Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 1
1. APOLONIA RATNA DERAN ROTOK
2. ADELBERTUS DERU
3. AMBROSIUS BUSA PASO
4. DESAK MADE PUTRI PURNAMA DEWI
5. DEZY FREDELIN RIHI
6. DICKY DESMAN LAK APU
7. DONER ELFIUS LAFU
BAB I PENDAHULUAN
Etiologi:
1. Faktor endokrin
2. Metabolik
3. Imunologi
4. Stres pisikologis
Gejala Klinis
• Tingkat I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.
• Tingkat II: Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit
lebih menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.
• Tingkat III: Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi menurun
dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai Encephalopathy
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. (Marlin, D. 2016).
Komplikasi
1. Malnutrisi
2. Gangguan fungsi hati dan ginjal
3. Sindrom Mallory-Weiss, yaitu terjadinya
robekan pada dinding dalam kerongkongan
(esofagus)
4. Muntah darah, yang disebabkan oleh
penderahan dari robekan di kerongkongan
5. Cemas dan depresi
Pemeriksaan Diagnostik
Identitas Pasien
Ny. F U mengatakan
sudah pernah hamil 1
kali pada tahun 2019, G2P0A1 UK. 9-10 minggu dengan
namun mengalami Hiperemesis Gravidarum
abortus pada usia
kehamilan 3-4 minggu.
PEMERIKSAAN FISIK
Evaluasi:
1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan
Berdasarkan kriteria waktu yang ditentukan yaitu 1x30 menit
masalah keperawatan ini menjadi teratasi. Setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan intervensi kolaborasi, didapatkan data
serta respon pasien yang sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai,
yaitu setelah 30 menit perawatan sudah tidak terdapat lagi gangguan
rasa nyaman
2. Nausea b.d kehamilan
Berdasarkan kriteria waktu yang ditentukan yaitu selama 3x24 jam
(sejak tanggal 11 Januari s.d 14 Januari 2022) ditemukan hasil
masalah keperawatan ini teratasi. Setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan intervensi kolaborasi selama 3 hari berturut-turut
didapatkan data dan respon pasien tidak terdapat lagi nausea.
BAB V
Simpulan:
Pada pasien Ny. F U umur 32 tahun G2P0A1 UK. 9-
10 minggu dengan diagnosa hiperemesis
gravidarum, didapatkan diagnosa keperawatan
prioritas, yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan, masalah
keperawatan teratasi pada hari pertama (30
menit) perawatan, setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan intervensi kolaborasi.
2. Nausea b.d kehamilan, masalah keperawatan
teratasi pada hari ketiga perawatan setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan intervensi
kolaborasi.
DICHARGE PLANNING
• Makan dengan menu bergizi seimbang dalam
porsi kecil sepanjang hari dibanding makan
sehari 3x dengan porsi besar.
• Hindari mengkonsumsi makanan dengan
penyedap rasa yang berlebihan
• Tingkatkan asupan vitamin B6 dan B12 sesuai
indikasi.
• Hindari hal-hal yang memicu stres dan rasa mual