Anda di halaman 1dari 4

Gemilang Khusnurrokhman

H1A 008 001

Patofisologi

a. Migraine

- Tergantung dari etiologinya. Dari makanan misalnya, konsumsi telur


berlebihan, daging babi, kopi berlebihan (> 350mg/hari), konsumsi alkohol
(diduga karena efek alkoholnya), obat-obatan ( reserpin, nitrogliserin, dan
lainnya), trauma kepala, stres yang berlebihan, seperti lebih dari 1-3 hari.

- Prinsipnya ialah terkait organ intrakranial (pembuluh darah besar di otak,


duramater, nervus trigeminus (V), glossofaringeus (IX), dan vagus (X),
nervus spinal servikalis satu sampai tiga) akan terjadi vasokonstriksi dan
pada ekstrakranial (mata, orbita, sinus paranasalis, hidung, mastoid, gigi,
kulit kepala, nuchae (kuduk), dan vertebra servikal) akan berdilatasi.

- Spreading depression, yang merupakana teori dari Leao, dimana dari studi
dengan hewan percobaan, dimana kelainan ini terjadi dengan adanya
konsentrasi rendah dari ion magnesium pada bagian ekstraselular, hal ini
berkaitan dengan reseptor NMDA magnesium ion gates, keadaan rendah
magnesium dalam ekstraselular ini bisa meningkatkan sensitivitas reseptor
terhadap glutamat intrasel. Sehingga meningkatkan eksitasi untuk
terjadinya depresi dan nyeri. Keadaan ini diatasi dengan adanya keadaan
inhibisi yang bersifat transien, pada neuron di otak, antara lain dengan
influksnya ion natrium, klorida dan kalsium ke dalam sel saraf.
Mekanisme ini menyebabkan terjadinya perubahan dari adanya aktivitas
elektrik menjadi tidak ada (electrical silence) secara mendadak dan
singkat. Hal ini timbul pada migraine aura.

- Adapun peran dari beberapa nukleus di pons dan rostroventromedial


medulla yang diproyeksikan stimulusnya dari hipothalamus, ialah nukleus
lokus seruleus dan di medulla oblongata ialah nukleus rafe dorsal. Bila ada
suatu perangsangan nyeri pada daerah peka nyeri (jaringan otak bukan
daerah peka nyeri) seperti pada bagian intrakranial, seperti duramater,
akan diterima oleh nervus trigeminus, pada serabut/ serat C khususnya
nervus trigeminalis divisi oftalmikus. Dimana nervus ini berhubungan
dengan pembuluh darah besar pada duramater dan atau piamater
(trigemino vascular). Dijalarkan hingga bertemu pada ganglion trigeminal
pada medulla oblongata, kemudian turun menuju saraf servikal 2 sampai 3,
kemudian berujung pada sensory pool of C2-C3( trigemino servical) bisa
timbul keluhan pada bagian suboksipital atau area oksipital, kemudian naik
menyilang pada garis tengah jaras trigeminal dari spinal servikal,
membentuk second order neuron atau traktus quinthothalamikus, menuju
nukleus ventroposterior medial, ventrobasal dan nukleus intralaminar
dalam thalamus, periakuaduktus grissea dan hipothalamus hingga korteks
serebri.

- Nukleus lokus seruleus pada pons dan pada area medula


osteroventromedial, yang mensekresikan norepinefrin yang memicu
pelepasan 5-Hydroxytryptamine (5-HT= Serotonin) dari platelet,
norepinefrin dan serotonin yang meningkat ini menyebabkan
vasokonstriksi. Karena kadar yang tidak seimbang dari serotonin ini terus
meningkat diatas ambang karena pengaruh tidak langsung dari
norepinefrin dan akhirnya semakin banyak serotonin yang dibentuk,
semakin banyak pula serotonin ini yang dimetabolisme. Sehingga lama-
kelamaan akan menyebabkan deplesi. Kadar deplesi ini akan
menyebabkan disfungsi jaras serotonergik yang sebenarnya bersifat
menghambat nyeri yang disekresikan dari nukleus rafe dorsal, yang
seharusnya efeknya dapat dijalarkan melalui traktus spinal pada nervus
trigeminal.

