Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM PLC 5

NAMA : Eryandhi Putro Nugroho


NPM : 193304015
KELAS : 3B
DOSEN : Aulia El Hakim, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER KONTROL


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2020
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat Menjelaskan dan Menunjukkan Modul Input dan Output Pada
PLC S7-300 [C3,P3,A2]
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membuktikan Koneksi PLC dengan
Komponen atau Alat Electronik [C3,P3,A2]
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuktikan cara membuat Ladder Diagram
[C3,P3]
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuktikan cara simulasi Program ladder
dengan menggunakan PLC SIm [C3,P3]
5. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuktikan rangkaian driver motor AC
menggunakan PLC Siemens [C3,P3]

B. Peralatan Penunjang
1. Komputer / Laptop
2. TIA Portal V13
3. PLC S7-300
a. PS 307 2A (307-1BA01-0AA0)
b. CPU 315-2DP (315-2AH14-0AB0)
c. DI 16x DC24V (321-1BH02-0AA0)
d. DO 16x DC24V/0.5A (322-1BH01-0AA0)
e. AI 2x12BIT (331-7KB02-0AB0)
f. AO 2x12BIT (33205HB01-0AB0)

C. Teori Penunjang
Programmable Logic Controller adalah sistem elektronik yang beroperasi secara
digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal suatu
rangkaian yang menjabarkan logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun
analog.
PLC-300 PLC Trainer adalah peralatan lab mandiri yang menyediakan unit utama
dari PLC, variasi dari modul i/o dan simulasi I/O. PLC main unit pada SIEMENS S7-
300 menyediakan kumpulan instruksi yang lengkap. Instruksi pada SIEMENS S7-300
termasuk macam-macam fungsi, seperti data move, data shift, data operasi logika,
konversi kode, fungsi I/O, dan fungsi table.
Modul I/O yang terrakit meliputi saklar-saklar input digital, BCD Thumbwheels,
keypad, motor step, rotary encoder, display 7-segment dan DC motor. Dengan modul
ini prinsip yang biasa dipakai di indusrti dapat dipelajari. PLC-300 merupakan trainer
PLC menyediakan media pengembangan dan pemrograman sistem kontrol
menggunakan diagram ladder yang umum digunakan. Dengam berbasis windows IDE
Software STEP 7-Micro/WIN menyediakan fungsi-fungsi dari pengelolaan proyek,
program editingladder, PLC saat mode monitoring, pencetakan ladder diagram.
D. Langkah – Langkah Praktikum
Gambar Rangkaian Berikut ini kedalam Fluidsim-P
1. AC Asynchronous motor start and stop circuit

SYMBOL ADDRESS COMMENT

S0 I0.0 Stop

F2F I0.1 Over Current

S1 I0.2 Start

K1M Q0.0 Contactor

2. AC Asynchronous motor rotation direction circuit


SYMBOL ADDRESS COMMENT

S0 I0.0 Stop

F2F I0.1 Over Current

S1 I0.2 Forward direction

S2 I0.3 Reverse direction

K1 Q0.0 Forward direction Contactor

K2 Q0.1 Reverse direction Contactor

3. The control of a Pneumatic

SYMBOL ADDRESS COMMENT

Start I0.0 Start button (NO)

Press_Up Sensor I0.1 Press head above (S1)

Press_Down Sensor I0.2 Press head below (S2)

Press Down Q0.0 Press head down (Y1)

Press Up Q0.1 Press head up (Y2)


4. Tugas Praktikum 1

5. Tugas Praktikum 2
E. Analisa Praktikum
Rangkaian 1

Kondisi Awal

Kondisi Aktif

Kondisi Interlock Aktif


Kondisi S0 Aktif

Pada Rangkaian 1 ini merupakan prinsip ladder electric yang cukup sederhana yaitu
interlock. Saat S1(I0.2) ditekan maka akan mengaktifkan kontaktor K1M(Q0.0) dan
switch K1M. Aktifnya switch K1M akan membuat kontaktor tetap dalam kondisi ON
meskipun S1 tidak ditekan. Untuk dapat mematikan rangkaian ini, menggunakan
pushbutton S0(I0.0) (NC), dengan menekan pushbutton S0 maka jalur menjadi terbuka
dan arus akan terputus.

Kemudian penggunaan sensor over current F2F(I0.1) yang disimbolkan dengan switch
NC, yaitu saat arus yang masuk ke S0 melebihi dengan yang digunakan maka switch
F2F akan Open dan memutus arus ke komponen S0 maupun seterusnya.
Rangkaian 2

Kondisi Awal

Kondisi S1 dan Interlock Aktif


Ketika S1 dan S2 Aktif Bersamaan

Kondisi S2 dan Interlock Aktif


Kondisi S0 Aktif

Pada rangkaian 2 ini interlock digunakan untuk mengatur arah putar motor AC. Ketika
switch CW(I0.2) ditekan maka akan mengaktifkan kontaktor K1(Q0.0) selama
K2(Q0.1) tidak aktif (K2 NC). Meskipun switch CCW(I0.3) ditekan, K2(Q0.1) tidak
akan aktif karena kontaktor K1 pada rangkaian CCW akan membuka (K1 NC).

Untuk mengganti arah putaran saat salah satu arah telah aktif, maka digunakan switch
S0(I0.0) untuk mematikan rangkaian. Ketika switch CCW(I0.3) ditekan maka akan
mengaktifkan kontaktor K2(Q0.1) selama K1(Q0.0) tidak aktif (K1 NC). Meskipun
switch CW(I0.2) ditekan, K1(Q0.0) tidak akan aktif karena kontaktor K2(Q0.1) pada
rangkaian CW akan membuka (K2 NC).

Kemudian penggunaan sensor over current F2F(I0.1) yang disimbolkan dengan switch
NC, yaitu saat arus yang masuk ke S0 melebihi dengan yang digunakan maka switch
F2F akan Open dan memutus arus ke komponen S0 maupun seterusnya.
Rangkaian 3

Kondisi Awal

Kondisi Press Up Sensor Aktif


Kondisi Press Down Sensor Aktif

Pada rangkaian 3 ini menggunakan solenoid valve untuk mengubah posisi cylinder.
Switch START(I0.0) (NO) digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan
keseluruhan rangkaian.

Saat S1(I0.1) ditekan maka arus akan mengalir dan mengaktifkan solenoid valve
Y1(Q0.0) dan saat pushbutton S2(I0.2) ditekan maka arus akan mengalir dan
mengaktifkan solenoid valve Y2.

Rangkaian 4
Kondisi Awal

Kondisi Pump Motor Aktif


Kondisi Pump Motor dan Grind Motor

beserta Interlocknya Aktif

Kondisi Pump Motor dan Grind Motor Mati

Pada rangkaian 4 ini menggunakan prinsip interlock dengan cara kerja rangkaian Pump
Motor harus menyala terlebih dahulu agar dapat menyalakan Grind Motor dan Grind
Motor harus mati terlebih dahulu agar dapat mematikan Grind Motor.
Rangkaian 5

Kondisi Awal
Kondisi Press Down Aktif
Kondisi TON Aktif dan Press Up Aktif

Pada rangkaian 5 menggunakan variasi interlock. Saat START(I0.0) maka akan


mengaktifkan K1(Q0.2) selama cylinder tidak berada pada posisi S2(I0.2) (NC).
K1(Q0.2) akan mengaktifkan solenoid valve Y1 dan mendorong cylinder ke luar selama
3 detik. Timer ON 3 detik tersebut digunakan Timer On delay (TON).
Selama cylinder ke luar atau berada pada posisi S2(I0.2), maka akan mengaktifkan
Timer ON delay dan membuat K2(Q0.3) aktif setelah 3 detik. Saat K2(Q0.3) aktif
makan akan membuat kontaktor K3(Q0.4) aktif. Kontaktor K3 akan mengaktifkan
solenoid valve Y2 dan membuat valve 5/2 berpindah ke kondisi 2 atau kondisi awal.

F. Kesimpulan Praktikum
Elektri pneumatic ladder adalah pneumatic yang dikontrol dan dikendalikan oleh sinyal
elektrik tetapi untuk menggerak silinder tetap menggunakan pneumatic untuk media
kerja. Pada praktek kali ini sumber elektrik didapatkan dari tegangan arus searah
sebesar 24 Volt yang digunakan sebagai sumber tegangan. Untuk tombol on/off
dipergunakan sebagai saklar on/off untuk relay. Relay digunakan untuk mengaktifkan
katub control pada rangkaian pneumatic. Pada praktek kali ini ada dua jenis kegiatan
yang dilakukan yakni pertama adalah membuat gambaran rangkaian. kedua, membuat
rangkaian ladder pada TIA.
G. Hasil Praktikum

Rangkaian 1

Rangkaian 2

Rangkaian 3
Rangkaian 4

.
Rangkaian 5

Anda mungkin juga menyukai