RPP Iht
RPP Iht
PERTEMUAN 1
1. Tahap Pendahuluan ( 10 menit)
a. Pernyataan 1) Mengucapkan salam dan berdoa
Tujuan 2) Mengapresiasikan kehadiran
3) Guru menyampaikan tujuan layanan
b. Penjelasan Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang
tentang langkah- meliputi
langkah 1) Bermain game puzze
kegiatan 2) Brainstorming
34) B e r m a i n problem pockets
D is k u s i
5) Tanya Jawab
6) Menyimpulkan kegiatan
7 Refleksi dan evaluasi
c. Mengarahkan 1) Guru menyampaikan poin-poin materi yang akan di
kegiatan bahas
d. (konsolidasi) 2) Guru menjelaskan tugas yang akan di berikan
e. Tahap peralihan 1) Guru memantau kesiapan peserta didik dalam
mengikuti layanan
2) Guru mengadakan ice Breaking untuk memotivasi
2. Tahap Inti ( 25 menit ) dengan Teknik Experiental learning
a. Concrete 1) Peserta didik bermain game puzzle untuk melatih
Experience pemecahan masalah dalam kelompok
(feeling) 2) Peserta didik mengembangkan sikap komunikatif dan
kerjasama melalui problem pockets untuk membahas
a) Contoh masalah di keluarga
b) Contoh masalah di sekolah
c) Contoh masalah di masyarakat
d. Tahap peralihan 1) Guru memantau kesiapan peserta didik dalam
mengikuti layanan
2) Guru mengadakan ice Breaking untuk memotivasi
peserta didik agar lebih semangat mengikuti kegiatan
berikutnya
Lampiran
1. Materi layanan
2. Lembar kerja
3. Instrumen Evaluasi
kesenjangan. Anderson (dalam suharnan, 2005) mengemukakan bahwa secara umum dan
hampir semua ahli psikologi kognitif sepakat bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara
setuasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan (problem is a
gap or discrepancy between present state and future state or desired goal).
Masalah dapat digolongkan menjadi berbagai jenis, tergantung dipandang dari sudut
mana. Sebagian ahli membedakan masalah menurut pengetahuan seseorang, sehingga dapat
digolongkan menjadi masalah yang jelas dan tidak jelas. Sebagian ahli lain membedakan
masalah menurut proses-proses kognitif yang terlihat dalam pemecahan masalah. Masalah
selalu muncul dalam bentuk dan tingkat kerumitan yang bermacam-macam. Morgan (dalam
gunarsa, 1990) mengemukakan bahwa masalah adalah berbagai penyimpangan dari keadaan
yang belum jelas. Apabila ada ketidaksesuaian dalam suatu situasi antara keadaan yang
sebenarnya dengan tujuan, dan didalam situasi tersebut mengandung suatu peringatan bagi
seseorang dalam mencapai tujuan, maka akan menimbulkan permasalahan.
A. PENGERTIAN MASALAH
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Atau dapat
dikatan sebagai suatu kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang didambakan dengan
kenyataan yang tengah dijalani. Masalah akan muncul bila mana keinginan suatu
indvidu tidak mampu ia penuhi karna berbagai kondisi dan keterbatasan yang ia miliki. Dalam hal ini
bisa di ambil bahwasanya masalah merupakan hubungan antara dua pihak
atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau mereka menganggap memiliki
tujuan yang bertentangan. Sedangkan menurut pakar bimbingan dan konseling, Prof
Prayitno, masalah adalah segala sesuatu yang mengganggu pikiran, perasaan serta
perbuatan.
Pemecahan masalah adalah suatu proses mencari atau menemukan jalan yang
menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan (hayes,
dalam suharnan, 2005). Jadi, ruang masalah (problem 2 solving) sebagai jurang atau
kesenjangan sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian masalah.
Chaplin (2001) dalam kamus lengkap psikologi menyatakan bahwa pemecahan masalah
adalah proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-
alternatif jawaban mengarah pada satu sasaran atau kea rah pemecahan yang ideal.
Sedangkan menurut hayers ( dalam Suharnan, 2005) strategi penemuan jalan
pemecahan dapat dibedakan menjdai dua : penemuan secara acak, semua jalan keluar
ditempuh atau dicari tanpa ada pengetahuan khusus, dan penemuan melalui strategi heuristic,
yaitu proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasikan sejumlah jalan
atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi pemenuhan pemecahan
masalah. Jadi dapat disimpulkan, pemecahan masalah merupakan proses berpikir, belajar,
mengingat serta menjawab atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan. Jadi
kemampuan menyelesaikan masalah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan aktivitas
kognitif dan kecakapan individu dalam menyelasikan permasalahan secara efektif yang
meliputi usaha individu untuk memikirkan, memilih dan mempertahankan alternative
jawaban kepada satu pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak
negative yang ditimbulkan.
Problem solving menekankan pada kegiatan belajar seseorang yang yang optimal
bersifat, dalam, upaya pemecahan menemukan jawaban atau terhadap suatu permasalahan
semacam ini memungkinkan belajar seseorang mencapai pemahaman terhadap apa yang
tinggi yang dipelajari. Disamping itu, proses belajar menekankan prinsip-prinsip pada
berpikir ilmiah, yang bersifat kritis proses analitis. Dengan demikian, diharapkan menguasai
seseorang pun prosedur melakukan penemuan ilmiah, proses mampu melakukan proses
berpikir analitis
1. Faktor Ekonomi
Masalah sosial dalam masalah ekonomi yang biasanya berupa masalah pengangguran,
kemiskinan, dan yang lainnya. Di dalam masalah ini pada biasanya yang harus
bertanggung jawab ialah pemerintah, dikarenakan pemerintah kurang di dalam
menyediakan sebuah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
2. Faktor Budaya
Dalam faktor kali ini mempunyai maksud ialah kebudayaan yang semakin berkembang
pada sebuah masyarakat yang memiliki sebuah peran yang bisa memicu timbulnya
sebuah masalah sosial. Misalkan seperti pernikahan pada usia dini, kawin cerai, dan
masih banyak yang lainnya.
3. Faktor Biologis
Faktor ini bisa menyebabkan timbulnya sebuah masalah sosial misalnya seperti kurang
gizi, penyakit menular, dan lain sebagainya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya
sebuah fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan juga bisa terjadi juga karena sebuah
kondisi ekonomi atau juga pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi.
4. Faktor Psikologis
Masalah seperti ini bisa muncul apa bila psikologis sebuah masyarakat sangat lemah.
Faktor psikologis juga bisa muncul apa bila beban hidup yang sangat berat yang juga
dirasakan oleh masyarakat yang khususnya ada pada daerah perkotaan, pekerjaan yang
menumpuk yang menimbulkan stress dan kemudian bisa menimbulkan sebuah luapan
emosi yang nantinya mampu memicu sebuah konflik di antara anggota masyarakat.
Menghubungkan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui. Apakah pernah ada
problem yang mirip? Setelah seseorang dapat memahami masalahnya dengan benar,
mereka selanjutnya harus menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan
melakukan fase kedua ini sangat tergantung pada pengalaman menyelesaikan masalah
seseorang dalam,. pada umumnya, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada
kecenderungan seseorang lebih dalam, menyusun rencana kreatif penyelesaian suatu
masalah.
3. Melaksanakan rencana
Menjalankan rencana guna menemukan solusi, periksa setiap langkah dengan seksama
untuk membuktikan bahwa cara itu benar. Jika rencana penyelesaian suatu masalah
telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah
sesuai rencana dengan yang dianggap paling tepat.
4. Melakukan pengecekan
Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat. Dan langkah terakhir dari proses
penyelesaian masalah menurut Polya adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah
mulai dari dilakukan fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti
ini maka berbagai kesalahan yang tidak terprediksi dapat terkoreksi kembali sehingga
seseorang dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang
diberikan.
Keempat tahapan ini lebih dikenal dengan See (memahami problem), Plan (menyusun
rencana), Do (melaksanakan rencana) dan Check (menguji jawaban), sudah menjadi jargon
sehari-hari dalam penyelesaian problem sehingga Polya layak disebut dengan “Bapak problem
solving .”
David Johnson & Jhonson mengemukakan ada 5 langkah metode pemecahan masalah (problem
mengandung isu konflik, hingga seseorang menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
2. mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta
menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang
dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.
3. merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan
melalui diskusi.
4. menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang
b. Kemudian semua siswa menulis masalah yang mereka alami baik di sekolah
e. Masalah yang tertulis kemudian dibacakan, dan siswa lainnya diminta untuk
memikirkan kira-kira apa solusi yang tepat untuk teman yang bermasalah
tersebut
2. SURVIVOR SCENARIOS
menetapkan pilihan yang bijaksana); dan sebagai komunikator (mengembangkan metode dan
teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi).
Lampiran 2: Lembar kerja
GAMBARAN CARA MENYELESAIKAN KONFLIK
Di bawah ini ada kuisioner. Ada 16 pertanyaan yang harus diisi dengan apa yang biasa
dilakukan. Beri tanda checklist pada kolom A jika sering melakukan hal itu ketika terjadi
konflik, checklist pada kolom B jika terkadang melakukan hal tersebut serta checklist pada
Jawaban kemudian diberi skor 5 untuk kolom A, 3 untuk B dan 1 untuk kolom C, kemudian
jumlahkan sesuai pengelompokan di bawah ini:
Kelompok 1 : hasil penjumlahan skor dari nomor 13-16
Kelompok 2 : hasil penjumlahan skor dari nomor 9-12
Kelompok 3 : hasil penjumlahan skor dari nomor 5-8
Kelompok 4 : hasil penjumlahan skor dari nomor 1-4
Keempat kelompok diatas menunjukkan cara penyelesaian konflik yang berbeda. 17 ke atas
sangat tinggi, 12-16 tinggi serta 8-11 sedang dan dibawah 7 rendah.
Lampiran 3: Instrumen evaluasi
EVALUASI HASIL
A. Understanding (pemahaman)
1. Tuliskan masing-masing 2, contoh masalah yang ada di sekolah, keluarga dan masyarakat!
2. Kenapa masalah bisa terjadi?
3. Apa dampak yang akan ditimbulkan jika masalah tidak diselesaikan?
4. Kemampuan apa yang harus dimiliki seseorang dalam menyelesaikan masalah?
5. Bagaimana langkah penyelesaian masalah yang benar?
Keterangan :
jawaban “setuju” skornya satu ( 1), jawaban” tidak” skornya nol (0)
Analisis jawaban, jumlah skor dibagi 6 kali 100%.
Gunakan tabel berikut untuk mengkonfirmasi nilai sikap siswa
HASIL
N
PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
O YA TIDAK
A Kesesuaiaan Program
1 Materi layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2 Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
3 Materi layanan sesuai dengan perkembangan peserta didik
B Keterlaksanaan program
1 Program terlaksana sesuai dengan satlan/RPL
2 Waktu pelaksanaan sesuai dengan satlan/RPL
3 Metode yang digunakan variatif dan menarik
4 Menggunakan media layanan Bk
5 Langkah-langkah pelaksanaan lengkap meliputti
pembukaan sampai evaluasi
C Peserta didik / peserta didik Antusias
Peserta didik bertanya pada guru
Peserta didik menjawab pertanyaan guru
Peserta didik mengerjakan tugas yg diberikan guru
D Kehadiran Peserta didik
1 Peserta didik hadir semua
2 Peserta didik hadir lebih dari 75 %
3 Peserta didik yang Tidak hadir lebih dari 25 %
E Ketersediaan sarana prasarana
1 Meja kursi tempat peserta didik lengkap dan nyaman
2 Papan Tulis, alat tulis tersedia
3 Ruangan bersih dan nyaman
4 Instrumen dan buku sumber yang diperlukan tersedia
5 Pencahayaan ruangan mencukupi
F Dukungan terhadap mata pelajaran
1 Materi layanan mendukung semua mata pelajaran
2 Materi layanan hanya mendukung sebagian mata pelajaran