Nirm : 1902033
Kelas : B Kebidanan
Semester : V
1. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti
yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000).
Kedudukan Ilmu Menurut Islam Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL qur’an yang memandang orang berilmu
dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi
dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
seperti tercantum dalam Al- qur’an surat Thaha ayat 114 “dan katakanlah,
tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan “. Dalam hubungan inilah konsep
membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah
sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah
yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1 sampai dengan ayat 5 yang artinya:
Filsafat merupakan kajian ilmu yang sangat dipertimbangkan dalam melakukan pelbagai
bentuk tindakan manusia.
Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari belum
dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Ungkapan Aristoteles tentang ilmu “Umat manusia menjamin urusannya untuk hidup
seharihari, barulah ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”.
Maka kegiatan ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut:
a) Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja untuk
mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk menguasainya lebih
mendalam menurut segala aspeknya.
b) Semua aspek realitas membutuhkan juga penyelidikan primer, seperti air,makanan ,
udara, cahaya, kehangatan, dan tempat tinggal tidak akan cukup untuk penyelidikan
itu.
Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau
diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi
pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial atau polis, dan melalui
agama.
Kelompok mencoba mengangkat tiga unsur pembentukan manusia. Ketiga unsur pembentuk
itu antara lain: