Anda di halaman 1dari 110

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ANDALAS KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan Program Studi Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

YULIA HASNI
Nim : 143110278

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi
dihamparkan, dan dengan nama-Nya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah
SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang mulia, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2017”.

Peneliti ingin meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Dra.Hj.Syarwini,S.Kep, M.Biomedselaku pembimbing satu, Ibu Hj. Hasni
Mastian, M.Biomed selaku pembimbing dua, yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
1. Bapak H. Sunardi, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Padang.
2. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang.
3. Ns. Idrawati Bahar, M.Kep Selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang.
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk peneliti.
5. Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padangyang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan doa yang tidak henti-hentinya
untuk peneliti.
7. Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik
Kemenkes RI Padang Program Studi Keperawatan Tahun 2017.
Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

iii
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu peneliti mengharapkan saran dan
masukannya untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.

Padang, Juni 2017

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... .... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BABI PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7


A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan.......................................... ......... 7
1. Pengertian ....................................................................................... 7
2. Etiologi ........................................................................................... 8
3. Patofisiologi .................................................................................... 8
4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan............................................ ..... 13
5. Manifestasi Klinis ........................................................................... 15
6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 18
7. Penatalaksanaan .............................................................................. 19
8. Komplikasi .............................. ........................................................ 20
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ..... 21
1. Pengkajian ...................................................................................... 21
2. Diagnosa Keprawatan yang Mungkin Muncul ............................... 26
3. Rencana Keperawatan .................................................................... 27
4. Diagnosis Keperawatan .................................................................. 35
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 37


A. Desain Penelitian ............................................................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 37
D. Alat atau Instrumen Penelitian ....................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39
F. Jenis - Jenis Data ............................................................................. 40
G. Cara Pengumpulan Data .................................................................. 41
H. Rencana Analisis ............................................................................ 42

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS…………………… 44


A. Deskripsi Kasus.................................................................................... 44

v
B. Pembahasan Kasus....................................................................................62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................79


A. Kesimpulan................................................................................................79
B. Saran..........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

v
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Nanda, NIC-NOC.......................................28
Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan....................................................42
Tabel 4.2 Deskripsi diagnosa keperawatan pada partisipan..................................48
Tabel 4.3 Deskripsi intervensi keperawatan pada partisipan................................50
Tabel 4.4 Deskripsi implementasi pada partisipan................................................52
Tabel 4.5 Deskripsi evaluasi pada partisipan........................................................58

DAFTAR GAMBAR

i
Gambar 2.1 WOC Hipertensi dalam kehamilan....................................................13

DAFTAR LAMPIRAN

x
Lampiran 1 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Kota Padang.
Lampiran 2 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan data dari Dinas Kesehatan Kota Padangke
Puskesmas Andalas Kota Padang
Lampiran 4 Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes
Padang Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 6 Lembar Konsul KTI Pembimbing I dan 2
Lampiran 7 Inform consent
Lampiran 8 Pengkajian Awal Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
Lampiran 9 Jadwal kunjungan responden 1 dan 2
Lampiran 10 Gant chart
Lampiran 11 Laporan Angka Kematian Ibu Menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar Tahun 2015 dan 2016
Lampiran 12 Laporan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun
2015 Lampiran 13 Data Kematian Maternal Per Puskesmas Tahun 2015
Lampiran 14 SAP Hipertensi dalam Kehamilan
Lampiran 15 SAP Nutrisi pada Ibu Hamil
Lampiran 16 Leaflet Hipertensi dalam
Kehamilan Lampiran 17 Leaflet Nutrisi pada
Ibu Hamil
Lampiran 18 Dokumentasi dan laporan hasil kegiatan penyuluhan
Lampiran 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut
merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol


diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan
sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15
mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (
Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan


anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun
dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini
terjadi hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu
adalah akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. komplikasi

1 Poltekkes Kemenkes Padang


tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2015).

Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai dari


tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 angka
kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012 (26,9%),
sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015


menunjukkan jumlah AKI yang tercatat sebanyak 110 kasus. Salah satu
penyebab kematian ibu tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan yang
menyumbangkan 14 kasus.Tahun 2016 terjadi penurunan AKImenjadi 106
kasus, dan hipertensi dalam kehamilan menyumbangkan 20 kasus
penyebab AKI tersebut. Kota Padang dan Pasaman barat menduduki posisi
pertama jumlah kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 dan 2016,
masing-masing yaitu 17 kematian dan 20 kematian (Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar, 2016).

Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2015, Puskesmas


Andalas Kota Padang menduduki posisi kedua jumlah ibu hamil resiko
tinggi yaitu 104 sasaran. Data tersebut tercatat mulai bulan Januari sampai
bulan Desember 2015. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015).

Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor risiko


terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah
satunya adalah usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami
hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%),
dan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) (55,6%)
(Radjamuda & Montolalu, 2014).

2
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan
penelitian Puspitasari dkk, tahun 2014 tentangHubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Poli Rawat Jalan Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Tugurejo
Semarang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu dengan usia 35
tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan, sedangkan sebanyak
16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami hipertensi dalam
kehamilan (Puspitasari dkk, 2015).

Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh


Prawirohardjo (2013), yaitu beberapa faktor risiko penyebab hipertensi
dalam kehamilan diantaranya primigravida, primipaternitas, umur,
penyakit ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan, hiperplasentosis,
dan kegemukan.Mitayani (2011), mengungkapkan beberapa faktor resiko
untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya kehamilan anak
pertama, kelompok sosial ekonomi rendah, penyakit ginjal kronis,
Diabetes Melitus, riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, dan
yang lainnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya penyakit hipertensi dalam kehamilandengan melakukan deteksi
dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan
yang dialami ibu hamil dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2011).
Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi adalah nyeri, perubahan perfusi jaringan, risiko cedera,
kelebihan volume cairan dan lain-lain. Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala awal hipertensi adalah
pemantauan nadi dan tekanan darah, berkolaborasi dalam memberikan
obat anti hipertensi, menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan
posisi miring kiri(Mitayani, 2011).

3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2011).

Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan


fungsi. Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab perawat (Asmadi, 2008).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015,


Puskesmas Andalas merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko
tinggi. Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan
hipertensi dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.

Studi pendahuluan yang penelitilakukan di Puskesmas AndalasKota


Padang pada tanggal 10 Februari 2017, yaitu penelitimelakukan
wawancara kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang
KIA. Berdasarkan penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui
bahwa masih ada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak
tepat waktu dalam memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam
memberikan asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum
menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan
pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas
puskesmas tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa
dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan
menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan
tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan
untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan

4
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat
dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan
sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis telah


melakukan penelitin kasus hipertensi dalam kehamilan dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di WilayahKerja
Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2017 “.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas KotaPadang tahun 2017?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu hamil


dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang
pada tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayahkerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan keperawatan pada ibu


hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota
Padang pada tahun 2017.

5
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang
pada tahun 2017.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

D. Manfaat

1. Penulis

Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu


pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang telah dipelajari.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk


pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada
ibu hamil dengan hipertensi.

3. Tempat Penelitian

Diharapkandapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan


asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan kasus hipertensi

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan


1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik


≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan
2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan
kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :


a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai
12 minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.

Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada


kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

7Poltekkes Kemenkes Padang


e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).

2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas

3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.

Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot


arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki

8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis.

Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-


sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.
Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan
iskemia plasenta.

b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel


Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut
akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran
sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak
membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.

Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam


aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.

9
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.

d. Teori adaptasi kardiovaskuler


Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.

e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.

f. Teori defisiensi gizi


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.

1
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.

Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang


timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia
terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan
produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak
sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat,
sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan
ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh
lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan


membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh,
diantaranya adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi
sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu
endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan
endotelin (vasokonstriktor) meningkat.

1
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi
akan terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor
kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat),
sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.

Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan


terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik,
dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja
vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya
penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area
tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada
endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah
lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas
albumin, dan akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis
sebagai edema (Reeder, 2011).

1
13

4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan

Poltekkes Kemenkes Padang


14
1

5. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.

Poltekkes Kemenkes Padang


1

c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.

2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.

3) Asam urat serum


Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.

4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,

Poltekkes Kemenkes
1

mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga


menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran
darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin
menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil
normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam
atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada
preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan
proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan
menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi
karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada
muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan
kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa :

Poltekkes Kemenkes
1

1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan


vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).

6. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

Poltekkes Kemenkes
1

7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.

b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga


dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.

Poltekkes Kemenkes
2

b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.


c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu
hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama
trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2
minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan
dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi
dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi
tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri,
meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta
mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

8. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta

Poltekkes Kemenkes
2

d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa
terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan
ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada

Poltekkes Kemenkes
2

kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan


obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.

