Anda di halaman 1dari 4

Konsep Budaya

Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu: buddhayah. Seperti yang
di utarakan oleh Koentjaraningrat (2015: 11) bahwa kebudayaan dari kata dasar budaya berasal
dari bahasa sansakerta, yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi”
atau “akal”. Ia melanjutkan bahwa definisi budaya adalah “daya budi” yang berupa cipta, karsa
dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu sendiri.
Sementara itu dalam bahasa inggris, budaya disebut dengan culture yang berasal dari
bahasa latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan, dan dapat diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Perlu menjadi catatan pula bahwa kata culture terkadang
diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia.
Banyak ahli yang memiliki pendapat beragam mengenai apa itu budaya. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut ini:
Menurut Liliweri (2002: 8) kebudayaan merupakan pandangan hidup dari sekelompok
orang dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol yang mereka terima tanpa
sadar yang semuanya diwariskan melalui proses komunikasi dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Andreas Eppink berpendapat bahwa pengertian budaya mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Sementara Sir Edward B. Taylor mendefinisikan kebudayaan tersusun oleh
kategori-kategori kesamaan gejala umum yang disebut adat istiadat yang mencakup teknologi,
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, estetika, rekreasional dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
Dapta disimpulkan bahwa kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat tertentu.
Wiranata (2011: 96) menjabarkan beberapa poin inti dari banyak pemikiran para ahli
tentang apa sesungguhnya kebudayaan itu. Poin-poin tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia itu sangat beraneka ragam
2. Kebudayaan itu didapat dan diteruskan secara sosial melalui proses pembelajaran
3. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologis, sosiologis, dan psikologis dari
eksistensi manusia
4. Kebudayaan itu berstruktur
5. Kebudayaan itu memuat beberapa aspek
6. Kebudayaan itu bersifat dinamis
7. Nilai dalam kebudayaan itu bersifat relatif
Unsur-unsur Budaya
Budaya dibentuk melalui berbagai penopang inti dari kebudayaan tersebut. Berbagai penopang
atau dasar dari kebudayaan tersebut adalah unsur-unsur budaya. Para tokoh dan ahli
antropolog mengutarakan berbagai pendapat mengenai unsur tersebut. Salah satu pendapat
yang terkemuka adalah Bronislaw Malinowski (dalam Ranjabar 2013: 22) yang berpendapat
terdapat empat unsur pokok dalam budaya, yaitu:
1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan.
4. Organisasi kekuatan politik.
Sementara itu Melville J. Herkovits mengajukan unsur-unsur kebudayaan yang terangkum
dalam empat unsur yang hampir sependapat dengan Malinowski, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Masih sejalan dengan beberapa ahli diatas namun dilengkapi oleh beberapa unsur lain,
Koentjaraningrat (2015: 2) berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan, yaitu:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan. Mencakup segala gagasan, pelajaran, aturan-
aturan keagamaan, dongeng suci, riwayat tokoh, tata cara upacara, dsb.
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan. Mencakup struktur kasepuhan adat, rapat
adat, kelompok janger, sistem perkawinan, dsb.
3. Sistem pengetahuan, Merupakan seperangkat unsur yang berkaitan dengan cara
mengetahui hal yang perlu diketahui seperti: (a) alam disekitarnya, (b) flora ditempat
tinggal masyarakat tertentu, (c) fauna atau binatang, (d) zat-zat mentah yang berada
disekitar, (e) tubuh manusia, (f) sifat dan tingkah laku manusia, (g) ruang dan waktu.
4. Bahasa, Bahasa dari suatu suku bangsa selalu menunjukan berbagai variasi yang
ditentukan oleh letak geografis dan bagaimana lingkungan sosial dalam masyarakat
tersebut.
5. Kesenian. Seni tari, seni rupa dan berbagai folklore atau karya sastra yang disebarkan
melalui komunikasi lisan ataupun dinyanyikan dan didendangkan.
6. Sistem mata pencaharian hidup. Misalnya pertanian, peternakan, sistem produksi,
sistem distribusi antar bahan baku dan bahan makanan, dsb.
7. Sistem teknologi dan peralatan. Pembuatan alat-alat produksi, wadah, senjata, alat
pembuat api, dsb.
Fungsi Budaya
Fungsi kebudayaan yang dimaksud adalah penerapan nyata dari berbagai kesepakatan
bersama yang telah menjadi acuan hidup suatu kaum. Budaya dapat mengatur manusia agar
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap dalam
menghadapi suatu masalah maupun fenomena sosial lainnya. Secara umum, kebudayaan dapat
berfungsi sebagai:
1. Suatu pedoman dalam berhubungan antar manusia atau kelompok.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan renungan kehidupan lainnya.
3. Pembimbing kehidupan manusia secara umum, baik sebagai individu dan kelompok.
4. Pembeda utama antar manusia sebagai mahluk berakal budi dengan mahluk lain seperti
binatang.
5. Pegangan bersama untuk menjadi acuan serupa yang dapat terus dijalankan dan
dikembangkan secara berkelompok pula demi kelanjutan hidup dari generasi ke
generasi.

Wujud dan Komponen Budaya


Sementara itu wujud nyata budaya sendiri menurut J.J. Hoenigman dibedakan menjadi tiga,
yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak, berikut adalah penjelasannya:
1. Gagasan (Wujud ideal). Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis
warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (Tindakan). Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (Karya). Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-
hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara
ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Kemudian, berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama, yakni:
1. Kebudayaan material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan
yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata,
dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi,
pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu
atau tarian tradisional.

Anda mungkin juga menyukai