Anda di halaman 1dari 1

Kesempatan yang (mungkin) Terlewatkan

Oleh : Ratu Aam Amaliyah

“Terimakasih ya Allah, masih diberi kesempatan atas kehadiran kedua orangtua yang utuh
sebagai rumah disaat rapuh.” – Pesan ini dituliskan dengan penuh kesadaran.

Terkadang dan tak luput kita sering melewatkan kesempatan yang mungkin dengan sengaja
atau bahkan tidak sengaja. Kesempatan itu datang dari kehadiran, kesehatan serta
keselamatan kedua orangtua kita yang Allah beri untuk kita sebagai jalan menuju Ridha-Nya
Allah. Menjadi dewasa pun, sosok orangtua masih tetap sangat dibutuhkan. Melalui doa
mereka membuat kita tumbuh sejauh ini. Melalui kasih sayang seorang Ibu juga kerja keras
Ayah, kita ternyata bisa berada pada fase ini.
Apa itu bentuk kesempatan yang (mungkin) terlewatkan ?
Bersyukurlah untuk sahabat kata yang masih tinggal serumah dan selalu berdekatan dengan
orangtua, maka jangan pernah lewatkan kesempatan emas di depan kalian. Segeralah ambil
peran, take action dan jangan lewatkan kesempatan lagi. Semisal melihat meja makan yang
kosong, boleh-lah kita take over dapur dan biarkan ibu terlelap tidur. Terkadang, karena
terlalu percaya bahwa kekuatan ibu luar biasa sehingga merasa berdiam diri di atas kasur
menjadi pilihan terbaik sehingga membuat kesempatan tersebut kembali gugur. Huhuhu,
sedih☹
Sahabat kata, bisa jadi alasan Allah mengapa hari ini kita masih diberi kesempatan bernapas
itu karena banyaknya kelalaian kita melewatkan kesempatan untuk berbakti kepada kedua
orangtua. Tidak pernah ada kata cukup untuk kata-kata yang dapat mendeskripsikan
bagaimana hebatnya Ayah dan Ibu. Jangan sampai, gambaran kisah kasih sedih saat training
ESQ tentang memori kepada orangtua menjadi sesuatu yang nyata. Karena penyesalan selalu
datang di akhir. Jangan sampai kita hanya mampu mengenang kenangan bersama kedua
orangtua saja dan berharap pada Allah untuk hadirkan kembali sosok keduanya. Maka,
segeralah lihat wajah kedua orangtua kita tak terasa keriput-keriput di wajahnya sudah
tergambar sedangkan kita masih sibuk dan acuh terhadap mereka. Jangan sampai,
naudzubillah…
“Terimakasih Ayah, Ibu sudah tetap bertahan sehat dan masih terus membersamaiku.
Terimakasih ya Allah, atas nikmat sehat untuk keduanya.”

Anda mungkin juga menyukai