4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).

b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada

Poltekkes Kemenkes
2

suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami


eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan
BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil
dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eklampsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan
gangguan
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada
kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi

Poltekkes Kemenkes
2

jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi


dalam kehamilan,khususnya pada ibu yang
mengalami preeklampsia beratakan terjadi
dekompensasi jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan
areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan
nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi
bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu
hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :

Poltekkes Kemenkes
2

1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450
ribu/mm3 b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.

c) Pemeriksaan fungsi hati


1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:
15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N: < 31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah


Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang

Poltekkes Kemenkes
2

mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga


melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia
takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan


Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi
sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Poltekkes Kemenkes
2

3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan NOC: Setelah dilakukan NIC:
dengan sindrom tindakan keperawatan, a. monitor vital sign
hipoventilasi diharapkan partisipan
menunjukkan keefektifan Tindakan keperawatan:
dalam bernafas dan dengan
Defenisi : indikator : 1) Memonitor tekanan
Inspirasi dan / atau darah, nadi, suhu, dan
ekspirasi yang tidak status pernafasan,
memberi ventilasi a. Satus Pernafasan 2) Memonitor denyut
adekuat. jantung
Kriteria hasil: 3) Memonitor suara paru-
Batasan 1) frekunsi pernapasan paru
Karakteristik: normal 4) Memonitor warna kulit
2) irama pernafasan 5) Meniai CRT
a) Dispnea normal
b) Fase ekspirasi 3) tidak ada dispnea b. monitor pernafasan
memanjang pada saat istirahat
Tindakan keperawatan:
c) Penggunaan otot 4) tidak ada suara
bantu pernapasan mendengkur 1) Memonitor tingkat,
d) Penurunan irama, kedalaman, dan
kapasitas vital kesulitan bernafas
e) Penurunan tekanan 2) Memonitor gerakan
ekspirasi dada
f) Penurunan tekanan 3) Monitor bunyi
inspirasi pernafasan
g) Penurunan 4) Auskultasi bunyi paru
ventilasi semenit 5) Memonitor pola nafas
h) Pola napas 6) Monitor suara nafas
abnormal tambahan
i) takipnea
c. Pengaturan posisi

1) Poposisikanpasien untuk
mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler

Poltekkes Kemenkes
2

2. Ketidakefektifan NOC: Setelah dilakukan NIC:


perfusi jaringan tindakan keperawatan,
perifer berhubungan diharapkan partisipan a. Oxygen therapy (terapi
dengan kurang suplai menunjukkan keefektifan oksigen)
oksigen ke jaringan. perfusi jaringan perifer 1) Monitor kemampuan
dengan indikator : pasien dalam
Defenisi : penurunan mentoleransi kebutuhan
sirkulasi darah ke a. Perfusi jaringan oksigen saat makan
perifer yang dapat perifer 2) Monitor perubahan warna
mengganggu Kriteria hasil : kulit pasien
kesehatan 1) Pengisian kapiler jari 3) Monitor posisi pasien
normal untuk membantu
2) Pengisian kapiler jari masuknya oksigen
Batasan kakinormal 4) Memonitor penggunaan
Karakteristik: 3) Kekuatan denyut nadi oksigen saat pasien
karotisnormal beraktivitas
Edema 4) Edema perifer tidak
Nyeri ekstermitas ada b. Peripheral
Penurunan nadi sensationManagement
perifer (menajemen sensasi
Perubahan perifer)
karakteristik kulit
(misalnya warna, 1) Memonitor perbedaan
elastisitas, rambut, terhadap rasa
kelembapan, kuku, tajam,tumpul,panas atau
sensasi, dan suhu). dingin
Perubahan tekanan 2) Monitor adanya mati
darah rasa,rasa geli.
Waktu pengisian 3) Diskusikan tentang
kapiler > 3 detik adanya kehilangan
Warna tidak kembali sensasi atau perubahan
ke tungkai 1 menit sensasi
setelah tungkai 4) Minta keluarga untuk
diturunkan. memantau perubahan
warna kulit setap hari

3. Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC :


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
agen cedera biologis diharapkan partisipan Manajemen nyeri :
mampu menangani
Defenisi : pengalaman masalah nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian
sensori dan emosional indikator : nyeri secara
yang tidak komprehensif yang
menyenangkan yang kontrol nyeri meliputi lokasi,
muncul akibat karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan 1) mengenali kapan nyeri frekwensi, kualitas,

Poltekkes Kemenkes
2

yang aktual atau terjadi intensitas dan faktor


potensial atau 2) menggunakan tindakan pencetus
digambarkan dalam pencegahan 2) Observasi adanya
hal kerusakan 3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal
sedemikian rupa terkait dengan nyeri mengenai
(International 4) melaporan nyeri ketidaknyamanan
Association for the terkontrol 3) Gunakan strategi
Study of Pain ); komunikasi terapeutik
awitan yang tiba-tiba kepuasan klien untuk mengetahui
atau lambat darimanajemen nyeri pengalaman nyeri
intensitas ringan 4) Kaji pengetahuan pasien
hingga berat dengan 1) nyeri terkontrol megenai nyeri
akhir yang dapat 2) mengambil tindakan 5) Tentukan akibat dari
diantisipasi atau untuk mengurangi pengalaman nyeri
diprediksi dan nyeri terhadap kualitas hidup
berlangsung kurang 3) mengambil tindakan seperti tidur, nafsu
dari 6 bulan untuk memberikan makan, perasaan, dll
kenyamanan 6) Gali bersama faktor
Batasan 4) informasi disediakan yang dapat menurunkan
Karakteristik: untuk mengurangi atau memperberat nyeri
a) Bukti nyeri dengan nyeri 7) Berikan informasi
menggunakan mengenai nyeri
standar daftar tanda-tanda vital 8) Ajarkan prisip-prinsip
periksa nyeri untuk manajemen nyeri
pasien yang tidak 1) tingkat 9) Ajarkan teknik
dapat pernapasannormal nonfarmakologi seperti
mengungkapkanny 2) tekanan darah teknik relaksasi, terapi
a sistoliknormal musik
b) Ekspresi wajah 3) tekanan darah
nyeri (mis: mata diastoliknormal
kurang bercahaya, 4) tekanan nadi normal
tampak kacau,
gerakan mata
berpencar atau
tetap pada satu
fokus, meringis)
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas
(mis: anggota
keluarga,
pemberian asuhan)

Poltekkes Kemenkes
3

e) Perubahan
pola tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)

4. Resiko cedera dengan NOC :Setelah dilakukan NIC :


faktor resiko internal ( tindakan keperawatan,
disfungsi integrasi diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan
sensori) teratasi dengan indikator :
1) Ciptakan lingkungan yang
Defenisi : rentan Kejadian jatuh aman bagi pasien
mengalami cedera 2) Lindungi pasien dengan
fisik akibat kondisi Kriteria hasil : pegangan pada sisi/
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh bantalan pada sisi
berinteraksi dengan saat sendiri ruangan yang sesuai
sumber-sumber 2) Tidak ada Jatuh 3) Letakkan benda yang
adaptifdan sumber saat berjalan sering digunakan dalam
defenisi individu, 3) Tidak ada Jatuh jangkauan pasien
yang dapat saat kekamar 4) Anjurkan keluarga atau
mengganggu mandi orang terdekat tinggal
kesehatan. dengan pasien

b. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi

1) Kaji kondisi medis


aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko
kehamilan(misalny

Poltekkes Kemenkes
3

premature preeklampsia,
dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)

4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
faktor resiko

5. NOC: Setelah dilakukan NIC:


Intoleran aktifitas tindakan keperawatan, a. terapi aktifitas
berhubungan dengan diharapkan partisipan Aktivitas keperawatan :
ketidakseimbangan menunjukkan toleransi 1) Bantu klien
antara suplai dan dalam beraktivitas dengan menngidentifikasi
kebutuhan oksigen indikator : aktivitas yang mampu
dilakukan
a. toleransi terhadap 2) Bantu klien untuk
Defenisi: aktifitas memilih aktivitas yang
ketidakcukupan energi sesuai dengan
psikologis atau Kriteria hasil : kemampuan fisik,
fisiologis untuk 1) Saturasi oksigen psikologi, dan sosial
mempertahankan atau dengan 3) Bantu untuk
menyelesaikan beraktivitasnormal mengidentifikasi dan
aktivitas keidupan 2) frekuensi nadi ketika mendapatkan sumber
sehari hari yang harus beraktivitasnormal yang diperlukan untuk
atau yang ingin 3) frekuensi pernapasan aktivitas yang
dilakukan bila beraktivitasnormal diinginkan
4) Warna kulitnormal 4) Bantu untuk
5) Tekanan darah ketika mengidentifikasi
Batasan beraktifitasnormal aktivitas yang disukai
Karakteristik: 5) Bantu pasien atau
a) Dispnea setelah b. tingkat kelelahan keluarga untuk
beraktifitas Kriteia hasil: mengidentifikasi
b) Keletihan 1) kelelahan sedang kekurangan dalam
c) Ketidaknyamana 2) Gangguan beraktivitas
n setelah konsentrasimenurun 6) Bantu pasien untuk
beraktifitas tidak ada mengembangkan
d) Respon frekwensi 3) Tingkat stres sedang motivasi diri dan
jantung abnormal

