HAMMER TEST
A. TUJUAN
1. Dapat mengetahui nilai kuat tekan
2. Dapat membaca grafik kuat tekan hammer test
3. Dapat mengolah data hasil hammer test
4. Dapat memeriksa keseragaman kualitas beton
B. DASAR TEORI
Hammer test merupakan salah satu metode pengujian untuk mengetahui kuat
tekan beton, hammer test dilakukan langsung pada benda uji dan tidak
merusaknya sehingga pengujian termasuk kedalam salah satu non-destrucktive
test (Tidak merusak benda uji). Standar pelaksanaan hammer test terdapat pada
ASTM C 805-02 atau pada SNI 03-4803-1998 atau RSNI 4803-2000.
Terdapat syarat-syarat agar dapat melakukan hammer test, syarat-syaratnya
antara lain :
- Tidak dilakukan pada beton basah (beton dengan umur 7 hari keatas)
- Titik pengujian harus tepat pada beton (Permukaan hammer tidak boleh
mengenai besi atau agregat kasar)
- Pengujian dilakukan kurang lebih 1 meter dari sudut
- Minimal melakukan 2 kali test dalam 1 kolom atau balok
∑ ri
I
R= x Koefisien alat hammer test
N
Dimana :
R = Rebound Number
n = Bacaan skala
N = Jumlah Pukulan
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa sudut penekanan yang terdapat pada alat
yang mempengaruhi nilai pembacaannya :
Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi alat, lalu
dikonversikan kepada kekuatan tekan ( σ b ), sesuai dengan table kalibrasi alat
dan sudut pukulan.
Sebelum menggunakan alat, sebaiknya dilakukan kalibrasi terlebih
dahulu, kemudian menghitung angka kalibrasinya (AK). Untuk alat yang baru,
angka kalibrasi dapat digunakan untuk 2000 tembakan. Jika telah mencapai 2000
tembakan maka harus dilakukan kalibrasi lagi, angka kalibrasi tersebut dapat
digunakan untuk 1500 tembakan. Jika telah mencapai 1500 tembakan maka
dilakukan kalibrasi lagi, begitu pula seterusnya.
b. Bahan
1. Benda Uji (Pelat Lantai)
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan di uji, dan cek kondisinya,
semuanya harus dalam kondisi baik dan dapat digunakan
2. Tentukan/pilih beberapa titik uji (N) pada permukaan beton yang akan di uji,
dengan jarak tembakan yang satu dengan yang lainnya 1-2 m ,tergantung dari
dimensi bagian konstruksi.
3. Pada setiap titik uji dibuat suatu bidang uji yang berukuran tidak kurang dari
10x10 cm, atau ukuran bidang dapat memberikan paling sedikit 10 pukulan.
4. Jarak pukulan yang satu dengan yang lainnya tidak kurang 2,5 cm. sebaiknya
diambil bidang yang lebih luas, misalnya 15x15 cm, 20x20 cm, sehingga pada
setiap titik uji dapat dilakukan pemukulan sekitar 15-20 pukulan.
5. Untuk setiap titik uji diperoleh paling sedikit 10 angka rebound (r), pada
pembacaan skala dari setiap pukulan test hammer.
6. Dari angka-angka skala tersebut diambil nilai rata-rata (Rebound Number) =
R.
Apabila pada suatu titik uji (bidang uji) dilakukan beberapa kali pukulan,
maka nilai pembacaan skala yang diperoleh sejauh mungkin
seragam/mendekati semua. Jika sudah satu pukulan menghasilkan nilai
pembacaan skala berselisih lebih besar dari 5 terhdapa nilai rata-rata (R),
maka pukulan yang bersangkutan harus diulang pada titik pukulan didekatnya
atau dibuang/tidak dipakai.
7. Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi alat, lalu
dikonversikan kepada kekuatan tekan (σb) , sesuai dengan table kalibrasi alat
dan sudut pukulan
8. Didalam setiap pemeriksaan hendaknya di usahakan:
- Mendapatkan titik sebanyak mungkin
- Benda uji harus berumur tidak kurang dari 7 hari dan sebaiknya di uji pada
umur 28 hari.
38 39 41 37
Titik P3
Rata Rata
Bacaan Skala Pukulan
(Pembacaan)
38 34 34 36
36 32 42 45 37,33
35 36 40 40
Titik P4
Rata Rata
Bacaan Skala Pukulan
(Pembacaan)
39 41 39 42
39 38 43 50 41,58
38 40 41 49
Titik P5
Rata Rata
Bacaan Skala Pukulan
(Pembacaan)
36 40 33 36
45 43 34 43 38,50
36 33 39 44
Untuk mencari perkiraan nilai rata-rata kuat tekan beton berdasarkan grafik berikut:
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hammer test pada suatu pelat lantai dengan sudut
( α = -90°) adalah 555 Kg/cm2
G. DOKUMENTASI
1. Alat
2. Bahan
3. Langkah Kerja
b. Penggaris