Anda di halaman 1dari 14

REPRODUKSI BETINA

Pada bab dari bahan ajar ini, akan membicarakan tentang reproduksi betina
yaitu struktur reproduksi betina, oogenesis, pengaturan hormonal reproduksi betia,
siklus pembiakan, siklus estrus, menopause. Pada bab IV yang telah kita pelajari
bersama, telah kita analisis tentang biologi spermatozoa khususnya pada manusia.
Oleh karena itu, untuk melanjutkan bahan ajar ini maka pada bab VI ini saudara
diajak membicarakan tentang reproduksi betina.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada bab ini adalah mahasiswa mampu
menganalisis tentang reproduksi betina.

Struktur Reproduksi Betina


Alat kelamin/genitalia betina terdiri atas: genitalia primer dan genitalia
sekunder. Genitalia primer adalah ovarium/indung telur sedangkan genitalia
sekunder terdiri atas genitalia dalam/interna dan genitalia
luar/eksterna/vulva/pudendum. Genitalia dalam terdiri atas saluran-saluran dan
kelenjar-kelenjar. Salurannya adalah oviduk/tuba/ tuba falopii, uterus/rahim
dengan serviks/mulut rahimnya, dan vagina sedangkan kelenjarnya adalah lendir
dan susu. Genitalia primer dan genitalia dalam memegang peranan penting dalam
proses reproduksi Genitalia luar terdiri atas mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris/kelentit, vestibula, orifisium uretra, mulut vagina, perineum.
Genitalia luar terutama berfungsi pada waktu hubungan seksual. Batas antara
genitalia dalam dan luar terdapat selaput dara/hymen berupa membran bervaskular
yang mudah mengalami perobekan.

Ovarium
Ovarium adalah organ utama pada betina.Struktur makroskopis: jumlah
sepasang, terletak di kanan kiri uterus atau pada dinding samping rongga pelvis
posterior dalam sebuah ceruk dangkal yaitu fosa ovarium dan ditahan dalam posisi
tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum viseral
dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis
yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum/selaput dinding perut).
Penggantung ovarium ada 2 yaitu ligamentum ovarii (ovarium dengan uterus) dan
ligamentum latum/broad ligament (ovarium dengan peritoneum yang sering

1
disebut mesovarium). Besarnya tergantung kepada umur dan masa reproduksi
hewan betina yang seringkli melahirkan ukurannya duakali lebih besar daripada
betina remaja. Bentuk berbeda-beda menurut spesies dan jenisnya. Hewan
politokes (melahirkan banyak anak dalam satukali kelahiran) mempunyai bentuk
seperti buah murbei (babi, tikus) dan pada hewan monotokes berbentuk bulat
panjang/oval (sapi, kerbau). ovarium mempunyai ukuran yaitu panjang 3-5 cm,
lebar 2-3 cm dan tebal 1 cm, kurang lebih sebesar ibu jari tangan orang dewasa dan
berbentuk seperti kacang kenari.
Struktur mikroskopis: ovarium dilapisi oleh epitel selapis kubus disebut epitel
germinal (permukaan), di bawah epitel germinal terdapat jaringan dasar ovarium
disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medula pada bagian
dalam. Medula mengandung pembuluh darah, limfatik, serabut saraf, sel-sel otot
polos dan sel-sel jaringan ikat longgar. Medula mungkin juga mengandung bekas
rete ovarii (jala-jala yang beranatomosis) yang serupa dengan rete testis pada pria.
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat, terdiri atas fibroblast, jaringan ikat
padat yang tidak berbatas jelas disebut tunika albuginea. Tunika albuginea inilah
yang menyebabkan ovarium berwarna keputihan. Selain itu korteks mengandung
folikel ovarian yaitu unit fungsional pada ovarium. Folikel-folikel ini terdapat pada
stadium perkembangan yang berbeda-beda tergantung ada usia wanita itu, jumlah
kehamilan, dan apakah wanita itu sedang hamil.
Folikel terbenam dalam stroma korteks, sebuah folikel terdiri atas sebuah oosit
yang dikelilingi oleh satu/lebih lapisan sel epitel folikel disebut sel granulosa. Ada
5 macam folikel yang mengalami tahap-tahap perkembangan yaitu folikel
primordial/muda, folikel primer, folikel sekunder/vesikular, folikel tersier dan
folikel Graaf /matang.
Fungsi ovarium
1. Menghasilkan telur (ovum)
2. Mensekresikan hormon