Poltekkes Kemenkes
3

terhadap aktivitas 4) Sakit kepala tidak ada penguatan


e) Respon tekanan 5) Kualitas tidur sedang 7) Monitor respon fisik,
darah abnormal 6) Kegiatan sehari-hari emosi, sosial, dan
terhadap aktivitas normal spiritual.
7) Kualitas istirahat
normal

c. tanda – tanda vital

Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasannormal
2) Irama
pernapasannormal
3) Tekanan nadinormal
4) Kedalaman
inspirasinormal

6. NOC : Setelah dilakukan NIC :


Ansietas berhubungan tindakan keperawatan,
dengan ancaman pada diharapkan partisipan a.Pengurangan kecemasan
status terkini menunjukkan tidak ada 1) gunakan pendekatan
rasa ansietas dengan yang menenangkan
indikator : 2) nyatakan dengan jelas
Definisi :Perasaan harapan terhadap
tidak nyaman atau Tingkat kecemasan prilaku pasien
kekhawatiran yang Kriteria hasil : 3) berikan informsi faktual
samar disertai respon 1) Perasaan gelisah terkait diagnosis,
autonom (sumber sedang perawatan dan
sering kai tidak 2) Tidak ada rasa cemas prognosis
spesifik) perasaan yang disampaikan 4) berikan aktivitas yang
takut yang disebabkan 3) Tidak ada peningkatan lain untuk mengurangi
oleh antisipasi tekanan darah tekanan
terhadap bahaya. 4) Tidak ada peningkatan
Perasaan ini frekuensi nadi Tidak terapi relaksasi:
merupakan isyarat ada gangguan pada
kewaspadaan yang pola tidur 1) gambarkan rasionalisasi
memperingatkan dan manfaat relaksasi
bahaya yang akan Kontrol kecemasan diri serta jenis relaksasi
terjadi dan Kriteria hasil : yang tersedia (misalnya
memampukan 1) Dapat mengurangi musik, meditasi dan
individu melakukan penyebab kecemasan bernafas dalam)
tindakan untuk 2) Dapat mencari 2) berikan deskripsi terkait
menghadapi ancaman informasi untuk intervensi yang dipilih
mengurangi kecemasan 3) ciptakan lingkungan
Batasan 3) Dapat menggunakan yang nyaman
Karakteristik strategi koping yang 4) dorong klien untuk
Perilaku mengambil posisi yang

Poltekkes Kemenkes
3

efektif nyaman
a) Penurunan 4) Menggunakan teknik 5) dapatkan prilaku yang
produktivitas relaksasi mengurangi menunjukkan terjadinya
b) Mengekspresikan kecemasan relaksasi
kekhawatiran 5) Mengendalikan respon 6) dorong pengulangan
akibat perubahan kecemasan teknik praktek tertentu
dalam peristiwa secara berkala
hidup Penerimaan status 7) evaluasi dan
c) Gerakan yang kesehatan: dokumentasi respon
tidak relevan terhadap teknik
d) Gelisah Kriteria hasil : relaksasi
e) Memandang 1) Menyesuaikan
sekilas perubahan dalam perawatan kehamilan
f) Insomnia status kesehatan resiko tinggi:
g) Kontak mata buruk 2) Mencari informasi
h) Resah tentang kesehatan 1) Kaji kondisi medis
i) Menyelidik dan 3) Membuat aktual yang
tidak waspada keputusan tentang berhubungan dengan
kesehatan kondisi kehamilan
Afektif (misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
a) Gelisah 2) Kaji riwayat kehamilan
b) Kesedihan yang dan kelahiran yang
mendalam berhubungan dengan
c) Distress faktor resiko
d) Ketakutan kehamilan(misalny
e) Perasaan tidak premature preeklampsia,
adekuat dll)
f) Fokus pada diri 3) Kenali faktor resiko
sendiri sosio demografi yang
g) Peningkatan berhubungan dengan
kekhawatiran kondisi
h) Gugup kehamilan(misalnya
i) Nyeri dan usia kehamilan,
peningkatan kemiskinan, ketiadaan
ketidakberdayaan pemeriksaan kehamilan,
yang persisten dll)
j) Perasaan takut
4) Kaji pengetahuan klien
Fisiologis dalam mengidentifikasi
faktor resiko
a) Wajah tegang 5) Berikan pendidikan
b) Peningkatan kesehatan yang
keringat membahas faktor resiko,
c) Peningkatan pemeriksaan dan
ketegangan tindakan yang biasa
dilakukan

Poltekkes Kemenkes
3

6) Ajarkan klien mengenai


penggunaan obat-obat
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.

7. NOC :Setelah dilakukan NIC :


Defisiensi tindakan keperawatan, 1) Pendidikan
pengetahuan diharapkan partisipan Kesehatan
berhubungan dengan menunjukkan peningkatan
kurang informasi pengetahuan dengan Tindakan keperawatan:
indikator :
1) Identitafikasi faktor
Defenisi : ketiadaan 1) Pengetahuan internal maupun
atau defisiensi keselamatan diri eksternal yang dapat
informasi kogniti yang Kriteria hasil: meningkatkan atau
berkaitan dengan mengurangi motivasi
topik tertentu 1) Menggambarkan untuk untuk perilaku sehat
mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi,
cedera ruang dan uang) yang
2) Menggambarkan diperlukan untuk
Batasan
perilaku yang berisiko melaksanakan program
karakteristik :
tinggi kesehatan
a) Ketidakakuratan 3) Prioritaskan kebutuhan
melakukan tes 2) Status nutrisi pasien
b) Ketidakakuratan Kriteria hasil:
melakukan 1) Status nutrisi 2) Fasilitasi
perintah 2) Asupan gizi pembelajaran
c) Kurang 3) Asupan makanan Tindakan keperawatan:
pengetahuan 4) Asupan cairan
d) Prilaku tidak 5) Energi 1) Mulai instruksi hanya
tepat 6) Berat badan setelah pasien
menunjukkan kesiapan
untuk belajar
2) Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
belajar
3) Atur informasi dalam
urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai

3) pengurangan
kecemasan
Tindakan keperawatan:

Poltekkes Kemenkes
3

1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan

Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015-


2017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions
Classification (2013).

4. DiagnosisKeperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di
prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki
oleh keluarga (Sudiharto, 2007).

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi


rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam
keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di
didik untuk dapat menilai potensi yang di miliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan
berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan
membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).

Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap keluarga


mencakup dapat berupa :

Poltekkes Kemenkes
3

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah


dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit :
1) Mendemontrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan


keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru.
Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang
di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan

Poltekkes Kemenkes
3

pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan


rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007).

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan


keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga
(Sudiharto, 2007).

Poltekkes Kemenkes
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(Deskriptif Research), dengan bentuk studi kasus. Metode deskriptifyaitu
suatu metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang yang berlangsung saat ini atau
pada masa lampau (Hamdi & Bahruddin, 2014). Penelitian studi kasus adalah
studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki
pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan peristiwa (Saryono
& Anggraeni, 2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Waktu penelitian mulai dari
bulan Februari sampai Juni 2017. Studi kasus penerapan asuhan keperawatan
ini telah dilakukan selama 2 minggu dengan kriteria diberikan asuhan
keperawatan selama 9 hari pada responden 1 dan 8 hari pada responden 2.

C. PopulasidanSampel
1. Populasi
Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek yang diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam
register di Puskesmas Andalas Kota Padang dari tanggal 01 Juli 2016
sampai tanggal 10 Februari 2017. Populasi berjumlah 3 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu
(Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil
yang didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan

38 Poltekkes Kemenkes Padang


3

melakukan kunjungan ataupun yang tercatat dalam daftar kunjungan ibu


hamil ke Puskesmas Andalas Kota Padang. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 2 orang. Peneliti mengambil 2 partisipan untuk dapat diberikan
asuhan keperawatan. Sampel yang didapatkan lebih dari dua, maka
peneliti melakukan pemilihan sampel dengan melakukan teknik
purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti berdasarkan tujuan/ masalah dalam penelitian, sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan
sebelumnya . Semua sampel yang temui sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
memilih sampel secara acak (Nursalam, 2011).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilihberdasarkan


kriteriasebagaiberikut :
a. Inklusi
Kriteria inklusi adalah batasan karakteristik umum pada subjek
penelitian dikurangi karakteristik yang masuk dalam kriteria
eksklusi(Saryono,2013). Kriteria inklusi dari partisipan
diantaranya:
1) Pasien yang di diagnosis oleh dokter atau bidan mengalami
hipertensi dalam kehamilandi lokasi penelitian.
2) Pasienbersedia menjadi partisipan
3) Ibu hamil pada trimesterI, II, dan III
b. Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangakan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Saryono,2013). Kriteria
ekslusi dari responden diantaranya:
1) Pasien melahirkan atau partus saat penelitian berlan

Poltekkes Kemenkes
4

D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk mengumpulkan data. Alat
atau instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah format pengkajian
pada ibu hami mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi, tensi meter,
stetoskop, thermometer, penlight, LILA, reflek hammer, dan timbangan
badan dan meteran.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data saat peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam. Jadi dengan wawancara maka
peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
mengintrepretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2014). Hal-hal yang akan
diwawancarai diantaranya adalah data-data riwayat penyakit, data
demografi keluarga, dan lain-lain.

