (2017:188) persamaan regresi linear sederhana yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
64
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Nilai yang diprediksi
a = Konstanta atau bila harga X=0
b = koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
Nilai dari a dan b pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
Y ' =a+bX
b=n ¿ ¿
a=
∑ y−b . ∑ x
n
Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial, pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen
terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap
konstan.
r √ n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan:
t = Distribusi t
r = Koefisien korelasi parsial
65
2
r = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
(t-test) hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan menggunakan
Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan.
Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen (X) yaitu Pengaruh Fasilitas belajar ( X 1 ), Moivasi belajar ( X 2 ), terhadap
hasil belajar matematika siswa (Y), adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen (X) yaitu Pengaruh Fasilitas belajar ( X 1 ), Motivasi belajar ( X 2 ), terhadap
hasil belajar matematika siswa (Y), adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linear berganda.Menurut Sugiyono
(2017) bahwa:
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan
Y= + b1 X 1 + b2 X2 + e
Keterangan:
b1 = Koefisien regresi X1
b2 = Koefisien regresi X2
Nilai dari a, b1, b2 pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
b 1 = ( ∑ X 21 ) ¿ ¿
b2 = ¿ ¿
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan
untuk menguji signifikasi pengaruh pengaruh Fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap
2
R
F= k
¿¿¿
Keterangan:
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel yang diperleh dengan menggunakan tingkat resiko atau
signifikan level 5% atau dengan degree freedom = k (n-k-1) dengan kriterian sebagai berikut:
Jika F hitung> F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H 0 3 ditolak dan Ha3 diterima atau terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa akan tetapi jika F hitung< F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H 03
diterima dan Ha3 ditolak atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar dan
H0 3 : β =0 (terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dan
Jika F hitung> F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H 0 3 ditolak atau terdapat pengaruh yang
signifikan antara fasilitas dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa akan
69
tetapi jika F hitung> F tabel pada taraf signifikan 0,05 maka H 03 diterima atau tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara motivasi dan gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Uji Koefisien Determinan (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa Determinasi (R²)
R = b¿¿
2
Keterangan:
besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terdapat
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati. 2015. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Universitas Muhhamadiyah Surakarta. Hal 2.
71
Giantera.2013. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Peralatan Kantor pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Cokroaminoto 1 Banjarnegara. Universitas Negeri Semarang. Hal 1-
8.
Haryono, Eko,2014. Pengaruh Fasilitas dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Praktik
Survai dan Pemetaan Siswa Kelas XI TGB SMK N 1 Sedayu. Universitas Negeri
Yogyakarta.Hal 2-3.
Hatmoko, Jefri Hendri.2015.Survei Minat dan Motivasi Siswa Putri Terhadap Mata Pelajaran
Penjasorkes di SMK Se-Kota Salatiga Tahun 2013.Journal of Physical Education, Sport,
Health and Recreations.Vol. 4 No.4.Tersedia:
Jannah.2017.Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas V Pada Mata Pelajarn Matematika di MI Bustanul Ulum Brudu Sumobito
Jombang.Progran Pascasarjan Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.Hal 6
Jumarniati. 2016. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN
di Kecamatan Biringkanaya. Universitas Cokroaminoto Palopo. Volume 02 Nomor 1.
Hal 331.
Karismah.2015. Kontribusi Perilaku Siswa, Fasilitas Belajar, dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar Matematika di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen Tahun
Ajaran 2014/2015. Universitas Muhammadyah Surakarta.Hal 5-6.
Rahmayanti, Aprilia, 2019. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Keterampilan Mengajar Guru
Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi melalui Motivasi Belajar sebagai Variabel
Mediasi pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Kebumen Tahun Pelajaran
2017/2018. Universitas Negeri Semarang. Hal 8.
Ricardo;Rini Intansari Meilani.2017.Impak minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa.Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran.Vol 2,No 2,juli 2017,Hal.194
72
Tambunan,Janwar.dkk.2018.Belajar&Pembelajaran.Pematangsiantar.UniversitasHKBP
Nommensen.
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli
2003.Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301,Jakarta.
Utami. 2019. Kajian Tentang Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar dengan Hasil
Belajar. Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa. Hal 313 & 315.