Key words: Implementation, social science education, and social science learning
Abstrak; Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan dari ilmu sosial dan merupakan
interdisipliner ilmu, sehingga pendidikan IPS mengkaji suatu persoalan dari berbagai sudut pandang
ilmu sosial dengan cara terpadu. Tujuan pendidikan IPS adalah untuk menjadikan warga Negara
yang baik dalam artian mampu memahami perbedaan dan mampu memecahkan masalah dengan
tepat karena didukung oleh informasi dan fakta. Di samping itu, output pendidikan IPS diharapkan
mempunyai kepekaan terhadap masalah sosial dan berpartisipasi sosial dalam masyarakat. Di sisi
lain, implementasinya dalam pembelajaran IPS dihadapkan dengan berbagai rintangan, sehingga
hakikat dan tujuan IPS belum bisa tercapai sepenuhnya.
kekuatan yang kokoh jika tetap terjaga dan Pembelajaran IPS yang merupakan
dilestarikan salah satunya melalui pendidikan. implementasi dari pendidikan IPS di sekolah
Bidang pendidikan yang lebih fokus harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
untuk menjadikan warga Negara yang baik dari pendidikan IPS itu sendiri. Oleh sebab
ialah salah satunya melalui pendidikan IPS. itu, pembelajaran IPS harus diajarkan oleh
Pendidikan IPS merupakan salah satu solusi guru-guru yang mumpuni dalam bidang IPS,
untuk memperkokoh suatu Negara dengan yakni berlatar belakang pendidikan IPS,
memberikan pemahaman kepada warga bukan dari disiplin ilmu seperti yang terjadi
Negara tentang berbagai perbedaan yang pada saat ini dikebanyakan sekolah yaitu
harus dijaga. Dikarenakan perbedaan yang pembelajaran IPS diampu atau diajarkan oleh
ada merupakan kekuatan suatu bangsa untuk guru yang tidak berlatar belakang dari
menjadikan Negara mampu bersanding dan pendidikan IPS, melainkan dari disiplin ilmu
bersaing dengan Negara lain di dunia. Maka lainnya. Padahal dalam hal menerapkan
dengan melihat keadaan yang seperti itu konsep pembelajaran dalam hal ini
pendidikan IPS merupakan salah satu jawaban pembelajaran IPS, tingkat kedewasaan,
dari masalah tersebut. kematangan, tingkat kompetensi dan
Sayangnya, pendidikan IPS yang pengalaman guru harus diperhatikan,
diharapkan mampu memberikan pemahaman sehingga tujuan dari pembelajaran apapun itu
tentang perbedaan sebagai kekuatan suatu tentu akan tercapai. Seperti yang dijelaskan
bangsa dan mampu menjadikan warga Negara oleh Suyono dan Harianto (2013: 2) bahwa
yang baik, dihadapkan dengan berbagai tingkat kedewasaan, kompetensi serta
hambatan yang harus dihadapi dan dilalui pengalaman seorang guru tetap diperlukan
dengan penuh perjuangan. Mulai dari dalam situasi yang lebih menekankan kepada
hambatan keahlian dan akademik, fasilitas penerapan konsep pembelajaran.
pendidikan, mutu buku pendidikan dan Tidak berhenti sampai di sini,
hambatan administrasi dan manajemen melainkan yang harus dihadapi dalam
(Gunawan, 2013: 84). Berbagai hambatan implementasi pendidikan IPS di sekolah yaitu
tersebut adalah merupakan rintangan yang rintangan dan hambatan yang sangat
harus dihadapi dan dilalui pendidikan IPS kompleks, mulai dari keahlian sampai dengan
dalam mencapai tujuannya. manajemen yang tidak sepenuhnya
Kehadiran Pendidikan IPS mendukung dalam pencapaian tujuan dan
seyogyanya mampu menjadi jawaban dan hakikat pendidikan IPS. Sehingga wajar jika
solusi terbaik dalam menghadapi selama ini meskipun pembelajaran IPS sudah
permasalahan bangsa. Terutama masalah diterapkan sampai berpuluh-puluhan tahun
perbedaan yang sering kali menjadi persoalan lamanya, akan tetapi hakikat dan tujuan
mendasar warga Negara Indonesia. Bahkan pendidikan IPS belum tercapai. Hal itu
sampai saat ini unsur suku, agama, ras dan terbukti dengan output pembelajaran IPS yang
antargolongan merupakan hal yang paling belum bisa berkontribusi dalam masyarakat.