2. Pengukuran
Pengukuran yaitu cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur
objek menggunakan alat ukur tertentu (Supardi, 2013). Pengukuran yang
dilakukan diantaranya: pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu,
melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, menghitung frekuensi
nafas, dan menghitung frekuensi nadi.

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dari partisipan. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
yang lengkap dari partisipanuntuk mengetahui keadaan serta masalah
kesehatan yang dialami oleh partisipan (Ardhiyanti dkk, 2014).

Poltekkes Kemenkes
4

Metodepemeriksaan fisik ini meliputi: keadaan umum partisipan,


pemeriksaan head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah
partisipan.

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari
catatan, transkrip, buku, dan sebagainya (Saryono & Anggraeni, 2013).
Peneliti menggunakan data hasil pemeriksaan bidan dari puskesmas di
wilayah tersebut untuk menunjang penelitian yang dilakukan.

F. Jenis-Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek
penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013), seperti pengkajian kepada
pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola
aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara
observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai
berikut:
1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas
pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan
kebiasaan sehari- hari
2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil
dengan hipertensi tampak lemah.
3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantanda-
tanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.

Poltekkes Kemenkes
4

b. Data sekunder
Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono &
Anggraeni, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber, yaituinformasi yang diperolehberupa data
tambahanataupenunjangdalammerumuskandiagnosekeperawatan. Data
yang diperolehberupa: data pencatatan dari puskesmas, hasil
pemeriksaan bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan
perkembangan pasien.

G. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data padapenelitianberikutinidilakukandengancaraanamnesa
(pengkajiandenganwawancaralangsungdenganpasienataukeluarga),
observasidanpemeriksaanfisik. Adapunlangkahlangkahdalampengumpulan
data yang dilakukanolehpenelitiadalah:
1. Proses Administrasi

a. Penelitimengurus administrasi izin penelitiandariinstansiasalpenelitian


(PoltekkesKemenkes Padang) ke Dinas Kesehatan Kota Padang.
b. Memintasuratrekomendasi ke Puskesmas Andalas Kota Padang
c. Memintaizinkepada pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
d. Berkoordinasi dengan petugas yang bekerja di ruang KIA Puskesmas
Andalas Kota Padang
e. Mendatangi partisipan danmenjelaskantentangtujuanpenelitian
f. Partisipan diberikankesempatanuntukbertanya
g. Meninta kesediaan partisipan menandatangani informed consent.
h. Peneliti melakukan kontrak
waktuuntukmelakukanasuhankeperawatandanpamit.

Poltekkes Kemenkes
4

2. Prosedur Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan yang akan dilakukanpenelitiadalah:

a. Peneliti melakukanpengkajiankepada partisipan


menggunakanmetodewawancaradanpemeriksaanfisik
b. Peneliti merumuskandiagnosiss keperawatan yang munculpada
partisipan
c. Peneliti membuatperencanaanasuhankeperwatan yang
akandiberikankepada partisipan
d. Peneliti melakukanasuhankeperawatanpada partisipan
e. Peneliti mengevalusaitindakankeperawatan yang telahdilakukanpada
partisipan
f. Peneliti mendokumentasikan proses asuhankeperawatan yang
telahdiberikanpada partisipan
mulaidarimelakukanpengkajiansampaipadaevaluasiterhadaptindakan
yang telahdilakukan.

H. Proses Analisis
Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses
keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan
pada responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas,
sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti
berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa
lemah. Setelah dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai
dengan teori.

Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan
menggunakan panduan Nursing American Diagnisis (NANDA). Diagnosa
yang ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi

Poltekkes Kemenkes
4

jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan


dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan kurang
informasi.Diagnosa yang ditegakkan pada responden 2 adalah risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi,
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2, ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan
berhubungan kurang informai.intervensi keperawatan yang disusun sesuai
dengan teori yang menjelaskan tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan, serta melaksanakan implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.

Poltekkes Kemenkes
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi kasus
Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Ny. N dan Ny. M yang mengalami masalah hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan responden
1dimulai pada tanggal 19 Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari. Sedangkan kunjungan
responden 2 dilakuakan mulai tanggal 23 Mei 2017 sampai 30 Mei 2017.
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel 4.1
Deskripsi pengkajian pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Identitas pasien Ny. N usia 23 tahun beralamat di jalan Ikhlas VI Nomor 7 Ny. M 28 tahun beralamat di jalan Ikhlas XIV Nomor 26
Andalas, tinggal bersama suaminya yaitu Tn. D yang Andalas, pendidikan terakhir S1 dan bekerja sebagai Ibu
berusia 31 tahun bekerja sebagai buruh lepas. Pendidikan Rumah Tangga. Ny. M tinggal bersama suaminya yaitu Tn. E
terakhir Ny. N yaitu MTS dan Tn. D yaitu SMK. Usia 31 tahun pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai buruh.
Ny. N saat menikah adalah 17 tahun dan Tn. D 20 tahun, Usia Ny. M saat menikah adalah 17 tahun dan umur Tn. E 20
dan sekarang usia perkawinannya adalah 6 tahun. Ny. N tahun, dan sekarang usia perkawinannya adalah 11 tahun. Ny.
sedang hamil anak ke dua (G2 P1 A0 H1) dengan usia N sedang hamil anak ke tiga (G3 P2 A0 H2) dengan usia
kehamilan 32-33 minggu. kehamilan 19-20 minggu.
Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N, yaitu pada tanggal Saat dilakukan pengkajian pada pada Ny. M, yaitu pada tanggal
sekarang 19 Mei 2017, Ny. N mengeluh sering pusing, nyeri kepala, 29 Mei 2017, Ny. M mengeluh sering pusing dan akan
tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. bertambah jika banyak beraktivitas, nyeri kepala, nyeri pada ulu
hati, penglihatan berkunang-kunang, badan terasa lemah dan
kurang nafsu makan.

4 Poltekkes Kemenkes
4

Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi Ny. M mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak
dahulu sejak dari kehamilan pertama. dari kehamilan pertama. Ny. M juga mengatakan pernah
dirawat di RST karena tensi tinggi selama 3 hari, yaitu pada
kehamilan pertama.
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi dan Ny. M mengatakan ayahnya ada riwayat hipertensi, dan
keluarga Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit anggota keluarga lain juga ada yang menderita hipertensi,
karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit keturunan sedangkan penyakit keturunan yang lain seperti DM dan
yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada. Jantung tidak ada.
Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi
Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, Ny. M mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, siklusnya
siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4 teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 6 sampai 7 hari dan
hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3 biasanya Ny. M mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari
kali sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu dan warna haid merah encer. Konsistensinya yaitu cair dan
cair dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan kecil. kadang - kadang ada bongkahan - bongkahan kecil. Keluhan
yang biasa Ny. M rasakan saat haid yaitu nyeri.
2. Perkawinan
Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan 2. Perkawinan
ini merupakan pernikahan yang pertama. Ny. M mengatakan usia pernikahannya sudah 11 tahun dan ini
merupakan pernikahan yang pertama.
Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal Ny. M mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 31
kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu dengan Oktober 2007 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan
persalinan, dan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang pertama adalah
nifas yang lalu anak yang pertama adalah perempuan dengan PB 47 cm laki-laki dengan PB 49 cm dan BB 4 ,2 kg saat lahir dan
dan BB 4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut sekarang usia anak tersebut adalah 10 tahun.
adalah 4,5 tahun.
Ny. M mengatakan melahirkan anak ke dua pada tanggal 17
Juli 2014 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan ditolong
oleh dokter. Jenis kelamin anak yang kedua adalah laki-laki
dengan PB 51 cm dan BB 3,9 kg saat lahir dan sekarang usia
anak tersebut adalah 3 tahun.
Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Ny. M mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil.

Poltekkes Kemenkes
4

Berencana Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. M takut hamil lagi,
hamil lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan. karena Ny. M selalu mengalami hipertensi saat hamil. Rencana
Rencana KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda KB selanjtnya Ny. M ingin mencoba metoda suntik 1 kali 1
suntik 1 kali 3 bulan. bulan.
Riwayat Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29 Ny. M mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 17 Januari
Kehamilan Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6 2017 dan taksiran persalinannya tanggal 24 Oktober 2017.
Sekarang Agustus 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3 ANC pertama saat usia kehamilan 4 minggu, dan kunjungan
minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual
kali dengan keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu muntah, pusing, tengkuk terasa berat, nyeri kepala,
makan. penglihatang kadang-kadang berkunang - kunang, badan lemah
Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan, dan kurang nafsu makan.
keluhan sering pusing, nyeri kepala.
Ny. M mengatakan baru melakukan pemeriksaan ke RST, yaitu
Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri 4 hari sebelum kunjungan dilakukan. Hasil pemeriksaan tampak
kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. dalam buku KIA responden,yaitu protein dalam urin tidak
ditemukan. Responden telah dirujuk ke RS Siti hawa oleh RS
Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin, Tentara kota Padang.
berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya,
tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin
tidak ditemukan.
Data Psikologis Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang Ny. M mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karena
karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak Ny. M takut untuk operasi jika tekanan darahnya selalu tinggi.
mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar
dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti. harapan, karena Ny. M merasa belum siap untuk hamil lagi
karena sudah mempnya 2 orang anak, dan Ny. N cemas akan
Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar riwayat hipertensi yang dimiliknya. Suami Ny. N mendukungan
harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil lagi anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu, janin
dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang dimiliknya. serta suami baik.
Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha untuk
menggugurkan janin yang dikandungnya saat mengetahui
dirinya hamil.