5.1.2. Oviduct/Tuba/Tuba Fallopii/Tuba Uterina/SaluranTelur


Tuba adalah saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus.
Struktur makroskopis, tuba berjumlah sepasang, merupakan tabung berotot
yang mudah digerakka, setiap tuba mempunyai panjang ±10 cm dan diameter 0,7
cm, salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke
2
dalam rongga pelvis. Ditopang oleh ligamen besar uterus dan bergantung pada
ligamentum latum/lipatan peritoneum disebut mesosalphinx. Infundibulum
adalah bagian tuba terujung (paling distal) yang membuka yang menyerupai
corong/terompet (ostium). Bagian pinggirnya yang mengarah ke ovarium memiliki
prosesus motil menyerupai jari/jaring/rumbai-rumbai disebut fimbria/fimbriae
yang merentang di atas permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit
terovulasi ke dalam tuba. Sifat fimbria ini disebut ovotaxis yaitu bergerak ke arah
adanya ovum. Panjang infundibulum adalah 2 cm. Ampula adalah bagian tengah
segmen tuba atau pelebaran segmen distal ismus, dengan panjang 5-8 cm. Ismus
adalah segmen tuba yang menyempit dan terdekat dari uterus atau dua pertiga
bagian proksimal tuba, mempunyai panjang 2-3 cm. Selain itu ada juga bagian
yang disebut dengan interstisial yaitu bagian yang menembus dinding uterus.
Pertemuan antara ampula dan ismus disebut ampullary-isthmus junction (AIJ) dan
pertemuan tuba dengan uterus didapatkan konstruksi muskulatur disebut utero-
tubal-junction (UTJ) yang berfungsi menyeleksi spermatozoa yang masuk ke
dalam tuba dari uterus. Saat ovulasi tuba aktif dan sangat vaskular yaitu fimbria
lebih mendekati ovarium dan organ lebih kaku dan panjang memudahkannya
mendekati ovarium. Oosit memerlukan waktu 4-5 hari untuk sampai ke uterus.
Fertilisasi biasanya terjadi di ampula yaitu 1/3 bagian atas tuba
Struktur mikroskopis terdiri atas tunika mukosa, tunika muskularis, tunika
adventisia. Mukosa memilik lipatan-lipatan longitudinal yang banyak dijumpai
pada ampula, sehingga tampak seperti labirin pada lumen ampula. Mukosa terdiri
atas epitel selapis silindris dan lamina propria. Sel epitel mengandung 2 jenis sel
yaitu sel silia dan sel sekretoris. Pada infundibulum, fimbria, dan ampula sel
silianya leih banyak sedangkan pada ismus sel sekretorinya lebih banyak. Sel silia
melecut ke arah uterus, menggerakan lapisan tipis cairan kental yang menutupi
permukaannya. Cairan ini terutama terdiri atas produk dari sel sekresi, sekret ini
berfungsi nutritif dan protektif bagi ovum dan bagi pengaktifan (kapasitasi)
spermatozoa. Lamina propria berupa jaringan ikat longgar. Muskularis terdiri atas
otot polos yang tersusun sirkular (melingkar) di dalam dan spiral beserta
longitudinal (membujur) di luar. Ketebalannya bervariasi, muskularis relatif tipis di
distal tuba dan lebih tebal di proksimal. Kontraksi lapisan muskularis bersama-
sama dengan gerakan lapisan yang menutupi mukosa membantu mengangkut
ovum atau konseptus ke arah uterus dan juga menghambat perpindahan
3
mikrorganisme dari uterus ke rongga peritoneum, tetapi pada wanita sindrom silia
motil transpor ovum atau konseptus ke uterus normal berarti aktivitas silia tidak
mutlak diperlukan untuk transport. Adventisia adalah lapisan luar tuba terdiri atas
jaringan ikat yang tipis.
Dalam kasus nidasi abnormal, di mana embrio berimplantasi pada tuba
(kehamilan ektopik), lamina propria tuba berperan sebagai endometrium dengan
membentuk banyak sel-sel desidua. Karena diameternya kecil oviduk tidak dapat
menampung pertumbuhan embrio selama kehamilan, menyebabkan perdarahan,
harus segera diobati.
Fungsi tuba
1. Menerima ovum yang diovulasikan oleh ovarium
2. Menerima spermatozoa dari uterus
3. Mempertemukan ovum dan spermatozoa (pembuahan/fertilisasi)
4. Menyalurkan ovum yang telah dibuahi ke dalam uterus