vital penyebab kerusuhan yang ada. Seperti Bahkan bukan memberikan solusi dengan
halnya lahirnya pendidikan IPS di Negara memberikan titik terang terhadap berbagai
Amerika misalnya, pendidikan IPS persoalan, melainkan menambah beban bagi
dimasukkan dalam kurikulum karena para masyarakat khsusnya dan Negara pada
pakar ingin menjadikan penduduk yang multi umumnya.
ras menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa Melihat dari berbagai masalah di atas,
Amerika (Gunawan, 2013: 21). Pada saat itu penulis akan mengkaji beberapa fokus utama,
penduduk Amerika terdiri dari ras Indian dan diantaranya kesalahpahaman terhadap
ras kulit putih, karena sering kali masyarakat pendidikan IPS, hambatan pendidikan IPS
yang multi ras tersebut menjadikan masalah dalam mencapai tujuannya, dan fokus yang
bagi negaranya pada saat itu dan akhirnya terakhir adalah pembelajaran IPS
pendidikan IPS mampu menjadi solusi bagi implementasi dari pendidikan IPS. Melalui
permasalahan yang dihadapinya. beberapa fokus yang penulis utarakan tersebut
diharapkan mampu menjawab dan mampu implementasi dari pendidikan IPS di sekolah
memberikan pemahaman bagi para calon guru tidak memahami pendidikan IPS yang
dan guru pembelajaran IPS di sekolah. sesungguhnya. Ketidakpahaman tersebut,
PEMBAHASAN dikarenakan para guru yang mengampu mata
1. Kesalahpahaman Terhadap Pendidikan pelajaran IPS di sekolah bukan berasal dari
IPS alumni jurusan atau program studi pendidikan
Selama ini pembelajaran IPS di IPS, melaikan dari disiplin ilmu sosial, yakni
sekolah yang merupakan implementasi dari pendidikan ekonomi, pendidikan geografi,
pendidikan IPS salah ditafsirkan, karena pendidikan sejarah dan disiplin ilmu sosial
kebanyakan orang menganggap bahwa lainnya.
pendidikan IPS itu sama dengan pendidikan Melihat alsan seperti itu sehingga
ekonomi, sosiologi, sejarah dan disiplin ilmu wajar jika para guru tidak mengetahui tentang
sosial lainnya. Bahkan guru IPS di sekolah hakikat dan tujuan pendidikan IPS. Maka dari
masih kurang tepat dalam memahaminya itu perlu kiranya penulis menjelaskan
pembelajaran IPS, mereka masih mengajarkan pengertian pendidikan IPS dari beberapa ahli,
pembelajaran IPS seperti halnya mengajarkan antara lain Somantri (Sapriya, 2012: 11)
disiplin ilmu-ilmu sosal lainnya. Ilmu sosial mendefinisikan pendidikan IPS dalam dua
adalah disiplin ilmu, sementara pendidikan jenis, yaitu pendidikan IPS untuk
IPS adalah interdispliner. Ilmu sosial juga persekolahan dan pendidikan IPS untuk
seperti yang dijelaskan oleh Supardan (2009: perguruan tinggi sebagai berikut:
35) adalah ilmu yang mempelajari perilaku “Pendidikan IPS untuk pendidikan dasar
dan aktivitas sosial dalam kehidupan bersama. dan menengah yaitu Pendidikan IPS adalah
Maka dengan begitu, pendidikan IPS itu penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin
merupakan salah satu bidang pendidikan yang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta
harus dibedakan dengan bidang ilmu sosial kegitan dasar manusia yang
lainnya. diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
IPS dan pendidikan IPS, kedua istilah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan
tersebut sering kali dituliskan dalam berbagai pendidikan. Sementara pendidikan IPS
karya akademik secara tumpang tindih. untuk perguruan tinggi yaitu pendidikan
Kekeliruan dalam tulisan atau ucapan tidak IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu
sepenuhnya merupakan kesalah tulisan atau sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar
kesalah ucapan, melaikan kurangnya manusia yang diorganisasikan dan
sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan disajikan secara ilmiah dan psikologis
persepsi. Faktor yang lain juga kurangnya untuk tujuan pendidikan”.
