YULIA HASNI
Nim : 143110278
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi
dihamparkan, dan dengan nama-Nya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah
SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang mulia, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2017”.
Peneliti ingin meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Dra.Hj.Syarwini,S.Kep, M.Biomedselaku pembimbing satu, Ibu Hj. Hasni
Mastian, M.Biomed selaku pembimbing dua, yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
1. Bapak H. Sunardi, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Padang.
2. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang.
3. Ns. Idrawati Bahar, M.Kep Selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang.
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk peneliti.
5. Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padangyang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan doa yang tidak henti-hentinya
untuk peneliti.
7. Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik
Kemenkes RI Padang Program Studi Keperawatan Tahun 2017.
Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
iii
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu peneliti mengharapkan saran dan
masukannya untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
BABI PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
v
B. Pembahasan Kasus....................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
v
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Nanda, NIC-NOC.......................................28
Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan....................................................42
Tabel 4.2 Deskripsi diagnosa keperawatan pada partisipan..................................48
Tabel 4.3 Deskripsi intervensi keperawatan pada partisipan................................50
Tabel 4.4 Deskripsi implementasi pada partisipan................................................52
Tabel 4.5 Deskripsi evaluasi pada partisipan........................................................58
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar 2.1 WOC Hipertensi dalam kehamilan....................................................13
DAFTAR LAMPIRAN
x
Lampiran 1 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Kota Padang.
Lampiran 2 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan data dari Dinas Kesehatan Kota Padangke
Puskesmas Andalas Kota Padang
Lampiran 4 Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes
Padang Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 6 Lembar Konsul KTI Pembimbing I dan 2
Lampiran 7 Inform consent
Lampiran 8 Pengkajian Awal Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
Lampiran 9 Jadwal kunjungan responden 1 dan 2
Lampiran 10 Gant chart
Lampiran 11 Laporan Angka Kematian Ibu Menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar Tahun 2015 dan 2016
Lampiran 12 Laporan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun
2015 Lampiran 13 Data Kematian Maternal Per Puskesmas Tahun 2015
Lampiran 14 SAP Hipertensi dalam Kehamilan
Lampiran 15 SAP Nutrisi pada Ibu Hamil
Lampiran 16 Leaflet Hipertensi dalam
Kehamilan Lampiran 17 Leaflet Nutrisi pada
Ibu Hamil
Lampiran 18 Dokumentasi dan laporan hasil kegiatan penyuluhan
Lampiran 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut
merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).
2
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan
penelitian Puspitasari dkk, tahun 2014 tentangHubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Poli Rawat Jalan Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Tugurejo
Semarang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu dengan usia 35
tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan, sedangkan sebanyak
16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami hipertensi dalam
kehamilan (Puspitasari dkk, 2015).
3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2011).
4
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat
dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan
sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas KotaPadang tahun 2017?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang
pada tahun 2017.
D. Manfaat
1. Penulis
2. Institusi Pendidikan
3. Tempat Penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas
3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.
8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis.
9
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.
1
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
1
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi
akan terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor
kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat),
sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
1
13
5. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
Poltekkes Kemenkes
1
Poltekkes Kemenkes
1
6. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
Poltekkes Kemenkes
1
7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).
