Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SEMINAR KASUS

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


PADA KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG VK-NIFAS RSUD S. K. LERIK KOTA KUPANG

KELOMPOK 1
 
1. APOLONIA RATNA DERAN ROTOK
2. ADELBERTUS DERU
3. AMBROSIUS BUSA PASO
4. DESAK MADE PUTRI PURNAMA DEWI
5. DEZY FREDELIN RIHI
6. DICKY DESMAN LAK APU
7. DONER ELFIUS LAFU
BAB I PENDAHULUAN

Data WHO menunjukkan jumlah kejadian hiperemesis


Data WHO gravidarum mencapai 25,5% dari jumlah seluruh kehamilan
di dunia (WHO 2013, dalam Frelestanty, E. 2020).

Tidak ada data yang pasti mengenai angka kejadian


hiperemesis gravidarum di Indonesia. Namun, sebuah
Data Indonesia literatur menuliskan angka 1-3% dari seluruh kehamilan.
(
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/hi
peremesis-gravidarum/epidemiologi
)
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada
Data Di Ruang VK- tanggal 18 Januari 2022 di ruang rawat VK/Nifas RSUD
NIFAS S.K. Lerik Kota Kupang didapatkan data jumlah ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum pada tahun 2021 berjumlah
62 kasus (9,78%).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan
muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa
kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan
cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari dan membahayakan janin dalam kandungan
(Kadir et al, 2019).

Etiologi:
1. Faktor endokrin
2. Metabolik
3. Imunologi
4. Stres pisikologis
Gejala Klinis
• Tingkat I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.
• Tingkat II: Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit
lebih menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.
• Tingkat III: Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi menurun
dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai Encephalopathy
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. (Marlin, D. 2016).
Komplikasi

1. Malnutrisi
2. Gangguan fungsi hati dan ginjal
3. Sindrom Mallory-Weiss, yaitu terjadinya
robekan pada dinding dalam kerongkongan
(esofagus)
4. Muntah darah, yang disebabkan oleh
penderahan dari robekan di kerongkongan
5. Cemas dan depresi
Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan darah lengkap: mendeteksi


penyulit seperti anemia, infeksi
2. Ureum, kreatinin: dilakukan bila dicurigai
ada gangguan ginjal
3. Elektrolit: pada kasus berat bisa terjadi
electrolyte imbalance
4. GDS: dicurigai terjadi hipoglikemia
5. SGOT, SGPT
6. Kultur Urine
Penatalaksanaan
• Edukasi tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yg fisiologik
• Edukasi mual muntah adalah gejala yg fisiologis dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan
• Anjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering
Obat-obatan:
• Sedativa: phenobarbital
• Vitamin: Vitamin B1dan B6 atau B kompleks
• Antihistamine
• Anti emetik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan


b. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d
muntah
c. Nausea b.d kehamilan
d. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutirn
e. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
BAB III TINJAUAN KASUS

Identitas Pasien

• NamaInisial : Ny. F. U Panggilan : Ny. F


• Umur : 32 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan: S1
• Pekerjaan : Guru
• Suku/bangsa : Alor/Indonesia
• Status perkawinan :Menikah
• Alamat : Kayu Putih
• Penanggung biaya : BPJS
RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit Saat
KELUHAN UTAMA
Ini

Mual dan Muntah ± 1 minggu SMRS. Pada tanggal 10


Mual dan Muntah Januari 2022 pasien mengalami mual dan muntah > 5
kali/hari. Muntah tiap kali makan/minum. Badah terasa
lemah, pusing, nyeri ulu hati, nyeri terasa seperti tertusuk-
tusuk, hilang timbul (tidak menetap). Skala nyeri 4 (dari
rentang 1-10). Oleh keluarga, pasien dibawa ke RSU S.K
Lerik pada pukul 20.30 WITA untuk mendapat pengobatan.
Di UGD pasien mendapat terapi IVFD RL 28 tts/mnt,
Ondansentron 1 amp IV, dan Ranitidin 1 amp. IV. Hasil
pemeriksaan penunjang pada tanggal 10 Januari 2022
didapatkan hasil pemeriksaan darah lengkap dalam rentang
normal dan HBs.Ag non reaktif. Pasien tiba diruang
VK/Nifas pada pukul 23.50 WITA dengan KU tampak
lemah. TTV. TD. 103/69 mmHg, N. 76 x/mnt, T. 36,7 °C,
RR. 20 x/mnt. Terpasang IVFD RL 28 tts/mnt.
Riwayat Obstetri
Diagnosa Medic
Yang Lalu