- Pada keadaan duramater yang mana pembuluh-pembuluh darah besar ini


akan tersensitasi oleh sensasi nyeri, maka nervus trigeminalis divisi
oftalmikus khususnya akan menerima stimulus dari nukleus lokus
seruleus, dan nukleus rafe dorsal yang berjaras ke divisi oftalmikus,
menyebabkan stimulasi antidromik, kemudian dari situ akan berujung pada
ganglion trigeminal yang neuronnya bersifat bipolar, kemudian akan
mensekresikan vasoaktif peptida, seperti substansia P dan CGRP
(Calcitonin Gene-Related Peptide) yang berasal dari neuron-neuron
tersebut bilamana terstimulasi. Neuron-neuron dari divisi ini menginervasi
pembuluh-pembuluh darah besar duramater, dan berespon pada vasoaktif
diatas, sehingga merangsang pelepasan prostaglandin, bradikinin, hingga
histamin yang dilepaskan dari sel mast, potassium dan lainnya, yang
memicu terjadinya inflamasi, vasodilatasi, dan permeabilitas vaskular yang
meningkat. Hal ini meningkatkan terjadinya perpanjangn depolarisasi
reseptor nyeri dan penguatan aktivitas reseptor jangka panjang.

- Pada jaras dari nukleus lokus seruleus, dan nuklei trigeminal, akan
bersinaps dengan nuklei superior salivarius pada nervus kranialis ketujuh,
kemudian serat efferennya akan masuk menuju nervus petrosal superior,
hingga ganglion sphenopallatine, yang memproyeksikan jarasnya menuju
pleksus karotis hingga memberi efek vasodilatasi (karena norepinefrin,
terlalu banyak dan segera banyak pula jumlahnya yang dimetabolisme
sebagai kompensasi, norepinefrin dan beserta serotonin akan mengalami
deplesi atau berkurang) pada arteri karotis interna dan arteri karotis
eksterna.

b. Cluster Headache

Timbul diduga karena adanya disfungsi nervus simpatetik baik yang di sentral
maupun yang di perifer. Kemudian jaras nervus trigeminus khususnya divisi
oftalmikus akan tersensitasi dengan adanya suatu antidromik periodic
discharge yang belum diketahui penyebabnya, dimana terjadi vasodilatasi
pada arteri karotis interna dan eksterna, terjadi mulai adanya suatu antidromik
periodic discharge dari nervus trigeminus yang timbul respons inflamasinya
pada area yang menginervasi duramater yang mengeluarkan vasoaktif peptida,
seperti substansia P, dan CGRP (Calcitonin Gene-Related Peptide) yang dapat
meningkatkan respon inflamasi, vasodilatasi dan permeabilitas vaskuler.
Kemudian terjadi vasokonstriksi tiba-tiba yang terjadi pada arteri karotis
internal dan cabang-cabangnya. Namun fase untuk balik kembali menuju
vasodilatasi cukup lama, kurang lebih 30-120 menit bila tidak segera
diintervasi dengan terapi. Namun periode bebas itu yang belum dapat
dijelaskan terkait fase antidromik periodic discharge yang menyebabkan

c. Tension Headache
- Bisa disebabkan migrain yang berkepanjangan atau yang sifatnya
berfluktuasi. Kontraksi yang terus menerus karena suatu aktivitas, baik
bagian otot pada bagian kepala, wajah, leher, dan punggung. Nyeri kepala
biasanya bersifat jinak/benigna yang bersifat rekuren dan bisa disebabkan
karena adanya keabnormalan sentral kortikal hipothalamus atau medulla
oblongata. Namun, bisa karena penyakit kronis yang terkait kadar
serotonin sentral.

Daftar Pustaka :

Braunwald, Fauci, et al, 2008, Harrison’s Principles of Internal Medicine,


Ed. 17, Vol. 2, Page-97, McGraw-Hill Company : USA

Gillroy, John, 2000, Basic Neurology, Ed. 3, Page 123-138, McGraw-Hill


Company : USA

Anda mungkin juga menyukai