Poltekkes Kemenkes
2
8. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
Poltekkes Kemenkes
2
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
Poltekkes Kemenkes
2
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
Poltekkes Kemenkes
2
Poltekkes Kemenkes
2
c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
Poltekkes Kemenkes
2
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450
ribu/mm3 b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
Poltekkes Kemenkes
2
Poltekkes Kemenkes
2
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
1) Poposisikanpasien untuk
mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler
Poltekkes Kemenkes
2
Poltekkes Kemenkes
2
Poltekkes Kemenkes
3
e) Perubahan
pola tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)
b. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi
Poltekkes Kemenkes
3
premature preeklampsia,
dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)
Poltekkes Kemenkes
3
Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasannormal
2) Irama
pernapasannormal
3) Tekanan nadinormal
4) Kedalaman
inspirasinormal
Poltekkes Kemenkes
3
efektif nyaman
a) Penurunan 4) Menggunakan teknik 5) dapatkan prilaku yang
produktivitas relaksasi mengurangi menunjukkan terjadinya
b) Mengekspresikan kecemasan relaksasi
kekhawatiran 5) Mengendalikan respon 6) dorong pengulangan
akibat perubahan kecemasan teknik praktek tertentu
dalam peristiwa secara berkala
hidup Penerimaan status 7) evaluasi dan
c) Gerakan yang kesehatan: dokumentasi respon
tidak relevan terhadap teknik
d) Gelisah Kriteria hasil : relaksasi
e) Memandang 1) Menyesuaikan
sekilas perubahan dalam perawatan kehamilan
f) Insomnia status kesehatan resiko tinggi:
g) Kontak mata buruk 2) Mencari informasi
h) Resah tentang kesehatan 1) Kaji kondisi medis
i) Menyelidik dan 3) Membuat aktual yang
tidak waspada keputusan tentang berhubungan dengan
kesehatan kondisi kehamilan
Afektif (misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
a) Gelisah 2) Kaji riwayat kehamilan
b) Kesedihan yang dan kelahiran yang
mendalam berhubungan dengan
c) Distress faktor resiko
d) Ketakutan kehamilan(misalny
e) Perasaan tidak premature preeklampsia,
adekuat dll)
f) Fokus pada diri 3) Kenali faktor resiko
sendiri sosio demografi yang
g) Peningkatan berhubungan dengan
kekhawatiran kondisi
h) Gugup kehamilan(misalnya
i) Nyeri dan usia kehamilan,
peningkatan kemiskinan, ketiadaan
ketidakberdayaan pemeriksaan kehamilan,
yang persisten dll)
j) Perasaan takut
4) Kaji pengetahuan klien
Fisiologis dalam mengidentifikasi
faktor resiko
a) Wajah tegang 5) Berikan pendidikan
b) Peningkatan kesehatan yang
keringat membahas faktor resiko,
c) Peningkatan pemeriksaan dan
ketegangan tindakan yang biasa
dilakukan
Poltekkes Kemenkes
3
3) pengurangan
kecemasan
Tindakan keperawatan:
Poltekkes Kemenkes
3
1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan
4. DiagnosisKeperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di
prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki
oleh keluarga (Sudiharto, 2007).
Poltekkes Kemenkes
3
5. Evaluasi Keperawatan
Poltekkes Kemenkes
3
Poltekkes Kemenkes
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(Deskriptif Research), dengan bentuk studi kasus. Metode deskriptifyaitu
suatu metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang yang berlangsung saat ini atau
pada masa lampau (Hamdi & Bahruddin, 2014). Penelitian studi kasus adalah
studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki
pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan peristiwa (Saryono
& Anggraeni, 2013).
C. PopulasidanSampel
1. Populasi
Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek yang diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam
register di Puskesmas Andalas Kota Padang dari tanggal 01 Juli 2016
sampai tanggal 10 Februari 2017. Populasi berjumlah 3 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu
(Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil
yang didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan
Poltekkes Kemenkes
4
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur
objek menggunakan alat ukur tertentu (Supardi, 2013). Pengukuran yang
dilakukan diantaranya: pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu,
melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, menghitung frekuensi
nafas, dan menghitung frekuensi nadi.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dari partisipan. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
yang lengkap dari partisipanuntuk mengetahui keadaan serta masalah
kesehatan yang dialami oleh partisipan (Ardhiyanti dkk, 2014).
Poltekkes Kemenkes
4
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari
catatan, transkrip, buku, dan sebagainya (Saryono & Anggraeni, 2013).
Peneliti menggunakan data hasil pemeriksaan bidan dari puskesmas di
wilayah tersebut untuk menunjang penelitian yang dilakukan.
F. Jenis-Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek
penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013), seperti pengkajian kepada
pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola
aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara
observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai
berikut:
1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas
pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan
kebiasaan sehari- hari
2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil
dengan hipertensi tampak lemah.
3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantanda-
tanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.
Poltekkes Kemenkes
4
b. Data sekunder
Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono &
Anggraeni, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber, yaituinformasi yang diperolehberupa data
tambahanataupenunjangdalammerumuskandiagnosekeperawatan. Data
yang diperolehberupa: data pencatatan dari puskesmas, hasil
pemeriksaan bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan
perkembangan pasien.
Poltekkes Kemenkes
4
H. Proses Analisis
Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses
keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan
pada responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas,
sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti
berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa
lemah. Setelah dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai
dengan teori.
Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan
menggunakan panduan Nursing American Diagnisis (NANDA). Diagnosa
yang ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi kasus
Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Ny. N dan Ny. M yang mengalami masalah hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan responden
1dimulai pada tanggal 19 Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari. Sedangkan kunjungan
responden 2 dilakuakan mulai tanggal 23 Mei 2017 sampai 30 Mei 2017.
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel 4.1
Deskripsi pengkajian pada partisipan
4 Poltekkes Kemenkes
4
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi Ny. M mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak
dahulu sejak dari kehamilan pertama. dari kehamilan pertama. Ny. M juga mengatakan pernah
dirawat di RST karena tensi tinggi selama 3 hari, yaitu pada
kehamilan pertama.
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi dan Ny. M mengatakan ayahnya ada riwayat hipertensi, dan
keluarga Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit anggota keluarga lain juga ada yang menderita hipertensi,
karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit keturunan sedangkan penyakit keturunan yang lain seperti DM dan
yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada. Jantung tidak ada.
Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi
Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, Ny. M mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, siklusnya
siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4 teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 6 sampai 7 hari dan
hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3 biasanya Ny. M mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari
kali sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu dan warna haid merah encer. Konsistensinya yaitu cair dan
cair dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan kecil. kadang - kadang ada bongkahan - bongkahan kecil. Keluhan
yang biasa Ny. M rasakan saat haid yaitu nyeri.
2. Perkawinan
Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan 2. Perkawinan
ini merupakan pernikahan yang pertama. Ny. M mengatakan usia pernikahannya sudah 11 tahun dan ini
merupakan pernikahan yang pertama.
Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal Ny. M mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 31
kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu dengan Oktober 2007 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan
persalinan, dan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang pertama adalah
nifas yang lalu anak yang pertama adalah perempuan dengan PB 47 cm laki-laki dengan PB 49 cm dan BB 4 ,2 kg saat lahir dan
dan BB 4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut sekarang usia anak tersebut adalah 10 tahun.
adalah 4,5 tahun.
Ny. M mengatakan melahirkan anak ke dua pada tanggal 17
Juli 2014 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan ditolong
oleh dokter. Jenis kelamin anak yang kedua adalah laki-laki
dengan PB 51 cm dan BB 3,9 kg saat lahir dan sekarang usia
anak tersebut adalah 3 tahun.
Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Ny. M mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil.
Poltekkes Kemenkes
4
Berencana Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. M takut hamil lagi,
hamil lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan. karena Ny. M selalu mengalami hipertensi saat hamil. Rencana
Rencana KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda KB selanjtnya Ny. M ingin mencoba metoda suntik 1 kali 1
suntik 1 kali 3 bulan. bulan.
Riwayat Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29 Ny. M mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 17 Januari
Kehamilan Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6 2017 dan taksiran persalinannya tanggal 24 Oktober 2017.
Sekarang Agustus 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3 ANC pertama saat usia kehamilan 4 minggu, dan kunjungan
minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual
kali dengan keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu muntah, pusing, tengkuk terasa berat, nyeri kepala,
makan. penglihatang kadang-kadang berkunang - kunang, badan lemah
Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan, dan kurang nafsu makan.
keluhan sering pusing, nyeri kepala.
Ny. M mengatakan baru melakukan pemeriksaan ke RST, yaitu
Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri 4 hari sebelum kunjungan dilakukan. Hasil pemeriksaan tampak
kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. dalam buku KIA responden,yaitu protein dalam urin tidak
ditemukan. Responden telah dirujuk ke RS Siti hawa oleh RS
Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin, Tentara kota Padang.
berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya,
tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin
tidak ditemukan.
Data Psikologis Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang Ny. M mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karena
karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak Ny. M takut untuk operasi jika tekanan darahnya selalu tinggi.
mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar
dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti. harapan, karena Ny. M merasa belum siap untuk hamil lagi
karena sudah mempnya 2 orang anak, dan Ny. N cemas akan
Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar riwayat hipertensi yang dimiliknya. Suami Ny. N mendukungan
harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil lagi anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu, janin
dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang dimiliknya. serta suami baik.
Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha untuk
menggugurkan janin yang dikandungnya saat mengetahui
dirinya hamil.
Poltekkes Kemenkes
4
Poltekkes Kemenkes
4
berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik
subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata
pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif.
kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak
dan kanan, udema palpebra negatif. ada. Bibir : tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan
Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak tampak ada karies gigi.
ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak
dan tampak ada karies gigi. bersih
Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak Leher: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan
bersih kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis
Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan tidak terlihat, iktus kordis teraba, dan perkusi jantung terdengar
kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan
jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur. dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama,
Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat
simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, paru-paru di auskultasi.
fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, dan pusat
terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi. tampak belum meonjol, bising usus 8 kali permenit. Tidak ada
Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, nyeri saat pemeriksaan genito urinaria.
tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
11 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito normal, dan keadaan emosional baik.
urinaria.
Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit:
turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat,
capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba
hangat.
Pemeriksaan Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema Wajah tampak tidak ada cloasma gravidarum, an tidak ada
Khusus (obstetri) pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami edema pada wajah. Leher tampak tidak menghitam atau belum
hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola
mammae sudah menghitam, papila tampak menonjol dan mammae menghitam, papila tampak menonjol dan menghitam,
Poltekkes Kemenkes
4
menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada dan tidak ada teraba pembengkakan pada payudara.
payudara. Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada
linea alba. Pemeriksaan leopold 1, tinggi fudus uteri teraba
Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada setinggi pusat . leopold II belum bisa ditentukan bagian janin.
linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan Leopold III kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX . Leopold IV kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan DJJ janin positif. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas
ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin bawah tidak ada bengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek
belum memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum patela positif dan anus tidak mengalami hemoroid.
memasuki PAP dan posisi tangan pemeriksa masih
menyatu. DJJ janin positif yaitu 143 kali permenit.
Genetalia tidak ada varises.
Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak
terdapat varises. Reflek patela positif. Anus tidak
mengalami hemoroid.
Data penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Mei hemoglobin
ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl). 11 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).
2. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.2
Deskripsi diagnosis keperawatan pada partisipan
Poltekkes Kemenkes
5
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi
hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa
kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk sakit dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat,
terasa berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90 Ny. M mengatakan kadang-kadang penglihatan seperti
mmHg, Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian depan. berkunang-kunang, sedangkan data objektifnya : 140/100
mmHg, Ny. M melaporkan nyeri yang dialaminya.
Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif :
Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N Ny. M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M
mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan
data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny. N data objektifnya: Ny. M tampak meringis, Ny. M
mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90 mmHg, melaporkan nyeri yang dialaminya, TD: 140/ 100, N: 88x/i,
N: 94x/i, P: 20x/i. P: 21x/i
Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya : dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuha
Ny. N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, oksigen dengan data subjektif: Ny. M mengatakan pusing
Ny. N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi jika banyak beraktivitas, Ny. M mengatakan badan terasa
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N lemah, Ny. M mengatakan kadang dibantu saat beraktivitas,
menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg. sedangkan data objektifnya: Ny. M mengeluh pusing, Ny.