Ny. F U mengatakan
sudah pernah hamil 1
kali pada tahun 2019, G2P0A1 UK. 9-10 minggu dengan
namun mengalami Hiperemesis Gravidarum
abortus pada usia
kehamilan 3-4 minggu.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra normal,


lapang pandang jelas.
2. Wajah: tidak sembab, tidak tampak cloasma gravidarum
3. Mulut: mukosa lembab
4. Dada dan axilla: Mammae membesar, papilla mammae
menonjol
5. Pola nafas: teratur, tidak tampak penggunaan otot bantu
pernapasan
6. Abdomen: TFU dan Leopold: belum teraba
7. Vulva dan perineum: tidak ada varises, tidak ada edema, tidak
ada pengeluaran pervaginam
8. Anus: tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas: Reflek patella (+)
Terapi Yang Didapatkan

No Jenis Obat Dosis


1 IVFD RL 28 tts/mnt
2 Ondansentron Inj. 3x1 amp IV
3 Ranitidin Inj. 2x1 amp IV
Analisa data
No Tanggal Data Data Objektif Etiologi Problem
Subjektif
1 11 • Ibu mengeluh •G2P0A1 UK. 9-10 minggu Kehamilan Gangguan rasa
tidak nyaman •Gelisah
Januari saat beraktivitas nyaman
2022 • Ibu mengeluh
•Ekspresi wajah tampak
lelah saat meringis/merintih
beraktivitas •TTV.
• Ibu mengeluh TD. 110/69 mmHg
tidak mampu N. 62 x/mnt
rileks
• Ibu mengeluh
mual dan
muntah
2 11 •Pasien •Mual (+) Kehamilan Nausea
mengatakan •Muntah (+)
Januari mual dan •Saliva meningkat
2022 muntah •Tampak lemah
frekuensi > 5 •Nyeri tekan daerah epigastrium
kali/hari. (+)
Muntah isi •G2P0A1 UK. 9-10 minggu
makanan yang
dimakan.
N Tanggal Data Subjektif Data Objektif Etiologi Problem
o
3 11 -Pasien mengatakan •Mual (+) Ketidakmamp Defisit Nutrisi
Januari nafsu makan menurun •Muntah (+) uan
- Pasien mengatakan •Tampak lemah
2022 mengabsorpsi
mual dan muntah •Nyeri tekan daerah
frekuensi > 5 epigastrium (+) nutrien
kali/hari. Muntah isi •BB sebelum hamil 48
makanan yang kg. BB selama hamil 45
dimakan. kg.
- Pasien mengatakan
nyeri ulu hati
- Pasien mengatakan
terjadi penurunan BB
sebanyak 3 kg selama
hamil
- Pasien mengatakan
badan terasa lemah
N Tanggal Data Subjektif Data Objektif Etiologi Problem
o

4 11 -Pasien mengatakan Tampak lemah Kelemahan Intoleransi


Januari badan terasa lemah Pasien tampak aktivitas
Pasien mengatakan tiduran/berbaring
2022
merasa tidak nyaman ditempat tidur
setelah beraktivitas TTV.
Pasien mengatakan TD. 110/69 mmHg
pemenuhan kebutuhan N. 62 x/mnt
aktivitas dibantu
sebagian oleh suami
1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan
DIAGNOSA 2. Nausea b.d kehamilan
KEPERAWATAN 3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

PRIORITAS 1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan


DIAGNOSA 2. Nausea b.d kehamilan
KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
Diagnosa ini tidak menjadi diagnosa prioritas karena
menurut kelompok, dengan penatalaksanaan 1 etiologi yang
sama atau hampir sama (gangguan rasa nyaman dan nausea)
otomatis diagnosa keperawatan defisit nutrisi ini menjadi ikut
teratasi.

2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah


Pada tinjauan kasus tidak diangkat masalah keperawatan ini
karena pada penanganan awal yang dilakukan di ruang gawat
darurat sudah langsung mengatasi dan mencegah terjadinya
gangguan elektrolit dimana terapi cairan langsung diberikan
yaitu IVFD RL 28 tts/mnt.
TANG NO DIAGNOSA
GAL KEPERAWATA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
N & DATA (Sumatif)
PENDUKUNG
GOAL OBJECTIVE KRITERIA HASIL

11 1. Gangguan Gangguan Dalam waktu 1x30 Perawatan 09:20 12:30


Janua rasa menit perawatan
rasa nyaman Kenyamanan : 1. Mengkaji karakteristik S : pasien
ri pasien akan
b.d nyaman Observasi mual dan muntah mengatakan
2022 menunjukkan:
kehamilan menjadi Status Kenyamanan -Identifikasi gejala 2. Mengkaji faktor penyebab merasa
d.d teatasi - Keluhan tidak yang tidak mual dan muntah nyaman
DS: selama nyaman (5) menyenangkan (mis. 10:05 setelah
dalam - Gelisah (5)
-Ibu Mual, nyeri) 3. Menganjurkan pasien untuk mendapat
perawatan - Mual (5)
mengeluh - Merintih (5) Terapeutik istrahat dan tidur cukup terapi (5)
tidak nyaman Keterangan: -Berikan posisi yang 4. Mengajarkan teknik O : Ekspresi
saat 1. Meningkat nyaman relaksasi napas dalam wajah rileks
2. Cukup meningkat
berattivitas -Ciptakan lingkungan untuk mengatasi mual dan (5), Tidak
3. Sedang
-Ibu 4. Cukup menurun yang nyaman muntah gelisah (5),
mengeluh 5. Menurun -Dukungan keluarga 5. Menganjurkan keluarga Mual
lelah saat terlibat dalam pasien untuk menggantikan berkurang (5)
beraktivitas terapi/pengobatan pakaian pasien jika terkena TTV : TD 107/68
-Ibu Edukasi muntahan mmHg, N 66
mengeluh -Ajarkan terapi 12:00 x/mnt, S
tidak mampu relaksasi 6. Melakukan kolaborasi dalam 36,2C, RR 20
rileks -Ajarkan latihan pemberian obat x/mnt
-Ibu pernapasan antiemetik : Melayani A : Masalah
mengeluh -Ajarkan teknik injeksi ondansentron 1 amp teratasi
mual muntah distraksi dan imajinasi IV P : Intervensi
DO: terbimbing dihentikan
-G2P0A1 UK Kolaborasi
9-10 minggu -Kolaborasi pemberian
-Gelisah obat injeksi golongan
-Ekspresi histamin H2-receptor
wajah tampak (Ranitidin 1 amp IV)
meringis/mer
intih
-TTV : TD
110/69mmHg
TANGG NO DIAGNOSA KEPERAWATAN &
AL DATA PENDUKUNG INTERVENSI IMPLEMENTASI

GOAL OBJECT KRITERIA


IVE HASIL
11 2 Nausea b.d kehamilan d.d Nausea Dalam waktu 3x24 Manajemen Mual 09:15
Januari jam perawatan
DS menjadi Observasi Mengidentifikasi gejala
2022 pasien akan
-Pasien mengatakan mual teratasi menunjukkan:
-Identifkasi mual (frekuensi, durasi, yang tidak
muntah frekuensi > 5 selama Tingkat Nausea dan tingkat keperahan) menyenangkan
kali/hari. Muntah isi makanan dalam -Nafsu makan (5) Terapeutik 09:25
yang dimakanan perawatan Keterangan : -Kendlikan faktor penyebab mual (mis. Mengatur posisi yang
1. Menurun
-Pasien mengatakan tidak ada Bau tidak sedap, suara dan rangsangan nyaman bagi
2. Cukup
nafsu makan menurun visual yang tidak meyenangkan) pasien
DO : 3. Sedang Edukasi 09:30
-Mual (+) 4. Cukup -Anjurkan istrahat dan tidur yang Mengatur suhu
meningkat
-Muntah (+) cukup ruangan,
5. Meningkat
-Saliva - Keluhan mual -Ajarkan sering membersihkan mulut, pencahayaan, dan
-Menigkat (5) kecuali jika merangsang mual memberitahu
-Tampak lemah - Muntah (5) -Ajarkan teknik non farmakologi untuk keluarga pasien
-Nyeri tekan daerah - Julah saliva mengatasi mual (mis. relaksasi) untuk mengurangi
epigastrium (+) Keterangan : Kolaborasi kebisingan agar
-G2P0A1 UK 9-10 minggu 1. Meningkat -Kolaborasi pemberian antiemetik pasien dapat
2. Cukup Manajemen Muntah beristirahat
meningkat Observasi 10:00
3. Sedang -Identifikasi karakteristik muntah (mis. Melakukan kolaborasi
4. Cukup Warna, konsistensi, adanya darah, dalam pemberian
menurun waktu, frekuensi, dan durasi) obat ijeksi
5. Menurun -Identifikasi faktor penyebab muntah golongan histamin
Terapeutik H2-receptor
-Kontrol lingkungan penyebab muntah antagonist
-Atur posisi untuk mencegah muntah (memberi injeksi
-Pertahankan kepatenan jalan napas Ranitidin 1 amp
-Berikan kenyamanan selama muntah IV)
(mis. sediakan pakaian kering bersih)
Edukasi
-Anjurkan memperbanyak istrahat
-Anjurkan penggunaan teknik non
farmakologi
Kolaborasi
EVALUASI
 