forum akademik yang membahas dan Pengertian tersebut merupakan
memasyarakatkan kedua istilah tersebut pengertian dalam konteks ke-Indonesiaan,
(Sapriya, 2012: 7). maka dari pengertian tersebut pendidikan IPS
Oleh sebab itu, sebelum membahas merupakan hal yang berbeda dengan ilmu
lebih jauh mengenai pendidikan IPS, di sini sosial lainnya. Pendidikan IPS merupakan
perlu kiranya penulis kemukakan pengertian adaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora
dari pendidkan IPS itu sendiri agar tidak yang dijadikan satu keterpaduan dalam satu
terjadi kesalahpahaman. Alasan pentingnya wadah yaitu pendidikan IPS. Begitu juga
pengungkapan pengertian pendidikan IPS, halnya dengan pembelajaran IPS yang
dikarenakan banyak yang belum memahami merupakan implementasi pendidikan IPS di
apa sebenarnya pendidikan IPS itu. Bahkan sekolah.
sebagaimana yang dikatakan penulis Begitu juga halnya dengan definisi
sebelumnya guru yang mengajarkan yang dirumuskan oleh National Council for
pembelajaran IPS di skolah pun banyak yang the Social Studies (NCCS) dalam Pramono
tidak mengetahui tentang hakikat dan tujuan (2013: 11) sebagai berikut:
pembelajaran IPS. Para pengajar The social studies is basic subject of the K-
pembelajaran IPS yag merupakan 12 curriculum that (1) derives it goals
mutu buku pendidikan dan hambatan program studi baru yang khusus membahas
administrasi dan manajemen. pendidikan IPS secara terpadu.
Hambatan-hambatan pendidikan IPS Kesadaran para pemangku kebijakan
tidak berhenti sampai di sini, di dalam di perguran tinggi untuk membuka program
pengaplikasiannya juga tidak diterapkan studi baru dalam hal ini program studi
secara terpadu secara penuh melainkan pendidikan IPS, dapat menjadi faktor
diterapkan masih dalam keadaan terpisah atau keberhasilan pendidikan IPS dalam mencapai
semi terpadu. Semua ini tidak mengherankan tujuannya. Ke empat, faktor utama terakhir
jika kita melihat keadaan yang sesungguhnya adalah terbatasnya sumber belajar dan
dikarenakan beberapa faktor yang menjadikan fasilitas pendidikan IPS. Keterbatasanya
pembelajaran IPS di sekolah tidak diterapkan mulai dari tersedianya buku pendidikan IPS,
secara terpadu atau terintegrasi. Bisa laboraturium pendidikan IPS dan lain
ditelusuri faktor utama yang menjadikannya sebagainya. Bagi penulis ke empat faktor
tidak terpadu diantaranya; pertama, materi tersebut menjadi faktor utama sebagai
yang diajarkan tidak tersusun secara terpadu, hambatan pendidikan IPS dalam mencapai
melainkan masaih terdapat jarak pemisah tujuannya.