M . mengeluhkan pandangannya yang kadang berkunang-
kunang, Ny. M tampak lebih banyak istirahat, pasien
tampak lemah.
Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan Diagnosa ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data ancaman pada status terkini dengan data subjektif Ny. M
subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. M
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi.
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam Sedangkan data objektifnya : Ny. M tampak cemas, Ny. M
Poltekkes Kemenkes
5
kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan tidak menceritakan kecemasannya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P:
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, 20x/i
sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi
dalam kehamilan. Diagnosa ke lima yaitu defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data
subjektif Ny. M mengatakan belum mengetahui hal- hal
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam
kehamilan dari petugas kesehatan. Sedangkan data
objektifnya : Ny. M belum mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M
banyak bertanya tentang masalah hipertensi dalam
kehamilan.
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.3
Deskripsi perencanaan pada partisipan
Poltekkes Kemenkes
5
kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah Ny. Mdengan kriteria hasil:tekanan darah sistolik normal,
diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak tekanan darah diastolik normal, nilai rata-rata tekanan
ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana darah normal, tidak ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan.
keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali Rencana keperawatan yaitu: pantau tekanan darah,
kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen
manajemen stress, gunakan teknik relaksasi, monitor stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi
posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan pasien untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia) berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : M mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil:
mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus, karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus,
observasi adanya petunjuk non verbal mengenai observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan
responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai
nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi
musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV, musik, menonton TV, dan lakukan pengukuran TTV.
menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah
baring dengan posisi sering miring kiri.
Poltekkes Kemenkes
5
Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas Rencana keperawatan untuk diagnosa Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N dan kebutuhan O2 dilakukan selama 5 5x kunjungan
mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : dengan tujuan agar suplay dan kebutuhan O2 simbang
perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang dengan kriteria hasil : saturasi oksigen dengan beraktivitas
disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak normal, frekuensi nadi ketika beraktivitas normal, frekuensi
ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi pernapasan bila beraktivitas normal, tekanan darah ketika
penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk beraktifitas normal, kelelahan sedang, tingkat stres sedang,
mengurangi kecemasan, menggunakan teknik sakit kepala tidak ada, kegiatan sehari-hari normal, kualitas
nonfarmakologi mengurangi kecemasan. Rencana istirahat normal. Rencana tindakan keperawatan yaitu :
keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang bantu klien menngidentifikasi aktivitas yang mampu
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap dilakukan, bantu responden untuk memilih aktivitas yang
prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial,
rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas dalam),dorong yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu
klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai, bantu
pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan responden atau keluarga untuk mengidentifikasi
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi. kekurangan dalam beraktivitas, bantu responden untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya berhubungan dengan status terkini dilakukan selama 5x
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan kunjungan dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol
meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil ansietas dengan kriteria hasil : perasaan gelisah sedang,
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi tidak ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu : nadi, dapat mengurangi penyebab kecemasan, dapat
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat mencari informasi untuk mengurangi kecemasan,
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku menggunakan teknik nonfarmakologi mengurangi
Poltekkes Kemenkes
5
sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas
petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
untuk menambah pengetahuan responden. jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala,
dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.
4. Implementasi Keperawatan
Poltekkes Kemenkes
5
Tabel 4.4
Deskripsi implementasi pada partisipan
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden
melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring
dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.30 Pada kunjungan ke lima tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat melakukan pengukuran tekanan darah saat
kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
Poltekkes Kemenkes
5
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00 Pada kunjungan ke tujuh tanggal 28 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke
kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.
Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul Pada kunjungan ke delapan tanggal 29 Mei 2017 pukul
11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri. relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB biologis (iskemia)tanggal 25 Mei 2017 pukul WIB adalah
adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor
kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri,
mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri,
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada memberikan informasi pada responden mengenai
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip manajemen
nafas dalam. nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi
mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
Poltekkes Kemenkes
5
Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50 menonton TV, melakukan pengukuran TTV, menganjurkan
WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan
pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non posisi sering miring kiri.
verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menguras emosi. menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengnjurkan
tetap melakukan teknik relaksasi, tetap melakukan terapi
Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran menonton TV, melakukan pengukuran TTV.
tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan
teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan Pada kunjungan ke enam tanggal 28 Mei 2017 pukul 10.00
perhatian dengan mendengarkan music tenang dan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
menonton TV yang tidak menguras emosi. melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi,
11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tetap melakukan terapi mengalihkan perhatian dengan
melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan mendengarkan musik dan menonton TV, melakukan
responden tetap melakukan teknik nafas dalam, pengukuran TTV.
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
diagnosis Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.30 Wib adalah
status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan, yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga
mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
teknik nafas dalam. membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri
Poltekkes Kemenkes
5
Poltekkes Kemenkes
5
pemeriksaan kehamilan secara rutin. kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB menganjurkan melakukan teknik mengalihkan perhatian
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk
mengambil posisi yang nyaman.
menambah pengetahuan responden, menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 10.00
rutin. WIB tindakan keperawatan yang dilakukan menganjurkan
tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00 melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tv yang tidak tenang dan mendengarkan musik untuk
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan mengambil posisi yang nyaman.
kehamilan secara rutin.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi, tanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu
hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Poltekkes Kemenkes
6
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.5
Deskripsi Evaluasi pada partisipan
Poltekkes Kemenkes
6
melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, mengatakan sudah mengerti dan melakukan teknik
evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : Intoleransi aktivitas
kelima dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
lebih tenang, reponden mengatakan sudah mampu dan kebutuhan O2, evaluasi keperawatan dapat teratasi
melakukan manajemen ansietas, TD darah responden sebagian pada kunjungan keempat dengan kriteria hasil :
menurun. Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan responden mengatakan lebih banyak istirahat, responden
berhubungan dengan kurang informasi, evaluasi mengatakan aktivitas dibantu keluarga, TD responden
keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan keempat, menurun. Diagnosis keempat ansietas berhubungan
dengan kriteria hasil : responden mampu menjawab dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan
pertanyaan yang diberikan, responden mengatakan akan teratasi sebagian pada kunjungan ke empat, dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang,
pelayanan kesehatan. reponden mengatakan sudah mampu melakukan
manajemen ansietas, TD darah responden menurun.
Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi
sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil :
responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan,
responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Poltekkes Kemenkes
62
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang sejak tanggal 19 Mei
sampai tanggal 30 Mei 2017, yaitu antara responden Ny. N dan responden
Ny. M, maka pada bab pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya
kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori
dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, menyusun intervensi, melakukan implementasi keperawatan
dan melakukan evaluasi keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada responden 1yaitu Ny. N (G2, P1,
A0, H1), usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan
yaitu pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.
Hasil pengkajian pada responden II yaitu Ny. M (G3, P2, A0, H2),
ditemukan keluhan yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak
aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan
seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan,
badan tarasa lemah.
Poltekkes Kemenkes
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.
Poltekkes Kemenkes
penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan
nyeri.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N, diagnosa
yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M,
diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi,nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas
Poltekkes Kemenkes
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Poltekkes Kemenkes
Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan,
awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai
dengan adanya bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar
periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang
prilaku nyeri dan perubahan pada parameter fisiologis.
Poltekkes Kemenkes
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada
Ny. M didapatkan hasil pengkajian yaitu Ny. M merasakan pusing
setelah banyak beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang
merasakan pandangan seperti berkunang-kunang dan aktivitas
membutuhkan bantuan. Akibat adanya ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas secara efektif, maka diagnosa intoleransi aktivitas
dapat ditegakkan.