5.1.3. Uterus
Uterus adalah saluran yang menerima ovum dari tuba.
Struktur makroskopis, organ tunggal muskular, berongga, berbentuk buah pir
terbalik/advokat, kalau tidak hamil berukuran panjang 7 cm, lebar 5 cm, dan
diameter 2,5 cm, ± sebesar telur ayam. Organ ini terletak dalam rongga pelvis di
antara rektum dan kandung kemih. Uterus terfleksi ke depan (terantefleksi) dan
teranteversi sehingga letaknya hampir horizontal di atas kandung kemih. Pada
beberapa wanita, uterus secara normal teretrofleksi dan teretroversi sehingga
menindih rektum. Uterus ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang
melekatkan uterus pada dinding pelvis. Ligamen bundar merentang dari sudut
lateral uterus, melewati kanal inguinal menuju labia mayora. Uterus juga diikat
oleh ligamen kardinal dan uterosakral. Uterus pada wanita terdiri atas fundus uteri
(dasar), korpus uteri (badan), serviks uteri, portio vaginalis, sedangkan pada hewan
lain ada yang mempunyai kornua uteri (tanduk). Fundus adalah bagian bundar
yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin. Korpus adalah bagian luas
berdinding tebal yang membngkus rongga uterus. Serviks adalah bagian leher
bawah uterus yang terkonstriks. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam
vagina, os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus, kanal endoservikal
melapisi jalur di antara dua mulut. Portio vaginalis adalah bagian serviks yang
4
menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada
area pertemuan adalah forniks anterior, posterior dan lateral (forniks ingular).
Macam-macam bentuk uterus
1. Duplex: serviks ada 2 buah, korpus uteri tidak ada dan kedua kornuanya
terpisah sama sekali.
Contoh: tikus
2. Bikornua: serviks hanya satu, korpus uteri sangat pendek.
Contoh: babi
3. Bipartite: serviksnya hanya satu, korpus uteri jelas dan cukup panjang.
Contoh: kucing
4. Simpleks: koruna uteri tidak ada, korpus uteri besar, serviks hanya satu.
Contoh: primata
5. Didelphia: 2 vagina, 2 serviks, 2 korpus uteri dan 2 kornua uteri.
Contoh: kangguru
Struktur mikroskopis, dinding uterus terdiri atas 3 lapisan yaitu
1. Perimetrium/lapisan terluar berupa tunika serosa/adventisia yang tediri atas
jaringan ikat
2. Miometrium/lapisan tengah berupa tunika muskularis yang mengandung
otot polos tebal
3. Endometrium/lapisan terdalam berupa tunika mukosa terdiri atas epitel dan
lamina propria
Miometrium membuat uterus dapat berkontraksi. Kegunaan kontraksi yaitu
untuk menghisap spermatozoa yang diejakulasi waktu koitus; untuk melancarkan
aliran spermatozoa menuju tuba; untuk meluruhkan embrio, plasenta atau lapisan
fungsional endometrium baik waktu melahirkan, keguguran/waktu menstruasi. Sel
otot polos yang tidak hamil panjangnya 250µm, kalau hamil 5mm. Selama
kehamilan miometrium mengalami masa pertumbuhan yaitu hiperplasia
(bertambahnya jumlah sel otot polos ) dan hipertropi (bertambahnya ukuran sel),
setelah kehamilan mengecil kembali.
Endometrium berfungsi untuk menyiapkan dan ikut bekerja untuk proses nidasi;
ikut membina plasenta dari pihak induk. Endometrium terdiri atas epitel selapis
silindris (sel sekresi dan bersilia) dan lamina propria yang mempunyai kelenjar
tubular simpleks dan kadang-kadang bercabang (kompleks). Silia berfungsi agar
spermatozoa lancar bergerak ke tempat fertilisasi dan sekretnya berupa lendir
5
supaya silia dapat berfungsi karena silia berfungsi dalam medium basah. Lapisan
endometrium terdiri atas 2 zona/daerah yaitu fungsional dan basalis. Stratum
fungsional adalah bagian yang dilepaskan saat haid dan diperbarui selama setiap
siklus haid. Stratum basalis adalah bagian yang dipertahankan selama haid yang
kemudian diberi epitel dan lamina propria baru. Pembuluh darah yang memasok
endometrium adalah arteri arkuata yang tersusun pada miometrium selanjutnya
bercabang
menjadi 2 yaitu arteri lurus pada bagian basalis dan arteri spiralis pada bagian
fungsional.
Fungsi uterus
1. Menerima ovum dari tuba
2. Tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio, jika terjadi pembuahan
Serviks adalah bagian depan/terbawah/terendah uterus berbentuk silindris dan
bermuara ke vagina, sering disebut dengan leher rahim. Struktur mikroskopis agak
berbeda dari bagian uterus yang lain yaitu mukosa serviks mengandung kelenjar
