Anda di halaman 1dari 93

IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN

KERJA PADA BIDANG KEPEKERJAAN ALUMNI PANTI


SOSIAL BINA REMAJA PROVINSI BENGKULU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam Bimbingan dan Konseling Islam

OLEH :

SEPTIANA WAHYUNI

NIM. 141 6323 173

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

JURUSAN DAKWAH FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

2019

1
2
3
4

MOTTO

            

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), Tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

-Qs. Al-Insyirah-

“Nikmati setiap proses yang dilalui setelah itu lihatlah hasilnya, karena segala sesuatu yang
dikerjakan dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia”

-Swy-
5

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang tiada terhingga,

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar

baginda Rasulluah SAW atas risalah yang dibawanya. Sebuah Karya tulis

ini saya Persembahkan untuk:

 Kedua Orang tuaku tersayang, tercinta, terhebat dan terbaik yang selalu

mendukung yang pengertian, memberi motivasi dan mendoakanku, Baba

Haryadi yang telah bekerja menjadi tulang punggung keluarga

mengeluarkan seluruh keringatnya demi ingin melihat Anak-anaknya

sukses dan Mamak Yulianti yang yang tiada henti selalu menghaturkan

do’a dan pengorbanan menberikan kasih sayang, nasihat dan perhatian

untuk kesuksesan dan keberhasilanku hingga saat ini yang tak mungkin

terbalaskan.

 Saudara yang saya sayangi Febi Kurniawan dan Dea Artika yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan kepada saya, mendoakan saya agar

mbaknya selalu dipermudah dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat, dukungan dan

nasehat sehingga tercapai cita-citaku.

 Bapak Dr. Aan Supian, M.Ag Selaku pembimbing dan Ibu Hermi

Pasmawati, M.Pd.Kons selaku pembimbing II yang senantiasa tekun dan

ikhlas dalam membimbing, memberi pengarahan dan masukan yang

sangat berarti bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


6

 Bapak Dr. Japarudin, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan kepada saya.

 Untuk keluarga PSBR Provinsi Bengkulu, yang selama ini membantu

dalam penyelesaian skripsi ini baik pengetahuan atau dorongan.

 Untuk informan dalam skripsi ini sehingga aku bisa menyelesaikan tugas

akhir ini.

 D’Yuelta (Mardiana, Ellendia, Srilestari) Temen kecilku yang selalu

memberikan ku semangat serta dukungan.

 Teman- teman seperjuangan keluarga besar Bimbingan Konseling Islam

(A. B Dan CAngkatan 2014.

 Temen-temanku (Sudarwati, ErenBuahatika, Lian siska fitri ,Puji prihatin,

Venni Sulastriana, Wisnu Saputra, Trigusta Handika) yang selalu

meberikan motivasi, dukungan dan menolong dalam pembuatan skripsi

ini.

 Teman-teman KKN Kelompok 32 Desa Lubuk Gedang Lais, Bengkulu

Utara

 Almamater yang aku banggakan IAIN Bengkulu.


7
8

ABSTRAK

Septiana Wahyuni, NIM 141 632 3173. Implementasi Program


Pelatihan Keterampilan Kerja Pada Bidang Kepekerjaan Alumni Panti
Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu.
Adapun dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini. Rumusan masalah
dalam penelitian yaitu (1) Implementasi program pelatihan keterampilan
kerja pada bidang kepekerjaan Alumni PSBR? (2) Faktor pendukung dalam
implementasi program pelatihan keterampilan kerja pada bidang
kepekerjaan Alumni PSBR?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Bagaimana implementasi program pelatihan keterampilan kerja
pada bidang kepekerjaan Alumni PSBR dan untuk mengetahui faktor
pendukung dalam implementasi program pelatihan keterampilan kerja pada
bidang kepekerjaan Alumni PSBR. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
field research (penelitian Lapangan), dengan metode deskriptif kualitatif.
Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Informan dalam
penelitian ini bejumlah 14 orang yang terdiri dari 2 orang pembina, 2 orang
Instriktur dan 10 Alumni PSBR pembina. Hasil penelitian diperoleh dalam
penelitian adalah (1) Implementasi program pelatihan keterampilan kerja
pada bidang kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina Remaja (a) Menerapkan
Materi Pelatihan dengan cara mempraktekannya dalam pekerjaan misalnya
memotong rambut, creambath, rebonding, tata rias, servis rem, sistem kerja
gardan dan sistem kerja kemudi. (b) Melakukan Inovasi/Kreativitas Program
bentuk inovasi/kreativitas program seperti dari make up biasa ke make up
pengantin, dan memodifikasi kendaraan motor. (c) Penambahan Wawasan
berkaitan dengan materi pelatihan dengan cara belajar dalam suatu
kelompok pekerjaan ditempat pelatihan, ditempat magang dan ditempat
kerja. (2) Faktor pendukung faktor internal seperti motivasi dalam diri serta
bakat dan minat dan faktor eksternal seperti dukungan pihak PSBR,
dukungan tempat kerja.

Kata Kunci : Keterampilan Kerja, Kepekerjaan, Panti Sosial Bina


Remaja
9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

“Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja pada Bidang

Kepekerjaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja”.

Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada

junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi,

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan

terimakasih.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya tanpa bantuan bapak-bapak dan

ibu-ibu serta teman sejawat, tidak mungkin bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Maka dalam kesempatan ini izinkanlah penulis menghaturkan

banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Sirajuddin, M. M. Ag, MH selaku Rektor IAIN Bengkulu,

yang telah memberikan berbagai fasilitas dalam menimba ilmu

pengetahuan di IAIN Bengkulu.

2. Dr. Suhirman, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan

Dakwah Institut Agama Islam (IAIN) Bengkulu.

3. Dr. Rahmat Ramdhani, M.Sos.I selaku Ketua Jurusan Dakwah yang selalu

memberikan dukungan demi keberhasilan penulis.


10

4. Dr. Aan Supian, M.Ag selaku pembimbing I dan Hermi Pasmawati, M.Pd.,

Kons selaku pembimbing II yang senantiasa tekun dan ikhlas dalam

membimbing, memberi pengarahan dan masukan yang sangat berarti bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/ibu dosen dan staf di lingkungan Civitas IAIN Bengkulu yang telah

ikut membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Kedua orang tuaku Baba Haryadi dan Ibu Yulianti yang selalu

menghaturkan do’a dan pengorbanan yang tiada henti.

7. Teman-teman seperjuangan keluarga besar Bimbingan Konseling Islam

Angkatan 2014.

8. Pihak Perpustakaan yang telah memberikan izin untuk meminjamkan buku

perpustakaan guna sebagai referensi dalam penulisan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, maka dari berbagai pihak yang bersangkutan sudilah kiranya

untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Atas jasa

baik dan bantuannya, penulis Do’akan semoga Allah SWT memberikan

pahala yang berlipat ganda, Aamiin ya robbal alamin. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Bengkulu, 2018
Penulis

SEPTIANA WAHYUNI
1416323173
11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR. ................................................................................. viii
DAFTAR ISI. ................................................................................................ X

BAB I Pendahuluan. ....................................................................................

A. Latar belakang. ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah. ............................................................................. 5
C. Batasan Masalah................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian. .............................................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian........................................................................... 6
F. Kajian Terhadap penelitian Terdahulu ............................................... 7
G. Sistematika penulisan. ........................................................................ 10
BAB II KERANGKA TEORI. ....................................................................

A. Konsep Implemtasi Pelatihan............................................................. 12


1. Pengertian Implementasi ............................................................... 12
2. Pengertian Pelatihan. ..................................................................... 13
3. Tujuan Pelatihan ............................................................................ 14
4. Unsur-unsur Program Pelatihan..................................................... 15
B. Konsep Keterampilan Kerja ............................................................... 17
1. Pengertian Keterampilan Kerja ..................................................... 17
2. Keterampilan Kerja yang Harus Dimiliki ...................................... 19
3. Keterampilan Bidang Pekerjaan .................................................... 24
C. Konsep Remaja .................................................................................. 20
1. Pengertian Remaja ......................................................................... 28
2. Tugas Perkembangan Remaja ....................................................... 30
3. Ciri-ciri Masa Remaja ................................................................... 31
12

4. Karakterisik Umum Perkembangan Remaja ................................. 33


5. Penyesuaian Diri Remaja............................................................... 34
6. Kemampuan Remaja dalam Mengelola Emosi ............................. 35
BAB III METODE PENELITIAN. ............................................................
A. Jenis Penelitian. .................................................................................. 36
B. Informan Penelitian ............................................................................ 37
C. Waktu Penelitian ................................................................................ 38
D. Sumber data Penelitian ....................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan data .................................................................. 40
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 41
G. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 43

BAB IV PENYAJIAN HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Panti Sosial Bina Remaja ................................................. 45


2. Visi dan Misi ................................................................................. 47
3. Tugas Pokok Panti Sosial Bina Remaja ........................................ 47
4. Fungsi Panti Sosial Bina Remaja................................................... 48
5. Tujuan Panti Sosial Bina Remaja .................................................. 48
6. Sasaran Panti Sosial Bina Remaja ................................................. 49
7. Kriteria/persyaratan Penerimaan Kelayakan ................................. 49
8. Tenaga Pengajar/Instruktur............................................................ 49
9. Program Panti Sosial Bina Remaja ................................................ 50
10. Sarana dan Prasarana ................................................................ 50
11. Fasilitas penunjang ................................................................... 52
12. Struktur Panti Sosial Bina Remaja............................................ 53
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................
1. Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja Pada Bidang
Kepekerjaan Alumni PSBR ................................................. ......... 54
2. Pendukung dalam implementasi program pelatihan Keterampilan Kerja
............................................................................................. ..65
13

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 76
B. Saran ................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah mereka yang sedang tumbuh dan berkembang dalam

perjalanan kehidupan kemasa dewasa dan tua yang penuh dengan perasaan

tanggung jawab. Rasa dan kewajiban tanggung jawab tersebut bukan saja

untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain, seperti, keluarga,

masyarakat pada umumnya.1 Remaja adalah peralihan dari masa kanak

kanak menuju masa kedewasaan. Suatu masa yang mempengaruhi

perkembangan dalam aspek sosial, emosi, dan fisik.2 Remaja memiliki

tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapan memenuhi

tuntutan dan peran sebagai orang dewasa. Pada tahap ini, salah satu tugas

perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk

menjalankan suatu pekerjaan, serta membuat perencanaan karir.

Berdasarkan teori Karl C. Garrison dikaitkan dengan tugas-tugas

perkembangan remaja ,dapat disebutkan bahwa tugas perkembangan

seorang remaja dituntut agar dapat menerapkan dirinya dan merencanakan

karirnya sedini mungkin. Pada dasarnya remaja sudah menentukan karirnya

akan tetapi faktanya dilapangan masih ada remaja yang belum bisa

menentukan karirnya.3

1
HasanBasri, Remaja Berkualitas Problematika Remajadan Solusinya. (Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2004), hlm. 41
2
Gunarsa, Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
2006). Hlm 196
3
Tika yuliana Atharini, Bimbingan Karier pada Remaja di Panti Sosial Buna Remaja Beran
Tridadi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunakasi UIN Sunan Kalijaga, 2015) hlm 6
15

Remaja dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyiapkan masa

depan agar mereka tidak terlindas oleh ketatnya persaingan global. Mereka

harus benar-benar siap, tidak hanya secara mental namun juga dari

kemampuan, keterampilan, dan kualitas individu mereka untuk memulai

dari kemampuan karir mereka kelak karena semua itu akan menentukan

kesejahteraan hidup mereka kedepannya.4 Oleh sebab itu perkembangan

kemandirian remaja menuju kearah kesempurnaan menjadi sangat penting

untuk diikhtiarkan secara serius, sistematis, dan terprogram. Sebab problem

kemandirian sesungguhnya bukan hanya merupakan masalah dalam

generasi tetapi nilai yang terjadi dalam generasi dan antar generasi akan

tetap memposisikan kemandirian sebagai isu aktual dalam perkembangan

manusia.5

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan pelatihan bagi

remaja adalah panti sosial. Panti sosial merupakan suatu pelayanan

subtitusif atau pengganti fungsi-fungsi sebagai pengganti keluarga, terutama

yang berupa pemberian asuhan pendidikan dan perlindungan secara tepat

dengan berbagai macam metode pengajaran ataupun pendampingan.

Diantaranya menumbuh kembangkan keterampilan sosial dan keterampilan

kerja dalam rangka mempersiapkan diri sebagai manusia dewasa yang

mandiri dan bertanggung jawab dan sukses secara individual dan sosial.

Panti Sosial Bina Remaja merupakan lembaga sosial di Bengkulu

yang memberikan pelayanan subtitusif bagi remaja. Panti ini mulai didirikan

4
Www.kompasiana.com
5
Muhammad Ansori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Hlm 109
16

pada tahun 1978 yang diberi nama Panti Karya Taruna, kemudian dengan

surat keputusan Materi Sosial Nomor: 41 Tahun 1979. Panti ini diubah

namanya menjadi Panti Penyantunan Anak Harapan, dan pada tahun 1995

melalui surat keputusan Materi Sosial RI NO.22/HUK/1995 panti ini

selanjutnya diubah menjadi Panti Sosial Bina Remaja Harapan. Seiring

dengan diberlakukan Undang-Undang Otonomi Daerah Oleh Dapartermen

Sosial, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : 28/2008, panti ini

diubah menjadi Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Bengkulu

(BPAR) diubah lagi jadi Panti Sosial Bina Remaja (PSBR).

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) adalah salah satu lembaga

Kesejahteraan Sosial yang bertanggung jawab di 10 (sepuluh) Kabupaten

atau Kota wilayah kerja dalam Provinsi Bengkulu, untuk memberikan

pelayanan Kesejahteraan Sosial kepada anak terlantar, anak putus sekolah

dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan sosial dan keterampilan

kerja, agar mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang

terampil dan aktif, seperti berpartisipasi secara produktif dalam

pembangunan.6

Pendidikan untuk remaja itu sangatlah penting, akan tetapi masih

banyak juga remaja yang tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih tinggal

di lembaga, seperti Panti Sosial Bina Remaja. Di panti ini, remaja diberikan

Bimbingan Keterampilan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada

pada dirinya untuk bekal kedepannya. Bimbingan keterampilan yang

6
Profil Panti Sosial BinaRemaja (PSBR) Provinsi Bengkulu.
17

diberikan kepada remaja putus sekolah seperti, menjahit, salon kecantikan

dan otomotif.

Penghuni Panti Sosial Bina Remaja yaitu, anak terlantar dan anak

putus sekolah. Keberadaan penghuni panti ini dilatar belakangi oleh

beberapa hal, diantaranya mereka tidak memiliki orang tua, anak yatim,

piatu dan yatim piatu terlantar. Anak yang berasal dari keluarga tidak

mampu.7

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis bulan desember

2017 terhadap remaja yang berada di PSBR Provinsi Bengkulu. terdapat 33

orang remaja dengan rentang usia 17 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan

berbagai macam latar belakang keluarga dari yatim piatu, anak terlantar,

remaja putus sekolah.

Sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diPSBR

menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki oleh remaja dalam mengikuti

pelatihan bimbingan keterampilan sangat kuat saat proses pelatihanmya

saja, dimana penghuni Panti Sosial Bina Remaja ini terlihat aktif dan sangat

terampil dalam mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan. Karena

sebelum mereka keluar dari Panti Sosial Bina Remaja, mereka harus

magang selama 1 (satu) minggu, dan di tempat magang tersebut mereka

bisa mendapatkan ilmu, pengalaman dan pengetahuan. Dari fakta di

lapangan, remaja yang telah mengikuti pelatihan ada yang bekerja sesuai

7
Observasi Awal, tanggal 13 desember 2017, di Panti Sosial Bina Remaja.
18

dengan pelatihan yang diberikan, disini mereka menekuni bidang pekerjaan

yang mereka lakukan saat pelatihan.8

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis

bermaksud melaksanakan penelitian dengan mengangkat judul

“Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja Pada Bidang

Kepekerjaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja pada

Bidang Kepekerjaan Alumni PSBR?

2. Apa Faktor Pendukung dalam Implementasi Program Pelatihan

Keterampilan Kerja pada Bidang Kepekerjaan Alumni PSBR?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan terarah maka penulis membatasi

masalah penelitan dengan menentukan fokus implementasi program

pelatihan keterampilan kerjapada bidang otomotif dan salon serta alumni

periode angkatan 2017.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan implementasi program pelatihan keterampilan

kerja pada bidang kepekerjaan Alumni PSBR.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam implementasi program

pelatihan keterampilan kerja pada bidang kepekerjaan Alumni PSBR.

8
Observasi awal tanggal 13 Desember 2017, di Panti Sosial Bina Remaja.
19

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

menambah khazanah keilmuan dan memperkaya wawasan, serta dapat

menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan jenis

penelitian implementasi program pelatihan keterampilan kerja pada bidang

kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu dan

memperkaya hasil penelitian di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah

terutama Jurusan Dakwah Prodi Bimbingan Konseling.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pemahaman kepada pembaca, kepada pihak PSBR, bagi Alumni PSBR,

serta berguna untuk semua kalangan.

a. Bagi pihak PSBR penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam upaya

meningkatkan bimbingan pelatihan yang lebih efektif sehingga secara

optimal mampu membuat perubahan terhadap anak binaan, agar lebih

mengembangkan bakat dan minatnya.

b. Bagi Alumni PSBR, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat

untuk mengembangkan minat dan bakat serta mampu mengaplikasikan

didunia pekerjaan

c. Bagi Pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi

untuk para pembaca agar dapat memahami dan mengetahui program

pelatihan keterampilan kerja yang dilakukan oleh pihak PSBR dalam


20

membina anak didik serta memberikan sumber referensi yang

mendukung peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.

F. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang relavan terhadap

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Pertama, Skripsi yang ditulis Pramudhya Tyaswuri dengan judul

“Implementasi Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi Binaan”.

Rumusan masalah dalam penelitiannya yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan

pelatihan keterampilan pertukangan kayu bagi warga binaan?. (2) Apakah

yang menjadikan faktor kendala dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan

pertukangan kayu?. Jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh dalam penelitian diatas adalah: (1)

Pelaksanaan pelatihan keterampilan pertukangan kayu bagi warga binaan

meliputi, interaksi antara warga binaan dengan instruktur baik dengan

adanya saling komunikasi dalam proses pembelajaraan, instruktur sebagai

motivasi dan partner, instruktur berasal dari pembina LP dan BLK Kota

Yogyakarta, fasilitas pelatihan keterampilan yang digunakan sangatlah

lengkap, materi pelatihan hanya berupa latihan kerja yang lebih

mengutamakan kemajuan fisik meliputi teori umum dan teori teknis

pertukangan kayu, strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi

pembelajaran yang berpusat pada pendidik karena perencanaan proses

pembelajaran dilakukan oleh instruktur tanpa menggunakan pendekatan

andragogi (ilmu dan seni membantu orang dewasa belajar).


21

Metode pembelajaran melalui ceramah, tanya jawab dan praktik

lapangan, evaluasi pelatihan keterampilan pertukangan kayu melalui tes

individu dan tes kelompok serta memperkerjakan peserta pelatihan

dibengkel kerja Lapas sebagai tindak lanjut pelaksanaan pelatihan. (2)

Faktor yang menghambat yaitu warga binaan mempunyai sifat yang mudah

tersinggung sehingga pada proses pembelajaran sering terjadi perselisihan

antar warga binaan, cara mengatasi hambatan tersebut dapat dilakukan pada

metode pembelajaran yaitu dalam pelaksanaan metode praktek antara

peserta yang satu dengan peserta pelatihan yang lain dilakukan diruang

terpisah dan pengawasan lebih ditingkat.9

Kedua, Skripsi yang ditulis Fajriansyah dengan judul “Implementasi

Pelatihan Keterampilan Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat”.

Rumusan masalah dalam penelitian yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan

konsep pemberdayaan masyarakat dalam pelatihan keterampilan di Institut

Kemandirian dilaksanakan? (2) Apakah pelaksanaan konsep pemberdayaan

masyarakat dalam pelatihan keterampilan di Institut Kemandirian telah

sesuai dengan konsep pemberdayaan pada umumnya? Jenis penelitiannya

yaitu kualitatif deskriptif, dengan teknik analisis deskriptif yang didapatkan

data-data yang telah diolah oleh secara sistematis baik berupa kata-kata,

tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Hasil penelitian

diperoleh dalam penelitian adalah: mengenai konsep, strategi dan tahapan

dalam pemberdayaan masyarakat yang diterapkan oleh Institut Kemandirian


9
Pramudhya Tyaswuri, Implenmentasi Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi
Binaan, (Skripsi Sarjana, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2010).
22

Dompet Daufa telah sesuai sebagaimana prinsip dan unsur pemberdayaan

masyarakat pada dasarnya. Selain itu juga dibahas mengenai bagaimana

pelaksanaan pelatihan keterampilan yang berupaya dalam pemberdayaan

masyarakat.

Dengan demikian program pelatihan seperti yang diupayakan oleh

Institut Kemandirian Dompet Duafa memiliki andil yang cukup besar dalam

pemberdayaan masyarakat yang pada gilirannya menjadi upaya dalam

penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. 10

Ketiga, Skripsi yang ditulis Dwi Marfuji dengan judul “Pelaksanaan

Pembelajaraan Keterampilan berbasis Kewirausahaan pada Peseta Didik”.

Rumusan masalah dalam penelitiannya yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan

pembelajaran keterampilan di UPTD SKB Kulon Progo? Jenis penelitiannya

yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian diperoleh dalampenelitian adalah:

(1) pelaksanaan pembelajaan keterampilan berbasis kewirausahaan di UPTD

SKB Kulon Progo terdiri dari (a) persiapan pembelajaran terdiri dari

penyiapan kurikulum, sarana dan prasarana (b) pelaksanaan pembelajaraan

life skill berbasis kewirausahaan seperi halnya pembelajaran lainnya

didalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran meliputi peserta

didik, pendidik, tujuan, metode, media kurikulum, materi, kegiatan

pembelajaran, bahan ajar, sarana prasarana, evaluasi dan sumber pendanaan.

Pembelajaraan kecakapan hidup yang dilaksanakan meliputi: cara

mengoperasikan dan pemanfaatan komputer, pelatihan dasar-dasar menjahit


10
Fajriansyah, Implementasi Pelatihan Keterampilan Dalam Upaya Pemberdayaan
Masyarakat, (Skripsi Sarjana, Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2013).
23

menggunakan mesin jahit, pelatihan tata laksana rumah tangga, budidaya

jamur, pelatihan budidaya air tawar, tata rias rambut, tanaman hortikultural

dan pembelajaran kewirausahaannya meliputi ceramah pemotivasian disela-

sela pembelajaran. (c) evaluasi atau pemilihan yaitu dengan post tes dab

penilaian praktek. (2) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

pembelajaran keterampilan (a) faktor pendukung yaitu, semangat yang

tinggi dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan, lokasi yang berdekatan

dengan dinas pendidikan kabupaten Kulon Progo baik sehingga mudah

dijangkau, adanya anggaran yang diperuntukan program-program UPTD

SKB Kulon Progo. (b) faktor pnghambat, perbedaan kemampuan peserta

didik yang berbeda-beda menimbulkan extra penaganan dalam pelaksanaan

pembelajaraan yang belangsung di UPTD SKB Kulon Progo, sarana dan

prasarana yang kurang memadai.11

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kajian terhadap penelitian terdahulu dan sistematika

penulisan.

BAB II Kerangka Teori, yang berisi tentang pengertian implementasi,

pengertian pelatihan, tujuan pelatihan, unsur-unsur program

pelatihan, pengertian keterampilan kerja, keterampilan kerja

yang harus kita punya, keterampilan bidang kepekerjaan,


11
Dwi Marfuji, Pelaksanaan Pembelajaraan Life Skil berbasis Kewirausahaan pada Peseta
Didik, (Skripsi Sarjana, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2016).
24

pengertian remaja, tahap perkembangan remaja, tugas

perkembangan remaja, karakteristik umum perkembangan

remaja, penyesuaian diri remaja, kemampuan remaja dalam

mengelola emosi.

BAB III Metode Penelitian yang berisi tentang jenis penelitian, waktu

penelitian, informan penelitian, sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan

data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari deskripsi wilayah

penelitian, temuan hasil penelitian dan pembahasan

BAB V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


25

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Konsep Implementasi Pelatihan

1. Pengertian Implementasi

Implementasi menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )

yaitu pelaksanaan / penerapan.12 Sedangkan secara umum adalah suatu

tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan

rinci. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Hakikatnya,

implementasi menurut Joko Susila sebagaimana dikutip oleh M.

Fathurrohman yaitu suatu proses ide, kebijakan atau inovasi dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa pengetahuan,

keterampilan maupun nilai dan sikap.13

Menurut Wheelendan Hunger sebagaimana dikutip oleh Mulyasa

implementasi adalah suatu proses untuk menempatkan dan menerapkan

informasi dalam operasi.14 Prana Wastra berpendapat bahwa implementasi

adalah sebuah aktivitas yang dikerjakan karena adanya kebijaksanaan yang

sudah disusun sebelumnya, meliputi kebutuhan apa saja yang diperlukan,

siapa pelaksana, kapan akan diselesaikan target implementasi itu sendiri.

Semua itu sudah direncanakan pada awal waktu. Menurut Budi Winarno

implementasi adalah tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh

12
Wikipedia.com
13
M.Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2012), hlm 189
14
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Kompetensi, 2002), hlm 93
26

sekelompok individu yang telah ditunjuk untuk menyelesaikan suatu

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.15

2. Pengertian Pelatihan

Pelatihan berasal dari kata latin yang artinya telah biasa, sedangkan

dalam bahasa Inggris sering diartikan, drill, exercise, dan training.

Menurut Surjono Sukanto memberikan batasan tentang training dalam

kamus sosiologi dimaksudkan mengajarkan keterampilan dan memberikan

pengajaran atau latihan. Sedangkan Kenneth R. Rabinson mendefinisikan

training adalah mencoba dengan berbagai pengajaran dan pengalaman

untuk mengembangkan perilaku orang dibidang pengetahuan,

keterampilan dan sikap untuk mencapai standar yang diinginkan.16

James E Gardner pelatihan didefinisikan sebagai teknik dan

rencana yang bertujuan untuk membantu perkembangan dan kemantapan

belajar. Sutarto berpendapat bahwa pelatihan adalah proses untuk

mengembangkan keterampilan, menyebarluaskan informasi dan

memperbaharui tingkah laku serta membantu individu dan kelompok pada

suatu organisasi agar lebih efektif dan efesien didalam menjalankan

pekerjaan, Pelatihan diperlukan untuk membantu karyawan atau individu

meningkatkan kualitas dalam pekerjaan.17

15
Sebagaimana dikutipMulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik
dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Kompetensi, 2002), hlm 93
16
Linda Ratna Sari, Pelaksanaan Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skill), ( Semarang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2016) hlm 12
17
Sutarto, Pendidikan Non Formal Ajar Manajemen Pelatihan. Universitas Semarang. Hlm
50
27

Menurut pelatihan secara singkat didefinisikan sebagai suatu

kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan masa yang akan datang.

Hal-hal berikut ini penting untuk mengetahui konsep lebih lanjut, yakni:

1. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku

peserta untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan untuk

dengan keahlian dan kemampuan peserta untuk melaksanakan

pekerjaan.

2. Program pelatihan formal adalah usaha memberi kerja untuk

memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk memperoleh

pekerjaan atau bidang tugas yang sesuai kemampuan, sikap dan

pengetahuannya.

Dari beberapa pendapat pengertian pelatihan adalah suatu proses

pembelajaran melalui beberapa teknik yang dilakukan secara sengaja

dalam memberikan suatu pengetahuan guna meningkatkan keahlian yang

dimiliki seseorang.

3. Tujuan Pelatihan

Menurut Oemar Hamalik mengatakan “secara umum pelatihan

bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik secara

struktural maupun fungsional, yang memiliki kemampuan dalam

profesinya, kemampuan melaksanakan loyalitas, kemampuan

melaksanakan dedikasi dan kemapuan berdisiplin yang baik. Kemampuan

profesional mengandung aspek kemampuan keahlian dalam pekerjaan,


28

kemasyarakatan dan kepribadian agar lebih berdaya guna dan berhasil

guna. Tujuan pelatihan secara khusus, ialah18:

1. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja yang memiliki

keterampilan yang produktif dalam rangka pelaksanaan program

organisasi lapangan.

2. Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur ketenagakerjaan yang

memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus untuk meningkatkan

dirinya sebagai tenaga tangguh, mandiri, pofesional, beretos kerja yang

tinggi dan produktif

3. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai dengan bakat,

minat, nilai dan pengalamannya masing-masing (individu).

4. Mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat relevansi yang

tinggi dengan kebutuhan pembangunan.

4. Unsur-unsur Program Pelatihan

Dalam program pelatihan ketenagakerjaan yang diselenggarakan

diperlukan adanya beberapa unsur dalam kegiatan pelaksanaanya, adapun

pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut19:

a. Peserta Pelatihan

Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan

proses pelatihan, yang pada gilirannya turut menentukan efektifitas

pekerjaanya. Karena itu perlu diseleksi dengan teliti untuk memperoleh

peserta yang baik, berdasarkan kriteria, antara lain:


18
Ali Nurdin, Pendidikan Life Skill dalam menumbuhkan Kewirausahaan pada Peserta
Didik(Jakarta: UniversitasNegerijakarta, 2010), hlm. 20
19
Kamil, Mustofa. Model Pendidikan Dan Pelatihan, (Bandung:Alfabeta). Hlm 45
29

1) Pendidikan, jenjang pendidikan dan keahlian peserta.

2) Pengalaman kerja, pengalaman yang dimiliki oleh peserta pelatihan.

3) Motivasi dan minat, yang bersangkutan terhadap kegiatan pelatihan.

4) Kepribadian, menyangkut aspek moral, moril, sifat pribadi yang

dimiliki oleh peserta.

5) Intelektual, tingkat berpikir, pengetahuan, diketahui setelah melalui

seleksi.

b. Pelatih atau Instruktur

Pelatihan atau Instruktur memegang peranan yang penting terhadap

kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu sebabnya perlu dipilih

instruktur yang ahli dibidangnya, yang berkualifikasi profesional, beberapa

persyaratan sebagai pertimbangan adalah20:

1) Telah dipersiapkan secara khusus sebagai instruktur, yang ahli dalam

bidang spesifikasinya.

2) Memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang pekerjaannya

sebagai instruktur.

3) Instruktur berasal dari lingkungan organisasi lebih baik dibandingkan

dengan yang dari luar.

4) Mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi (minimal S-1 sesuai

dengan keahlian).

20
Kamil, Mustofa. Model Pendidikan Dan Pelatihan, (Bandung:Alfabeta). Hlm 40
30

c. Lama Pelatihan

Lama masa pelaksanaan pelatihan berdasarkan pertimbangan

tentang21:

1) Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam pelatihan

tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bemutu, kemampuan yang ingin

diperoleh mengakibatkan lebih lama diperlukan pelatihan.

2) Kemampuan belajar peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

3) Media pelatihan, media pelatihan yang serasi dan canggih akan

membantu kegiatan pelatihan dan mengurangi lamanya pelatihan

tersebut.

B. Konsep Keterampilan Kerja

1. Pengertian Keterampilan Kerja

Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menggunakan akal,

fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah maupun

membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah

nilai dari pekerjaan tersebut.22 Keterampilan hendaknya dikembangkan

dan dilatih terus menerus agar dapat menambah kemampuan seseorang

sehingga menjadi ahli atau profesional dalam salah satu bidang tertentu.

Contohnya dari keterampilan menjahit, keterampilan memasak,

keterampilan salon, keterampilan otomotif dan lain sebagainya23.

Keterampilan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan

21
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. (Jakarta : Rineke Cipta). Hlm 60
22
Wikipedia.com
23
Rusmiyati, 2016. Keterampilan. (Jakarta:Dramedia Digital). Hlm 40
31

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah

penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.24

Menurut Gardon keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam

memgoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Dunette

berpendapat bahwa keterampilan merupakan pengetahuan yang didapat

dan dikembangkan melalui latihan atau training dan pengalaman dengan

melakukan berbagai tugas.25 Sedangkan menurut Nadler keterampilan

dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas. Wikdati juga

mengatakan bahwa keterampilan adalah orang yang dalam mengerjakan

atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar.

Berdasarkan beberapa pendapat pengertian keterampilan suatu

bentuk kemampuan yang mempergunakan pikiran dan perbuatan dalam

menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dengan efektif dan efisien.

Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai

profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat

juga diartikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan

oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.26

Kerja menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu

sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat

dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencarian.

Menurut Brown kerja adalah penggunaan proses mental dan fisik dalam

mencapai beberapa tujuan yang produktif. Poewadarminta berpendapat


24
Wikipedia.com
25
Rusmiyati, 2016. Keterampilan. (Jakarta:Dramedia Digital). Hlm 42-43
26
Rusmiyati, 2016. Keterampilan. (Jakarta:Dramedia Digital). Hlm 43-44
32

bahwa kerja adalah melakukan sesuatu.27 Sedangkan Menurut Renita kerja

adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada unit sumber

daya, pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan

kebutuhan yang ada.

Berdasarkan beberapa pendapat pengertian kerja yaitu kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu

yang menghasilkan alat pemenuhan kebutuhan yang ada seperti barang

atau jasa dan memperoleh bayaran atau upah.

Keterampilan kerja adalah keterampilan dan sifat utama yang

dibutuhkan di setiap pekerjaan. Inilah keterampilan umum yang membuat

seseorang dipekerjaan. Keterampilan kerja terkadang disebut keterampilan

dasar atau keterampilan kesiapan kerja.28

2. Keterampilan Kerja yang Harus Dimiliki

1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa

orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan

menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang

lain.29 Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Harafiah mendefinisikan

komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih baik untuk

27
Esmara,1986. Sumber Daya Manusia, Kesempatan Kerja dan Perkembangan. UI. Jakarta
Hlm. 60
28
Http/Kompas.com
29
Bakir dkk, 1984. Keadaan Angkatan Kerja. Jakarta: Rajawali hlm 55
33

menyampaikan suatu pesan atau informasi. Komunikasi secara umum

bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain.

Menurut Raymond komunikasi adalah sebuah proses menyaring,

memilah, dan memberikan berbagai simbol dalam bentuk sedemikian rupa

yang mana dapat memudahkan penyimak membangkitkan arti maupun

respon dari fikiran yang sama dengan yang dikehendaki komunikator.30

Wiliam juga mengatakan komunikasi adalah rangkaian tahapan transfer

kata yang dimiliki makna yang dilakukan oleh antar individu ataupun

lebih. Sedangkan menurut James komunikasi adalah suatu proses pada

seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi

dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain.

b. Fungsi Komunikasi31

1) Sebagai Alat Kendali

Fungsi komunikasi yang pertama adalah sebagai alat kendali atau

kontrol. Dalam hal ini alat kendali berarti dengan komunikasi maka

perilaku individu dapat dikontrol dengan penyampaian aturan yang harus

dipatuhi.

2) Sebagai Alat Motivasi

Komunikasi yang baik dan persuasif dapat meningkatkan motivasi

seseorang dalam melakukan sesuatu. Menyampaikan informasi yang dapat

diraih dalam kehidupan akan membangun motivasi seseorang.

30
Roudhinah, 2007. Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Jakartas Press). Hlm 52
31
Roudhinah, 2007. Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Jakartas Press). Hlm 53
34

3) Sebagai Alat Komunikasi

Dengan komunikasi maka kita dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh orang lain atau kelompok sehingga dengan informasi itu

maka proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.

c. Macam-macam Komunikasi

1) Komunikasi Verbal (Lisan)

Komunikasi lisan adalah komunikai yang terjalin secara langsung

tanpa adanya jarak yang berarti. Contoh komunikasi lisaan misalnya:

meeting dengan klien, wawancara kerja, atau dua orang yang sedang

berbicara. Komunikasi lisan bisa juga terjadi secara jarak jauh. Misalnya

pembicaraan melalui telepon dan video call.

2) Komunikasi Tertulis

Komunikasi Tertulis biasanya dilakukan melalui aplikasi atau

media teknologi. Misalnya: mengirim pesan, email, chattingan melalui

WhatssApp/BBM/Facebook Messenger.

2. Teknologi

a. Pengertian Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-

barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup

manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan

sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.32 Teknologi adalah

berbagai keperluan serta sarana berbentuk aneka macam peralatan atau

32
Roudhinah, 2007. Ilmu Komunikasi Teknologi, (Jakarta : UIN Jakartas Press). Hlm 62
35

sistem yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan serta kemudahan

bagi manusia.

Menurut Mayono teknologi adalah pengembangan dan penerapan

berbagai peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Gary berpendapat

bahwa teknologi adalah ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan

lain secara bersistem dan mensistem untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat pengertian teknologi adalah alat,

mesin, cara, proses kegiatan ataupun gagasan yang dibuat untuk

mempermudah aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kepemimpinan

a. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam

diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana

tujuannya adalah untuk memcapai target (goal) organisasi yang telah

ditentukan.33

Menurut Wahsumidjo kepemimpinan merupakan rangkainan

aktivitas pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan, gaya

dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi antara pemimpin, pengikut

dan situasi.34 Sutarto juga berpendapat bahwa kepemimpinan adalah

rangkaian aktivitas penataan berupa kemampuan seseorang dalam

mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia

33
Thoha,1983. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 65
34
Thoha,1983. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 66
36

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan

menurut Stoner kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan usaha

dalam mempengaruhi kegiatan yang berkaitan dengan anggota kelompok

atau organisasi.

4. Etika

a. Pengertian Etika

Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai

pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan

sifat baik dan buruk.35 Ada juga yang menyebutkan pengertian etika

adalah suatu ilmu trntang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam

pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang

tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewajiban dan

tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Menurut Mustafa etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap

suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memperhatikan perbuatan

manusia sejauh apa yan diketahui oleh akan serta pikiran manusia.36

Bertens juga berpendapat bahwa etika adalah nilai dan norma moral yang

menjadi suatu acuan bagi umat manusia secara baik secara individul atau

kelompok dalam mengatur semua tingkah lakunya.

5. Manajemen Waktu

a. Pengertian Manajemen Waktu

35
Robbins,2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta Erlangga. Hlm 70
36
Robbins,2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta Erlangga. Hlm 71
37

Manajemen waktu adalah cara yang dapat anda lakukan untuk

menyeimbangin waktu anda untuk kegiatan belajar atau bekerja,

bersenang-senang atau bersantai, dan beristirahat secara efektif. Tanpa

disadari, setiap saat anda sesungguhnya telah membuat beberapa

keputusan terkait dengan manajemen waktu.37

Menurut David Manajemen waktu adalah cara memanfaatkan

waktu dengan baik dimana seseorang mampu menyelesaikan sesuatu

denan lebih cepat dan bekerja lebih cerdas. Leman berpendapat bahwa

manajemen waktu adalah penggunaan dan pemanfaatan waktu sebaik-

baiknya, seoptimal mungkin dengan melakukan perencanaan aktivitas

secara terorganisir dan matang.38

3. Keterampilan Bidang pekerjaan

1. Salon

Salon adalah bentuk usaha yang berhubungan dengan perawatan

kosmetika, wajah dan rambut, baik untuk laki-laki maupun perempuan.39

a. Creambath

Creambath adalah perawatan kulit rambut dan kulit kepala dengan

cara mengurut kulit kepala sampai bahu dengan pengurutan yang teratur

dengan mengunakan cream khusus creambath. Adapun alat yang

digunakan dalam creambath yaitu makarizo shampoo, makarizo

creambath, cape, jepit rambut. Dalam creambath kita harus mengetahui

jenis rambut, ramput tipe normal, rambut tipe kering dan rambut tipe
37
M. Ahmad Abdul Jwwad,2004. Manajemen Waktu. PT Syaamil Cipt Media. Hlm 25
38
M. Ahmad Abdul Jwwad,2004. Manajemen Waktu. PT Syaamil Cipt Media. Hlm 27
39
Wikipedia.com
38

berminyak. Setelah gunakan merk creambath yang benar-benar cocok bagi

jenis kulit, karena setiap merk yang diciptakan untuk jenis rambut yang

berbeda-beda dan cara pemakaiannya juga berbeda. Kenali jenis rambut

sebelum menggunakan creambath agar rambut tidak rusak. 40

b. Hairstylist (Gunting Rambut)

Hairstylist (Gunting Rambut) adalah untuk menciptakan gaya

rambut yang memerlukan tindakan memotong atau memangkas rambut.

Dalam mengunting rambut ada beberapa macam potong rambut yaitu

potong shaggy, layer, oval rata/bob dan yogen. Alat yang digunakan dalam

potong rambut adalah gunting, cermin , sisir, jepit, dan sisir cukur. Dalam

Harstylist (Gunting Rambut) yang perlu diketahui jenis rambut klien,

keriting, lurus, panjang, pendek, setelah itu bentuk wajah yang harus kita

ketahui dalam gunting rambut. Gaya rambut yang sesuai dengan wajah

bulat adalah layer, Bob, tipis, kerinting gantung dll, gaya rambut yang

sesuai dengan wajah segitiga adalah shaggy.

c. Tata Rias

Make up adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli

sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Disini sebelum

menggunakan make up, sebaiknya memperkenalkan alat-alat make up,

produk-produk kosmetik, koreksi wajah dll. Adapun alat yang digunakan

yaitu : spon rias, foundation, bedak, lipstik, maskara, bulu mata palsu.

Dalam tata rias/Make Up disini yang perlu kita ketahui jenis kulit klien

40
Beauty.blogspot.com/2008/11/teknik-creambath.html
39

normal, kering, berminyak, kombinasi atau sensitif. Setelah itu produk

make up yang cocok untuk jenis kulit klien, karena apa bila salah

menggunakan produk make up akan mengakibatkan jerawatan, bruntusan,

kulit kering, flek hitam dan minyak berlebihan.41

d. Rebonding

Rebonding itu merujuk pada proses pelurusan rambut dengan lurus

patah. Jadi yang harus dipersiapkan selain cermin dan sisir, juga alat

bondingnya. Proses sebelum dibonding itu dicatok dulu, dicuci. Jadi alat

catok, creamnya, dan handuk. Untuk mengetahui lebih jelas rebonding

rambut adalah suhu yang maksimal karena apabila terlalu panas akan

membuat rambut jadi rusak secara berlahan, pilihlah catokan yang berlapis

keramik yang mampu menjaga tiap helai rambut dari kerusakan, bersihkan

catok rambut secara rutin dan jangan meluruskan saat rambut masih basah.

2. Kebengkelan

Pembekelan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang

peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk,

merakit, ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau

kondisi yang lebih baik secara manfaat maupun estetika.42

Adapun materi dalam pelatihan Kebengkelan yaitu43 :

a. Sistem kerja rem, rem dirancang untuk mengurangi kecepatan

(memperlambat) dan menghentikan kendaraan. Peralatan ini sangat

penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan


41
Harumi Sudrajat. Blog mytipscantik.com
42
Wikipedia.com
43
Daniel, Buku ajar Mata Kuliah Perbengkelan Pertanian. (Pdf. Universitas). Hlm 55
40

menjamin pengendaraan yang aman. Rem tipe leading, banyak

diaplikasikannpada rem belakang sepeda motor. Tipe ini dikenal

memiliki konstruksi lebih simple dibandingkan tipe lain. Ciri rem

leading ini adalah memiliki satu buah cam atau nok yang berfungsi

mengerakan sepatu rem sidebelah satu ujung. Sementara ujung

lainnya diletakan privot pin sebagai engsel.

b. Sistem kerja kemudi ialah untuk memungkinkan perubahan arah

kemana kendaraan itu bergerak. Prinsip kerja pada waktu pengemudi

memutar roda, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi

langsung membelok. Pada bagian ujung poros utama kerja dari gigi

cacing dan murbak roda gigi kemudi menambah tenaga dan

memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju

lengan pitman.

c. Sistem kerja karburator untuk menjalankan pembakaran, mesin perlu

tiga komponen yakni bahan bakar udara dan api. Api akan disuplai

oleh busi sementara bahan bakar dan udara harus disuplai secara

bersama atau tercampur. Karbunator merupakan komponen untuk

mencampur udara dan bahan bakar.

d. Sistem kerja Gardan memiliki fungsi yang cukup penting. Komponen

ini akan melakukan tugasnya untuk mengubah putaran propeller

menjadi tegak lurus terhadap poros propeller. Cara kerja gardan fungsi

utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada
41

saat mobil membelok. Hal ini dimaksud agar mobil dapat membelok

dengan baik tanpa membuat kedua ban menjadi alip atau tergelincir.

C. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja merupakan masa perahlian dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Remaja merupakan masa kritis karena individu menghadapi

ragam perubahan biologis dan psikologis dalam proses mencari identitas

baru dan menghadapi tantangan untuk mecahkan persoalan hidup.

Para remaja adalah harapan orang tua, bahkan dalam lingkup yang

luas, remaja adalah harapan negara. Hal ini dapat dipahami karena sebagai

generasi penerus, didalam tangan remaja terletak masa depan dunia.

Remaja merupakan sumberdaya manusia yang kedepannya memegang

peranan penting dalam perkembangan sosial. Secara berproses remaja

belajar dan berkembang untuk mencapai hal tersebut. Selain itu, remaja

juga memiliki banyak tugas perkembangan.44

Menurut Sarlito W. Sarwono mendefinisikan remaja sebagai masa

perahlian antara masa anak-anak kemasa dewasa dengan berbagai

perubahan perilaku yang ditunjukan seperti susah diatur, mudah

terangsang perasaannya, dan sebagainya.45

Menurut WHO mendefinisikan remaja yang lebih bersifat

konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu

44
Rahmawati Brilianita Sari, Tingkat Psychologi Well-Being pada Remaja di Panti Sosial
Bina Remaja Yogyakarta (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yoyakarta, 2015), hlm. 2
45
Sarlito W. Sarwono. PsikologiRemaja, (Jakarta: RajawaliPers), hlm.2
42

biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap defenisi

tersebut berbunyi sebagai berikut.

Remaja adalah suatu masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi Perahlian dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.46

Menurut Zakiah Derajat mengemukakan bahwa remaja adalah anak

yang ada pada masa perahlian diantara masa anak-anak dan dewasa,

dimana anak-anak mengalami perubahan-perubahan cepat disegala bidang.

Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap dan cara berfikir

dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa

ini kira-kira umur 11 tahun dan berakhir 21 tahun.47

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai

berikut:

a. Masa remaja awal (12-15), pada masa ini individu mulai

meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan

diri dan tidak tergantung pada orang tua.

46
Sarlito W. Sarwono. PsikologiRemaja, (Jakarta: RajawaliPers), hlm.12
47
ZakiahDarajat, Kesehatan Mental, ( Jakarta : PT.GunungAgung), hlm. 106
43

b. Masa remaja pertengahan (15-18), masa ini ditandai dengan

berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya masih

memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu

mengarahkan diri sendiri.

c. Masa remaja akhir (19-22), masa ini ditandai oleh persiapan akhir

untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini

remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional, keinginan yang kuat

untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya

dan orang dewasa.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat tugas-tugas

tertentu yang berasal dari harapan masyarakat yang harus dipenuhi oleh

individu dan ini sering disebut tugas-tugas perkembangan. Keberhasilan

atau kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan pada usia

tertentu akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dalam

menjalankan tugas perkembangan pada periode usia selanjutnya. Pada usia

remaja terdapat tugas-tugas perkembangan tertentu yang harus dipenuhi

oleh individu. Pada akhir masa remaja ini, diharapkan tugas-tugas tersebut

telah terpenuhi sehingga individu siap memasuki masa dewasa dengan

peran-peran dan tugas-tugas barunya sebagai orang dewasa.48

Perkembangan masa remaja berkaitan dengan diri sendiri juga

dengan lingkungan sosial yang dihadapinya, semua perubahan yang terjadi

48
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik,
hlm 10
44

pada remaja dalam masa ini menuntut individu untuk melakukan

penyesuaian didalam dirinya, menerima perubahan-perubahan itu sebagai

bagian dari dirinya, untuk mempersiapkan dirinya menghadapi masa

dewasa. Jika individu mampu menerima dirinya sebagai individu yang

unik dan mampu memenuhi tuntutan-tuntutan dari lingkungan yang

dihadapinya, ia akan siap memasuki masa masa dewasa dengan peran dan

tanggung jawab baru.

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja adalah berusaha:49

a. Mampu menerima keadaan fisik.

b. Mencapai kemandirian emosional

c. Mencapai kemandirian ekonomi.

d. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

e. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.

f. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab.

3. Ciri-ciri Masa Remaja

Berdasarkan pengertian maka disini akan menjelaskan beberapa

ciri-ciri dari masa remaja, ciri-ciri masa remaja yaitu sebagai berikut50:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting, pada periode remaja baik

akibat langsung maupun jangka panjang tetap penting. Perkembangan

49
Muhammad Ali & Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
hlm 10
50
Ahmad Badawi, Penangan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah Hlm 124-127
45

fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembngan

mental terutama pada awal masa remaja.

b. Masa remaja sebagai periode perahlian, perahlian tidak berarti terputus

melainkan lebih kesebuah perahlian dari satu tahap ketahap

berikutnya.

c. Masa remaja sebagai masa perubahan , adapun perubahan itu yaitu:

pertama perubahan meningginya emosi yang intensitas, perubahan

tubuh, minat dan peran yang diharapkan, minat dan perilaku maka

nilai-nilai juga berubah.

c. Masa remaja sebagai usia bermasalah, setiap periode mempunyai

masalahnya sendiri-sendiri namun masalah masa remaja sering

menjadi masalah yang susah diatasi baik oleh laki-laki naupun

perempuan.

d. Masa remaja sebagai masa pencari identitas, identitas diri yang dicari

remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya

dimasyarakat, dan apakah ia seseorang anak atau seorang yang sudah

dewasa.

e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, remaja identik

dengan anak-anak yang tidak rapi, cendrung merusak, menyebabkan

orang dewasa harus bertanggung jawab dalam mendidik para remaja.

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, remaja melihat dirinya

dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana

adanya.
46

g. Masa remaja sebagai ambang dewasa, remaja menjadi gelisa untuk

meninggalkan streotif belasan tahun dan sudah menunjukan kesan

bahwa sudah hampir dewasa.

4. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh

Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity). Ini terjadi karena

masa remaja merupakan perahlian antara masa kehidupan orang dewasa.

Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan

sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlukan sebagai orang

dewasa, ternyata belum dapat menunjukan sikap dewasa.

Oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang sering ditunjukan oleh

remaja, yaitu sebagai berikut.51

1. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak

idealisme, anggan-anggan, atau keinginan yang hendak diwujudkan

dimasa depan. Namun sesungguhnya remaja belum memiliki banyak

kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Seringkali

angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan

kemampuan.

2. Pertentangan

51
Muhammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara), hlm.16
47

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada

situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan

perasaan masih belum mampu untuk mandiri.

3. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya

tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau biaya.

Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan

biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh

uang dari pemberian orangtua.

5. Penyesuaian Diri Remaja

Seperti yang kita ketahui bahwa remaja itu merupakan perubahan

dari anak-anak menuju dewasa jadi seoptimal mungkin mereka dapat

menyesuaikan diri mereka dengan keadaan ini, berikut ini ada 6

penyesuaian dari remaja yang harus dilakukan52 :

1. Menerima dan mengintererasikan pertumbuhan badannya dalam

kepribadian.

2. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat (memenuhi

syarat) dalam kebudayaan dimana remaja berada.

3. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri, dan

kemampuan untuk menghadapi kehidupan.

4. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat.

52
Sarlito W Sarwono, Psikologi Remaja Edisi Revisi, hlm 19
48

5. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan nilai-

nilai yang sesuai dengan lingkungan kebudayaan.

6. Memecahkan problem nyata dalam pengalaman sendiri dan dalam

kaitannya dengan lingkingan.

6. Kemampuan remaja dalam Mengelolah Emosi

Kemampuan remaja dalam mengelolah kecerdasaan emosial

sebagai berikut53:

a. Kemampuan mempersepsi emosi yaitu mampu mengidentifikasikan

ekspresi emosi yang ada pada wajah, lukisan, suara, artifak busaya

dan sebagainya termasuk emosi diri sendiri.

b. Kemampuan memanfaatkan emosi untuk mencapai prestasi-prestasi

yang optimal. Orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi justru

makin bersemangat dalam keasaan emosi bukan makin depresi.

c. Memahami emosi yaitu bisa membaca emosi, mengerti bagaimana

terjadinya emosi dan interaksi antar individu yang sangat rumit dan

bisa mendeteksi emosi yang mungkin terjadi dan bagaimana cara

mengatasinya.

d. Mengelolah emosi yaitu mengatur emosi sedemikian rupa baik untuk

diri sendiri maupun terhadap orang lain sehingga bisa menjaga

hubungan baik dan mencapai prestasi tinggi.

53
Sarlito W Sarwono, Psikologi Remaja Edisi Revisi, hlm 100
49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian mendalam mencakup keseluruhan yang terjadi di lapangan,

dengan tujuan mempelajari secara mendalam tentang latar belakang

keadaan sekarang.54 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian.55

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks apa

adanya melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber

lapangan dengan instrumen kunci peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menggunakan latar alami dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada. Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.56

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam melakukan

penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis kualitatif. Dimana peneliti mendeskripsikan dan

54
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grafindo Persasada,2001),
Hlm 4
55
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2006),
hlm. 6.
56
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 2.
50

menganalisis implementasi program pelatihan keretampilan kerja pada

bidang kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina Remaja.

B. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan subjek yang memberikan informasi

tentang fenomena-fenomena dan situasi sosial yang berlangsung di

lapangan.57 Pemilihan informan diambil dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling merupakan metode/cara pengambilan

sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih

berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki subjek tersebut sesuai dengan

tujuan penelitian yang akan dilakukan.58

Adapun kriteria dan pertimbangan-pertimbangan informan yang

diteliti pada penelitian ini yaitu :

1. Alumni Panti Sosial Bina Remaja tahun 2017 yang telah bekerja dan

tinggal dikota bengkulu.

2. Pembina dan instruktur yang sudah bekerja minimal 2 tahun.

Jadi, sumber informan dalam kegiatan penelitian ini adalah para

informan yang berkompeten dan mempunyai relevansi dengan penelitian.

Terdapat 14 informan dalam penelitian ini yang terdiri atas 2 orang

pembina, 2 orang instruktur dan 10 orang Alumni.

57
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (
Jakarta: Gaung Persada Press,2008), hlm. 213.
58
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,
2012), hlm. 106.
51

Tabel 4.1

Data Informan Penelitian

Jenis
No Nama Alamat Umur Pendidikan Keterangan
Kelamin
1 Erniwati P Bengkulu 40 D3 Pembina
2 Sulastri P Bengkulu 40 D3 Pembina
Ibu Rama Instrukur
3 P Bengkulu 28 D3
Dayuni (Salon)
Bapak
Instruktur
4 Samsu L Bengkulu 47 D3
(Perbengkelan)
Wira
5 Rinda P Bengkulu 23 SMA Salon
6 Putri P Bengkulu 22 SMA Salon
7 Cici P Bengulu 23 SMA Salon
8 Hafni P Bengkulu 23 SMK Salon
9 Nhia P Bengkulu 22 MA Salon
10 Andri L Bengkulu 24 SMK Perbengkelan
11 Debi L Bengkulu 21 SMK Perbengkelan
12 Toha L Bengkulu 24 SMK Perbengkelan
13 Rian L Bengkulu 22 SMK Perbengkelan
14 Najib L Bengkulu 22 SMK Perbengkelan

C. Waktu Penelitian

Berdasarkan pertimbangan dan waktu yang ada, maka peneliti

melakukan penelitian sebulan atau sesuai dengan kebutuhan dengan serta

sesuai dengan izin penelitian yaitu dari 30 Agustus sampai dengan 30

September tahun 2018


52

D. Sumber Data Penelitian

Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat

dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dan relevan dengan problem

tertentu. Data merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti bahwa

data harus mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan bentuk

simbolik asli pada satu sisi.59

Adapun sumber data yang didapatkan dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langung dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.60

Jenis data dalam penelitian ini yaitu data hasil observasi awal yang

menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian, data yang diperoleh

dari wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa pembina, instriktur

dan remaja alumni di Panti Sosial Bina Remaja.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang menjadi penunjang

sumber utama, yang diperoleh dari pihak yang ada di PSBR.

Jenis data merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan

atau pengelolahan data yang berbentuk catatan atau laporan data yang

59
Ahmad Tanzeh, Metodelogi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 79.
60
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 91.
53

berbentuk dokumentasi oleh tempat yang diteliti dan dipublikasikan.61

Dalam penelitian ini peneliti mengambil dari beberapa dokumen-dokumen

yang diperlukan untuk membantu melengkapi data, seperti hasil

dokumentasi, arsip dan photo hasil penelitian seperti buku kenangan

alumni PSBR, struktur organisasi dan sarana dan prasarana.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk mengumpulkan data-data dan informasi sesuai

dengan masalah-masalah yang diteliti maka peneliti melakukannya dengan

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

secara langsung, dimana peneliti mencatat informasi yang penulis lihat

secara langsung di lapangan.62 Maka dari itu, peneliti langsung terjun ke

lapangan melalui metode observasi dan pencatatan.

Observasi ini peneliti langsung mengamati kegiatan-kegiatan

beberapa Remaja Alumni PSBR di Kota Bengkulu seperti creambath,

potong rambut, dll.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban

61
Neong Muhadjir, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Yogyakarta: Reka Sarasin, 1998),
hlm.138.
62
Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta:UI-Press, 2003) Hlm 198.
54

atas pertanyaan itu.63 Dalam Penelitian ini, wawancara yang digunakan

peneliti adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah

seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah

yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti.64

Wawancara yang peneliti lakukan yaitu wawancara dengan pembina,

instuktur dan remaja Alumni PSBR terkait dengan bidang kepekerjaan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, foto-foto, wawancara dan

sebagainya. Metode dokumentasi merupakan penelaan terhadap referensi-

referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian.65

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dimaksud adalah

dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membantu kelengkapan dan

kebenaran data, diantaranya, pada saat peneliti melakukan observasi awal

pada pegawai di Panti Sosial Bina Remaja. Seperti data-data remaja, dan

sejarah panti.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mempermudah menganalisis data dalam penelitian ini

peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggambarkan

hasil penelitian berdasarkan data di lapangan. Penelitian deskriptif adalah

63
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2006),
hlm.186.
64
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial: Kuantitatif dan Kualitatif (
Jakarta: Gaung Persada Press,2008), hlm. 217.
65
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial: Kuantitatif dan Kualitatif , hlm.
219.
55

penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai

suatu gejala yang ada menurut apa yang ada saat penelitian.66

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan

analisis data, penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Reduksi data, yaitu proses pengumpulan dan penelitian. Reduksi data

merupakan proses dimana seorang peneliti perlu melakukan telah awal

terhadap data-data yang telah dihasilkan, dengan cara melakukan

pengujian data dalam kaitannya dengan aspek atau fokus penelitian.

2. Penyajian data, yaitu Data yang telah diperoleh disajikan dalam

bentuk daftar katagori setiap data yang didapat dengan bentuk naratif.

3. Mengambil kesimpulan, yaitu peroses lanjutan dari reduksi dan data

penyajian data. Data yang disimpulkan berpeluang untuk menerima

masukan. Penarikan kesimpulan sementara, dan masih dapat diuji

dengan data di lapangan.67

Adapun metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode

analisis data deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah proses analisis yang

didasarkan pada kaidah deskriptif dan kualitatif. Kaidah deskriptif adalah

bahwasannya proses analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah

didapatkan dan diolah dan kemudian hasil analisa tersebut disajikan secara

keseluruhan.

66
Sudarwan Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2002),
hlm. 324.
67
Sudarwan Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2002),
hlm. 324.
56

Sedangkan kaidah kualitatif adalah bahwa proses analisis tersebut

ditujukan untuk mengembangkan perbandingan dengan tujuan untuk

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang berlaku di

lapangan. Maksudnya adalah data-data lapangan akan dianalisa dengan

membuat perbandingan antara data lapangan dengan teori yang dipakai.

Jadi, proses analisa data yang digunakan secara umum memiliki tujuan

untuk mencari jawaban permasalahan yang diajukan sesuai dengan

rumusan masalah yang diajukan berdasarkan data yang didapat dari

lapangan yang telah diolah.

G. Teknik Keabsahan Data

Setelah data dianalisis dan diambil kesimpulan, maka data tersebut

perlu diuji keabsahannya, dengan melakukan pemeriksaan ulang terhadap

data yang telah terkumpul. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan

teknik pemeriksaan yang didasarkan pada empat kriteria yaitu derajat

kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, ketergantungan dan kepastian.68

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang di

cari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Ketekunan ini dilakukan untuk memahami dan mendapatkan data

secara mendalam. Adapun ketekunan pengamatan yang dilakukan

68
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 324.
57

peneliti, yaitu mengamati Implementasi Program Pelatihan

keterampilan kerja pada Bidang Kepekerjaan Alumni Panti Sosial

Bina Remaja.

2. Triangulasi, yaitu teknik analisis keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

digunakan sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi

dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka peneliti melakukan

langkah sebagai berikut :

a. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b. Peneliti membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Peneliti membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti

melakukan pengecekan data-data hasil penelitian dengan menggunakan

teknik triagulasi sumber dan metode untuk melihat implementasi program

pelatihan keterampilan kerja pada bidang kepekerjaan alumni Panti Sosial

Bina Remaja
58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah atau Lokasi Penelitian

1. Sejarah Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu

Balai Pengembangan Anak dan Remaja (BPAR) “HARAPAN”

yang terletak di Jln. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu adalah

salah satu lembaga Kesejahteraan Sosial yang bertanggung jawab di 10

(sepuluh) Kabupaten atau Kota wilayah kerja dalam Provinsi Bengkulu,

untuk memberikan pelayanan Kesejahteraan Sosial kepada anak terlantar,

putus sekolah dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan sosial

dan keterampilan kerja, mereka dapat berfungsi sebagai anggota

masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam

pembangunan.69

Tahun 1978-1979 bernama Panti Karya Taruna (PKT) yang

merupakan Panti Sosial milik Pemerintahan Pusat berstatus sebagai unit

pelaksana teknis Kantor Perwakilan Departemen Sosial RI yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Kantor Perwakilan

Departemen Sosial Provinsi Bengkulu dengan tugas pokok melaksanakan

pelayanan Kesejahteraan Sosial pada anak terlantar, putus sekolah

penyandang masalah Kesejahteraan Sosial dalam rangkah menumbuh

kembangkan keterampilan dan keterampilan kerja.

69
Profil Balai Pengembangan Anak dan Remaja Provinsi Bengkulu
59

Tahun 1979-1995 bernama Panti Penyantunan Anak (PPA)

“HARAPAN” yang merupakan Panti milik Pemerintahan pusat berstatus

sebagai unit pelaksana teknis Kantor Wilayah Departemen Sosial RI yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah

Departemen Sosial Provinsi Bengkulu. Dengan tugas pokok melaksanakan

pelayanan Kesejahteraan Sosial pada Anak terlantar putus, sekolah

penyandang masalah Kesajahteraan Sosial dalam rangka menumbuh

kembangkan keterampilan sosial dan keterampilan kerja.

Tahun 1995-2000 bernama Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)

“HARAPAN” yang Panti milik Pemerintahan pusat berstatus sebagai unit

pelaksana teknis Kantor Wilayah Departemen Sosial Proinsi Bengkulu

dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan Kesejahteraan Sosial pada

Anak terlantar putus sekolah penyandang masalah Kesajahteraan Sosial

dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan Sosial dan

Keterampilan kerja.

Tahun 2001-2008, namanya masih Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) “HARAPAN” namun statusnya menjadi Panti milik pemerintah

yang berstatus sebagai unit pelaksana teknis Daerah Dinas Kesajahteraan

Sosial Provinsi Bengkulu dengan tugas pokok melaksanakan Pelayanan

Sosial pada Anak Yatim Piatu, Anak terlantar, Anak putus sekolah dari

keluarga kurang mampu dalam rangka menumbuh kembangkan

keterampilan sosial dan keterampilan kerja.


60

Tahun 2008 sesuai peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 22 Tahun

2008 tanggal 10 Oktober 2008 menjadi Balai Pengembangan Anak dan

Remaja (BPAR) “Harapan” yang berstatus sebagai unit pelaksana Teknis

Daerah Provinsi Bengkulu berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu sesuai dengan

Petunjuk Teknis Usaha Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar melalui Balai

Pengembangan Anak dan Remaja.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Peningkatkan kesejahteraan sosial generasi muda melalui

peningkatan SDM remaja putus sekolah dengan bimbingan dan pelatihan

keterampilan.

b. Misi

1. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan keterampilan remaja

putus sekolah yang kurang mampu

2. Memberikan asuhan dan bimbingan anak yatim piatu dan keluarga

kurang mampu yang tidak dapat menyekolahkan anaknya.

3. Tugas Pokok Panti Sosial Bina Remaja

1. Melaksanakan tugas manajerial dan tenkis operasional balai, meliputi

pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar, putus sekolah (Drop

Out) yang menyandang masalah sosial.

2. Memberikan bekal keterampilan kerja kepada anak terlantar dan putus

sekolah.
61

3. Melaksanakan fungsi sosialnya, dan melaksanakan urusan tata usaha

balai.

4. Fungsi Panti Sosial Bina Remaja

1. Melaksanakan kebijakan teknis balai sesuai dengan tugas pokok

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Memberikan pembinaan kesejahteraan sosial, meliputi pembinaan

fisik, mental, sosial, bakat, dan kemampuan keterampilan kerja.

3. Merumuskan kebijakan teknis balai sesuai dengan lingkup fungsinya

berdasarkan arahan kepala dinas kesejahteraan sosial Provinsi

Bengkulu.

5. Tujuan Panti Sosial Bina Remaja

1. Terbinanya anak putus sekolah yang mengalami masalah sosial

dengan memberikan kesempatan dan kemudahan untuk dapat

mengembangkan potensi diri dan kemampuan jasmani, rohani dan

sosial.

2. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial dan terampilan kerja

bagi anak putus sekolah dalam rangka mempersiapkan dan membekali

mereka untuk kehidupan masa depan yang wajar.

3. Mencegah kelantaran anak putus sekolah yang mengalami masalah

sosial dengan mengmbangkan keterampilannya, sehingga anak dapat

tumbuh dan berkembang secara maksimal.


62

4. Tercipatanya keterampilan sosial dan terampilan kerja bagi anak putus

sekolah dalam rangka mempersiapkan merka untuk bersaing didunia

usaha/ pasar kerja sehingga mereka mandiri.

6. Sasaran Panti Sosial Bina Remaja

Sasaran Panti Sosial Bina Remaja Harapan Bengkulu adalah anak

terlantar putus sekolah, anak yatim, piatu dan yatim piatu serta anak yang

berasal dari keluarga tidak mampu yang merupakan masyarakat di

Provinsi Bengkulu

7. Kriteria/Persyaratan Penerimaan Kelayakan

a. Memiliki STTB (SD, SMP, SLTA).

b. DO dari SLTP dan SLTA dilengkapi dengan surat keterangan dari

kepala desa.

c. Tidak mempunyai keluarga lagi

d. Yatim, piatu, yatim piatu atau juga dari anak panti sosial asuhan anak.

e. Belum menikah.

f. Dari keluarga kurang mampu dan bermasalah sosial.

8. Tenaga Pengajar / Instruktur

Bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan kerja dilaksanakan di

Panti Sosial Bina Remaja didukung oleh pengajar yang profesiaonal sesuai

dengan bidang keahlian masing-masing. Selain tenaga internal, Panti

Sosial Bina Remaja bekerja sama dengan berbagai insitusi, antara lain

pejabat di lingkungan Dinas Kesejahteraan Sosial di Provinsi Bengkulu

POLRESTA Bengkulu dan pihak swasta serta dunia usaha Kota Bengkulu.
63

9. Program Kegiatan

a. Tahap Kegiatan

1. Penyuluhan sosial khusus bagi anak penyandang masalah

kesejahteraan sosial dan keluarganya.

2. Bimbingan sosial

3. Seleksi

4. Identifikasi dan registrasi

b. Tahap Pelaksanaan Pelayanan

1. Bimbingan Sosial

2. Bimbingan Keterampilan

3. Bimbingan Motivasi

c. Tahap Pembinaan lanjut

1. Bimbingan pemantapan usaha

2. Bimbingan peningkatan kehidupan masyarakat

3. Bantuan pengembangan usaha.

10. Sarana dan Prasarana

Kegiatan pelayanan pelatihan keterampilan Panti Sosial Bina

Remaja “HARAPAN” Bengkulu didukung dengan sarana dan prasarana

sebagai Berikut:
64

Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana
No SaranadanPrasarana Jumlah

1 Gedung Kantor 1

2 Gedung serbaguna 6

3 Gedung ruang belajar teori 1

4 Gedung ruang praktek dua lantai 1

5 Gedung ruang praktek menjahir 1

6 Gedung ruang praktek salon 1

7 Gedung asrama 9

8 Ruang makan dan dapur umum 1

9 Rumah dinas 1

10 Wisma tamu dua lantai 1 unit 1

11 Aula tempat pertemuan 1

Ruang perpustakaan dan poliklinik


12 1
dua lantai

13 Show room 1

14 Garasi dan ruang SATPAM 1

Sarana air system PAM dan Sumur


15 -
Bor dengan mesin Pompa
65

11. Fasilitas Penunjang

Disamping itu juga tersedia fasilitas penunjang pelayanan pelatihan

keterampilan, antara lain :

Tabel 4.3
Fasilitas Penunjang
No Fasilitas Penunjang Jumlah

1 Komputer Kantor 3

2 Telepon Kantor 1

Kendaraan Operasional (Mobil dan 1 (Mobil), 3


3
sepeda) (Motor)

4 Fasilitas hiburan ( Gitar dan Rabana) 1


66

12. Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Remaja Harapan Bengkulu

Tabel 4.4

Kepala
Anika Dewi, SH,M.Si

Kasubag TU Kasie Penyantunan Seksi Bimbingan


Restu Jamila Lesti Kurnia, SE Sosial dan
Suti, SE, MM Keterampilan

1. Iba Nilisti, S.Sos

1. Budi Erlambang, 2. Dra. Dedeh Saadah 1. Ely Harni, S.Sos


Aks
3. Suparjo 2. Erniwati, A.Md
2. Ratnawati Fajarini
4. Desy Pujasari,S.IP 3. Sulastri, A.Md
Aks
4. Rusna Megawati
3. Supran,SH
5. Hermina Kumari,
4. Khairunnisa
S.Sos
5. Supriyanto

6. Halimah

7.Noor Hariyanti

8. Adam

9. Ahmad Darmawal

8.Budiutomo
67

B. Hasil Penelitian

1. Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja Pada Bidang

Kepekerjaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu.

Untuk melihat gambaran tentang implementasi program pelatihan

keterampilan kerja pada bidang kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina

Remaja Provinsi Bengkulu. Berikut pemaparan hasil wawancara yang

dilakukan terhadap Alumni Panti Sosial Bina Remaja di Provinsi

Bengkulu. Sebelum dilaksanakan bimbingan keterampilan diawali dengan

tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi yaitu

sebagai Berikut:

A. Tahap Perencanaan

Hasil wawancara dengan Ibu Erni menyatakan:

“Jadi prosesnya itu klien terus diseleksi masuk sini, jadi kita kasih
pembekalan, pemantapan setelah akan masuk disini seperti apa. Dia
itu punya niat dan minat atau tidak, biasanya kalau mereka mau
sesuai jurusan atau kalau tidak sesuai dengan jurusan itu anak-anak
kurang antusias jadinya tergantung dari sianaknya.”70

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Sulastri:

“Prosesnya itu klien terus diseleksi, setelah akan masuk disini


mereka dikasih pembekalan dan pemantapan, setelah masuk baru
anaknya itu punya niat dan minat atau tidak, biasanya kalau mereka
mau sesuai jurusan atau kalau tidak sesuai dengan jurusan itu anak-
anak kurang antusias.”71

Hal yang sama dinyatakan oleh Rinda alumni PSBR jurusan salon:

“kalau saya pribadi memang sudah ingin mengikuti pelatihan


keterampilan dan saya juga mengikuti pelatihan ini sesuai dengan

70
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 10 September 2018
71
Hasil Wawancara dengan Sulastriana 10 September 2018
68

minat dan bakat saya dan jurusan yang saya pilih sesuai dengan
keinginan saya.”72

Hafni juga mengatakan:

“untuk masuk kesini saya pribadi memang ingin mengikuti


pelatihan karena saya berminat karena di PSBR terdapat bimbingan
keterampilan salon/tata kecantikan.”73

Senada dengan Debi alumni PSBR jurusan perbengkelan mengungkapkan:

“saya pribadi niat untuk mengikuti bimbingan keterampilan karena


saya ingin mengembangkan bakat-bakat yang saya punya, dan
kebetulan di PSBR ada jurusan pelatihan yang sesuai dengan bakat
yang saya punya.”74

Alumni lain Toha juga mengungkapkan bahwa:

“masuk sini sesuai keinginan dan niat saya, kerena saya ingin
mendapatkan ilmu dan jurusan pelatihan yang dinginkan sesuai
dengan minat dan bakat yang saya punya.”75

Jadi setelah klien lolos pada proses seleksi sesuai dengan yang

ditentukan, kemudian klien diberikan penyuluhan tentang program-

program yang akan dilaksanakan di PSBR Provinsi Bengkulu. Termasuk

kegiatan yang didalamnya yakni Bimbingan Keterampilan.

B. Tahap Pelaksanaan

Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program pelatihan

keterampilan kerja menerapkan materi, melakukan inovasi dan

penambahan wawasan yang telah dipelajari.

a. Menerapkan Materi

1. Salon

72
Hasil Wawancara dengan Rinda 11 September 2018
73
Hasil Wawancara dengan Hafni 11 September 2018
74
Hasil Wawancara dengan Debi 12 September 2018
75
Hasil Wawancara dengan Toha 12 September 2018
69

Berdasarkan wawancara dengan informan tentang menerapkan

materi pelatihan tentang salon, Ibu Erni menyatakan :

“Iya, mereka menerapkan progam materi yang sudah diajarkan oleh


instrukturnya, dengan cara mengingat dan mengulang materi yang
telah dipelajari dan mempraktekkan di tempat mereka bekerja. Dan
mereka juga bekerja sesuai dengan pelatihan yang telah diajarkan
selama pelatihan.”76

Senada dengan instruktur Salon, Ibu Rahma Dayuni menyatakan:

“Iya, mereka menerapkan materi yang sudah saya ajarkan selama


pelatihan dari yang mereka tidak tahu menjadi tahu, seperti dari
yang awalnya hanya bisa potong rambut saja sekarang sudah bisa
smotting”77

Rinda, salah seorang alumni PSBR juga mengatakan:

“Dengan cara mengikuti progam materi yang sudah diajarkan,


mengamati, mengingat materi-materi yang telah dipelajari dan juga
mempraktekan cara-cara yang telah diajarkan seperti memotong
rambut, creambath.”78

Alumni lainnya Putri juga mengungkapkan bahwa:

“Materi yang sudah diajarkan harus sering diulang dan diterapkan


dalam pekerjaan serta dipraktekan dengan memegang klien, agar
tangan kita tidak kaku dalam melayani klien, seperti creambath,
gunting rambut.”79

Cici juga mengatakan :

“saya menerapkan materi pelatihan yang telah diajarkan saat


pelatihan seperti, creambath, tata rias wajah, gunting rambut,
rebonding.80

76
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 10 September 2018
77
Hasil wawancara dengan Ibu Rahma 13 September 2018
78
Hasil Wawancara dengan Rinda 19 September 2018
79
Hasil Wawancara dengan putri 17 September 2018
80
Hasil Wawancara dengan cici 17 September 2018
70

2. Perbengkelan

Berdasarkan wawancara dengan informan tentang menerapkan

materi pelatihan tentang perbengkelan, Ibu Sulastri menyatakan :

“iya mereka menerapkan materi pelatihan perbengkelan yang sudah


diajarkan oleh instrukturnya, baik itu saat dimagang atau saat
mereka sudah bekerja seperti sistem kerja rem dan sisterm kerja
kemudi.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh Instruktur kebengkelan Bapak Samsu

Wira:

“Iya mereka menerapkan materi yang telah saya ajarkan pada saat
pelatihan dan mereka juga mempraktekannya ditempat pekerjaan
dari sistem kerja rem, dari motor , mobil sampai kebengkel las
juga.”

Alumni Debi juga mengatakan:

“Saya menerapkan hasil pelatihan saya selama saya berada di


tempat PSBR, saya menerapkannya diperkerjaan saya baik itu
sistem kerja rem, sistem kerja karburator sampai ke modifikasi
motor dan saya juga bisa mengelas”.81

Informan lainnya Rian juga mengungkapkan bahwa:

“dengan cara mengulang kembali materi yang diajarkan,


mengamati dan juga mempraktekan di tempat kerjaan agar apa
yang telah didapatkan saat pelatihan tidak lupa.82

Hal ini diungkapkan oleh Toha dan Andri”

“saya menerapkan hasil pelatihan yang telah saya dapatkan selama


pelatihan di PSBR dipekerjaan seperti servis motor, servis rem dan
juga sistem kerja gardan.”

Berdasarkan wawancara peneliti dengan informan bahwa cara

mereka menerapkan materi yang dipelajari setelah pelatihan dengan

81
Hasil Wawancara dengan Debi 14 September 2018
82
Hasil Wawancara dengan Rian 14 September 2018
71

mempraktekkannya dalam pekerjaan. Contohnya mereka memotong

rambut, creambath, Rebonding, tata rias, servis motor, servis rem, sistem

kerja karbunator dan gardan menerapkan materi harus di biasakan untuk

mempraktekkan dalam pekerjaan. Agar materi yang sudah diajarkan saat

pelatihan tidak sia-sia.

b. Melakukan Inovasi / Kreativitas Program

Inovasi dapat diartikan sebagai proses atau hasil pengembangan

pemanfaatan, pengetahuan, keterampilan yang memberikan nilai yang

berarti atau secara signifikan.

1. Inovasi Salon

a. Inovasi Model Rambut

Hal ini diungkapakan langsung oleh Pembina ibu Sulastri”

“Setelah mereka pelatihan dari sini banyak ide-ide baru yang


mereka dapatkan, misalnya dari yang hanya potong rambut shaggy
bisa potong rambut oval dan lain sebagainya.”83

Alumni Hafni juga mengatakan :

“saya mendapatkan banyak ide-ide baru yang saya dapatkan setelah


pelatihan, contohnya seperti cat rambut dan fecial yang awalnya
hanya potong rambut wanita sekarang sudah bisa potong rambut
pria juga.”84

Lain halnya dengan Alumni Nhia mengatakan bahwa:

“ada banyak sih, sekarang saya bisa semir rambut, pangkas rambut
cewek dan cowok dll, tapi ada juga ilmu yang dari pelatihan tidak
terpakai contohnya make up dan merias pengantin.”85

Rinda juga mengungkapkan:

83
Hasil Wawancara dengan Ibu Sulastri 11 September 2018
84
Hasil Wawancara dengan Hafni 10 September 2018
85
Hasil Wawancara dengan Nhia 15 September 2018
72

“saya mendapatkan ide-ide setelah pelatihan misalnya yang hanya


bisa potong rambut oval, bob sekarang sudang bisa potong rambut
layer, layer panjang berponi.86

b. Inovasi Rias Pengantin

Instruktur Salon Ibu Rahma Dayuni juga menyatakan:

“saya melihat banyak ide-ide baru yang mereka dapatkan setelah


mereka mengikuti pelatihan, seperti yang awalnya hanya make up
biasa sekarang sudah bisa menghias pengantin.”87

Putri juga mengatakan:

“saya mendapatkan ide-ide setelah mengikuti pelatihan seperti


yang biasanya hanya bisa make up biasa sekarang sudah bisa make
up orang wisuda, yudisium dll.

Hal ini serupa juga diungkapkankan dengan cici:

“setelah pelatihan saya mendapatkan ide-ide yang awalnya saya


bisa make up biasa sekarang bisa make up pengantin, make up
wisuda, make up preeweed.

b. Inovasi Perbengkelan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Instruktur Pembengkelan Bapak Samsu


Wira:

“ide-ide baru yang mereka dapatkan setelah pelatihan banyak


apalagi sakarang mereka sudah bekerja, selain mereka mempelajari
tentang pembengkelan mereka jaga bisa mengelas hanya itu ide-ide
yang mereka dapatkan dll.”88

Toha mengungkapkan bahwa:

“dalam mengembangkan ide-ide baru disini saya lebih berinisiatif


dalam melakukan hal-hal yang belum saya pelajarin selama
pelatihan, seperti mebel.”89

Debi juga mengatakan:

86
Hasil Wawancara dengan Rinda 15 September 2018
87
Hasil Wawancara dengan Ibu Rahma 11 September 2018
88
Hasil wawancara dengan Bapak Samsu 12 September 2018
89
Hasil Wawancara dengan Toha16 September 2018
73

“ide-ide baru saya dapatkan setelah pelatihan yaitu saya yang


awalnya saya hanya bisa servis rem, sekarang sudah bisa sistem
kerja karburator dan sistem kerja gardan”.90

Alumni Rian juga mengatakan:

“saya lebih berinisiatif untuk melakukan sesuatu yang sama sekali


belum saya pelajari selama dipelatihan, bagi saya ide itu muncul
apabila kita mecoba. Misalnya belajar sistem kemudi.91

Dalam observasi peneliti dengan informan bahwa dalam melakukan

inovasi/ kreatifitas harus lebih aktif, kreatif dan inisiatif, karena untuk

megembangkan suatu karya kita butuh ketiga bekal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dapat peneliti temukan bahwa

melakukan inovasi harus lebih berinisiatif, karena ide-ide yang kita dapat

itu bukan hanya dalam sebuah pelatihan saja akan tetapi kita bisa bertukar

pendapat kepada orang lain agar suatu kreatifitas itu dapat terwujud.

c. Penambahan Wawasan

1. Salon

Berdasarkan wawancara dengan informan tentang penambahan

wawasan berkaitan dengan materi pelatihan. Menurut Pembina Ibu Erni :

“sepengetahuan ibu, setelah mereka mengikuti pelatihan disini,


mereka dimagangkan di tempat kerja sesuai dengan jurusannya,
disana lah mereka bisa mendapatkan wawasan ilmu yang lebih.”92

Instruktur Salon Ibu Rahma Dayuni juga menyatakan:

“kalo ilmu mereka dapat selama mengikutin pelatihan dan mereka


jugakan sebelum selesai pelatihan dimagangkan juga otomatis

90
Hasil wawancara dengan Debi 16 September 2018
91
Hasil Wawancara dengan Rian 13 September 2018
92
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 21 September 2018
74

mereka mendapatkan ilmu juga dari sana dan mereka juga


mendapakan ilmu setelah mereka bekerja.”93

Nhia juga mengatakan:

“selain dari tempat pelatihan saya mendapat ilmu dari tempat


magang setelah itu saya mendapat ilmu juga dari tempat pekerjaan,
saya membaca dan saya bertanya kepada teman dan saling bertukar
pendapat juga.

Senada dengan Hafni mengatakan:

“selain dari tempat pelatihan saya mendapat ilmu dari tempat


magang setelah itu saya mendapat ilmu juga dari tempat pekerjaan,
saya membaca dan saya bertanya kepada teman dan saling bertukar
pendapat juga mencari infomasi tentang salon yang tidak saya
ketahui.94

2. Perbengkelan

Serupa dengan Alumni Rian juga mengungkapkan bahwa:

“selain dari tempat pelatihan saya mendapat ilmu dari tempat


magang setelah itu saya mendapat ilmu juga dari tempat pekerjaan
karena untuk mendapatkan ilmu kita jga bisa membaca dan
bertanya kepada teman dan bertukar pendapat dengan orang yang
ahli .”95

Senada dengan Toha mengatakan:

“saya mendapatkan ilmu ditempat kerja dan tempat pelatihan,


selain itu pengalaman yang saya dapatkan selama bekerja saya
mempunyai banyak teman, lebih percaya diri dan keberanian dan
saya juga harus membuat klien saya nyaman.”96

Andri juga mengatakan:

“saya mendapatkan ilmu dari pelatihan di PSBR, dan di tempat


magang, setelah itu mendapatkan ilmu dari tempat pekerjaan da
sering sharing sama teman-teman menanyakan tentang
kebengkelan.97

93
Hasil Wawancara dengan Ibu Rahma 21 September 2018
94
Hasil Wawancara dengan Hafni 19 September 2018
95
Hasil Wawancara dengan Rian 20 September 2018
96
Hasil Wawancara dengan Toha 22 September 2018
97
Hasil Wawancara dengan Andri 23 September 2018
75

Alumni Lainnya Najib mengatakan bahwa:

“bagi saya untuk mendapatkan ilmu bukan hanya dalam suatu


pelatihan saja tapi dengan kita sering membaca buku, bertanya
kepada teman, serta mencari info-info tentang suatu yang kita tidak
tahu.98

Debi juga mengungkapkan:

“saya mendapatkan ilmu ditempat kerja dan tempat pelatihan, selain


itu pengalaman yang saya dapatkan selama bekerja saya mempunyai
banyak teman, lebih percaya diri dan keberanian dan saya juga harus
membuat klien saya nyaman.99

Dalam observasi peneliti dengan informan bahwa penambahan

wawasan berkaitan dengan materi ternyata tidak hanya didapatkan di

pelatihan tetapi bisa didapatkan di tempat pekerjaan juga.

Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi dapat peneliti temukan

bahwa selain mereka mendapatkan ilmu/wawasan dari pelatihan mereka

juga mendapatkan ilmu dari luar seperti mereka mendapatkan ilmu dari

tempat pekerjaan dan juga dari tempat magang.

C. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan bimbingan

keterampilan. Evaluasi dilakukan dalam mengetahui segala proses yang

telah dilakukan dari awal sampai akhir.

Berdasarkan wawancara mengenai tahap evaluasi dengan Ibu

Sulasti menyatakan:

98
Hasil Wawancara dengan Najib 23 September 2018
99
Hasil Wawancara dengan Debi 20 September 2018
76

“evaluasi iya dari grafik tadi, anak mulai masuk itukan mulai
kelihatan siapa yang belum siap, siapa yang tidak bisa, setiap
minggu atau tiap bulan itu kita selalu mantau, karena tiap habis
teori dan praktek itu selalu kita tes. Dari situ kita tau grafiknya naik
atau turun.”100

Senada dengan Ibu Erni menyatakan :

“kalau evaluasi pada bimbingan keterampilan, disetiap item


kegiatan, contohnya Praktik sistem kerja rem diotomotif itu diakhir
pasti selalu ada test dan pre test. Contoh lainnya disalon saat materi
creambath itu diakhir juga ada test dan pre test.”101

Alumni Putri jurusan salon juga mengatakan:

“iya, sesudah kami melakukan bimbingan keterampilan kami


dievaluasi karena untuk mengetahui tingkat pemahaman kami,
contoh kami diberi materi tentang rebonding setelah itu kami dites
kembali.”102

Cici jurusan salon juga mengungkapkan:

“sesudah kami melakukan bimbingan keterampilan kami dievaluasi


karena untuk mengetahui tingkat pemahaman kami terhadap materi
yang telah diberikan, contoh kami diberi materi tentang make up
setelah itu kami dites kembali apa-apa saja yang hrus dilakukan
untuk pemula bagi yang mau make up.”103

Hal ini diungkapkan oleh Rian jurusan perbengkelan:

“karena setiap kita melakukan bimbingan keterampilan pasti kami


dievaluasi untuk mengetahui sampai dimana kami memahami
materi yang telah diberikan”.104

Informan lainnya Najib mengungkapkan bahwa:

“iya, sesudah kami melakukan bimbingan keterampilan kami


dievaluasi karena untuk mengetahui tingkat pemahaman kami,
sampai mana kami memaham materi yang telah diberikan contoh

100
Hasil Wawancara dengan Ibu Sulastri 19 September 2018
101
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 19 September 2018
102
Hasil Wawancara dengan Putri 20 September 2018
103
Hasil Wawancara dengan Cici 20 September 2018
104
Hasil Wawancara dengan Rian 22 September 2018
77

kami diberi materi tentang sistem kerja karbirator setelah itu kami
dites kembali.”105

Pada dasarnya, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat

pemahaman remaja terhadap materi yang telah diberikan. Evaluasi yang

dilakukan dalam bimbingan keterampilan dilakukan setelah materi tuntas

diberikan baik itu pelajaran teori maupun praktik telah dilaksanakan

dengan test dan hasil dari evaluasi tersebut tertuang dalam grafik.

D. Tahap Akhir

Tahap akhir dari pelaksanaan bimbingan keterampilan adalah

magang dan dunia pekerjaan. Hasil tahap akhir yang dilakukan

berdasarkan wawancara dengan Ibu Erni menyatakan:

“tempat-tempat usaha seperti bengkel dan salon kecantikan,


kerjasama dengan tempat-tempat usaha tersebut itu ada kaitannya
dengan kegiatan praktik belajar kerja yang merupakan tahap akhir
dari bimbingan keterampilan. Tempat-tempat usaha tersebut
dipergunakan remaja untuk magang.”106

Senada dengan ibu Sulastri menyatakan:

“iya setelah mereka selesai melakukan pelatihan mereka di


tempatkan di tempat usaha yang berkaitan dengan bimbingan
keterampilan yang mereka lakukan sesuai dengan jurusan mereka
ada yang salon dan juga ada perbengkelan.”107

Alumni Nhia jurusan salon juga mengungkapkan:

“setelah kami selesai megikuti pelatihan kami dimagangkan selama


seminggu, dan kami di tempatkan sesuai dengan jurusan yang kami
pilih saat melakukan pelatihan bimbingan keterampilan.”108

Hal ini diungkapkan oleh hafni jurusan salon:

105
Hasil Wawancara dengan Najib 22 September 2018
106
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 25 September 2018
107
Hasil Wawancara dengan Ibu Sulastri 26 September 2018
108
Hasil Wawancara dengan Nhia 23 September 2018
78

“iya, setelah kami selesai megikuti pelatihan kami dimagangkan


selama seminggu, dan kami di magang sesuai dengan jurusan dan
ada dari tempat magang menarik kami untuk bekerja karena
mereka menerima kami sesuai dengan bakat yang kami punya.”109

Andri juga mengatakan:

“setelah kami melakukan bimbingan keterampilan kami di


magangkan di tempat yang sesuai dengan jurusan kami saat
pelatihan.”110

Tahap akhir adalah tahap penentuan dimana bimbingan

keterampilan ini berjalan dengan sangat baik, karena selama mereka

melakukan bimbingan keterampilan mereka di magangkan dan di

tempatkan sesuai dengan jurusan mereka, dan selama mereka magang ada

juga dari tempat mereka yang memperkerjaan mereka sesuai dengan bakat

dan minat mereka.

2. Faktor pendukung dalam implementasi program pelatihan

keterampilan kerja

a. Faktor Internal

Berdasarkan wawancara dengan informan, terdapat beberapa

tentang faktor pendukung dalam implementasi program pelatihan pada

alumni PSBR Menurut Pembina Ibu Sulastri:

“kalo menurut ibu yaitu sebagian dari mereka susah untuk


mengembangkan materi yang telah diajarkan dan bahkan tidak
menerapkan saat di dunia pekerjaan.”111

Senada dengan Pembina ibu Erni mengatakan:

109
Hasil Wawancara dengan Hafni 19 September 2018
110
Hasil Wawancara dengan Andri 17 September 2018
111
Hasil Wawancara dengan Ibu Sulasri 20 September 2018
79

“iya sebagian mereka susah untuk menerapkan pelatihan yang telah


diajarkan, bahkan kesungguhannya untuk mengembangkan itu
sedikit. Motivasi mereka itu sedikit.”112

Alumni Rian dan Toha mengatakan bahwa:

“iya salah satu hambatannya paling saya kurang percaya diri, dan
saya juga menerapkan apa yang telah dipelajarin dalam pelatihan
hanya saja ada juga yang berbeda.”113

Rinda dan cici mengungkapkan bahwa:

“kalo sejauh ini tak banyak hambatan, motivasi saya juga dalam
menerapkan materi yang pernah saya pelajarin juga kuat, apalagi
bidang pekerjaannya juga pas dengan minat bakat saya.” 114

Selain itu Putri dan Debi juga mengatakan bahwa:

“kesungguhan saya untuk menerapkan dan mengembangan


pelatihan sangatlah besar, pekerjaan yang saya dapatkan juga
sesuai dengan minat dan bakat yang saya sukai.”115

Berdasarkan wawancara dan observasi diatas bahwa sebagian mereka

susah dalam mengembangkan materi yang telah dipelajari selama pelatihan

dikarenakan kurangnya kesungguhan dalam diri dan kurangnya percaya diri.

b. Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembina Ibu Sulastri

menyatakan:

“dalam mendukung alumni yang sudah bekerja ya kami kadang


menghubungin mereka dan menanyakan gimana perkembangan
mereka setelah mereka mengikuti pelatihan.”116

Najib dan Nhia mengatakan bahwa :

112
Hasil Wawancara dengan Ibu Erni 17 september 2018
113
Hasil Wawancara dengan Rian dan Toha 23 september 2018
114
Hasil Wawancara dengan Rinda dan Cici 9 september 2018
115
Hasil Wawancara dengan Putri dan Debi 14 september 2018
116
Hasil Wawancara dengan Ibu Sulastri 21 September 2018
80

“iya pihak PSBR sangat mendukung, karena itulah yang mereka


inginkan setelah pelatihan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan
yang diajarkan agar ilmu yang didapat tidak sia-sia dan pihak dari
tempat kerja juga menerima dengan skill yang saya punya.”117

Andri juga mengungkapkan:

“PSBR mendukung dengan cara ngasih alat pembengkelan, jadi pas


selesai pelatihan itu langsung dikasih alat dengan tujuan supaya
bisa membuka lapangan kerja sendiri.”118

Alumni Cici juga mengatakan:

“iya pastilah sangat mendukung pihak PSBR karena selama


pelatihan ini lah yang diharapkan agar alumninya bisa bekerja
sesuai dengan skill yang dimiliki dan sesuai dengan bakatnya dan
ditempatkan ditempat yang sesuai keinginan.”119

Najib juga mengatakan bahwa:

“pihak PSBR sangatlah mendukung, karena pihak PSBR ingin anak


didiknya bekerja sesuai dengan skill yang dimiliki dan kami pun
juga bekerja sesuai dengan skill yang kami punya dan pihak tempat
bekerja pun merima kami dengan baik.”120

Alumni lainnya Hafni dan Toha mengatakan bahwa:

“Pihak PSBR sangatlah mendukung, dan di tempat bekerja juga


menerima dengan baik, apalagi setelah kami sudah bekerja ini.
kami juga kadang sering ketemu kalo lagi berpapasan dijalan.”121

Berdasarkan wawancara dengan informan bahwa

dukungan/motivasi dari PSBR sangatlah mendukung kepada alumni yang

sudah bekerja baik itu dalam komunikasi dll dan dukungan dari tempat

kerja sangatlah baik mereka merima sesuai dengan skill yang mereka

117
Hasil Wawancara dengan Najib dan Nhia18 September 2018
118
Hasil Wawancara dengan Andri 14 September 2018
119
Hasil Wawancara dengan Cici 19 September 2018
120
Hasil Wawancara dengan Najib 22 September 2018
121
Hasil Wawancara dengan Hafni dan Toha 23 September 2018
81

miliki. Dukungan dari tempat magang juga baik bahkan ada juga dari

tempat magang yang menawarkan pekerjaan.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dan data-data yang diperoleh penulis

dalam penelitian, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisis

terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan dalam bentuk deskriptif

analisis. Dalam menganalisis hasil penelitian peneliti menginterprestasikan

hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan tentang implementasi

program pelatihan keterampilan kerja pada alumni Panti Sosial Bina

Remaja Provinsi Bengkulu.

1. Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Kerja Pada Bidang

Kepekerjaan Alumni PSBR.

Berdasarkan data-data dan dari hasil penelitian, peneliti

menyimpulkan bahwa implementasi program pelatihan keterampilan kerja

pada bidang kepekerjaan alumni PSBR Provinsi Bengkulu yaitu :

A. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan,

strategi, metode, anggaran dan standar (tolak ukur) keberhasilan suatu

kegiatan.122 Perencanaan adalah proses yang mencakup mendefinisikan

sasaran organisasi, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai

sasaran itu dan menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk

mengintegrasikan dan mengordinasikan pekerjaan organisasi.

122
Taufik Irwan, 2009, Perencanaan Pembngunan Wilayah, Jakarta Bumi Aksara hlm 50
82

Jadi setelah klien lolos pada proses seleksi sesuai dengan yang

ditentukan, kemudian klien diberikan penyuluhan tentang program-

program yang akan dilaksanakan di PSBR Provinsi Bengkulu. Termasuk

kegiatan yang didalamnya yakni Bimbingan Keterampilan.

B. Tahap Pelaksanaan

Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program pelatihan

keterampilan kerja menerapkan materi, melakukan inovasi dan

penambahan wawasan yang telah dipelajari.

a. Menerapkan Materi Pelatihan

Pelatihan adalah proses untuk mengembangkan keterampilan,

menyebarluaskan informasi dan memperbaharui tingkah laku serta

membantu individu dan kelompok pada suatu organisasi agar lebih efektif

dan efesien didalam menjalankan pekerjaan, Pelatihan diperlukan untuk

membantu karyawan atau individu meningkatkan kualitas dalam

pekerjaan.123 Bidang-bidang dalam bimbingan konseling salah satunya

bimbingan karier adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membantu

individu (pesera didik) dalam memilih dan mempersiapkan suatu

pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan

yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.124

Program pelatihan keterampilan kerja terhadap bidang kepekerjaan

yang diselenggarakan oleh pihak PSBR sejauh ini sudah terlaksanakan

dengan baik. Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide,


123
Sutarto, Pendidikan Non Formal Ajar Manajemen Pelatihan. Universitas Semarang.
Hlm 50
124
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta hlm 25
83

kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan

dampak baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.125

Implementasi adalah sebuah aktivitas yang dikerjakan karena adanya

kebijaksanaan yang sudah disusun sebelumnya, meliputi kebutuhan apa

saja yang diperlukan, siapa pelaksana, kapan akan diselesaikan target

implementasi itu sendiri. Semua itu sudah direncanakan pada awal

waktu.126

Menerapkan materi pelatihan dengan cara mengamati kembali apa

saja materi-materi yang telah diajarkan serta mempraktekannya di tempat

mereka magang dan di tempat mereka bekerja untuk menerapkan skill

yang mereka punya.

Penerapan materi yang berhubungan dengan salon contohnya

mereka memotong rambut, creambath, Rebonding dan tata rias

menerapkan materi harus di biasakan untuk mempraktekan dalam

pekerjaan. Agar materi yang sudah diajarkan saat pelatihan tidak sia-sia.

Penerapan materi yang berhubungan dengan otomotif contohnya

mereka menerapkan dengan cara mengulas kembali dan mempraktekannya

di pekerjaan contohnya servis motor, sistem kemudi, servis rem dll.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

terhadap Alumni PSBR, dimana peneliti melihat secara langsung cara

125
M. Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2012), hlm 189
126
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Kompetensi, 2002), hlm 93
84

alumni menerapkan atau mempraktekkan materi yang telah dipejajari saat

pelatihan.

b. Melakukan Inovasi / Kreativitas Program

Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya terbatas

pada produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang

dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga

sering digunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai

hal yang baru oleh masyarakat yang mengalaminya.127

1. Inovasi pada Salon/tata rias

a. Inovasi Model Rambut

Gaya rambut atau potongan rambut mengacu pada gaya rambut,

dan biasanya sesuai dengan bentuk wajah.128 Model rambut sesuai dengan

wajah bulat adalah Bob, layer, keriting gantung dan tipis. Sedangkan

bentuk wajah kotak ialah dengan memberikan poni kesamping.

b. Inovasi Rias Pengantin

Tata rias merupakan kegiatan nmengubah penampilan dari bentuk

asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up

lebih ditunjukan pada perubahan bentuk wajah, meskipun seluruh tubuh

bisa dihias.

Tata rias membutuhkan banyak pemgetahuan tentang:

a) Anatomi (untuk memberikan bentuk ideal angota tubuh)

127
Gigilid.unila.ac.id
128
Wikipedia
85

b) Karakterisasi warna dan garis (untuk memberikan karakterisasi

personal)

c) Gradasi warna ( untuk memperhalus hasil akhir tata rias)

d) Komposisi warna.

2. Inovasi Perbengkelan/Otomotif

a. Memodifikasi Motor

1) Modifikasi plat nomor.

Plat nomor merupakan hal yang pasti ada disetiap sepeda motor.

Biasanya palat dari bentuknya sangat sederhana dan kurang enak dilihat.

Jadi pilihan pertama cara mengonversi motor pertama adalah merubah plat

nomor motor yang anda inginkan tanpak lebih bagus.

2) Modifikasi bagian-bagian kecil

Cara menganti motor dengan memperhatikan hal-hal kecil seperti

pegangan, rem dan komping dan lain-lain.

3) Kaca depan berwarna

Modifikasi dengan cara memasang kaca berwarna adalah cara

terbaik untuk melengkapi warna body sepeda motor anda juga menjadi

praktis untuk menambah efek panas atau silau dari matahari.129

Melakukan inovasi/ kreativitas program harus mengembangkan

ide-ide yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan seperti lebih inisiatif

membuat suatu usaha dan untuk materi yang telah dipelajari masih sama

129
Www.demico.co
86

saat mereka pelatihan hanya saja kalau saat pelatihan itu dasar-dasarnya

saja yang telah diajarkan.

c. Penambahan wawasan

Keterampilan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh seseorang,

untuk penambahan wawasan yang berkaitan dengan materi pelatihan

dengan cara belajar dalam suatu pekerjaan atau suatu kelompok dan saling

bertukar pendapat serta memperbanyak membaca. Untuk memiliki

wawasan jangan membatasi hanya pada ruang lingkup satu saja, tapi

mencoba untuk hal yang lainya.130

Penambahan wawasan pada salon yaitu dengan cara banyak

membaca buku yang berkaitan dengan tentang tata rias, mendikusikan

dengan teman , saling bertukar pendapat agar menambah pengetahuan dan

keahlian, dan banyak bertanya agar wawasan yang didapat tidak hanya

satu lingkup saja.

Penambahan wawasan pada otomotif disini untuk menambah

wawasan yaitu dengan cara belajar dalam suatu pekerjaan atau suatu

kelompok serta memperbanyak baca serta mempraktekannya, karena untuk

memiliki wawasan jangan membatasi hanya pada ruang lingkup satu saja,

tapi mencoba untuk hal yang lainnya.

C. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan bimbingan

keterampilan. Evaluasi dilakukan dalam mengetahui segala proses yang

130
Https://hidayatpulo.wordpress.com/ cara mengasah daya pikir dan menperluas
wawasan.
87

telah dilakukan dari awal sampai akhir. Evaluasi merupakan salah satu

komponen yang harus dilakukan secara sistematis dan teencana sebagai

alat untuk mengukur keberhasil atau target yang akan dicapai dalam proses

bimbingan keterampilan.131

Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas

secara spontan dan inci, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai

sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang

jelas.132 Pada dasarnya, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat

pemahaman remaja terhadap materi yang telah diberikan. Evaluasi yang

dilakukan dalam bimbingan keterampilan dilakukan setelah materi tuntas

diberikan baik itu pelajaran teori maupun praktik telah dilaksanakan

dengan test dan hasil dari evaluasi tersebut tertuang dalam grafik.

D. Tahap Akhir

Tahap akhir adalah tahap penentuan dimana bimbingan

keterampilan ini berjalan dengan sangat baik, karena selama mereka

melakukan bimbingan keterampilan mereka di magangkan dan di

tempatkan sesuai dengan jurusan mereka, dan selama mereka magang ada

juga dari tempat mereka yang memperkerjaan mereka sesuai dengan bakat

dan minat mereka.

131
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kala, Mulia, Jakarta, 2010. Hlm 220
132
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kala, Mulia, Jakarta, 2010. Hlm 221
88

2. Faktor pendukung dalam impementasi program pelatihan

keterampilan kerja

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

ada beberapa hambatan yang dapat disimpulkan yaitu :

a. Faktor Internal

Dalam implementasi program pelatihan keterampilan kerja terdapat

pendukung yaitu faktor internal faktor dari dalam, dimana disini bisa

melihat kesungguhan peserta didik dalam mengikuti suatu pelatihan dan

ternyata besar sekali motivasi alumni untuk menerapkan pelatihannya

kebidang kepekerjaan. Di dalam bidang pekerjaan ini juga mereka bekerja

sesuai dengan bakat dan minat mereka dan banyak sekali manfaat serta

pengetahuan yang mereka dapatkan setelah mereka mengikuti pelatihan,

dari yang mereka tidak paham menjadi paham.

b. Faktor Eksternal

Dalam implementasi program pelatihan keterampilan kerja terdapat

pendukung yaitu faktor eskternal faktor dari luar, dukungan/motivasi dari

PSBR sangatlah mendukung kepada alumni yang sudah bekerja baik itu

dalam komunikasi atau dukungan yang diberikan dari pihak PSBR dan

dukungan dari tempat kerja sangatlah baik mereka menerima sesuai

dengan skill yang mereka miliki, serta fasilitas yang digunakan masih

sama saja saat pelatihan dan bekerja, kecuali yang sama sekali tidak

pernah diajarkan oleh instruktur.


89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis

lakukan tentang implemetasi program pelatihan keterampilan kerja pada

bidang kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina Remaja, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi program pelatihan keterampilan kerja pada bidang

kepekerjaan alumni Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu, yaitu:

(a) Menerapkan materi pelatihan, menerapkan materi yang dipelajari

setelah pelatihan dengan mempraktekannya dalam pekerjaan, misalnya

memotong rambut, creambath, Rebonding, tata rias servis rem, sistem

kemudi, sistem Gardan. (b) Melakukan Inovasi/Kreativitas Program,

Bentuk inovasi/kreativitas program seperti dari make up biasa ke make

up pengantin, dan memodifikasi kendaraan motor. (c) Penambahan

wawasan berkaitan dengan materi pelatihan, dengan cara belajar dalam

suatu kelompok pekerjaan di tempat pelatihan, di tempat magang dan di

tempat kerja. Faktor Pendukung dalam mengembangkan Implementasi

Program Pelatihan Keterampilan Kerja.

2. Faktor pedukung dalam Implementasi Program Pelatihan Keterampilan

Kerja ada 2 (dua) faktor yaitu: (a) Faktor internal implemetasi program

pelatihan keterampilan kerja yaitu dimana disini kita bisa melihat


90

kesungguhan dalam mengikuti suatu pelatihan dan ternyata besar sekali

motivasi alumni untuk menerapkan pelatihannya ke bidang

kepekerjaan. Didalam bidang pekerjaan ini juga mereka bekerja sesuai

dengan bakat dan minat mereka. (b) Faktor eksternal yang menjadi

penghambat implementasi program pelatihan keterampilan kerja yaitu

dukungan atau motivasi dari PSBR sangatlah mendukung kepada

alumni yang sudah bekerja baik itu dalam komunikasi dll dan dukungan

dari tempat kerja sangatlah baik mereka menerima sesuai dengan skill

yang mereka miliki

B. Saran

Berdasarkan hasil Implementasi Program Pelatihan Keterampilan

kerja Alumni PSBR, maka ada beberapa saran dari penulis yang kiranya

dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk pihak-pihak yang

terkait.

1. Kepada Pihak Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu, agar

bimbingan keterampilan yang diberikan kepada warga binaan dapat di

terapkan lagi dan ditingkatkan agar warga binaan dapat

mengembangkan potensi-pontensi yang mereka miliki, dengan

pembinaan terhadap warga belajar ini kita dapat memantau apakah

warga belajar dapat merealisasikan hasil dari pelaksanaan atau tidak,

sehingga pelatihan yang telah didapatkan warga belajar tidak sia-sia.

2. Alumni Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu, diharapkan agar

tetap terus mengembangkan minat dan bakat yang telah dimiliki serta
91

menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada saat pelatihan, agar apa

yang diinginkan tercapai serta ilmu yang sudah didapatkan pada saat

pelatihan tetap dipelajarin dan dipraktekan agar tidak sia-sia.


92

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Anwar, 2012. Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life skill) Konsep dan Aplikasi,
Bandung: Alfabeta

Ansori, Alfadilludin Bakri, Pendidikan Life skill dalam pengembangan penguatan


Remaja.

Agustiani, Hendrianti.2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Rafika


Aditama.

Atharini, Tika yuliana. 2015.Bimbingan Karier pada Remaja di Panti Sosial Buna
Remaja Beran Tridadi. Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunakasi
UIN Sunan Kalijaga.

Azwar, Saifuddin.2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, Hasan. 2004. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka


Setia.

Darajat, Zakiah Kesehatan Mental, Jakarta : PT.Gunung Agung

E. Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan


Implementasinya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gunarsa, 2006 Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK


Gunung Mulia.

Iskandar, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif), Jakarta: Gaung Persada Press.

Marfuji, Dwi.2016. Pelaksanaan Pembelajaraan Life Skil berbasis


Kewirausahaan pada Peseta Didik. Yogyakarta : Fakultas Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

Maslow, Abraham Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan Pendekatan


hierarki Kebutuhan Manusia). Jakarta: PT. PBP

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda


karya.
93

Muhadjir, Neong, 1998, Metodologi Penulisan Kualitatif, Yogyakarta: Reka


Sarasin.

Mufia, Muhammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT


Bumi Aksara.

M. Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu


Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2012

Nuahori, 2003. Potensi-potensi Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Profil Balai Pengembangan Anak dan Remaja (BPAR) Provinsi Bengkulu.

Sarwono, W Sarlito. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiono, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Tyaswuri, Pramudhya. 2010. Implentasi Life Skills Pelatihan Keterampilan


Pertukangan Kayu Bagi Binaa. Yogyakarta : Fakultas Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiyono, 2006. Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo

Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep, Implementasi Evaluasi dan


Inovasi. Yogyakarta: teras

Anda mungkin juga menyukai