DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ANATASYA SIREGAR (4191151004)
2. LULU TRISNAWATI (4191151005)
3. RAFIQA NURHIDAYAH HASIBUAN (4191151006)
4. ANGGI KRISTIN NAOMI (4191151007)
5. SYARIFAH SHEILA AZMI (4191151014)
6. INTAN AYU ARIATI (4193151025)
7. CHRISTINE SINAGA (4193351011)
8. TENGKU AKBAR SYAH BANA (4193351023)
Nip : 196601261991032003
JURUSAN BIOLOGI
2020
Blake et al membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell
mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik
kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan siswa;
2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan
masing-masing siswa;
5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi masalah;
10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah
maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini:
1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif;
2) Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa;
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan
mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain;
4) Dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkan sendiri;
5) Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179)
sebagai berikut:
1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan
untuk menemukan hasil akhir;
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu
mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Menurut Syah (dalam Kemdikbud, 2014: 17) ada beberapa prosedur yang harus
dilaksanakan dalam melaksanakan strategi discovery learning pada kegiatan belajar mengajar
secara umum, yaitu sebagai berikut.
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
Pada tahap ini, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pernyataan masalah.
Pada tahap ini, berfungsi untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, dengan demikian
siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan
sebagainya.
5) Verification (pembuktian)
6) Generalization (generalisasi/menarik kesimpulan)
Tahap generalisasi adalah tahap proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
Kelas/Semester : VIII/1
Pertemuan Ke :1
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Nilai karakter: Nilai karakter : jujur, teliti, percaya diri,tanggungjawab, dan rasa ingin
tahu
C. Tujuan Pembelajaran
3.5.1.1 Melalui kegiatan pengamatan yang dipandu LKPD 1, peserta didik dapat
mengidentifikasi bahan makanan pada produk kemasan dengan tepat
3.5.2.1 Melalui kegiatan diskusi yang dipandu LKPD 1, peserta didik dapat menganalisis
kebutuhan energi dengan benar
3.5.3.1 Melalui kegiatan diskusi yang dipandu LKPD 1, peserta didik dapat menjelaskan
jenis nutrisi makanan dengan benar
3.5.4.1 Melalui kegiatan diskusi yang dipandu LKPD 1, peserta didik dapat menjelaskan
fungsi nutrisi makanan dengan benar
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Guru menayangkan video presentasi melalui LCD proyektor untuk memberi stimulus
kepada peserta didik.
Meminta peserta didik untuk melihat dan memahami tentang perlunya nutrisi
makanan dan gizi seimbang seperti yang ada di video kaitannya dengan upaya
menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Meminta peserta didik untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel data
pengamatan.
Membimbing peserta didik dalam berdiskusi di berdasarkan hasil pengamatan.
Membimbing peserta didik dalam berdiskusi memahami prinsip gizi seimbang
kaitannya dengan upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan manusia.
Membimbing peserta didik dalam berdiskusi menganalisis kebutuhan energi.
5. Verification (pembuktian)
Guru mempersilakan peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan tentang
identifikasi bahan makanan pada produk kemasan.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
6. Generalization (generalisasi/menarik kesimpulan)
Guru membimbing pesertadidik memperbaiki dan melengkapi hasil kerja
kelompoknya.
Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran tentang
nutrisi makanan pada makanan kemasan kaitannya dengan upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan manusia.