serviks yang bercabang banyak dan bila saluran ini tersumbat, sekret yang tertahan
berakibat pelebaran yang membentuk kista nabhoti. Mukosa serviks (endoserviks)
mempunyai sel epitel selapis silindris/kolumner terdiri atas sel silia da sel
penghasil mukus (sel sekresi) sedangkan bagian luar serviks (ektoserviks) yang
menonjol ke dalam lumen vagina mempunyai epitel berlapis
gepeng/kubus/skuamos, daerah peralihan ini disebut SSK asli (squamokolumner),
jika terdapat SSK baru maka antara SSK asli dan SSK baru terdapat daerah
transformasi, inilah daerah rawan yang sering ditemukan adanya karsinoma
serviks.
Fungsi serviks:
1. Katup spermatozoa hanya waktu sekitar ovulasi tembus karena sekret
mukosa bersifat cair
2. Pelindung spermatozoa terhadap vagina yang asam
3. Pelindung dari fagositosis di lumen serviks
4. Reservoir spermatozoa
5. Menyeleksi spermatozoa/filter hanya yang baik dan sehat yang dibolehkan
terus menuju uterus
6. Mensuplai energi pernafasan aerobik untuk pergerakan spermatozoa
7. Kapasitasi spermatozoa
6
8. Sumbat masuknya kuman (waktu hamil dan pada fase luteal) karena
progesteron mengubah sekret menjadi lebih kental.
9. Mempermudah kelahiran karena serviks mengalami pelebaran akibat
kolagenolisis (proses yang mempermudah perlunakan)
5.1.4. Vagina
Vagina/liang senggama adalah saluran terdepan sistem pembiakan betina antara
serviks dan alat kelamin luar.
Struktur makroskopis, vagina panjangnya sekitar 8-10cm. Organ ini menghadap
uterus pada sudut sekitar 45o dari vestibula genitalia eksternal dan terletak antara
kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rektum di sisi posterior.
Struktur mikroskopis, vagina disusun oleh mukosa, muskular dan adventisia.
Mukosa mengandung epitel dan lamina propria, epitelnya adalah berlapis gepeng
nonkeratinisasi (nonpertandukan) sedangkan lamina proprianya mengandung
jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin di antaranya terdapat limfosit dan
neutrofil dalam jumlah besar apalagi mendekati menstruasi neutrofil menjadi
banyak, pada lamina tidak mengandung kelenjar, lendir yang terdapat pada lumen
vagina berasal dari serviks tetapi lamina proprianya sangat vaskular (pembuluh
darah melebar) yang menjadi sumber eksudat cair selama ragsangan seksual.
Muskularis terdiri atas serat otot polos. Adventisia kaya akan serat elastin tebal
sehingga vagina menjadi kenyal, peka dan dapat mengencup mengembang
waktu koitus.
Vagina dilembapkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapiler pada
dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal
bergantung pada kadar estrogen
1. Saat masa reproduktif atau pada midsiklus haluaran vaginal
bersifat asam (pH 3,5-4,0). Karena stimulasi estrogen, sel-sel
mukosa menyimpan glikogen yang akan dimetabolis menjadi
asam laktat oleh bakteri normal vaginal.
2. Sebelum pubertas dan setelah menopause atau pada akhir siklus
sedikit stimulasi estrogen megakibatkan sedikit akumulasi
glikogen dalam sel-sel mukosa dan pH menjadi basa
3. Haluaran yang asam dan epitelium yang tebal melindungi vagina
dari infeksi bakteri berbahaya. Jika kadar estrogen rendah, seperti
pada anak perempuan prapubertas dan perempuan menopause,
7
vagina lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi juga sering terjadi
pada perempuan di masa reproduktif jika bakteri normal vaginal
diganggu atau dihancurkan oleh kontrasepsi kimia atau antibiotik.
Sitologi eksfoliatif adalah studi tentang ciri sel yang biasanya terlepas dari
berbagai permukaan tubuh. Pemeriksaan sitologi mukosa vagina memberi
gambaran klinis penting untuk mengetahui status hormonal dan deteksi kanker
serviks. Dengan hapus vagina (vaginal smear) maka pada mukosa vagina dewasa
terdapat 5 jenis sel: sel-sel bagian dalam stratum basal (sel basal), sel-sel bagian
luar stratum basal (sel-sel parabasal), sel-sel dari lapis-lapis intermediate, sel pra-
tanduk, da sel tanduk.
1.Sebelum pubertas dan setelah menopause, jika konsentrasi estrogen rendah
lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel basal
2.Selama tahun-tahun reproduktif karena pengaruh estrogen lapisan vagina
menjadi tebal dan terdiri atas 40 lapisan sel basal, sel intermediate, sel
superfisial.
Fungsi vagina:
1. Jalan lahir bayi dan aliran menstrual
2. Coitus/persetubuhan/senggama
3. Tempat singgah spermatozoa selama kopulasi /persatuan jantan betia pada
hewan

