KEPERAWATAN MATERNITAS II
Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah
Keperawatan Maternitas II dengan judul “Perdarahan Pasca Persalinan (HPP)”.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
3.3 Komplikasi.......................................................................................................................7
3.5 Penatalaksanaan..............................................................................................................11
3.8 Prognosis........................................................................................................................15
BAB IV PENUTUP................................................................................................................29
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................29
4.2 Saran...............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor resiko penyebab TB. Paru
2. Untuk mengetahui hubungan patogenesis dengan manifestasi klinis TB. Paru
3. Untuk mengetahui komplikasi yangbisa terjadi pada pasien TB. Paru
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan pada pasien TB. Paru
5. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan pasien TB. Paru
6. Untuk mengetahui hubungan TB. Paru dengan efusi pleura, dan dengan pneumonia
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Rasio kematian terkait kehamilan di Amerika Serikat adalah 17,3 kematian per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Statistik nasional menunjukkan bahwa sekitar
11,4% dari kematian ini disebabkan oleh PPP. Di negara-negara industri, PPH biasanya
menempati urutan 3 teratas penyebab kematian ibu, bersama dengan emboli dan hipertensi.
Di negara berkembang, beberapa negara memiliki angka kematian ibu lebih dari 1000 wanita
per 100.000 kelahiran hidup, dan statistik Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa
60% kematian ibu di negara berkembang disebabkan oleh PPP, terhitung lebih dari 100.000
kematian ibu per tahun. Sebuah Buletin Praktik dari American College of Obstetricians and
Gynecologists memperkirakan 140.000 kematian ibu per tahun atau 1 wanita setiap 4 menit.
Tingkat PPH meningkat dari 1,5% pada tahun 1999 menjadi 4,1% pada tahun 2009,
dan tingkat PPH atonik meningkat dari 1% pada tahun 1999 menjadi 3,4% pada tahun 2009.
Risiko PPH dengan plasenta yang melekat secara tidak sehat jauh lebih tinggi.
2.2 Etiologi
Kelainan pada tonus dapat berupa atonia uteri, overdistensi uterus, infeksi
intraamniotik, kelelahan pada otot uterus, dan penggunaan obat relaksasi uterus
seperti nitrogliserin dan magnesium sulfat.
2. Tissue (Jaringan)
Kelainan pada jaringan dapat berupa retensio plasenta, sisa plasenta, atau bekuan
darah.
3. Trauma
Pada trauma, umumnya terjadi robekan pada uterus, serviks, vagina, perineum,
pecahnya varises pada vulva, dan inversio uteri. Trauma biasanya terjadi setelah
persalinan lama atau kuat yang dirangsang dengan oksitosin atau prostaglandin,
setelah manipulasi janin baik ekstrauteri maupun intrauteri, penggunaan instrumen
seperti forceps atau akibat dari tindakan episiotomi.
4. Thrombin
Kelainan pada thrombin yakni gangguan faktor koagulasi atau pembekuan darah
seperti pada penyakit hemofilia A, penyakit Von Willebrand, purpura
trombositopenik idiopatik, koagulasi intravaskular diseminasi (disseminated
intravascular coagulation/ DIC) dan penggunaan obat-obat antikoagulan.
Faktor risiko untuk perdarahan postpartum dapat dibagi menjadi 3, yaitu faktor risiko
prenatal, saat persalinan pervaginam, dan setelah sectio caesarea.
1. Faktor Risiko Prenatal
2
Faktor risiko prenatal adalah perdarahan yang terjadi sebelum persalinan, solusio
plasenta, plasenta previa, kehamilan ganda, preeklampsia, korioamnionitis,
hidramnion, kematian janin dalam kandungan, anemia (dengan Hb <5,8 g/dL),
multiparitas, mioma dalam kehamilan, gangguan faktor pembekuan darah, riwayat
perdarahan sebelumnya dan obesitas.
2. Faktor Risiko Persalinan Pervaginam
Faktor risiko saat persalinan pervaginam adalah kala III yang memanjang, episiotomi,
distosia, laserasi jaringan lunak, induksi atau augmentasi persalinan dengan oksitosin,
persalinan dengan bantuan alat (forceps atau vakum), sisa plasenta, dan bayi besar
(berat badan lebih dari 4000 gram).