diantara disiplin ilmu sosial yang masuk di Pembelajaran IPS tidak diajarkan
dalam materi IPS atau masih terlihat antara secara terpadu sepenuhnya juga dikatakan
materi sosiologi, geografi, ekonomi dan ilmu oleh Pramono (2013: 6) dalam bukunya
sosial lainnya. Kedua, guru yang mengajarkan Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
pembelajaran IPS di sekolah belum semuanya bahwa dalam praktiknya, konsep pengajaran
berasal dari latar belakang jurusan atau IPS secara terpadu belum dapat dilaksanakan
program studi pendidikan IPS melainkan secara optimal, kecuali pada jenjang SD,
masih kebanyakan dari latar belakang jurusan kenyataan itu karena dipengaruhi oleh
pendidikan ekonomi, sosiologi, sejarah dan beberapa faktor; pertama, kebiasaan para guru
ilmu sosial lainnya. dalam mengelola pengajaran masih
Latar belakang guru yang dipengaruhi oleh kurikulum 1968. Kedua,
mengajarkan pembelajaran IPS bukan dari para guru tidak memiliki kesiapan untuk
pendidikan IPS, sehingga wajar jika merancang dan melaksanakan pengajaran IPS
pembelajaran IPS tidak diajarkan secara terpadu. Ke tiga, keterbatasan buku-buku
terpadu. Di samping itu pula guru yang yang berisi materi IPS maupun buku-buku
berlatar belakang bukan dari pendidikan IPS tentang pengajaran IPS.
tidak mengetahui jati diri pendidikan IPS itu Faktor-faktor yang telah disebutkan di
sendiri. Begitu juga halnya dengan hakikat atas merupakan hambatan atau rintangan yang
dan tujuan pendidikan IPS tidak tertanam harus dihadapi dan dilalui oleh pendidikan
dalam diri guru tersebut, karena mereka tidak IPS dalam mencapai tujuannya. Tanpa
memahami hakikat dan tujuan dari pendidikan melalui hal-hal itu, maka usaha untuk
IPS yang sesungguhnya. Ketiga, masih mencapai tujuannya itu akan sia-sia. Oleh
sedikitnya perguran tinggi yang mempunyai sebab itu, perlu kiranya faktor-faktor tersebut
jurusan dalam hal ini program studi seyogyanya menjadi perhatian serius bagi
pendidikan IPS. para pemangku jabatan yang berwenang yang
Faktor pertama dan kedua tidak lepas menaungi dan bertanggung jawab dalam
dari faktor ketiga karena mempunyai kaitan bidang pendidikan. Tidak sampai di sana,
yang sangat serius. Kekurangan wadah melainkan harus ada kerja sama yang jelas
pendidikan IPS di perguruan tinggi, antara pemangku kebijakan dengan jajaran di
mengakibatkan kekurangan juga guru yang bawahnya untuk lebih serius dan fokus dalam
berlatar belakang pendidikan IPS. Masih membantu menyelesaikan problema
banyak para pemangku jabatan di perguruan pendidikan IPS dalam mencapai tujuannya.
tinggi yang belum sadar akan pentingnya Alasan penulis menyebutkan dan
wadah bagi pendidikan IPS dengan membuka menitik beratkan hambatan pendidikan IPS
dalam mencapau tujuannya terletak pada
Di samping itu pula, pendekatan yang sosial di lingkungan tempat tinggalnya pada
lazim dipilih dalam pembelarjan IPS di khususnya dan Negara pada umumnya.