5.1.5. Genitalia Luar


Genitalia luar terdiri atas
1. Mons pubis: bantalan lemak yang ditutup kulit, berada di atas simfisis pubis.
Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas
2. Labia mayora/bibir mayor: dua lipatan kulit longitudinal yang tersusun dari
jaringan lemak yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi
posterior perineum yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus.
Labia mayora homolog (serupa struktur dan asalnya) dengan skrotum, waktu akil
balig juga ditutupi bulu beratrofi setelah menopause.
3. Labia minora (bibir minor) terdiri atas dua lipatan kulit berotot di antara
labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea
dan beberapa kelenjar keringat. Prepusium/kulup klitoris adalah pertemuan

8
lipatan-lipatan labia minora yang membungkus klitoris. Frenulum adalah
area lipatan di bawah klitoris.
4. Klitoris: homolog dengan penis tetapi lebi kecil tidak dilewati uretra. Klitoris
terdiri atas 2 krura (akar), 1 batang (badan) dan satu glans klitoris/clitoridis
(kepala) bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitif/peka
terhadap rabaan. Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang
tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama eksitasi
seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.
5. Vestibula/vestibule/vestibulum: celah yang tertutup antara labia minora.
Lobang uretra, lobang vagina dan duktus kelenjar vestibular berada
dipermukaannya. Kelenjar Bartolin/vestibular besar/mayor homolog dengan
kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini terletak di kiri kanan vestibulum
dan memproduksi beberapa tetes sekresi mukus untuk membantu melumasi
orifisium vaginal saat eksitasi seksual. Bulba vestibular/glandula vestibular minor
adalah masa jaingan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini
sebanding dengan corpora spongiosum penis dan mensekresi mukus juga.
6. Orifisium uretra/lobang uretra/lobang kemih adalah jalur ke luar urine dari
kandung kemih. Tepi lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar parauretral
(skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki.
7. Mulut vagina/lobang vagina terletak di bawah orifisium uretra. Himen (selaput
dara) suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut
vagina.
8. Perineum (ada pada laki-laki dan perempuan) adalah area berbentuk seperti
intan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi
posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.
Genitalia eksterna dipasok dengan banyak ujung saraf sensoris taktil termasuk
badan Meissner dan badan pacini, yang berperan dalam fisiologi pembangkitan
seksual.
Labia mayora, labia minora dan klitoris ditutupi oleh epitel berlapis gepeng.

5.2. Oogenesis (Perkembangan Folikel Ovarium)


Oogenesis prenatal, oogonium yang berjumlah 600.000 berproliferasi selama
kehidupan janin (embrio 6 bulan) menjadi 6-7 juta oosit primer/I. Setiap oosit
primer diselubungi oleh satu lapisan tunggal sel-sel folikular gepeng/pipih yang
9
disebut folikel primordial. Oosit primer akan tetap berada pada tahap profase I
meiosis selama kehidupan janin dan setelah lahir sampai pubertas. Jumlah folikel
primordial dapat berkurang seiring usia karena atresia (regresi dan degenerasi
folikel).
Oogenesis postnatal, setelah lahir jumlah folikel primordial dalam ovarium
berkurang menjadi 2 juta. Pada usia tujuh tahun 300.000 oosit primer bertahan,
saat pubertas 50.000-100.00 folikel mampu bertahan untuk menyediakan oosit
pada ovulasi mendatang.
Oogenesis postpubertal, saat pubertas, di bawah pengaruh gonadotropin
hipofisis dan GnRH hipotalamik, siklus perkembangan folikel primordial dimulai.
Setiap bulan, sejumlah folikel primer terbentuk dari beberapa folikel primordial
dan salah satu di antaranya akan mengalami maturitas dan ovulasi.
Folikel primer terdiri atas folikel primer unilaminer yaitu sel folikel membentuk
satu lapis sel kubus dan folikel primer multilaminer yaitu sel folikel bermitosis
membentuk epitel berlapis kubus/batang disebut sel-sel granulosa. Oosit dalam sel
granulosa sebelah luarnya kemudian membentuk zona pelucida. Oosit membentuk
mikrovili sedangkan sel granulosa/sel folikel membentuk filopodia yaitu tonjolan-
tonjolan halus yang panjang ke arah oosit yang berfungsi sebagai penyalur nutrisi
dan lebih panjang dari mikrovili. Mikrofili dan filopodia berinterdigitasi dalam
zona pelucida. Stroma yang langsung mengelilingi folikel akan berdiferensiasi
menjadi teka folikuli/kulit folikel yaitu teka interna sedangkan teka eksternanya
belum. Dilihat dari ultrastrukturnya teka interna adalah pensekresi steroid dan
bersama-sama dengan sel granulosa mensekresikan estrogen dan progesteron
(sedikit) sedangkan teka ekterna berupa jaringan ikat.
Folikel sekunder mempunyai oosit mencapai besar maksimal, selain lebih besar
dari folikel primer karena sel-sel granulosa lebih banyak juga terletak agak jauh
dari permukaan ovarium. Karena ukuran dan jumlah sel granulosa bertambah
tampak timbunan cairan folikel (likuor folikuli) di antara sel-sel granulosa disebut
antrum yang mengandung hasil sekresi sel folikel. Ada sekitar 20-50 mencapai
tahap ini tapi hanya satu yang matur.
Folikel tersier, rongga-rongga yang berisikan cairan (antra) akhirnya menyatu
dan membentuk hanya satu rongga, folikel tumbuh lebih dewasa daripada folikel
sekunder dan sel granulosa lebih banyak.