Poltekkes Kemenkes
4

Suami Ny. N mendukungan anaknya nanti untuk


menyusui, dan interaksi antara ibu,janin serta suami baik.
Data Spritual Ny. N mengatakan beragama islam, tetapi Ny. N mengaku Ny. M mengatakan beragama islam, ada melaksanakan sholat
sangat jarang melaksanakan sholat dan mengaji. dan mengaji. Ny. M juga mengatakan berserah diri kepada
Yang Maha Kuasa apapun yang akan terjadi kedepannya.
Data sosial Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, dan Tn. D bekerja Ny. M bekerja sebagai IRT, dan Tn. D bekerja sebagai buruh.
ekonomi sebagai buruh. Ny. N mengatakan tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan.
Aktivitas Sehari- Ny. N dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan Ny. M tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
hari mandiri, tetapi kadang- kadang membutuhkan bantuan mandiri, Ny. M membutuhkan bantuan karena merasa
yang minimum saat melakukan akivitas. badannya lemah, dan merasa pusing jika banyak beraktivitas.
Ny. M mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan minum
Ny. N mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan teratur. Ny. M juga mengatakan sangat suka makan makanan
minum teratur. Ny. N juga mengatakan sangat suka makan berminyak dan bersantan.Ny. N mengatakan memiliki pola
makanan berminyak dan bersantan, serta suka makan istirahat dan tidur yang teratur.
jeroan.

Ny. N mengatakan pola istirahat dan tidur tidak teratur,


karena memiliki pekerjaan yag tidak tetap. Kadang-kadang
harus bekerja siang dan kadang malam hari dan Ny. N
mengatakan sering begadang karena harus bekerja,
sehingga Ny. N memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N, keadaan Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. M, keadaan umum
umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan 50 Kg,
badan 61 Kg, tinggi badan 149 cm, tekanan darah 140/90 tinggi badan 156 cm, tekanan darah 140/80 mm Hg, suhu 36,8
mm Hg, suhu 37,2 0C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 88 0
C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 84 kali permenit (normal 60-
kali permenit (normal 60-100 kali permenit), pernafasan 100 kali permenit), pernafasan 20 kali permenit (normal 16-20
20 kali permenit (normal 16-20 kali permenit). kali permenit). Kepala : tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada
Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil kepala tampak rambut rontok dan tdak ada keringat. Mata : simetris kiri dan
besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan kanan, konjungtiva sub anemis pada mata kiri dan kanan, reflek

Poltekkes Kemenkes
4

berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik
subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata
pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif.
kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak
dan kanan, udema palpebra negatif. ada. Bibir : tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan
Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak tampak ada karies gigi.
ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak
dan tampak ada karies gigi. bersih
Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak Leher: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan
bersih kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis
Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan tidak terlihat, iktus kordis teraba, dan perkusi jantung terdengar
kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan
jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur. dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama,
Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat
simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, paru-paru di auskultasi.
fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, dan pusat
terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi. tampak belum meonjol, bising usus 8 kali permenit. Tidak ada
Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, nyeri saat pemeriksaan genito urinaria.
tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
11 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito normal, dan keadaan emosional baik.
urinaria.
Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit:
turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat,
capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba
hangat.
Pemeriksaan Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema Wajah tampak tidak ada cloasma gravidarum, an tidak ada
Khusus (obstetri) pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami edema pada wajah. Leher tampak tidak menghitam atau belum
hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola
mammae sudah menghitam, papila tampak menonjol dan mammae menghitam, papila tampak menonjol dan menghitam,

Poltekkes Kemenkes
4

menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada dan tidak ada teraba pembengkakan pada payudara.
payudara. Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada
linea alba. Pemeriksaan leopold 1, tinggi fudus uteri teraba
Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada setinggi pusat . leopold II belum bisa ditentukan bagian janin.
linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan Leopold III kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX . Leopold IV kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan DJJ janin positif. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas
ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin bawah tidak ada bengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek
belum memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum patela positif dan anus tidak mengalami hemoroid.
memasuki PAP dan posisi tangan pemeriksa masih
menyatu. DJJ janin positif yaitu 143 kali permenit.
Genetalia tidak ada varises.
Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak
terdapat varises. Reflek patela positif. Anus tidak
mengalami hemoroid.

Data penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Mei hemoglobin
ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl). 11 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).

2. Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.2
Deskripsi diagnosis keperawatan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Diagnosa Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian
keperawatan tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. N yaitu tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. M yaitu
masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan : masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan

Poltekkes Kemenkes
5

perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi
hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa
kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk sakit dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat,
terasa berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90 Ny. M mengatakan kadang-kadang penglihatan seperti
mmHg, Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian depan. berkunang-kunang, sedangkan data objektifnya : 140/100
mmHg, Ny. M melaporkan nyeri yang dialaminya.

Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif :
Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N Ny. M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M
mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan
data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny. N data objektifnya: Ny. M tampak meringis, Ny. M
mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90 mmHg, melaporkan nyeri yang dialaminya, TD: 140/ 100, N: 88x/i,
N: 94x/i, P: 20x/i. P: 21x/i

Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya : dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuha
Ny. N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, oksigen dengan data subjektif: Ny. M mengatakan pusing
Ny. N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi jika banyak beraktivitas, Ny. M mengatakan badan terasa
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N lemah, Ny. M mengatakan kadang dibantu saat beraktivitas,
menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg. sedangkan data objektifnya: Ny. M mengeluh pusing, Ny.
M . mengeluhkan pandangannya yang kadang berkunang-
kunang, Ny. M tampak lebih banyak istirahat, pasien
tampak lemah.

Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan Diagnosa ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data ancaman pada status terkini dengan data subjektif Ny. M
subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. M
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi.
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam Sedangkan data objektifnya : Ny. M tampak cemas, Ny. M

Poltekkes Kemenkes
5

kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan tidak menceritakan kecemasannya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P:
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, 20x/i
sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi
dalam kehamilan. Diagnosa ke lima yaitu defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data
subjektif Ny. M mengatakan belum mengetahui hal- hal
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam
kehamilan dari petugas kesehatan. Sedangkan data
objektifnya : Ny. M belum mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M
banyak bertanya tentang masalah hipertensi dalam
kehamilan.

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 4.3
Deskripsi perencanaan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Perencanaan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa
keperawatan tentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral keperawatantentang risiko ketidakefektifan perfusi
berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi,
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar intervensi keperawatan direncanakan selama 5x kunjungan
perfusi jaringan ke serebral efektif pada Ny. Ndengan dengan tujuan agar perfusi jaringan ke serebral efektif pada

Poltekkes Kemenkes
5

kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah Ny. Mdengan kriteria hasil:tekanan darah sistolik normal,
diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak tekanan darah diastolik normal, nilai rata-rata tekanan
ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana darah normal, tidak ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan.
keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali Rencana keperawatan yaitu: pantau tekanan darah,
kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen
manajemen stress, gunakan teknik relaksasi, monitor stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi
posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan pasien untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia) berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : M mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil:
mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus, karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus,
observasi adanya petunjuk non verbal mengenai observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan
responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai
nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi
musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV, musik, menonton TV, dan lakukan pengukuran TTV.
menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah
baring dengan posisi sering miring kiri.

Poltekkes Kemenkes
5

Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas Rencana keperawatan untuk diagnosa Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N dan kebutuhan O2 dilakukan selama 5 5x kunjungan
mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : dengan tujuan agar suplay dan kebutuhan O2 simbang
perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang dengan kriteria hasil : saturasi oksigen dengan beraktivitas
disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak normal, frekuensi nadi ketika beraktivitas normal, frekuensi
ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi pernapasan bila beraktivitas normal, tekanan darah ketika
penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk beraktifitas normal, kelelahan sedang, tingkat stres sedang,
mengurangi kecemasan, menggunakan teknik sakit kepala tidak ada, kegiatan sehari-hari normal, kualitas
nonfarmakologi mengurangi kecemasan. Rencana istirahat normal. Rencana tindakan keperawatan yaitu :
keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang bantu klien menngidentifikasi aktivitas yang mampu
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap dilakukan, bantu responden untuk memilih aktivitas yang
prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial,
rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas dalam),dorong yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu
klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai, bantu
pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan responden atau keluarga untuk mengidentifikasi
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi. kekurangan dalam beraktivitas, bantu responden untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya berhubungan dengan status terkini dilakukan selama 5x
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan kunjungan dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol
meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil ansietas dengan kriteria hasil : perasaan gelisah sedang,
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi tidak ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu : nadi, dapat mengurangi penyebab kecemasan, dapat
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat mencari informasi untuk mengurangi kecemasan,
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku menggunakan teknik nonfarmakologi mengurangi

Poltekkes Kemenkes
5

sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas
petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
untuk menambah pengetahuan responden. jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala,
dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan Ny. M dengan kriteria hasil
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu :
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku
sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan lingkungan
yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau
pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk
menambah pengetahuan responden.