sekolah adalah pendekatan integrated, Berkaitan dengan itu, Maryani dan
correlated, dan Separated. Pendekatan Syamsudin (2009) menjelaskan hal bahwa
integrated merupakan suatu cara pembelajaran IPS mengembangkan potensi
pengorganisasian dan penyajian materi peserta didik agar peka terhadap masalah
pembelajaran yang menggambarkan pokok sosial, memiliki sikap mental positif untuk
bahasan atau msalah tertentu yang akan dikaji perbaikan segala ketimpangan, dan terampil
sebagai satu kesatuan yang utuh, meskipun mengatasi setiap masalah yang terjadi di
pengkajian atau pembahasannya lingkungan masyarakat. Maka perlu bagi
menggunakan konsep dari berbagai disiplin calon atau guru IPS untuk mengetahuinya dan
ilmu. Pendekatan correlated merupakan suatu selalu berupaya mengembangkan
cara penyajian materi atau pembahasan suatu pembelajaran IPS untuk mencapai tujuan dari
pokok bahasan atau masalah dengan pendidikan IPS seperti yang telah diterangkan
menggunakan konsep-konsep dari berbagai sebelumnya.
disiplin ilmu sosial, etika, filsafat, dan Terlebih penting dalam sub bahasan
humaniora. Sedangkan pendekatan separated ini, para guru harus memahami bahwa
merupakan suatu cara penyajian materi atau pembelajaran IPS dilaksanakan; pertama,
pembahasan suatu pokok bahasan atau untuk membentuk perilaku sosial yang
masalah yang dilakukan berdasarkan disiplin berdimensi personal (mempunyai akhlak
ilmu tertentu Pramono, 2013: 70-71). mulia, disiplin, kerja keras dan lain
Pendekatan pertama (integrated) sebagainya), sosial (cinta tanah air, semangat
menurut penulis sangat tepat digunakan dalam kebangsaan, toleransi, persatuan dan
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan kesatuan), spiritual (beriman dan bertakwa),
Sekolah Menengah Pertama. Sementara dan intelektual (cerdasa dan terampil). Kedua,
pendekatan kedua (correlated) dan ke tiga membentuk peserta didik menjadi warga
(Separated) cocok digunakan pada jenjang Negara yang baik, mampu memahami dan
Sekolah Menengah Atas. aktif memecahkan masalah sosial dan
Pada jenjang Sekolah Menengah Atas memahami, mewarisi, dan melanjutkan
pembelajaran IPS yang sudah terbagi ke kebudayaan bangsa Indonesia. Kesemuanya
dalam berbagai disiplin ilmu sosial, sehingga itu merupakan jabaran dari tujuan pendidikan
sudah tidak lagi jadi persoalan dalam artikel IPS yang telah dijelaskan sebelumnya.
ini. Pembelajaran IPS di SD dan SMP inilah Dikemukakan beberapa hal-hal
yang menjadi persoalan penting, karena tersebut, diharapkan kesalahpahaman dan
keduanya merupakan pembelajaran IPS ketidaktahuan tentang pembelajaran IPS
terpadu, yang sering kali disalahpahami di sebagai implementasi pendidikan IPS yang
dalam proses pengajarannya. Sehingga perlu sesungguhnya dapat terjawab. Khususnya
kiranya para guru dan calon guru harus para guru dan calon guru pendidikan IPS
memahami terlebih dahulu pendekatan dan tidak lagi menyamakan antara cara
model apa yang sesuai untuk diterapkan pada mengajarkan pembelajaran IPS di SD/MI dan
pembelajaran IPS pada jenjang SD dan SMP. SMP/MTs dengan di SMA/MA. Maka dengan
Maka dengan begitu pembelajaran IPS begitu, pendidikan IPS yang bertujuan untuk
mampu menjadi menarik dan mampu menjadikan peserta didik peka terhadap
mencapai tujuannya. masalah sosial dan mampu menyelesaiakan
Di samping itu pula, dengan permasalah yang dihadapinya dan mampu
diajarkannya pembelajaran IPS di sekolah menjadi warga Negara dan warga masyarakat
salah satunya juga untuk menjadikan peserta yang baik. Sehingga dengan begitu mampu
didik peka terhadap masalah sosial. Pekanya untuk hidup berdampingan dengan aman dan
peserta didik terhadap masalah sosial tentram.
menjadikanya selalu aktif berpartisipasi dan
memberikan kontribusi dalam kehidupan