10
Folikel Graaf, folikel utama akan memerlukan waktu 10-14 hari untuk
terbentuk. Oosit diselaputi beberapa lapis sel granulosa dan berada dalam suatu
jorokan ke dalam antrum disebut cumulus oophorus, kalau terjadi ovulasi jorokan
ini yang lepas ke luar ovarium. Sel granulosa sekeliling oosit disebut corona
radiata. Sebelum ovulasi oosit primer dalam folikel matang menyelesaikan
pembelahan meiosis pertamanya, sehingga terbentuk 1 oosit II dan 1 polosit I.
Pembagian sitoplasma tidak sama, oosit sekunder menerima setengah jumlah
kromosom dan hampir semua sitopasma, dan satu badan polar kecil yang secara
perlahan akan berdisintegrasi, menerima setengah jumlah kromosom sisanya. Oosit
sekunder kemudian mengalami metafase pembelahan meiosis kedua dan berhenti.
Jika oosit dibuahi setelah ovulasi pembelahan meiosis akan berlanjut dan
diselesaikan sehingga terbentuk 1 ootid dan 1 polosit II. Transformasi yaitu waktu
akil balig dimana oosit I menyelesaikan miosis I disusul oosit II memasuki meiosis
II sampai metafase
Ovulasi yaitu pecahnya folikel matang dengan pembebasan oosit, oosit
mengambang bebas dalam antrum yang diselubungi korona radiata. Oosit
terdorong ke luar dari permukaan ovarium disertai dengan sebagan cairan folikular
dan korona radiata yang melekat padanya. Jika oosit tidak dibuahi, oosit akan
berdisintegrasi dalam beberapa hari. Selanjutnya ovum akan ditangkap oleh ujung
tuba uterina yang melebar. Terjadi kurang lebih pada pertengahan siklus haid yaitu
sekitar 14 hari dari siklus 28 hari.
Corpus luteum/badan kuning berasal dari folikel Graaf yang ovumnya telah
berovulasi/folikel kosong. Luteinisasi adalah proses pembentukan corpus luteum
oleh sel-sel granulosa dan sel-sel teka. Corpus luteum berfungsi untuk
menggetahkan hormon steroid, progesteron dan estrogen (sedikit) pada 5-7 hari
setelah ovulasi dan beregresi pada hari ke-15 setelah ovulasi kecuali terjadi
fertilisasi. Corpus luteum ada 2 yaitu: corpus luteum spurium/menstruasi dan
corpus luteum verum/corpus luteum graviditatum. Corpus luteum spurium
hadirnya hanya 14 hari kemudian berdegenerasi dan menghilang, corpus luteum
verum hadir kalau terjadi kehamilan yaitu untuk memelihara pertumbuhan
endometrium buat nidasi dan pembentukan plasenta kalau ovum dibuahi, jadi
berfungsi sampai bayi lahir, setelah bayi lahir corpus ini berdegenerasi.
Corpus albicans (jaringan parut putih) adalah corpus luteum spurium dan verum
yang sudah berhenti bekerja mnghasilkan homon berupa parut yang dimasuki
11
banyak serat jaringan ikat. Corpus albikans menetap untuk waktu tertentu dan
secara berangsur diserap oleh makrofag dari stroma.
Karena pada umumnya hanya satu ovum yang dilepaskan pada setiap siklus
mens (rata-rata 28 hari) kalau dihitung dari menarche/12 tahun sampai
manopause/50 tahun maka jumlah total ovum yang dapat dilepaskan adalah 450.
Berbeda dengan laki-laki yang terus-menerus memproduksi spermatogonia dan
spermatosit primer, perempuan dilahirkan dengan semua oosit primer yang pernah
mereka miliki. Dari kumpulan oosit yang sudah berkurang hanya 350-450 (satu
setiap bulan) akan matur dan akan terovulasi (ruptur) selama tahun-tahun
reproduktif. Jadi hanya 1 folikel mencapai kematangan fungsional secara penuh
dan ovulasi, tapi banyak kejadian ovulasi dapat terjadi lebih dari 1 kali yang dapat
menyebabkan kehamilan multipel. Ovulasi dari ovarium kanan/kiri terjadi secara
acak. Ovulasi tidak perlu bergiliran tiap bulannya. Wanita postmenopause
mengandung sedikit folikel dan diganti dengan parut jaringan ikat.

5.3. Pengaturan Hormonal Reproduksi Betina


Ketepatan pola siklus fungsi sistem reproduksi perempuan diatur melalui
keseimbangan hormon hipotalamus (GnRH), hipofisis (FSH dan LH) dan hormon
ovarium (estrogen dan progesteron). Mekanisme umpan-balik positif dan negatif
juga turut terlibat. Selain estrogen dan progesteron ovarium juga mensekresikan
sedikit androgen (androstenedion, testosteron dan epiandrosteron). Estradiol adalah
estrogen yang secara biologis paling aktif dan paling penting yang disekresi
ovarium. Estron adalah estrogen lemah yang dibentuk melalui konversi
androstenedion. Estriol adalah estrogen terlemah.
Menarke (periode menstruasi pertama) menandakan awal maturasi seksual
perempuan.
- Saat anak-anak, ovarium mensekresi sedikit estrogen yang menghambat
pelepasan GnRH hipotalamus.
- Saat pubertas hipotalamus menjadi kurang sensitif terhadap estrogen
dan melepas GnRH melalui semprotan pulsatif. GnRH menstimulasi
hipofisis anterior untuk melepas HSH dan LH yang pada gilirannya
akan menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron.

