Anda di halaman 1dari 10

BAB V

Operator dan Operasi Matematika

1. Pendahuluan
Setelah mengetahui macam-macam tipe data maka sekarang akan di bahas tentang
operasi apa saja yang dapat dilakukan terhadap suatu data.
Contoh :

EKSPRESI
UNGKAPAN
1+2=3
OPERATOR OPERAN

Operator adalah simbol atau kata yang digunakan dalam program untuk melakukan
operasi, dan bersama operan akan membentuk suatu ekspresi atau
ungkapan.
Operan dalam suatu ekspresi dapat berupa:
- konstanta,
- variabel,
- pemanggilan fungsi
- himpunan

Ada 2 macam operator berdasarkan sifatnya yaitu


a. bersifat unary (melibatkan 1 operan)
contoh : -5
b. bersifat binary (melibatkan 2 operan)
contoh : 5 + 3
2. Macam – macam Operator

A. Operator Pemberian Nilai


- Operator yang sering digunakan dalam pemrograman
- Dilakukan meggunakan tanda :=
- Contoh : A := 2;
B := ‘2’;

B. Operator Aritmatik
- Hanya untuk operan bertipe bilangan bulat atau bilangan real.
- Ada 2 jenis operator yaitu
1. Operator aritmatik tunggal
- melibatkan 1 operan (bersifat unary)
- operator ‘+ ‘dan ‘– ‘
- contoh : +5 , –7
2. Operator aritmatik biner
- melibatkan 2 operan

Operator Operasi Tipe operan Tipe hasil

+ Penjumlahan Bilangan bulat dan real Bilangan bulat dan real

– Pengurangan Bilangan bulat dan real Bilangan bulat dan real

* Perkalian Bilangan bulat dan real Bilangan bulat dan real

/ Pembagian Bilangan bulat dan real Bilangan real

div Pembagian bilangan bulat Bilangan bulat Bilangan bulat

mod Sisa pembagian (modulus) Bilangan bulat Bilangan bulat

Yang harus diperhatikan adalah Delphi mempunyai 2 operator pembagian. Opertaor


pembagian yang pertama adalah operator ‘/’ , dan pembagian ini selalu menghasilkan
bilangan real. Operator pembagian kedua adalah ‘div’ dan pembagian ini selalu
menghasilkan bilangan bulat dan operannya juga selalu bilangan bulat.
C. Operator Pemanipulasi Bit
- Operasi ini berhubungan dengan pemanipulasian bit pada operan
- Operator ini hanya berlaku untuk operan bertipe bilangan bulat dan hasilnya juga
bilangan bulat.
- Ada 6 macam operator pemanipulasi bit yaitu :

Operator Operasi
Not Invers
And Logika and
Or Logika or
Xor Logika xor
Shl Pergeseran bit ke kiri
Shr Pergeseran bit ke kanan
Tabel berikut memberikan seluruh kemungkinan bit operan dan hasil operasi :

operand1 operand OR XOR AND


2
0 0 0 0 0
0 1 1 1 0
1 0 1 1 0
1 1 1 0 1

Manfaat operator berorientasi bit ini cukup banyak, terutama pada pemrograman sistem
karena mesin komputer hanya mengenal bahasa mesin.
Untuk memperjelas kegunaan operator ‘and’, ‘or’ dan ‘xor’, perhatikan contoh berikut.
Contoh :
Misalkan diketahui 2 variabel bertipe dara real A dan B yang masing – masing bernilai
12 dan 10.
Penyelesaian :
Diketahui : nilai A := 12; B := 10;
Ditanyakan : C := A and B;
D := A or B;
E := A xor B;
Jawab :
Konversi bilangan desimal ke biner agar dapat dioperasikan.
A = 1210 = 000011002
B = 1010 = 000010102

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut :


A 00001100 00001100 00001100
B 00001010 00001010 00001010
and or xor
00001000 00001110 00000110

Maka nilai C := 000010002 = 810


D := 000010102 = 1410
E := 000001102 = 610

Operator not hanya dapat dikenakan pada satu operan saja. Operator ini membalik
bit- bit pada operannya yaitu dengan cara bit dengan nilai 0 diganti 1 sedangkan bit
dengan nilai 1 diganti 0.

D. Operator SHR ( Shift Right ) dan SHL ( Shift Left )


SHR adalah operator biner yang digunakan untuk menggeser bit ke kanan dan
SHL adalah operator biner yang digunakan untuk menggeser bit ke kiri.
Contoh :
Variabel A bertipe byte dan bernilai 219
Penyelesaian:
Diketahui: nilai A:= 219;
Ditanyakan: a. A SHR 1
b. A SHL 2

Jawab :
Konversi bilangan desimal ke biner agar dapat dioperasikan.
21910 = 110110112
a. Operasi A SHR 1, maka bit dari A digeser ke kanan sepanjang 1 bit dan 1 bit
terakhir hilang. Karena hasil pergeseran hanya sepanjang 7 bit maka bit awal
ditambah 1 bit dengan nilai 0.

11011011 Digit yang dihapus



Digit yang ditambah 0 0 1 1 0 1 1 0 1 = 10910

Jadi : 219 SHR 1 = 109

b. Operasi A SHL 2, maka bit dari A digeser ke kiri sepanjang 2 bit dan 2 bit awal
hilang. Karena hasil pergeseran hanya sepanjang 6 bit maka bit akhir ditambah 2
bit dengan nilai 0.

Digit yang dihapus 11011011

0 1 1 0 1 1 0 0 = 10810

Digit yang ditambah

Jadi : 219 SHL 2 = 10810


E. Operator Boolean
Sesuai dengan namanya operator ini dikenakan pada operan bertipe boolean.
Karena hanya dioperasikan pada tipe boolean maka tipe hasil operasinya juga boolean.

operand1 operand2 NOT OR XOR AND

F F T F F F

F T T T T F

T F F T T F

T T F T F T
Keterangan : T : True (Benar)
F : False (Salah)
Contoh:
Misalkan diketahui dua variabel A dan B yang masing-masing bernilai true dan
false.
Ditanyakan : D = A and B
E = A or B
F = A xor B
Jawab :
D = true and false = false
E = true or false = true
F = true xor false = true

Operator not hanya dikenakan pada sebuah operan, dengan bentuk not operan.
Operator akan mengembalikan nilai true jika operannya bernilai false, dan sebaliknya.
Contoh :
Dari contoh di atas tentukan G = A and not B
Jawab:
G = true and not false
= true and true = true
F. Operator Pembanding (relasi)
Operator pembanding adalah operator yang digunakan untuk membandingkan
dengan nilai yang dikeluarkan bertipe data Boolean.

Operato operasi Tipe data


r

= Sama dengan Tipe sederhana,himpunan

<> Tidak sama dengan Tipe sederhana,himpunan

< Kurang dari Tipe sederhana

> Lebih dari Tipe sederhana

<= Kurang dari atau sama Tipe sederhana


dengan

>= Lebih dari atau sama Tipe sederhana


dengan

<= Subset dari Tipe himpunan

>= Superset dari Tipe himpunan

G. Operator Himpunan
Sesuai dengan namanya operator ini hanya digunakan pada tipe himpunan. Tabel
berikut menunjukkan operator yang digunakan pada tipe data himpunan

Operator Operasi

+ Union

- Selisih

* Interseksi
in Anggota dari

H. Operator String atau Karakter


Delphi hanya mengenal satu operator untuk operan yang bertipe data string yaitu
penggabungan. Operator ini digunakan untuk menggabungkan beberapa operan string
menjadi sebuah string yang lebih panjang. Simbol untuk operator ini adalah ‘ +’.
Contoh :
Jika A : = ‘Saya’ dan B := ‘Mahasiswa’ dan S := A + B; maka nilai variabel
S adalah SayaMahasiswa (tanpa spasi karena satu spasi dianggap satu karakter)

3. Derajat Operator
Karena ada beberapa operator yang memungkinkan terdapat dalam satu ekspresi
maka harus ditentukan operator mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang
terakhir. Pengetahuan tentang prioritas operator perlu dikuasai sehingga tidak menimbulkan
hasil yang salah ataupun kesalahan sintaks. Tabel berikut memberikan urutan pengerjaan
operator :

Kelompok Operator Prioritas

@ not Tertinggi

* / Div Mod And Shl Shr Kedua

+ – Or Xor Ketiga

= <> < > <= >= In Keempat

Berikut akan diberikan beberapa contoh penggunaan derajat operator.


Contoh 1 :
5 + 6 = 11
11 = 11 true

Contoh 2 :
False or True and True
True
True

Contoh 3 :
True Xor not True
False
True

Contoh 4 :
3 * 4 + 15 mod 2
12 + 1
13

Contoh 5 :
Contoh yang menimbulkan kesalahan :
Kar >= ‘A’ and Kar <= ‘Z’
Penimbul kesalahan : and adalah operator boolean

Sesuai dengan derajat operator, jika tanpa tanda kurung maka operator ‘and’ yang akan
diproses terlebih dahulu baru operator pembanding. ‘A’ adalah data bertipe karakter dan Kar
adalah variabel bertipe karakter, sedangkan operator ‘and’ adalah operator Boolean
(operator dengan operan bertipe data Boolean).

Penulisan yang benar (Kehadiran tanda kurung, mutlak diperlukan)


(Kar >= ‘A’) and (Kar <= ‘Z’)

Sesuai dengan derajat operator maka yang berada di dalam tanda kurung diproses terlebih
dahulu, setelah itu operator ‘and’ diproses
Soal-soal

1. Berapakah hasil dari ekspresi berikut dan hasilnya berupa integer, real atau ada kesalahan!
a. 10 – 6 *2
b. 7/3 *5
c. 7 div 3 – 1
d. 7 mod 3 *2
e. 45 + 3 * 2 / 3

2. Tentukan nilai R , S dan T


a. R := 67 and 124
b. S := 67 or 124
c. T := 67 xor 124

3. Tentukan nilai X dan Y


a. True and not false or true
b. Not true xor true and true or not false

Anda mungkin juga menyukai