4. Implementasi Keperawatan

Poltekkes Kemenkes
5

Tabel 4.4
Deskripsi implementasi pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Implementasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
Keperawatan diagnosis keperawatanrisiko ketidakefektifan perfusi diagnosiskeperawatan risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi
tanggal 22 Mei 2017 pukul 09.00 WIB adalah melakukan tanggal 25 Mei 2017 pukul 12.00 WIB adalahmelakukan
pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan
mengurangi makanan yang dapat menyebabkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang
cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau
nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu
masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri, masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin. rutin.

Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden
melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring
dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.30 Pada kunjungan ke lima tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat melakukan pengukuran tekanan darah saat
kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik

Poltekkes Kemenkes
5

relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke


kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00 Pada kunjungan ke tujuh tanggal 28 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke
kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.

Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul Pada kunjungan ke delapan tanggal 29 Mei 2017 pukul
11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri. relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB biologis (iskemia)tanggal 25 Mei 2017 pukul WIB adalah
adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor
kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri,
mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri,
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada memberikan informasi pada responden mengenai
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip manajemen
nafas dalam. nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi
mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan

Poltekkes Kemenkes
5

Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50 menonton TV, melakukan pengukuran TTV, menganjurkan
WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan
pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non posisi sering miring kiri.
verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menguras emosi. menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengnjurkan
tetap melakukan teknik relaksasi, tetap melakukan terapi
Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran menonton TV, melakukan pengukuran TTV.
tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan
teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan Pada kunjungan ke enam tanggal 28 Mei 2017 pukul 10.00
perhatian dengan mendengarkan music tenang dan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
menonton TV yang tidak menguras emosi. melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi,
11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tetap melakukan terapi mengalihkan perhatian dengan
melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan mendengarkan musik dan menonton TV, melakukan
responden tetap melakukan teknik nafas dalam, pengukuran TTV.
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
diagnosis Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.30 Wib adalah
status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan, yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga
mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
teknik nafas dalam. membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri

Poltekkes Kemenkes
5

dan penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat


Pada kunjungan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.00 yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu responden.
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, menganjurkan melakukan tindakan Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
mengaklihkan perhatian untuk mengurangi kecemasan WIB tindakan keperawatan tetap menganjurkan responden
yaitu mengobrol menonton TV. melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, dan tetap
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.50 menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M.
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik Pada kunjungan ke enam 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB
nafas dalam, mengevaluasi kegiatan responden dalam tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu menganjurkan
terapi mengalihkan perhatian, menganjurkan tetap responden melakukan aktivitas yang mampu dilakukan,
melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, dan
tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan. tetap menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.20 diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu status terkinitanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00 WIB adalah
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam, menggunakan pendekatan yang menenangkan,
menganjurkan tetap melakukan teknik mengalihkan menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk
perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan
untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan responden teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat
untuk mengambil posisi yang nyaman. relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada menonton tv dan mendengarkanmusik untuk mengurangi
diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kecemasan,menganjurkan klien untuk mengambil posisi
kurangnya informasitanggal 22 mei 2017 pukul 11.00 yang nyaman, menganjurkan responden untuk praktek
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada yang telah diajarkan.
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB
responden, menganjurkan responden untuk melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi

Poltekkes Kemenkes
5

pemeriksaan kehamilan secara rutin. kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB menganjurkan melakukan teknik mengalihkan perhatian
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk
mengambil posisi yang nyaman.
menambah pengetahuan responden, menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 10.00
rutin. WIB tindakan keperawatan yang dilakukan menganjurkan
tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00 melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tv yang tidak tenang dan mendengarkan musik untuk
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan mengambil posisi yang nyaman.
kehamilan secara rutin.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi, tanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu
hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB


tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam
kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk

Poltekkes Kemenkes
6

menambah pengetahuan responden, menganjurkan


responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi,
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.

5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.5
Deskripsi Evaluasi pada partisipan

Evaluasi Partisipan 1 Partisipan 2


Keperawatan
Evaluasi Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi
Keperawatan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi
keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke
lima dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala empat dengan kriteria hasil: Responden mengatakan
kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden kepala kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden
mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, TD: 130/80 mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat,
mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan penglihatan kadang-kadang masih berkunang-kunang,
agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan dapat TD: 140/80 mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut
teratasi pada kunjungan kelima dengan kriteria berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia),
hasil:Responden mengatakan kepalanya kadangmasih evaluasi keperawatan dapat teratasi pada hari
terasa nyeri, Responden mengatakan sudah mengerti dan empatdengan kriteria hasil:Responden mengatakan

Poltekkes Kemenkes
6

melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, mengatakan sudah mengerti dan melakukan teknik
evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : Intoleransi aktivitas
kelima dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
lebih tenang, reponden mengatakan sudah mampu dan kebutuhan O2, evaluasi keperawatan dapat teratasi
melakukan manajemen ansietas, TD darah responden sebagian pada kunjungan keempat dengan kriteria hasil :
menurun. Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan responden mengatakan lebih banyak istirahat, responden
berhubungan dengan kurang informasi, evaluasi mengatakan aktivitas dibantu keluarga, TD responden
keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan keempat, menurun. Diagnosis keempat ansietas berhubungan
dengan kriteria hasil : responden mampu menjawab dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan
pertanyaan yang diberikan, responden mengatakan akan teratasi sebagian pada kunjungan ke empat, dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang,
pelayanan kesehatan. reponden mengatakan sudah mampu melakukan
manajemen ansietas, TD darah responden menurun.
Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi
sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil :
responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan,
responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

Poltekkes Kemenkes
62

B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang sejak tanggal 19 Mei
sampai tanggal 30 Mei 2017, yaitu antara responden Ny. N dan responden
Ny. M, maka pada bab pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya
kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori
dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, menyusun intervensi, melakukan implementasi keperawatan
dan melakukan evaluasi keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada responden 1yaitu Ny. N (G2, P1,
A0, H1), usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan
yaitu pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. N


mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat
hamil anak pertama saat usia 17 tahun dan harus mengalami operasi SC
saat melahirkan. Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan
keluarga, Ny. N mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu
ibu dari Ny. N. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. N
didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat
dilakukan pengkajian psikologi, Ny. N mengatakan merasa cemas
dengan status kesehatannya sekarang dan khawatir akan operasi lagi
saat melahirkan, karena Ny. N tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

Hasil pengkajian pada responden II yaitu Ny. M (G3, P2, A0, H2),
ditemukan keluhan yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak
aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan
seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan,
badan tarasa lemah.

45 Poltekkes Kemenkes Padang


Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. M
mengatakan sebelumnya sudah ada riwayat hipertensi sejak kehamilan
pertama pada usia 18 tahun. Ny. M juga mengatakan ada riwayat
hipertensi pada keluarga, yaitu ayah dari Ny. M. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pada Ny. M didapatkan hasil pengukuran tekanan
darah yaitu 140/100 mmHg. Saat dilakukan pengkajian psikologi, Ny.
M mengatakan merasa cemas dengan status kesehatannya sekarang.

Menurut Prawirohardjo (2013), Biasanya ibu hamil yang mengalami


hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam


kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu
diantaranya adalah Primigravida, usia ibu hamil, dan riwayat hipertensi
sebelumnya.

Radjamuda & Montolalu (2014), dalam penelitiannya mengatakan


bahwa beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan
adalah usia ibu hamil, primipara dan riwayat hipertensi sebelumnya.
Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur
kurang dari 20 tahun.

Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu hamil


dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan
Ny. M, dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat
pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah frontal,

Poltekkes Kemenkes
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.

Menurut analisa peneliti, berdasarakan pengkajian pada kedua


responden, ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya
pada responden 1 usia kehamilan trimester III, sedangkan pada
responden 2 usia kehamilan trimester II. Dari keluhan kedua
responden, sama-sama merasakan nyeri kepala, tengkuk terasa
berat,badan terasa lemah. Tapi pada responden 2 di dapatkan keluhan
kadang-kadang tampak berkunang-kunang.

Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan


yang dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami responden.
penyebab hipertensi dalam kehamilan yang dialami responden 1 dan
responden 2 adalah usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun
riwayat hipertensi sebelumnya, serta riwayat keturunan.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada responden 1 hipertensi


terjadi pada trimester 3, sedangkan pada responden 2 hipertensi di
temukan pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam
urin, berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tanda-
tanda preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan keluhan yang dirasakan responden, diantaranya adalah


nyeri. menurut Prawirohardjo (2013), menyebutkan ibu hamil yang
mengalami hipertensi dapat terjadi perubahan neurologik. Perubahan
tersebut dapat berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil
hipertensi tersebut terjadi karena terjadinya kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah

Poltekkes Kemenkes
penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan
nyeri.

Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-kadang


penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut Prawirohardjo (2013),
gangguan visus terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi karena
kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ, salah
satunya adalah pada retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan
penglihatan kabur.

Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu hati yang


dirasakan responden adalah kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol
dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan
pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan aliran darah
ke hati, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati.
Tetapi didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada
responden adalah adanya riwayat magh yang dimiliki responden,
setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit karena naik asam lambung.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N, diagnosa
yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M,
diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi,nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas

Poltekkes Kemenkes
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan


beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis, risiko cedera dengan faktor risiko internal (disfungsi integrasi
sensori), intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi.

Berdasarkan teori, diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada


pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan berdasarkan kasus yang
diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat disimpulkan hasil diagnosa
keperawatan yang didapatkan sesuai dengan teori diantaranya adalah
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi, nyeri akut, intoleransi aktivitas, ansietas, dan defisiensi
pengetahuan.

Menurut NANDA (2015), risiko ketidakefektifan perfusi jaringan


serebral adalah beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan
serebral yang mengganggu kesehatan, dengan salah satu faktor
resikonya adalah hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut
didapatkan tekanan darah diatas normal, merasakan pusing dan nyeri
pada kepala, Sehingga diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral dapat ditegakkan.

Poltekkes Kemenkes
Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan,
awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai
dengan adanya bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar
periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang
prilaku nyeri dan perubahan pada parameter fisiologis.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut
merasakan pusing dan nyeri pada kepala, bukti nyeri dengan
menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan
tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada
tekanan darah, Sehingga diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.

Prawirohardjo (2013) dan Reeder (2011), juga menyebutkan akibat


adanya vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik pada ibu hamil
hipertensi, maka hal ini bisa menyebabkan penurunan pompa darah
ventrikel, sehingga hal tersebut menyebabkan penurunan curah
jantung. Akibat dari hal tersebut merupakan penurunan oksigen ke
jaringan, sehingga menyebabkan kelelahan dan tidak mampu
melakukan suatu aktivitas secara efektif.

Menurut NANDA (2015) intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Hal tersebut ditandai dengan keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas, respon tekanan darah abnormal
terhadap aktivitas.

Poltekkes Kemenkes
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada
Ny. M didapatkan hasil pengkajian yaitu Ny. M merasakan pusing
setelah banyak beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang
merasakan pandangan seperti berkunang-kunang dan aktivitas
membutuhkan bantuan. Akibat adanya ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas secara efektif, maka diagnosa intoleransi aktivitas
dapat ditegakkan.

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada


dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan
keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut
anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut
untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

Menurut NANDA (2015), ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau


kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kai
tidak spesifik) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Ibu hamil dengan
hipertensi dapat merasakan kecemasan karena peningkatan tekanan
darah dapat menyebabkan perubahan psikologis pada ibu hamil. Hal
tersebut ditandai dengan Mengekspresikan kekhawatiran akibat
perubahan dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat,
peningkatan kekhawatiran, dan perasaan takut.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


ke dua responden tersebut dapat di ketahui adanya masalah pada
psikologis ibu hamil, yaitu perasaan tidak adekuat, peningkatan
kekhawatiran, dan perasaan takut dengan keadaannya saat ini dan
takut jika melahirkan dengan di operasi, sehingga dalam kasus ini
diagnosa keperawatan ansietas bisa ditegakkan. Reeder dkk (2011),

Poltekkes Kemenkes
menyebutkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan
melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor
risiko tersebut.

Menurut NANDA (2015), defisiensi pengetahuan adalah ketiadaan


atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Hal tersebut ditandai dengan ketidakakuratan melakukan tes,
ketidakakuratan melakukan perintah, kurang pengetahuan, prilaku
tidak tepat.

Setyawati (2015), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tingkat


pendidikan juga berpengaruh dengan hipertensi pada wanita hamil.
Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMP kebawah, terdapat
risiko sebesar 1,6 kali untuk hipertensi dibandingkan pada ibu dengan
tingkat pendidikan SMP keatas. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dalam upaya pencegahan, deteksi dini ataupun
pengobatan hipertensi yang mungkin terjadi. Kurangnya pengetahuan
ini membuat ibu kurang atau tidak peduli dalam pencegahan maupun
pengobatan hipertensi pada kehamilan.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian pada ke dua


responden didapatkan hasil bahwa responden belum mendapatkan
informasi tentang hipertensi dalam kehamilan dari petugas kesehatan,
serta ke dua responden tersebut tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, sehingga dari pengkajian tersebut diagnosa
defisiensi pengetahuan dapat ditegakkan.

Berdasarkan askep teoritis yang dibahas pada halaman sebelumnya,


ada beberapa diagnosa yang tidak ditemukan pada ke dua kasus yang
diteliti, diantaranya adalah ketidak efektifan pola nafas, intoleransi
aktivitas dan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.

Poltekkes Kemenkes
NANDA (2015), defenisi ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi
atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat. Ketidakefektifan
pola nafas pada ibu hamil dengan hipertensi terjadi karena kerusan
vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan
hal tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga
ibu hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan NANDA tahun
2015 ada beberapa batasan karakteristik yang digunakan agar kita bisa
mengangkat diagnosa tersebut. Faktor risiko pada diagnosa
ketidakefektifan pola nafas adalah : perubahan kedalaman pernapasan,
perubahan ekskursi dada, penurunan tekanan ekspirasi, peurunan
tekanan inspirasi, peneurunan pentilasi seenit, penurunan kapasitas
vital, dispnea, pernapasan cuping hidung, pernapsan bibir, ortopnea,
fase ekspirasi memanjang, takipnea, penggunaan otot aksesorius untuk
bernafas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan batasan karakteristik
seperti yang dijelaskan diatas karena kerusan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik belum menyebabkan
perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal tersebut
menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu hamil
akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko
ketidakefektifan pola nafas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan akan terjadi vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
yang menyebabkan pompa darah ventrikel kiri menurun dan terjadi
penurunan curah jantung. Jika hal tersebut terjadi maka ibu hamil akan

Poltekkes Kemenkes
merasakan kelelahan saat beraktivitas karena oksigen ke jaringan tidak
adekuat sehingga hal tersebut menyebabkan intoleransi aktivitas pada
ibu hamil dengan hipertensi. Intoleransi aktivitas ditandai dengan
respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekwensi
jantung abnormal terhadap aktivitas, ketidaknyamanan saat
beraktivitas, dispnea setelah beraktifitas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan manifestasi dispnea
dan frekwensi jantung yang abnormal setelah beraktivitas. Berdasarkan
data diatas diagnosa intoleransi aktivitas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


merupakan suatu keadaan yang berisiko mengalami penurunan
sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien
dengan hipertensi pada kehamilan, terjadi kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik, sehingga hal ini
menyebabkan gangguan perfusi organ, sehingga bisa terjadi yang
mengakibatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Penurunan
sirkulasi ke perifer ditandai dengan pengisian kapiler lebih dari 3 detik,
warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan, nyeri
ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia.
Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus
hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan pengisian kapiler
lebih dari 3 detik, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di
turunkan, nyeri ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan
prestasia karena oksigen pada ibu hamil masih cukup baik untuk
diedarkan keseluruh tubuh, apabila terjadi ketidakadekuatan suplai
oksigen ke jaringan maka akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel
diperifer yang dimanifestasikan perubahan warna kulit dan pengisian
kapiler yang melambat. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak dapat ditegakkan

Poltekkes Kemenkes
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N dan Ny. M
didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yang muncul,
yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, rencana tindakan yang
akan dilakukan adalah : pantau tekanan darah, menganjurkan
mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah, anjurkan istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan
untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress,
menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu
masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologis rencana tindakan terdiri
dari: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai
nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV.

Poltekkes Kemenkes
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M, yaitu pada diagnosa
intoleransi aktivitas, intervensi yang telah disusun adalah:
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai, membantu responden atau
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden (Bulechek, dkk 2016).

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada


diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
intervensi yang akan dilakukan diantaranya : gunakan pendekatan yang
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku
responden, anjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi
tekanan, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik,
meditasi dan bernafas dalam), anjurkan untuk menciptakan lingkungan
yang nyaman, dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada


diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang akan dilakukan
diantaranya : identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, sediakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau
pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah
pengetahuan responden.

Menurut analisa peneliti salah satu intervensi untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan adalah dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan pada responden. Hal tersebut dapat meningkatkan

Poltekkes Kemenkes
pengetahuan pada responden, sehingga faktor risiko dari hiertensi
dalam kehamilan dapat di minimalisir atau bahkan dapat dicegah.