Poltekkes Kemenkes
menyebutkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan
melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor
risiko tersebut.
Poltekkes Kemenkes
NANDA (2015), defenisi ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi
atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat. Ketidakefektifan
pola nafas pada ibu hamil dengan hipertensi terjadi karena kerusan
vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan
hal tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga
ibu hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan NANDA tahun
2015 ada beberapa batasan karakteristik yang digunakan agar kita bisa
mengangkat diagnosa tersebut. Faktor risiko pada diagnosa
ketidakefektifan pola nafas adalah : perubahan kedalaman pernapasan,
perubahan ekskursi dada, penurunan tekanan ekspirasi, peurunan
tekanan inspirasi, peneurunan pentilasi seenit, penurunan kapasitas
vital, dispnea, pernapasan cuping hidung, pernapsan bibir, ortopnea,
fase ekspirasi memanjang, takipnea, penggunaan otot aksesorius untuk
bernafas.
Poltekkes Kemenkes
merasakan kelelahan saat beraktivitas karena oksigen ke jaringan tidak
adekuat sehingga hal tersebut menyebabkan intoleransi aktivitas pada
ibu hamil dengan hipertensi. Intoleransi aktivitas ditandai dengan
respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekwensi
jantung abnormal terhadap aktivitas, ketidaknyamanan saat
beraktivitas, dispnea setelah beraktifitas.
Poltekkes Kemenkes
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N dan Ny. M
didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yang muncul,
yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Poltekkes Kemenkes
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M, yaitu pada diagnosa
intoleransi aktivitas, intervensi yang telah disusun adalah:
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai, membantu responden atau
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden (Bulechek, dkk 2016).
Poltekkes Kemenkes
pengetahuan pada responden, sehingga faktor risiko dari hiertensi
dalam kehamilan dapat di minimalisir atau bahkan dapat dicegah.
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang telah
direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral, implementasi yang telah dilakukan adalah :
pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang
cukup, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik
relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri. salah
Poltekkes Kemenkes
satu cara untuk menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan
oksigen ke jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah
baring di rumah dengan posisi sering miring kekiri.
Poltekkes Kemenkes
respondenuntuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden.
Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah ansietas. Hal ini
terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan darah, sehingga terjadi
perubahan psikologis pada ibu hamil, dan menyebabkan kecemasan
serta perasaan khawatir pada ibu hamil tersebut. Menurut analisa
peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny.
Poltekkes Kemenkes
N dan Ny. M merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena hal
tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami responden.
Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah defisiensi
pengetahuan. Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu hamil dengan
hipertensi tersebut tidak mengetahui penyebab dan penanganan dari
hipertensi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dilakukan selama 5 hari, hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian nyeri akut dan intoleransi
aktivitas dilakukan selama 4 hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi
aktivitas tersebut sudah dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah
dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi
Poltekkes Kemenkes
keperawatan dan implementasi dilanjutkan sampai hari ke empat. Hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian.
Poltekkes Kemenkes
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dan
Ny. M dengan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas
Andalas kota Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa:
Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak
terasa berat, nyeri perut, pandangan seperti berkunang-kunang. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis.
Kehamilan pertama Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Keluarga Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Pada pengkajian psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas,
khawatir dan takut.
Poltekkes Kemenkes
mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam
kehamilan, Ny. M mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin
ke pelayanan kesehatan.
B. Saran
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada semua
staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal dan
meningkatkan mutu dalam pelayanan di puskesmas.
2. Bagi Ruang KIA
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi perawat di ruang KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara
profesional bagi ibu hamil dengan hipertensi.
3. Bagi instiusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan
perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode
etik keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan
mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan
dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu
memahami masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan benar.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
Poltekkes Kemenkes
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :
Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 9 Januari
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni
2017
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
.
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes