Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISCHARGE PLANNING

Disusun Oleh:
Kelompok 7 dan 8

1. Ancelina Stevani 216410006


2. Gleadys Marieta 216410021
3. Meyko Setyo 216410029
4. Nurul Fitria 216410039
5. Priyani 216410044
6. Siti Aisyah 216410049
7. Uswatun Hasanah 216410052
8. Zain Rachma 216410058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat serta
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Discharge Planning”.
Proposal ini disusun sebagai pertanggung jawaban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
2. Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns. M.Kep selaku Pembimbing Akademik Manajemen
Keperawatan dan Ibu Niken Sri Wahyuni,S.Kep,.Ns selaku Pembimbing Lahan Prektek
Klinis yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyusun makalah ini secara
objektif.
Kami meyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Jombang, 27 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning.................................................................................... 6
2.2Tujuan Discharge Planning..................................................................................... 6
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning..................................................................... 6
2.4Penerima Discharge Planning.................................................................................. 7
2.5Jenis Discharge Planning......................................................................................... 7
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning....................................... 7
2.7Prinsip Discharge Planning..................................................................................... 8
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning.................................................................. 9
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan................................... 9
2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien......................................................... 10
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien............................................................................... 10
2.12Keberhasilan Discharge Planning .......................................................................... 11
BAB III ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
BAB IV PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit akan
bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam
sampai 48jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada.
Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang
disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip
5 Mengidentifikasi Proses
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Discharge Planning


Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Discharge planning didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan professional,
pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah
pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Nursalam, 2015)
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen
pelayanan kesehatan umum.
2.2Tujuan Discharge Planning
Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di
transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan
menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan
multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi
layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit
yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit
untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge
planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan
tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.
2.4Alur Discharge Planning

1. Menyambut Kedatangan Pasien


Pasien MRS 2. Orientasi Ruangan,Jenis
pasien,peraturan dan denah ruangan

3. Memperkenalkan pasien dengan


teman sekamar,perawat dokter dan
tenaga kesehatan lainya

4. Melakukan pengkajian keperawatan

1. Pemeriksaan Klinis & pemeriksaan


penunjang yang lain
Pasien selama
2. Melakukan asuhan keperawatan
di RS
1. Dokter
3. Penyuluhan kesehatan: penyakit
perawatan, pengobatan,diet,aktivitas 2. Perawat
kontrol
3. Tim Kesehatan
Lain

Perencanaan Pulang

Program HE:

1. Pengobatan/kontrol
Pasien KRS
2. Kebutuhan nutrisi

3. Aktivitas & istirahat

4. Perawatan di rumah Lain-lain :

1. Surat kontrol
Monitoring oleh petugas kesehatan & 2. Resep
keluarga
3. Sisa obat
1. Kontrol RS
4. Foto pemeriksaan
2. Home care diagnostik
2.5Penerima Discharge Planning
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau
rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan tidak
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama
2.6Jenis Discharge Planning
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas
terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat/
2.7Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan
perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi
yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan
informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi.
2.8Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan
atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
2.9Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan
penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan
2.10Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan
adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di
rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat di urut sebagai
berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara
terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan
yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas kamar
mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien setelah
pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah
2.11Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
2.12Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih tertinggal.
Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani
dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.
2.13Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-
instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil
atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan
terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu
rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah
sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa
indicator.
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
BAB III
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING


A. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Hernia
Hari/tanggal : Kamis, 27 Januari 2022
Waktu : 13.00wib
Tempat : Ruang Bima
Pelaksana : Karu, Perawat Primer, Perawat Assosiet
Sasaran : Klien dan keluarga klien (Nursalam, 2011)
B. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ancelina Stevani K,S.Kep
Kepala Ruangan : Gleady Marieta P,S.Kep
Perawat Primer : Uswatun Hasanah,S.Kep
Perawat Assosiet : Siti Aisyah,S.Kep
Priyani,S.Kep
Dokumentasi : Zain Rahma Afifa,S.Kep
C. Instrumen
a. Status klien
b. Format discharge planning (terlampir)
c. Leaflet (terlampir)
d. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1) Karu mengucapkan salam kemudian 10 Menit Ruang KARU
menanyakan bagaimana persiapan
KARU
Perawat Primer untuk pelaksanaan
discharge planning
2) Perawat Primer sudah siap dengan status
PP/PA
klien dan format discharge planning
3) Menyebutkan masalah-masalah klien
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga.
5) Karu memeriksa kelengkapan discharge
planning
Pelaksanaan 1) Karu membuka acara discharge planning 30 Menit Bed KARU,
2) Perawat Primer dibantu PA
Pasien PP, PA
menyampaikan pendidikan kesehatan,
dan menjelaskan tentang :
a. Memotivasi pasien untuk mematuhui
diet yang sudah ditetapkan yaitu
sayuran hijau seperti brokoli dan
bayam, kacang-kacangan, protein
tanpa lemak ( tahu, dada ayam tanpa
lemak, dan ikan), kayu manis dan
jahe.
b. Menjelaskan kepada pasien bahwa
setelah operasi dilakukan pasien
dilarang mengangkat beban berat
selama 2 minggu setelah operasi
dilakukan.
c. Menjelaskan kepada pasien tentang
gejalah yang akan dialami setelah
opersi yaitu demam, menggigil, luka
drainase, kemerahan dan nyeri pada
luka operasi
d. Anjurkan pasien untuk banyak gerak
dan berjalan.
e. Jaga luka operasi tetap bersih dan
kering dan ganti perban.
f. Menjelaskan jangan menghentikan
terapi obat tanpa konsultasi dengan
dokter
g. Minum obat secara teratur dirumah
h. Informasi kepada Pasien Tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan cepat saji, tinggi lemak,
minum bersoda dan beralkohol.
3) Perawat Primer menanyakan kembali
kepada klien dan keluarga tentang materi
yang telah disampaikan
4) Perawat Primer mengucapkan terima
kasih
5) Pendokumentasian
6) Timbal balik antara Karu, Perawat
Primer, PA dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau 2 menit Ruang KARU
saran kepada Ketua Tim dan PA
KARU

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang berjudul
“Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari yang saat
ini.

DAFTAR PUSTAKA
A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
DIALOG DISCHARGE PLANING

Pemeran Role Play Discharge Planing


Kepala Ruangan : Gleadys Merieta P,S.Kep
Perawat Primer : Uswatun Hasanah,S.Kep
Perawat Pelaksana : Siti Aisyah,S.Kep
Dokumentasi : Zain Rahma Afifa,S.Kep
Dialog Discharge Planing
KARU/Geadys :“Assalammualaikum Wr.Wb pada hari ini kita akan melakukan
dischargeplaning pada pasian Tn. K apakah persiapanya sudah
lengkap?
PP/Uus : “ Sudah Bu, Semua persiapan Discharge planing pada pasien Tn. S
sudah disiapkan”.
KARU :” Baik , ini saya cek kelengkapanya, surat kontrol sudah ada, foto
radiologi juga sudah ada, obatnya juga sudah ada, silahkan
dilanjutkan untuk dilakukan rencana pulang dan perawatan dirumah
pada pasien Tn s”.
PP/Uus : “ baik Bu”

(PP dan Tim memanggil keluarga pasien untuk dilakukan edukasi dirumah)

KARU :” Selamat siang apa benar ini dengan keluarga Tn K?”


Keluraga :” Iya Bu,benar”
Karu :” Baik , disini saya akan menjelaskan tujuan apa saja yang akan
dilakukan pada saat discharge planning yaitu perawatan yang akan
dilakukan dirumah silahkan PP menjelaskan”
PP/Uus :”Baik, ini obatnya yang harus dibawa adalah obat Asam Nefenamat
500mg 3 x sehari 1 tablet,Ceftriazone 200mg 2 x sehari (setenggah
tablet) Lactilose generik 60ml 3x sehari 2 sendok makan Untuk
selanjutnya ini ada surat kontrolnya hari senin Januari 2022, diet
yang baik yaitu sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, kacang-
kacangan, protein tanpa lemak ( tahu, dada ayam tanpa lemak, dan
ikan), kayu manis dan jahe dan ingat pasien tidak boleh makan
makanan yang cepat saji makanan yang lemaknya banyak pasien tidak
boleh minum minuman bersoda. Pa setelah operasi dilakukan pasien
dilarang mengangkat beban berat selama 2 minggu yah , tapi bapak
boleh banyak bergerak dan dan berjalan agar otot perut bapaknya
tidak tegang. Oh iya bapak gejalah yang akan dialami pasien setelah
opersi yaitu demam, menggigil, luka drainase, kemerahan dan nyeri
pada luka operasi dan juga jangan lupa dirumah harus rutin ganti
perban luka dan menjaga luka tetap kering dan bersih untuk
mengindari terjadi iritasi , seperti adanya pus di luka.

Keluraga : “ sudah Paham Bu”


KARU : “Baik, mungkin dari perawat pelaksana ada yang mau ditambahin?”
PP/Aiysah : “ oh iya Bu, jangan lupa untuk rutin kontrol yah , obatnya juga
jangan lupa minum , sama ingat cuci tangan yang benar. Apakah ibu
sudah bisa paham?”
Keluarga : “ Sudah Bu , Terimakasih”
PP/Aiysah : Baik Bu, sama-sama”
KARU : mungkin itu saja rencana perawatan dirumah untuk pasien Tn S
semoga cepat sembuh, dengan ini discharge planning kali ini saya
tutup , kurang lebihnya mohon maaf , terimakasih Waassalamualaikum
wr.wb”
PENYULUHAN 1. Apa itu Hernia/Turun Betok?
Hernia adalah penonjolan dari isi perut
HERNIA/TURUN BETOK
dalam rongga normal melalui lubang
congenital (bawah) atau pun didapat.

3. Tanda dan Gejalah


a. pada umumnya penderita
menyatakan turun betok atau
OLEH: tergelingsir.
b. Adanya benjolan di selangkangan/
kemaluan. Benjolan itu bisa
MAHASISWA NERS STIKes ICME 2022 2. Etiologi mengecil atau menghilang.nyeri
Hernia dapat terjadi kerena : saat mengejan BAB, mengangkat
1) Lubang embrional yang tidak beban berat akan timbul kembali.
menutup atau melebar c. Rasa nyeri pada benjolan
2) Akibat tekanan rongga perut yang d. Gejalah muntah dan mual bila ada
meninggi: sering batuk, komplikasi
mengangkat beban berat,
PROGRAM STUDI PROFESI NERS mengejan saat buang air besar.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 3) Kelemahan dinding perut akibat
usia
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021/2022
4. Penatalaksanaan 5. Diet Sehat Untuk Penderita Hernia
1. Pada hernia Inguinalis lateralis 1) sayuran hijau seperti brokoli
reponibilis ( indirek) maka dan bayam,
dilakukan tindakan bedah efektif 2) kacang-kacangan, protein
tanpa lemak ( tahu, dada
ayam tanpa lemak, dan
ikan),
3) kayu manis
4) jahe.

2. Pada ireponibilis (direksi) maka


diusahkan agar isi hernia tidak
dapat dimasukan kembali
1) Pasien istirahat baring dan
dipuasakan atau mendapat
diit bulus WASPADAI
2) Dilalukan tekanan yang
terus menerus pada TERJADINYA HERNIA
benjolan misalnya dengan
bantal pasir
DALAM TUBUH
3) Kompres es batu untuk ANDA.....
menguranggi
pembebgkakan lakukan
usaha ini berulang-ulang
seihingga isi hernia masuk.
Untuk kemudian dilakukan
bedah efektif di kemudian
hari.

Anda mungkin juga menyukai