4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang telah
direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral, implementasi yang telah dilakukan adalah :
pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang
cukup, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik
relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut adalah


pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri,
melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri,
memberikan informasi pada responden mengenai penyebab nyeri,
mengajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik
relaksasi, terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik
dan menonton TV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
untuk istirahat dengan berbaring ke sebelah kiri, dan melakukan
pengukuran TTV.

Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri. salah

Poltekkes Kemenkes
satu cara untuk menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan
oksigen ke jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah
baring di rumah dengan posisi sering miring kekiri.

Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa implementasi yang dapat


dilakukan untuk menghilangkan nyeri yaitu tehnik distraksi dan
relaksasi. Teknik distraksi diantaranya adalah Bernafas lambat dan
berirama, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, mendorong
untuk menghayal, menonton televise. Tehnik relaksasi yaitu tehnik
pelemasan otot sehingga akan mengurangi ketegangan pada otot yang
akan mengurangi rasa nyeri. Tehnik yang dilakukan berupa nafas dalam
secara teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui
hidung dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut.

Radjamuda (2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk menurunkan


tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi non farmakologi
salah satunya adalah dengan terapi musik. Pemberian terapi musik
efektif dalam menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan teori dan hasil penelitian


implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri, dan berdasarkan
kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M dapat disimpulkan
implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori,
diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu teknik nafas dalam dan
teknik mengalihkan perhatian dengan melakukan beberapa kegiatan
seperti menonton tv, dan mendengarkan musik.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi aktivitas


adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan, membantu responden atau keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, membantu

Poltekkes Kemenkes
respondenuntuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden.

Menurut Reeder (2011), intoleransi aktivitas bisa dialami oleh ibu


hamil dengan hipertensi, hal ini disebabkan karena oksigen ke jaringan
menurun, sehingga menyebabkan ibu hamil mudah kelelahan dan tidak
mampu melakukan aktivitas secara efektif.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik, karena Ny. M mengalami intoleransi dalam beraktivitas, maka
ibu hamil dengan hipertensi sangat dianjurkan untuk istirahat yang
cukup, menganjurkan responden untuk melakukan aktivitas yang
mampu dilakukan, dan menganjurkan keluarga membantu kebutuhan
responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ansietas adalah


menggunakan pendekatan yang menenangkan, menganjurkan
melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, mengajarkan
dan menganjurkan teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan
mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden
untuk mengambil posisi yang nyaman.

Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah ansietas. Hal ini
terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan darah, sehingga terjadi
perubahan psikologis pada ibu hamil, dan menyebabkan kecemasan
serta perasaan khawatir pada ibu hamil tersebut. Menurut analisa
peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny.

Poltekkes Kemenkes
N dan Ny. M merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena hal
tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa defisiensi pengetahuan


memberikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai
hipertensi dalam kehamilan, memberikan penyuluhan tentang nutrisi
pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu
hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin dan menghindari makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah defisiensi
pengetahuan. Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu hamil dengan
hipertensi tersebut tidak mengetahui penyebab dan penanganan dari
hipertensi.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik karena Ny. N dan Ny. M mengatakan belum mendapatkan
informasi tentang hipertensi pada kehamilan dari petugas kesehatan,
maka salah satu implementasi yang dilakukan adalah memberikan
penyuluhan tentang hipertensi pada ibu hamil serta nutrisi yang baik
bagi ibu hamil yang mengalami hipertensi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dilakukan selama 5 hari, hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian nyeri akut dan intoleransi
aktivitas dilakukan selama 4 hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi
aktivitas tersebut sudah dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah
dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi

Poltekkes Kemenkes
keperawatan dan implementasi dilanjutkan sampai hari ke empat. Hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian.

Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa ansietas


dan defisisensi pengetahuan sudah dilakukan selama 3 hari. Masalah
ansietas sudah dapat teratasi sebagian pada hari kedua, sedangkan
diagnosa defisiensi pengetahuan sudah dapat teratasi pada hari ketiga,
setelah dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada
intervensi keperawatan.

Berdasarkan teori dan penelitian ibu hamil dengan hipertensi, dan


berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat di
evaluasi berdasarkan implementasi yang dilakukan. Evaluasi tersebut
diantaranya adalah : nyeri yang dirasakan responden berkurang,
responden istirahat dengan cukup, kecemasan berkurang, dan
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan tindakan
untuk perawatan dirumah.

Poltekkes Kemenkes
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dan
Ny. M dengan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas
Andalas kota Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa:
Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak
terasa berat, nyeri perut, pandangan seperti berkunang-kunang. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis.
Kehamilan pertama Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Keluarga Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Pada pengkajian psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas,
khawatir dan takut.

Ny. M 28 tahun G3 P2 A0 H2 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak


terasa berat, nyeri ulu hati, pandangan seperti berkunang-kunang, tidak
nafsu makan, serta mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
TD 140/ 90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama Ny. M juga
memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Keluarga Ny. M juga
memiliki riwayat hipertensi yaitu ayah Ny. M. Pada pengkajian
psikologis Ny. M juga mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit hipertensi


dalam kehamilan sebanyak 5 diagnosa. Berdasarkan kasus, diagnosa
yang muncul pada Ny. N ada 4 diagnosa yaitu risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi, dan Ny. M 5 diagnosa. Diagnosa
keperawatan yang peneliti temukan pada Ny. Madalah perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan

62Poltekkes Kemenkes Padang


63

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan


dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah
keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa kasus a) melakukan manajemen nyeri dengan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, kompres hangat, dan
pengalihan perhatian, b) melakukan pengukuran TTV, c) menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, d) ubah posisi dengan posisi lebih
sering miring kiri, e) menganjurkan responden istirahat yang cukup, bagi
responden dan meletakkan benda yang sering digunakan dalam
jangkauan responden, f) pengurangan kecemasan, g) melakukan
penyuluhan pada ibu hamil dengan hipertensi, h) menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke
pelayanan kesehatan.

7. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang


telah disusun. Implementasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M masing-
masing dilakukan selama 6 hari. Implementasi keperawatan yang di
lakukan kepada Ny. N sama dengan Ny.M yaitu untuk diagnosa risiko
ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral yaitu melakukan pengukuran
tekanan darah, mengajarkan manajemen stress, memberikan penkes
tentang diit hipertensi pada ibu hamil, menganjurkan melakukan
pemeriksaan secara rutin. Nyeri akut tindakan yang dilakukan
diantaranya pengkajian nyeri secara komprehensif, melakukan observasi
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,mengajarkan prisip-
prinsip manajemen nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang
cukup dengan posisi sering miring ke kiri, dan melakukan pengukuran
TTV. Untuk diagnosa resiko cedera implementasi yang dilakukan
diantaranya adalah dengan menganjurkan untuk menciptakan lingkungan
yang aman bagi responden, menganjurkan responden untuk banyak
istirahat dan menganjurkan keluarga untuk membantu responden dalam

Poltekkes Kemenkes Padang


melakukan kegiatannya. Untuk diagnosa ansietas implementasi yang
telah dilakukan diantaranya adalah mengajarkan teknik relaksasi dan
pengalihan perhatian. Untuk diagnosa defisiensi pengetahuan,
implementasi yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan
penyuluhan tentang hipertensi dalam kehamilan serta menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke
pelayanan kesehatan.

8. Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri
kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri
akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. N mengatakan nyeri berkurang, Ny.
N tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri, tekanan darah
menurun. Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. N
mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny. N mengatakan telah
melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan teknik nafas dalam
dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada diagnose defisiensi
pengetahuan ditemukan Ny. N mengatakan telah memahami tentang
penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan akan
melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. M dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri
kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri
akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. M mengatakan nyeri berkurang, Ny.
M tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri. Hasil evaluasi
pada diagnosa intoleransi aktivitas Ny. M istirahat dengan cukup,
meminta bantuan keluarga melakukan aktivitas. Hasil evaluasi pada
diagnosa ansietas ditemukan Ny. M mengatakan kecemasan sudah
berkurang, Ny. M mengatakan telah melakukan manajemen ansietas,
seperti melakukan teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil
evaluasi pada diagnosa defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. M

Poltekkes Kemenkes
mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam
kehamilan, Ny. M mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin
ke pelayanan kesehatan.

B. Saran
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada semua
staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal dan
meningkatkan mutu dalam pelayanan di puskesmas.
2. Bagi Ruang KIA
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi perawat di ruang KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara
profesional bagi ibu hamil dengan hipertensi.
3. Bagi instiusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan
perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode
etik keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan
mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan
dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu
memahami masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan benar.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

Poltekkes Kemenkes
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar


Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC


Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian
edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :
Dinas Kesehatan Kota Padang.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 9 Januari
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni
2017

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika


Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5thIndonesian
Edition , ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.


Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

Poltekkes Kemenkes Padang


Nursalam. 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 11 januari
2017

Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit
Jiwa Prof. DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume
2 Nomor 1. Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses
tanggal 10 januari 2017

Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:


Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, &
Keluarga: Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Dalam Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 03 Juni 2017
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 03 Maret 2017
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 januari
2017

Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media

Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
.

Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes
Poltekkes Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai