PRAKTIKUM PLC 5
B. Peralatan Penunjang
1. Komputer / Laptop
2. TIA Portal V13
3. PLC S7-300
a. PS 307 2A (307-1BA01-0AA0)
b. CPU 315-2DP (315-2AH14-0AB0)
c. DI 16x DC24V (321-1BH02-0AA0)
d. DO 16x DC24V/0.5A (322-1BH01-0AA0)
e. AI 2x12BIT (331-7KB02-0AB0)
f. AO 2x12BIT (33205HB01-0AB0)
C. Teori Penunjang
Programmable Logic Controller adalah sistem elektronik yang beroperasi secara
digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal suatu
rangkaian yang menjabarkan logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun
analog.
PLC-300 PLC Trainer adalah peralatan lab mandiri yang menyediakan unit utama
dari PLC, variasi dari modul i/o dan simulasi I/O. PLC main unit pada SIEMENS S7-
300 menyediakan kumpulan instruksi yang lengkap. Instruksi pada SIEMENS S7-300
termasuk macam-macam fungsi, seperti data move, data shift, data operasi logika,
konversi kode, fungsi I/O, dan fungsi table.
Modul I/O yang terrakit meliputi saklar-saklar input digital, BCD Thumbwheels,
keypad, motor step, rotary encoder, display 7-segment dan DC motor. Dengan modul
ini prinsip yang biasa dipakai di indusrti dapat dipelajari. PLC-300 merupakan trainer
PLC menyediakan media pengembangan dan pemrograman sistem kontrol
menggunakan diagram ladder yang umum digunakan. Dengam berbasis windows IDE
Software STEP 7-Micro/WIN menyediakan fungsi-fungsi dari pengelolaan proyek,
program editingladder, PLC saat mode monitoring, pencetakan ladder diagram.
D. Langkah – Langkah Praktikum
Gambar Rangkaian Berikut ini kedalam Fluidsim-P
1. AC Asynchronous motor start and stop circuit
S0 I0.0 Stop
S1 I0.2 Start
S0 I0.0 Stop
5. Tugas Praktikum 2
E. Analisa Praktikum
Rangkaian 1
Kondisi Awal
Kondisi Aktif
Pada Rangkaian 1 ini merupakan prinsip ladder electric yang cukup sederhana yaitu
interlock. Saat S1(I0.2) ditekan maka akan mengaktifkan kontaktor K1M(Q0.0) dan
switch K1M. Aktifnya switch K1M akan membuat kontaktor tetap dalam kondisi ON
meskipun S1 tidak ditekan. Untuk dapat mematikan rangkaian ini, menggunakan
pushbutton S0(I0.0) (NC), dengan menekan pushbutton S0 maka jalur menjadi terbuka
dan arus akan terputus.
Kemudian penggunaan sensor over current F2F(I0.1) yang disimbolkan dengan switch
NC, yaitu saat arus yang masuk ke S0 melebihi dengan yang digunakan maka switch
F2F akan Open dan memutus arus ke komponen S0 maupun seterusnya.
Rangkaian 2
Kondisi Awal
Pada rangkaian 2 ini interlock digunakan untuk mengatur arah putar motor AC. Ketika
switch CW(I0.2) ditekan maka akan mengaktifkan kontaktor K1(Q0.0) selama
K2(Q0.1) tidak aktif (K2 NC). Meskipun switch CCW(I0.3) ditekan, K2(Q0.1) tidak
akan aktif karena kontaktor K1 pada rangkaian CCW akan membuka (K1 NC).
Untuk mengganti arah putaran saat salah satu arah telah aktif, maka digunakan switch
S0(I0.0) untuk mematikan rangkaian. Ketika switch CCW(I0.3) ditekan maka akan
mengaktifkan kontaktor K2(Q0.1) selama K1(Q0.0) tidak aktif (K1 NC). Meskipun
switch CW(I0.2) ditekan, K1(Q0.0) tidak akan aktif karena kontaktor K2(Q0.1) pada
rangkaian CW akan membuka (K2 NC).
Kemudian penggunaan sensor over current F2F(I0.1) yang disimbolkan dengan switch
NC, yaitu saat arus yang masuk ke S0 melebihi dengan yang digunakan maka switch
F2F akan Open dan memutus arus ke komponen S0 maupun seterusnya.
Rangkaian 3
Kondisi Awal
Pada rangkaian 3 ini menggunakan solenoid valve untuk mengubah posisi cylinder.
Switch START(I0.0) (NO) digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan
keseluruhan rangkaian.
Saat S1(I0.1) ditekan maka arus akan mengalir dan mengaktifkan solenoid valve
Y1(Q0.0) dan saat pushbutton S2(I0.2) ditekan maka arus akan mengalir dan
mengaktifkan solenoid valve Y2.
Rangkaian 4
Kondisi Awal
Pada rangkaian 4 ini menggunakan prinsip interlock dengan cara kerja rangkaian Pump
Motor harus menyala terlebih dahulu agar dapat menyalakan Grind Motor dan Grind
Motor harus mati terlebih dahulu agar dapat mematikan Grind Motor.
Rangkaian 5
Kondisi Awal
Kondisi Press Down Aktif
Kondisi TON Aktif dan Press Up Aktif
F. Kesimpulan Praktikum
Elektri pneumatic ladder adalah pneumatic yang dikontrol dan dikendalikan oleh sinyal
elektrik tetapi untuk menggerak silinder tetap menggunakan pneumatic untuk media
kerja. Pada praktek kali ini sumber elektrik didapatkan dari tegangan arus searah
sebesar 24 Volt yang digunakan sebagai sumber tegangan. Untuk tombol on/off
dipergunakan sebagai saklar on/off untuk relay. Relay digunakan untuk mengaktifkan
katub control pada rangkaian pneumatic. Pada praktek kali ini ada dua jenis kegiatan
yang dilakukan yakni pertama adalah membuat gambaran rangkaian. kedua, membuat
rangkaian ladder pada TIA.
G. Hasil Praktikum
Rangkaian 1
Rangkaian 2
Rangkaian 3
Rangkaian 4
.
Rangkaian 5