3. Faktor Risiko Sectio Caesarea
3
2.5 Patofisiologi
Pada saat persalinan terjadi, plasenta akan terpisah secara spontan dari tempat
implantasinya beberapa menit setelah bayi lahir. Dibalik tempat melekatnya plasenta terdapat
pembuluh-pembuluh darah uterus yang melintas di antara serat-serat otot miometrium.
Selama proses melahirkan, otot-otot ini akan mengalami kontraksi dan retraksi. Proses
kontraksi dan retraksi akan mengkompresi pembuluh-pembuluh darah tersebut sehingga
perdarahan dapat berhenti. Hal ini ini sering kali disebut sebagai “jahitan fisiologis” atau
mekanisme pertahanan tubuh pada wanita hamil tanpa penyulit ataupun komplikasi.
4
inspeksi juga dapat mengungkapkan hematoma yang memerlukan pengobatan. Serviks dan
vagina harus benar-benar divisualisasikan setelah semua persalinan pervaginam operatif.
2.8 Rencana Keperawatan
keluhan 1 5 Identifikasi
nyeri lokasi,
5
meringis 1 5 karakteristik,
ketegangan durasi,
1 5
otot frekuensi,
tekanan kualitas,
darah intensitas
nafsu 1 5 nyeri
makan Identifikasi
skala
Identifikasi
nyeri non
verbal
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
prostaglandin, adanya penyakit alergi lain yang nyata dan kronis,
terjadinya retensi sisa plasenta, rupturuteri, hemolysis,
elevatedliverenzymesandlowplateletssyndrome (sindrom HELLP),
hemofilia atau mempunyai riwayat kelainan darah, ruptur perineum
derajat IV, direncanakan operasi seksiosesareadieksklusikan.
Comparison (C) Dalam jurnal ini tidak ada jurnal pembanding antara jurnal satu
dengan jurnal yang lain hanya ada satu jurnal saja. Tetapi ada
tindakan pembanding yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Fekihetal, serta penilitianoleh Chauduri dan Majumdar.
Outcomes (O) Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian tambahan
misoprostol 600 mcgperoral pada penatalaksanaan aktif kala tiga
bermakna secara statistik dalam menurunkan jumlah perdarahan
pasca persalinan.
Time (T) Penelitian ini dilakukan di RSUD Sleman sejak 1 Juli 2012 sampai
dengan 31 Oktober 2016.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang “Penyebab Tidak Langsung yang
Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan Postpartum kesimpulan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penyebab tidak langsung yang berhubungan dengan perdarahan postpartum adalah usia,
anemia, IMT, preeklampsia dan induksi persalinan
2. Gambaran penyebab tidak langsung perdarahan postpartum adalah mayoritas pada usia 26-30
tahun, paritas multipara, jarak kelahiran ≥2 tahun, ibu tidak anemia, IMT normal, berat lahir
normal, ibu tidak mengalami preeklampsia dan ibu tanpa induksi persalinan
3. Proporsi ibu yang mengalami perdarahan postpartum mayoritas pada ibu dengan usia ≥36
tahun sebesar 33%, ibu dengan paritas multipara sebesar 62%, ibu dengan jarak kelahiran ≥2
tahun sebesar 86%, ibu tidak anemia sebesar 52%, ibu dengan IMT normal sebesar 40%, ibu
dengan berat lahir bayi normal sebesar 93%, ibu yang tidak menderita preeklampsia sebesar
67% dan ibu dengan induksi persalinan sebesar 69%
4.2 Saran
1. Bagi Direktur RSUD
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya skrining faktor
penyebab kejadian perdarahan postpartum, sehingga dapat diambil langkah efektif untuk
mencegah terjadinya komplikasi lain terhadap ibu hamil dan bersalin.
2. Bagi Bidan dan Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk mewaspadai ibu hamil dan
bersalin yang memiliki faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum guna mencegah
terjadinya komplikasi dan menentukan perawatan khusus bagi ibu.
9
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. Reproductive Health: Pregnancy Mortality
Surveillance System. Available
at https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pmss.html. June 29, 2017;
Accessed: July 21, 2017.
Begley CM, Gyte GM, Devane D, McGuire W, Weeks A. Active versus expectant
management for women in the third stage of labour. Cochrane Database Syst Rev. 2015 Mar
2. CD007412.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
10