2. 14 Nausea b.d Jam 07.00
Januari kehamilan S = Pasien mengatakan nafsu makan membaik
2022 (5), tidak mual (5), tidak muntah (5).
 
O = Pasien bisa menghabiskan 1 porsi
 
makanan yang disediakan (5); Pasien tampak
  rilex. Saliva berkurang (5). Hasil TTV. TD.
  108/76 mmHg, N. 78 x/mnt, RR. 20 x/mnt, T.
 
36,2 °C
A = Masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan.
BAB IV
Pembahasan
Pada tinjauan kasus, didapatkan keluhan ibu mual dan muntah ± 1
minggu SMRS. Frekuensi > 5 kali/hari. Muntah tiap kali
makan/minum. Badah terasa lemah, pusing, nyeri ulu hati, nyeri terasa
seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul (tidak menetap). Skala nyeri 4
(dari rentang 1-10). BB sebelum hamil 48 kg, selama hamil 45 kg.

Pada tinjauan pustaka, keluhan yang muncul pada kasus Hiperemesis


gravidarum tingkat I, diantaranya muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, BB menurun, dan merasa nyeri epigastrium (Marlin, D. 2016)

Antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak terjadi kesenjangan.


Menurut kelompok, Mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil, bisa
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. 
Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,
lemah, dan berisiko mengalami dehidrasi.
INTERVENSI DAN
IMPLEMENTASI

Semua intervensi yang dipilih diimplementasikan pada pasien


sesuai dengan diagnosa keperawatan yang diangkat dan tidak
ada hambatan dalam mengimplementasikan rencana tindakan
untuk mengatasi masalah/respon dari pasien.

Evaluasi:
1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan
Berdasarkan kriteria waktu yang ditentukan yaitu 1x30 menit
masalah keperawatan ini menjadi teratasi. Setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan intervensi kolaborasi, didapatkan data
serta respon pasien yang sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai,
yaitu setelah 30 menit perawatan sudah tidak terdapat lagi gangguan
rasa nyaman
2. Nausea b.d kehamilan
Berdasarkan kriteria waktu yang ditentukan yaitu selama 3x24 jam
(sejak tanggal 11 Januari s.d 14 Januari 2022) ditemukan hasil
masalah keperawatan ini teratasi. Setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan intervensi kolaborasi selama 3 hari berturut-turut
didapatkan data dan respon pasien tidak terdapat lagi nausea.
BAB V
Simpulan:
Pada pasien Ny. F U umur 32 tahun G2P0A1 UK. 9-
10 minggu dengan diagnosa hiperemesis
gravidarum, didapatkan diagnosa keperawatan
prioritas, yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman b.d kehamilan, masalah
keperawatan teratasi pada hari pertama (30
menit) perawatan, setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan intervensi kolaborasi.
2. Nausea b.d kehamilan, masalah keperawatan
teratasi pada hari ketiga perawatan setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan intervensi
kolaborasi.
DICHARGE PLANNING
• Makan dengan menu bergizi seimbang dalam
porsi kecil sepanjang hari dibanding makan
sehari 3x dengan porsi besar.
• Hindari mengkonsumsi makanan dengan
penyedap rasa yang berlebihan
• Tingkatkan asupan vitamin B6 dan B12 sesuai
indikasi.
• Hindari hal-hal yang memicu stres dan rasa mual

Anda mungkin juga menyukai