Anda di halaman 1dari 14

PIAGAM MADINAH SEBAGAI SEBUAH KONSTITUSI

Makalah

Dibuat untuk Menyelesaikan Tugas Kelompok yang Diberikan Dosen Mata Kuliah
Hukum Konstitusi

Kelompok 1:

Jamiatul Ilmi

MHD. Reno

Nurul Aida
182219479

PROGRAM STUDI (HUKUM TATANEGARA) SIYASAH SYARI’YYAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS
2022 M / 1443

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan

ridho-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "piagam Madinah

sebagai sebuah konstitusi".

Shalawat berserta salam semoga tetap berlimpah kepada junjungan alam yakni Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju kealam yang

terang benderang yakni alam yang penuh dengan ilamu pengetahuan, juga membawa

kedamaian serta Rahmat seluruh alam. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas kelompok untuk membuat makalah

mata kuliah Hukum Konstitusi yang diampu oleh Ibu Askana Fikriana selaku dosen

pengampu mata kuliah Hukum Konstitusi.

Tentunya dalam menyelesaikan makalahl ini penulis banyak mendapat dukungan baik

itu motivasi, doa, dukungan dan semangat. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis

dengan segala kehormatan dan keikhlasan mengucapkan terima kasih.

Bengkalis, Februari 2022

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................3
A. Sejarah Terbentuknya Piagam Madinah........................................3
B. Kedudukan Piagam Madinah Sebagai Sebuah Konstitusi.............4
C. Perbedaan Dan Persamaan Kondisi Negara Indonesia Dan Kota
Madinah Sebagai Sebuah Bangsa..................................................8

BAB III : PENUTUPAN............................................................................9


A. Kesimpulan....................................................................................9
B. Saran dan Kritik...........................................................................10

DAFTAR .................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “dustûri” berasal dari bahasa Persia. Semula artinya adalah seorang
yang memiliki otoritas, baik dalam bidang politik maupun agama. Dalam
perkembangan selanjutnya, kata ini digunakan untuk menunjukkan anggota
kependetaan (pemuka agama) Zoroaster (Majusi). Setelah mengalami
penyerapan ke dalam bahasa Arab, kata dustur berkembang pengertiannya
menjadi asas dasar atau pembinaan. Secara istilah diartikan sebagai kumpulan
kaidah yang mengatur dasar dan hubungan kerja sama antara sesama anggota
masyarakat dalam sebuah negara, baik tidak tertulis (konvensi) maupun yang
tertulis (konstitusi). Di dalam pembahasan syariah digunakan istilah fiqh
dusturiy. Yang dimaksud dengan dusturiy adalah prinsip-prinsip pokok bagi
pemerintahan negara manapun, seperti terbukti di dalam perundang-
undangan, peraturan-peraturan dan adat istiadatnya. Abu A’la al-Maududi
mendefinisikan dustur dengan suatu dokumen yang memuat prinsip-prinsip
pokok yang menjadi landasan pengaturan suatu negara.1Dari uraian di atas
istilah dustury dapat di samakan dengan cusnstitution dalam Bahasa Inggris
atau undang-undang dalam Bahasa Indonesia2
Piagam Madinah atau Shahîfat al-Madînah, juga dikenal dengan sebutan
Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi
Muhammad saw, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya
dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yasrib (kemudian
bernama Madinah) di tahun 622 M3.
Yatsrib pada saat itu terdiri dari beberapa golongan beperti kaum Anshar,
Kum Muhajirin kaum Yahudi dan beberapa kaum lainnya. Untuk
membangun perdamian antara kaum-kaum tersebut maka Nabi Muhammad

1
http://www.aminazizcenter.com/2009/artikel-62-September2008-kuliah-fiqh-siyasah-
politik-islam.html, diakses pada 21 Februari 2022.
2
Imam Amrusi Jailanai . Piagam Madinah: Landasan Filosofis Konstitusi Negara
Demokratis. Jurnal hukum dan perundangan islam. volume 6 nomor 2 (oktober 2016). 275
3
http://denchiel78.blogspot.co.id/2010/05/konstitusi-piagam-madinah.html, diakses pada
21 Februari 2022

1
Membuat Piagam Madinah. Piagam Madinah ini adalah konstitusi pertama
yang ada didunia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah terbentuknya piagam Madinah?
2. Bagaimana kedudukan piagam Madinah sebagai sebuah konstitusi?
3. Bagaimana persamaan kondisi Negara Indonesia dan Kota Madinah
sebagai sebuah bangsa?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas aka tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok dari dosen mata kuliah hukum
konstitusi.
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya piaga Madinah.
3. Uantu mengetahui piagam Madinah sebagai sebuah konstitusi.
4. Untuk mengetahui persamaan kondisi Negara Indonesia dan Kota
Madnah sebagai sebuah bangsa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Terbentuknya Piagam Madinah


Nabi Muhammad hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Sejarah
menunjukkan bahwa nabi Muhammad SAW dan umat Islam selama kurang
lebih 13 tahun di Mekkah terhitung sejak pengangkatan Muhammad SAW,
sebagai Rasul, belum mempunyai kekuatan dan kesatuan politik yang
menguasai sesuatu wilayah.
Nabi Muhammad hijrah dari Makkah Ke Madinah karena dakwah yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW kepada kaum Qraisy terus mandapatkan
tantangan dan serangan hingga makar pembunuhan.
Ketika Nabi hijrah ke Yatsrib, umat Yahudi, dan suku-suku Arab politeis
adalah kelompok mayoritas yang hidup di sana. Kaum anshar (penolong)
yang sering dikaitkan sebagai penduduk lokal Yatsrib penerima dan penolong
nabi dan rombongannya merupakan kelompok dengan jumlah kecil yang
mendiami Yatsrib. Dalam sesnsus yang dilakukan pada masa Nabi saja
nampak kelompok Muslim jumlahnya sedikit dibanding non-Muslim. Dari
10.000 penduduk Madinah saat itu, umat Muslim hanya berjumlah 1.500
orang. Umat Yahudi berjumlah 4000 orang, dan sisanya adalah suku-suku
Arab4.
Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah beberapa suku yang ada di
Madinah juga mengalami perseteruan. Hal ini diketahui bahwa beberapa kali
tokoh kaum Aus dan Khazraj yang sudah lama berseteru, mendatangi Nabi
Muhammad untuk mendamaikan mereka.
Yatsrib benar-benar krisis, sehingga membutuhkan seorang tokoh untuk
mempersatukan, yang bukan bukan dari kalangan lokal, melainkan orang luar
yang berasal dari keluarga terhormat supaya dijadikan hakam atau arbitrator
(pihak indepeneden yang ditunjuk untuk penyelesaian konflik/sengketa).5 Dan

4
Sejarah piagam Madinah. https://islami.co/sejarah-piagam-madinah/ diakses pada 20
Februari 2022
5
M. Mukhlis Fahruddin. MUatan Nilai dan Prinsi Piagam Madinah dan Pancasila:
Analisis Perbandingan. Jurnal Ulul Albab, Volume 12, No. 1 (2011). Hal 98

3
seorang hakam yang dimaksud ada pada sosok Muhammad yang saat itu
sedang mencari sebuah tempat baginya dan para pengikutnya.
Kisah penyambutan penduduk Yatsrib, kaum anshar, kepada kaum
muhajirin yang hijrah bersama Rasulullah SAW, menjadi tonggak awal dari
berdirinya masyarakat Madani. Untuk membangun masyarakat ideal
berlandaskan nilai-nilai ketauhidan, Muhammad kemudian mengganti nama
Yatsrib menjadi Madinah, kota peradaban.
Di kota ini pula, Muhammad berjihad untuk merekatkan persaudaraan
antara kaum-kaum yang berbeda identitas kesukuan dan keagamaan. Salah
satu bentuk ijtihad Muhammad tersebut tertuang dalam Piagam Madinah.
Piagam Madinah mampu mengakomodir berbagai kepentingan golongan,
suku, agama, kelompok berbeda yang sama berdiam di Madinah. Piagam ini
juga diklaim sebagai knstitusi tertulis pertama di Dunia6.
Piagam Madianh menekankan pada persatuan yang erat dikalanagan kaum
muslimin dan kaum Lainnya, menjamin kebebasana beragama semua
golongan, menekankan Kerjasama dan persamaan hak da kewajaiban semua
golongan dalam kehidupan sosial politik dalam mewujudkan pertahanan dan
perdamaian dan menetapkan wewenang nabi Muhammad untuk menegahi
dan memeutuskan segala perbedaan pendapat dan perselisihan yang timbul
diantara mereka.7 Piagam ini pun disusun secara jelas, terang, dan detail,
dengan menetapkan hak-hak dan kewajiban bagi kaum muslim, kaum yahudi,
dan komunitas-komunitas lain di Madinah, sehingga mereka menjadi suatu
komunitas, disebut juga sebagai ummah atau umat.
B. Kedudukan Piagam Madinah Sebagai Sebuah Konstitusi
Sebelum mengetahui kedudukan piagam Madinah sebagai sebuah
konstitusi,maka kami akan menjelaskan terlebih dahulu engenai apa yang
dimaksud dengan konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis,
constituer, yang berarti membentuk. Pemakaian istilah Konstitusi yang
dimaksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan
suatu negara. Sedangkan istilah Undang-Undang Dasar (UUD) merupakan
6
Bukhori Abdul Shomad. Piagam Madinah dan Resolusi Konflik. Jurnal Al-Adyan.
Volume 8, No. 2 (Juli-Desember 2013). Hal 60
7
Andi Herdiana. Skripsi. Konsep Persatuan Bangsa (Studi Analisis Komparatif Piagam
Madinah dan Undang-Undang 1945. Uin Raden Intan: 2018. Hal 20

4
terjemahan istilah yang dalam bahasa Belandanya Gronwet. Perkataan wet
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia undang-undang, dan grond berarti
tanah/dasar. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah constitution, sedangkan
dalam bahasa Indonesia disebut Konstitusi.8
Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu cume dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi yang berarti, bersama
dengan. sedangkan statuere berasal dari kata sta yang membentuk kata kerja
pokok stare yang berarti berdiri. Atas dasar itu, kata statuere mempunyai arti,
membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/menerapkan. Dengan
demikian, bentuk tunggal (constitutio) berarti menetapkan sesuatu secara
bersamasama dan bentuk jamak (constitusiones) berarti segala sesuatu yang
telah ditetapkan.
Para ahli politik menyebut piagam Madinah dengan bermacam-macam
nama. W. Montgomery Watt menamai Piagam Madinah dengan The
Constitution of Medina, R.A. Nicholson menyebut Piagam Madinah dengan
Charter, Anthony Nutting menamai Piagam Madinah dengan treaty of
alliance, Philip K. Hitti menyebut Piagam Madinah dengan agreement,
sedangkan Shahifat adalah nama yang disebut dalam naskah itu sendiri.9
Menurut Ahmad Sukardja, kata Shahifat semakna dengan charter dan
piagam. Charter dan piagam lebih menunjuk kepada surat resmi yang berisi
pernyataan tentang sesuatu hal. Bentuk dan muatan shahifat itu tidak
menyimpang dari pengertian ketiga istilah tersebut. Dilihat dari pengertian
treaty, shahifat itu adalah dokumen perjanjian antara beberapa golongan,
Muhajirin-Anshar-Yahudi dan sekutunya bersama Nabi Muhammad. Dilihat
dari segi pengertian charter, Piagam Madinah ialah dokumen yang menjamin
hak-hak semua warga Madinah dan menetapkan kewajiban-kewajiban mereka
serta kekuasaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad. Kemudian dilihat dari
pengertian constitution, Piagam Madinah ternyata memuat prinsip-prinsip
pemerintahan yang bersifat fundamental. Dengan demikian, kandungan
shahifat dapat mencakup semua pengertian ketiga istilah tersebut
8
Ardiansah. Kedudukan Piagam Madinah Sebagai Konstitusi Negara. Jurnal Hukum,
Volume 2, No. 2019. Hal 2
9
Elkhairati. Piagam Madinah dan Spiritnya dalam Undang-Undang (UUD) 1945. Jurnal
Hukum islam, Volume 4, No. 1 (2019). Hal 56

5
Seperti yang diketahui piagam Madinah adalah dokumen perjanjian
persahabatan antara muhajirin-anshar-yahudi dan sekutunya Bersama Nabi
Muhammad yang menjamin hak-hak mereka, menetapkan kewajiban-
kewajiban mereka dan memuat prinsip-prinsip pemerintahan yang bersifat
fundamental yang sifatnya mengikat untuk mengatur pemerintahan di bawah
pimpinan Nabi Muhammad.
Ditetapkannya piagam politik tersebut dimaksudkan untuk membina
kesatuan hidup berbagai golongan warga Madinah. Dalam piagam tersebut
dirumuskan kebebasan beragama, hubungan antar kelompok, kewajiban
mempertahankan kesatuan hidup dan lain-lain. Berdasarkan isi Piagam
Madinah itulah warga Madinah yang majemuk, secara politis dibina di bawah
pimpinan Nabi Muhammad.
Secara substansial ada tujuh pokok pikiran penting yang terkandung di
dalam Piagam Madinah:10
- masyarakat pendukung Piagam Madinah adalah masyarakat majemuk
yang terdiri atas berbagai suku dan agama. Konstitusi Madinah secara
tegas mengakui eksistensi suku bangsa dan agama dan memelihara unsur
solidaritasnya. Konstitusi Madinah menggariskan kesetiaan kepada
masyarakat yang lebih luas lebih penting daripada kesetiaan yang sempit
kepada suku, dengan mengalihkan perhatian suku-suku itu pada
pembangunan negara, yang warga negaranya bebas dan merdeka dari
pengaruh dan kekuasaan manusia lainnya (Pasal 1). Adapun tali
persatuannya adalah politik dalam rangka mencapai cita- cita bersama
(Pasal 17, 23 dan 42).
- semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama, wajib saling
menghormati dan wajib kerjasama antara sesama mereka, serta tidak
seorang pun yang diperlakukan secara buruk (Pasal 12, 16). Bahkan
orang yang lemah di antara mereka harus dilindungi dan dibantu (Pasal
11).

10
Elkhairati. Op.cit. hal 64

6
- negara mengakui, melindungi, dan menjamin kebebasan menjalankan
ibadah dan agama bagi orang-orang muslim maupun non muslim (Pasal
25-33)
- setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum
(Pasal 34, 40).
- hukum adat (kelaziman mereka pada masa lalu), dengan berpedoman
pada kebenaran dan keadilan, tetap diberlakukan (Pasal 2, 10, 21).
- , semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
terhadap negara. Mereka berkewajiban membela dan mempertahankan
negara dengan harta, jiwa mereka dan mengusir setiap agresor yang
mengganggu stabilitas negara (Pasal 24, 36, 37, 38)
- sistem pemerintahan adalah desentralisasi, dengan Madinah sebagai
pusatnya (Pasal 39)
Secara umum, ada dua pendapat yang berbeda mengenai Piagam Madinah
sebagai konstitusi:11
- Pendapat yang menyatakan Piagam Madinah adalah piagam biasa yang
berisi mengenai visi negara modern yang untuk ukuran saat itu sudah
sangat maju. Pendapat ini tidak mengakui Piagam Madinah sebagai
sebuah konstitusi. Alasannya, pandangan ahli konstitusi mengisyaratkan
keharusan adanya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif, sehingga Piagam Madinah tidak dapat
disejajarkan sebagai konstitusi modern.
- Pendapat yang secara confidence mengakui Piagam Madinah sebagai
sebuah konstitusi. Alasannya, Negara Madinah telah menetapkan Piagam
Madinah sebagai aturan bersama dan pemegang hukum tertinggi. Di
samping itu, dari segi formal dan substansial apa yang diatur dalam teks-
teks Piagam Madinah mencirikan sebagai sebuah konstitusi.
Dari dua pendapat tersebut, kebanyakan sarjana Islam menganggap
masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad telah
memenuhi syarat untuk bisa disebut sebuah negara menurut hukum konstitusi
pada zaman modern ini.

11
M. Mhkhlis Fahrudin. Op.cit. hal 102

7
Hamidullah berpendapat bahwa Piagam Madinah dapat disebut
konstitusi karena ciriciri lain, misalnya dalam bentuk tertulis, menjadi dasar
organisasi pemerintahan masyarakat Madinah sebagai suatu umat, adanya
kedaulatan negara yang dipegang oleh Nabi Muhammad, dan adanya
ketetapan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersifat fundamental, yaitu
mengakui kebiasaan-kebiasaan masyarakat Madinah, mengakui hak-hak
mereka dan menetapkan kewajiban-kewasssjiban mereka.
C. Persamaan Kondisi Negara Indonesia dengan Kota Madinah sebagai
sebuah bangsa
1. Persamaan Kondisai Negara Indonesia dan Kota Madinah
Seperti yang diketahui piagam Madinah dibuat oleh Nabi
Muhammad untuk mengatur kehidupan Bersama di Madinah yang
dihuni oleh rakyat yang majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa,
adat istiadat, bahasa daerah dll. Kehidupan Masyarakat Madinah dapat
dikataka tidak teratur karena penduduk yang heterogen tersebut tidak
berhasil mewujudkan persatuan dan kesatuan yang berada dibawah
suatu pemerintahan untuk membawahi semua kabilah.12
Kemajemukan ini juga terjadi dalam masyarakat Indonesia dimana
terdapat 1.128 suku bengsa, 1.075 etnik dan sub etnik di Indonesia 13
dan 7 agama yang berbeda. Masayarat yang Multikultural ini juga bila
tidak dapat diakomodasii dengan baik dapat menyebabkan kekacauan
yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini
dapat diihat sebelum ada sumpah pemuda dan UUD 1945, dimana
masyarakat Indonesia sering berseteru sesamanya.

12
Andi Herdiana. Op.cit. hal 16
13
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id diakses pada 21 Februari 2022, Pukul 09.00

8
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Piagam Madinah dibuat oleh Nabi Muhammad pada tahun 622 M,
Piagam Madianh menekankan pada persatuan yang erat dikalanagan
kaum muslimin dan kaum Lainnya, menjamin kebebasana beragama
semua golongan, menekankan Kerjasama dan persamaan hak da
kewajaiban semua golongan dalam kehidupan sosial politik dalam
mewujudkan pertahanan dan perdamaian dan menetapkan wewenang nabi
Muhammad untuk menegahi dan memeutuskan segala perbedaan
pendapat dan perselisihan yang timbul diantara mereka.
2. Secara umum, ada dua pendapat yang berbeda mengenai Piagam Madinah
sebagai konstitusi:
- Pendapat yang menyatakan Piagam Madinah adalah piagam biasa yang
berisi mengenai visi negara modern yang untuk ukuran saat itu sudah
sangat maju. Pendapat ini tidak mengakui Piagam Madinah sebagai
sebuah konstitusi. Alasannya, pandangan ahli konstitusi
mengisyaratkan keharusan adanya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, sehingga Piagam Madinah tidak
dapat disejajarkan sebagai konstitusi modern.
- Pendapat yang secara confidence mengakui Piagam Madinah sebagai
sebuah konstitusi. Alasannya, Negara Madinah telah menetapkan
Piagam Madinah sebagai aturan bersama dan pemegang hukum
tertinggi. Di samping itu, dari segi formal dan substansial apa yang
diatur dalam teks-teks Piagam Madinah mencirikan sebagai sebuah
konstitusi.
Dari dua pendapat tersebut, kebanyakan sarjana Islam menganggap
masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad telah
memenuhi syarat untuk bisa disebut sebuah negara menurut hukum
konstitusi pada zaman modern ini.
3. Persamaan Negara Indonesia dan Kota Madinah

9
Masyarakat Madinah dan Negara Indonesia memiliki masayarakat
yang heterogen dari sisi Bahasa, budaya, agama, suku dll.
B. Saran dan Kritik
Tidak ada gading yang tak retak tentu perumpamaan ini cocok dengan
makalah yang telah kami buat. Untuk karena itu kami memintak kepada
pembaca untuk memberikan saran yang membangun unuk makalah ini,
sehingg akami dapat membuat makalah yang lebih baik kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.aminazizcenter.com/2009/artikel-62-September2008-kuliah-fiqh-
siyasah-politik-islam.html, diakses pada 21 Februari 2022.
Jailani, Imam Amrusi . Piagam Madinah: Landasan Filosofis Konstitusi Negara
Demokratis. Jurnal hukum dan perundangan islam. volume 6 nomor 2
(oktober 2016).
http://denchiel78.blogspot.co.id/2010/05/konstitusi-piagam-madinah.html, diakses
pada 21 Februari 2022

Sejarah piagam Madinah. https://islami.co/sejarah-piagam-madinah/ diakses pada


20 Februari 2022
Fahrudin, M. Mukhlis. MUatan Nilai dan Prinsi Piagam Madinah dan Pancasila:
Analisis Perbandingan. Jurnal Ulul Albab, Volume 12, No. 1 (2011).

Shomad, Bukhori Abdul . Piagam Madinah dan Resolusi Konflik. Jurnal Al-
Adyan. Volume 8, No. 2 (Juli-Desember 2013).
Herdina, Andi. Skripsi. Konsep Persatuan Bangsa (Studi Analisis Komparatif
Piagam Madinah dan Undang-Undang 1945. Uin Raden Intan: 2018.
Ardiansah. Kedudukan Piagam Madinah Sebagai Konstitusi Negara. Jurnal
Hukum, Volume 2, No. 2019.
Elkhairati. Piagam Madinah dan Spiritnya dalam Undang-Undang (UUD) 1945.
Jurnal Hukum islam, Volume 4, No. 1 (2019).
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id diakses pada 21 Februari 2022, Pukul 09.00

11

Anda mungkin juga menyukai