12
Efek fisiologis estrogen, diberi nama estrogen karena kesanggupannya
menghasilkan estrus/panas pada binatang percobaan. Disekresi oleh ovarium,
adrenal dan plasenta juga ada pada pria dalam jumlah yang kecil. Fungsi utama
estrogen ialah menyebabkan proliferasi sel-sel dan pertumbuhan alat kelamin, dan
menimbulkan tanda-tanda seks sekunder dan memelihara sistem reproduksi wanita.
Lebih lanjut fungsinya adalah sebagai berikut:
- Hormon ini merangsang pertumbuhan semua organ reproduksi,
terutama lapisan mukosa dan lapisan otot tuba uterin, uterus, dan vagina
juga menstimulasi pertumbuhan duktus dan alveoli kelenjar mammae,
saat pubertas sekresi estrogen meningkat sehingga alat kelamin beralih
dari imatur menjdi dewasa. Pada uterus yaitu endometriumnya terjadi
proliferasi hiperplasia dan pertumbuhan kelenjar-kelenjar sedangkan
pada miometrium terjadi hipertropi meningkatkan aktomiosin dan ATP
sehingga meningkatkan tensi kontraksi isometrik, fundus uterus menjdi
2x lebih besar. Pada serviks sekresinya menjadi berair/cair, tipis dan
jernih yang cendrung memfasilitasi masuknya sperma ke uterus. Pada
vagina, sel-sel kubus diubah menjadi sel-sel pipih dan pada fase
proliferasi 75% teriri atas sel-sel precornified (intermediair). Pada
kelenjar mammae, saat pubertas terjadi hipertropi kelenjar mammae dan
terbentuknya areola mammae dengan pigmennya, dapat meningkatkan
pertumbuhan duktusnya. Pada ovarium menyebabkan pertambahan
berat ovarim (hewan), perkembangan folikel dan mempertahankan
korpus luteum.
- Estrogen mempengaruhi konfigurasi tubuh total melalui peningkatan
pembentukan tulang dan peningkatan penumpukan lemak dalam semua
jaringan subkutan terutama di area bokong, paha, dan payudara. Saat
menopause berkurangnya estrogen menyebabkan osteoporosis karena
berkurangnya retensi kalsium dan fosfat.
- Estrogen juga memiliki efek metabolik termasuk menurunkan kadar
kolesterol dan lipoprotein densitas rendah dalam darah melalui
perbandingan pada perempuan pascamenopause dan laki-laki dan juga
memfasilitasi metabolisme kalsium. Estrogen menyebabkan retensi
NaCl dan air sehingga pengeluaran urine berkurang, meningkatkan

13
cairan ekstraseluler dan volume plasma dan dengan demikian
menambah berat badan.
- Hormon ini mempengaruhi fungsi pengaturan suhu dan pusat
vasomotorik hipoalamus yang mengendalikan saraf penyebab dilatasi
dan konstriksi pembuluh darah
Efek fisiologis progesteron, hormon kedua dari ovarium dan lebih spesifik
untuk wanita. Disekresikan oleh korpus luteum dan plasenta (wanita hamil). Salah
satu hasil akhir progesteron yang dikeluarkan tubuh adalah pregnandiol.
- Pada tuba terjadi hambatan motilitas dan mempengaruhi pengangkutan
telur yang dibuahi
- Progesteron merangsang pertumbuhan endometrim uterus lebih lanjut
untuk mempersiapkannya terhadap implantasi/nidasi ovum yang sudah
dibuahi/blastosit dan menghambat kontraksi uterus sehingga ovum
yang sudah tertanam dapat bertahan dan juga mengurangi kepekaannya
terhadap oksitosin
- Meningkatkan viskositas (kental dan keruh) mukus serviks sehingga
cenderung menghambat masuknya sperma ke os serviks
- Pada vagina terjadi perubahan sel-sel, pada fase luteal terdapat 65% sel-
sel precornified dan 35% sel-sel cornified
- Merangsang pertumbuhan sistem lobuli serta pertumbuhan dan
diferensiasi sel-sel alveolar kelenjar mammae menjadi sel-sel
pensekresi susu (produksi susu aktual merupakan salah sau fungsi
prolaktin setelah payudara dipersiapkan oleh estrogen dan progesteron)
- Menyebabkan sedikit peningkatan suhu tubuh basal dan peningkatan
ekskresi natrium dan air dari ginjal. Pada fase luteal sekresi aldosteron,
angiotensin II meningkat. Mungkin hal ini berpengaruh pada timbulnya
ketegangan premenstrual.

14

Anda mungkin juga menyukai