Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2

Anggota Kelompok :

1. ALRIS YULIANESA (2011100007)

2. ANNISA GHURAETI (2011100232)

3. DESI PERMANI (2011100369)

4. IHKSANUL ARIEF V (2011100403)

5. RINA WATI (2011100311)

MODEL PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI MITIGASI BENCANA

A. Pengertian Model Pembelajaran IPA

Model pembelajaran yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA
adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivis. Karena
memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh
dari luar. Menurut Rusman (2014: 133) model pembelajaran adalah pola umum prilaku
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Joyce &
Weil (Rusman, 2014: 133) “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran kelas atau yang
lain.Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan, model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran IPA adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan
konstruktivisme karena diaggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.
Menurut pandangan konstruktivisme dalam proses pembelajaran IPA disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa
dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat proses belajar
berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dengan kegiatan nyata (Samatowa, 2010:
63).

B. Mitigasi Bencana
1. Pengertian Mitigasi Bencana
• Menurut Syafiq (2012: 45) Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi adalah kegiatan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya
antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan
tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta
memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang
tinggal di wilayah rawan.
• Menurut Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Sedangkan
menurut Clements (Syafiq, 2012: 411) “Mitigasi merupakan suatu tindakan-
tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak
bencana”.
• Menurut Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Secara
detail mitigasi bencana dilakukan dalam bentuk pelaksanaan penataan
ruang, tata bangunan, dan yang terpenting adalah penyelenggaraan
pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik secara konvensional maupun
secara modern (Syafiq, 2012: 45).

C. Model Pembelajaran IPA Terintegrasi Mitigasi Bencana


Model pembelajaran IPA merupakan suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan
untuk mendesain pola-pola mengajar berdasarkan fakta yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, sehingga siswa mudah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) terintegrasi adalah menjadi sesuatu yang
utuh atau menyatukan (disesuaikan). Jadi yang dimaksud model pembelajaran IPA
terintegrasi mitigasi bencana adalah suatu perencanaan yang digunakan untuk mendesain
pola-pola mengajar berdasarkan kehidupan sehari-hari yang dikaitkan atau disesuaikan
dengan materi penanggulangan bencana alam berdasarkan pengurangan risiko bencana.

Menurut Agustiana (2013: 99), mengungkapkan bahwa “Model pembelajaran mitigasi


bencana adalah pembelajaran yang operasionalnya menggunakan alur:

1) persiapan sebelum bencana itu berlangsung,


2) menilai bahaya bencana,
3) penanggulangan bencana, berupa penyelamatan, rehabilitas dan relokasi,
4) pemberian pengetahuan, pemahaman dan keterampilan berprilaku dalam
mencegah,
5) pendeteksian dan ansipasi bencana secara efektif dapat ditransformasikan, dan
6) pensosialisasian”.

Langkah-langkah dari model pembelajaran IPA terintegrasi mitigasi bencana adalah:

1. Pembagian kelompok.
Pada tahap ini, guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen
sebelum proses belajar mengajar dimulai.
2. Tanya jawab.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran yaitu bertanya jawab
dengan siswa tanpa menjelaskan secara langsung kepada siswa, artinya siswa mencari
tahu sendiri terlebih dahulu jawaban dari pertanyaan yang diajukan seputar materi
pembelajaran. Hal tersebut menuntun siswa supaya lebih aktif dan mandiri. Selanjutnya
guru membagikan bahan ajar yaitu materi gaya dan tanah longsor, kemudian masing-
masing siswa dalam kelompok membaca bahan ajar tersebut. Sehingga secara tidak
langsung siswa belajar dengan mandiri mengenai materi gaya yang dikaitkan dengan
bencana tanah longsor serta penanggulangannya.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompok.
Pada tahap ini, guru membagikan atau menjelaskan suatu yang berkaitan dengan materi
kemudian siswa menghubungkan apa yang didiskusikan dengan pengalaman atau
pengetahuan sebelumnya. Pengalaman yang dimaksud disini adalah yang dialami siswa
selama proses belajar atau kehidupan sehari-hari siswa (misalnya tentang bencana
banjir atau tanah longsor). Pada tahap diskusi, guru bisa memberikan LKS, permainan
dengan materi seputar bencana tanah longsor atau suatu masalah (tergantung pada guru
tersebut).
4. Membimbing individual maupun kelompok.
Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk berdiskusi dengan baik untuk mendapatkan
jawaban dari apa yang sedang didiskusikan. Guru juga membimbing siswa maupun
kelompok yang kurang memahami topik yang didiskusikan.
5. Mempresentasikan hasil diskusi.
Pada tahap ini kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kedepan, sedangkan
kelompok lain menanggapi hasil dikusi dari kelompok yang mempresentasikan.
Sekaligus siswa menceritakan pengalamannya seputar topik yang dibahas dalam
diskusi.
6. Kesimpulan.
Pada tahap ini guru dan siswa sama-sama menyimpulkan apa yang telah masing-masing
kelompok persentasikan.

D. Kelebihan model pembelajaran IPA terintegrasi mitigasi bencana


1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar
diserapnya dengan baik dan berdasarkan kehidupan sehari-hari siswa.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Selain pengetahuan tentang materi pelajaran, siswa juga mendapatkan informasi
mengenai penanggulangan bencana alam dengan tanggap.

E. Kelemahan model pembelajaran IPA terintegrasi mitigasi bencana


1. Membutuhkan banyak waktu.
2. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model pembelajaran ini.

Anda mungkin juga menyukai