Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ANALISIS LINGKUNGAN DAN SUMBER

DAYA MANUSIA
PUSKESMAS MELONG TENGAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
Anastasia Yani Triningtyas, dr., M.Kes

Pembimbing Lapangan:
Oviyanti Eka Hapsari, dr.

Disusun Oleh :
M. Naufal Rahman (4151181407)
Audia Nur Ashifa (4151181467)
Shiva Valeska A (4151181480)
Mercy Devana H (4151181505)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
CIMAHI
2021
BAB I
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS MELONG TENGAH

VARIABEL KEADAAN SKALA


1. Luas daerah
● Luas wilayah kerja Puskesmas 1,3212 KM2 5
● Jumlah Desa/Kelurahan 16 RW 3

2. Keadaan Penduduk
● Jumlah Penduduk 31.307 jiwa 2
● Jumlah KK 9.526 KK 2
3. Keadaan Geografis
● Keadaan Geografis 100 % dataran rendah 5
● Curah hujan 50% hujan 50% kemarau 3

Kec-RW 100 % aspal


4. Sarana Penghubung 5
Kec-Kota 100 % aspal

5. Lokasi:
● Mudah dijangkau dari arus lalu lintas
● Dekat dengan pemukiman penduduk
Memenuhi 4 item
● Dekat fasilitas umum 5
● Transportasi mudah

Jumlah 30
Rata-rata 3,75 ≈ 4

Berdasarkan hasil perhitungan skala analisis lingkungan fisik daerah kerja,


Puskesmas Melong Tengah yang meliputi luas wilayah kerja, jumlah desa/kelurahan,
jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, keadaan geografis, sarana perhubungan,
dan lokasi didapatkan angka 4 sehingga dikategorikan ringan.

1
VARIABEL KEADAAN SKALA
Analisis Sosial Budaya
1. Mata pencaharian 25% pertanian, 75% karyawan
swasta, wiraswasta, 4
PNS/TNI/Polri/Pensiunan,
Pedagang
2. Pendidikan penduduk 80-90% tamat SD dan sederajat ke 4
atas
Jumlah 8
Rata-rata 4

Berdasarkan hasil perhitungan skala analisis lingkungan sosial budaya Puskesmas


Melong Tengah yang meliputi mata pencaharian dan pendidikan penduduk
didapatkan angka 4 sehingga dikategorikan ringan.
BAB II
ANALISIS SUMBER DAYA TENAGA PUSKESMAS MELONG TENGAH

Data Tenaga Puskesmas dan Nilai Keadaan


Faktor Standarisasi
Lama Rasio lama
Jumla Bekerja Faktor pendidikan Nilai keadaan
Rincian Standarisasi tenaga
No h (rata- tiap tenaga
Variabel Pendidikan dengan
(t) rata) t⦋d+(bxq)⦌
(b) tenaga pendidikan
(d) dokter
(q)
1 Dokter 2 9 20 20/20 58
2 Dokter gigi 2 8 20 20/20 56
3 Bidan 9 12 13 13/20 187,2
4 Perawat 4 12 12 12/20 76,8
5 Perawat gigi 1 12 12 12/20 19,2
6 Petugas 1 8 12 12/20 16,8
sanitasi
7 Petugas 4 13 12 12/20 79,2
laboratorium
8 Asisten 2 11 12 12/20 37,2
apoteker
9 Petugas gizi 1 20 12 12/20 24
10 Tenaga 2 24 12 12/20 52,8
administrasi
11 Pengemudi 1 10 9 9/20 13,5

Jumlah 27 620,7

Penilaian berdasarkan jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas didapatkan dari

standar tenaga puskesmas berdasarkan rata-rata melayani 30.000 penduduk dan

jumlah penduduk lebih atau kurang dari 30.000, maka diperoleh rumus akhir angka

keadaan tenaga, yaitu;

3

S 1=∑ ❑¿ ¿

t adalah jumlah tenaga masing – masing kategori, d adalah pendidikan dasar, b adalah

rata-rata lama bekerja, q adalah perbandingan lama pendidikan masing-masing tenaga

terhadap pendidikan dokter, penduduk adalah jumlah penduduk dalam puskesmas,

dan 455 adalah angka standard tenaga puskesmas.

Berdasarkan data tersebut didapatkan angka keadaan tenaga Puskesmas Melong

Tengah yaitu:

∑ ❑ [ t ( d +bq ) ]
s 1= ❑
x 1000
Pddk
455 x
30.000
620,7
s 1= ×1000
31.307
455 ×
30.000
s 1=1.307,2 ×100 %=130,7 %

Angka keadaan tenaga Puskesmas Melong Tengah dikatakan Baik, karena

didapatkan nilai SI>1000, yaitu sebesar 1.307. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja

Puskesmas Melong Tengah.


BAB III
ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS MELONG TENGAH

3.1 Program Promosi Kesehatan


3.1.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan
No Kegiatan Sasaran Pencapaian Cakupan Targe Kesenjangan Kesimpulan
(%) t (%) (%)
Dalam gedung
1 Cakupan 1,488 1,310 88,04 5 +83,04 Memenuhi
Komunikasi target
Interpersonal dan
Konseling
(KIP/K)
2 Cakupan 96 140 145,83 100 +45,83 Memenuhi
penyuluhan target
kelompok oleh
petugas di dalam
gedung
Puskesmas
3 Cakupan Institusi 1 1 100 100 0 Memenuhi
Kesehatan ber- target
PHBS
Luar gedung
4 Cakupan 5,967 4,484 75,15 65 +10,15 Memenuhi
Pengkajian dan target
Pembinaan PHBS
di Tatanan Rumah
Tangga
5 Pemberdayaan 228 107 46,93 100 - 53,05 Tidak
Masyarakat memenuhi
Melalui target
Penyuluhan
Kelompok Oleh
Petugas di
Masyarakat
6 Cakupan 19 16 84,21 65 + 19,21 Memenui
Pembinaan UKBM target
Dilihat Melalui
Persentase
Posyandu Purnama
dan Mandiri
7 Desa siaga aktif 4 1 1 100 60 +40 Memenuhi
tahapan target
1. Pratama
2. Madya
3. Purnama
4. Mandiri
8 Cakupan 744 1307 175 100 +75 Memenuhi
Pemberdayaan target
Individu/ Keluarga
melalui Kunjungan
Rumah

Pada program promosi kesehatan yang tidak memenuhi target adalah program
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Kelompok Oleh Petugas

3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah


Input (7M)
A. Man
Program promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah dipegang oleh
satu orang bidan berpendidikan D3 yang sudah memiliki pengalaman kerja yang baik
dan lama kerja yang cukup lama. Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong Tengah
sudah mencukupi karena dibantu oleh bidan desa, lintas sektor dengan pemegang
program lain, serta beberapa kader dari setiap posyandu.
B. Money
Pembiayaan berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan APBD dana
tersebut belum mencukupi karena terbatas.
C. Material
Kurangnya alat peraga untuk penyuluhan dan kebanyakan leaflet penunjang
penyuluhan sudah rusak.
D. Machine
Posyandu hanya memiliki satu timbangan dan pita ukur, beberapa timbangan di
posyandu tidak terkalibrasi, banyak masyarakat yang masih menggunakan mesin
pompa air untuk sumber air sehari-hari,
E. Method
Pelaksanaan pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga
dilakukan di posyandu RW setempat dengan bantuan kader dari setiap posyandu.
F. Market
Kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
berpendidikan menengah namun respon masyarakat masih kurang baik.
G. Minute
Petugas dapat memantau ke setiap posyandu karena jadwal pelaksanaan
posyandu tidak ada yang sama. Namun didapatkan banyak ibu yang bekerja sehingga
tidak datang pada pelaksanaan acara.

Proses
A. Planning
a. Pembinaan kader posyandu.
b. Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama
program kesehatan lingkungan.
c. Memperbaharui alat bantu penyuluhan seperti leaflet menjadi lebih menarik.
d. Pendekatan ke ketua RW dan tokoh masyarakat.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan bidan desa, kader, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini
termasuk menentukan tugas dan wewenang masing-masing dalam program ini.
C. Actuating
a. Pendataan dan jumlah sasaran rumah tangga di setiap RW sudah jelas.
b. Pelaksanaan pendataan dan penyuluhan tidak sulit, namun pada umumnya
waktu yang diperlukan kurang dan tidak semua warga datang sehingga
penyuluhan tidaklah maksimal.
c. Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas dibantu oleh ketua RW serta tokoh masyarakat untuk
mengikuti pendataan dan penyuluhan dalam menciptakan PHBS.
d. Dilaksanakan kunjungan ke setiap rumah masyarakat agar dapat melihat
langsung dan penyuluhan disampaikan langsung dengan contoh yang nyata
sehingga lebih mudah dipahami, diingat, dan di implementasikan.
e. Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan.
D. Controlling
a. Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur memudahkan pengawasan
program.
b. Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan kegiatan PHBS di tatanan rumah
tangga yang dipertanggungjawabkan kepada pemegang program kemudian
akan dilaporkan ke kepala puskesmas satu bulan sekali.
c. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan oleh pemegang
program, sehingga kinerja para kader tidaklah mencapai maksimal.
E. Evaluating
Hasil partisipasi masyarakat setiap bulannya tidak dijadikan standar untuk
kegiatan bulan berikutnya.
Output
A. Availability
Ketersediaan program promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah
berjalan tapi belum optimal setiap bulannya.
B. Acceptability
Penyuluhan mengenai PHBS ini kurang diminati oleh masyarakat, karena
kesibukan kerja menjadikan program PHBS dalam rumah tangga belum sepenuhnya
dapat dipahami karena tidak hadir dalam penyuluhan serta lingkungan tempat tinggal
yang tidak begitu mendukung.
C. Accessibility
Lokasi penyuluhan yang mudah dijangkau dan diakses bukanlah menjadi kendala
dari masyarakat sekitar, hanya saja waktu yang masih menjadi kendala karena
kesibukan masyaraat.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Kader dan pemegang program belum cukup aktif menjangkau setiap individu
masyarakat untuk memberikan pembinaan tentang PHBS di rumah tangga.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang memahami mengenai program promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan.
H. Comprehensibility
Pemahaman dan minat yang kurang pada masyarakat mengenai pentingnya
PHBS di kehidupan rumah tangga menyebabkan masih banyaknya rumah tangga
yang belum menerapkan PHBS.
3.1.4 Analisis SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya sumber daya manusia (pemegang program, bidan, kader, ketua RW,
dan tokoh agama). Jumlah posyandu satu untuk setiap RW, dan kegiatan
dilaksanakan disetiap RW satu bulan sekali.
B. Weakness
Kurangnya minat masyarakat karena sulitnya waktu untuk mengikuti penyuluhan
akibat bekerja sehingga pengetahuan masyarakat menjadi kurang.
C. Opportunity
Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat. Kerjasama
lintas program serta peran aktif dari ketua RW dan tokoh masyarakat dengan
kesehatan lingkungan memudahkan pelaksanaan kegiatan.
D. Threath
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya PHBS.
3.1.5 Plan of Action (PoA)
A. Kegiatan:
Penyuluhan mengenai pentingnya menerapkan PHBS dalam rumah tangga sebagai
pencegahan berbagai penyakit serta kunjungan langsung ke rumah warga agar dapat
melihat kondisi langsung sekaligus memberikan contoh.
B. Tujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menerapkan
PHBS dalam rumah tangga dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
C. Sasaran:
Seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
D. Target:
Seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
E. Alat:
Power Point, leaflet, poster
F. Tenaga:
Pemegang program, kader, bekerja sama dengan ketua RW serta tokoh
masyarakat.
G. Indikator keberhasilan:
Meningkatnya jumlah rumah tangga yang sudah menerapkan PHBS
H. Waktu dan Tempat:
Acara ini dilaksanakan di posyandu , pada hari Sabtu pukul 09.00-selesai.3.2
Program Kesehatan Lingkungan
3.2.1 Analisis Program Kesehatan Lingkungan

Tabel 3.2 Cakupan Kerja Puskesmas Melong Tengah Program Kesehatan Lingkungan

No. Kegiatan Sasaran Pencapaian Target Cakupan Kesenjangan Kesimpulan


(%) (%) (%)
Cakupan Tidak
1 Pengawasan 6009 3216 75 54,27 -20,73 mencapai
Rumah Sehat target
Cakupan
Mencapai
2 Pengawasan 25704 25704 80 100 +20
target
Sarana Air Bersih
Cakupan
Mencapai
3 Pengawasan 25704 22821 75 88,78 +13,78
target
Jamban
Cakupan Tidak
4 pengawasan SPAL 5240 218 80 4.16 -75,84 mencapai
target
5 Cakupan 6242 584 75 9,36 -65,64% Tidak
Pengawasan
mencapai
Tempat-Tempat
target
Umum (TTU)
Cakupan
Pengawasan Tidak
6 Tempat 6242 584 75 9,36 -65,64 mencapai
Pengolahan target
Makanan (TPM)
Cakupan Tidak
7 Pengawasan 6242 584 75 9,36 -65,64 mencapai
Industri target
Cakupan Kegiatan Mencapai
8 16 8 25 50 +25
Klinik Sanitasi target

3.2.3 Penentuan Prioritas Masalah


Importancy
Social benefit

Technical Resources Skor


unmeetneed
Prevalence

Program Prioritas
Degree of

Feasibility availability (IxTxR)


Political
increase
Severity

climate
Rate of

1. Cakupan
Pengawasan 5 4 4 5 4 2 5 3 360 I
Rumah Sehat
2. Cakupan
Pengawasan 4 4 4 4 3 2 3 3 189 V
Sarana Air Bersih
3. Cakupan
Pengawasan 4 3 3 2 3 2 3 3 153 VII
Jamban
4. Cakupan
pengawasan 4 3 4 5 2 2 4 3 240 II
SPAL
5. Cakupan 3 4 3 5 2 3 4 3 240 III
Pengawasan
Tempat-Tempat
Umum (TTU)
6. Cakupan
Pengawasan
Tempat 4 2 4 3 2 3 3 3 162 VI
Pengolahan
Makanan (TPM)
7. Cakupan
Pengawasan 2 4 4 4 1 2 4 3 204 IV
Industri
8. Cakupan
Kegiatan Klinik 3 3 2 4 2 2 3 2 96 VIII
Sanitasi
Tabel 3.4 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring

Berdasarkan metode kuantitatif, maka dapat disimpulkan prioritas masalah pada


program kesehatan lingkungan merupakan Pengawasan rumah sehat dengan skor 360.

3.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
3.3.1 Identifikasi Masalah Program KIA-KB
Tabel 3.5 Identifikasi Masalah Program KIA-KB
No Kegiatan Sasaran Hasil Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Pencapaian (%) (%) (%)
Kesehatan Ibu
Cakupan
Memenuhi
1 Kunjungan Ibu 551 596 108,17 85,52 22,65
target
Hamil K4
Cakupan
Pertolongan
Memenuhi
2 Persalinan oleh 525 578 110,10 80,44 29,66
target
Tenaga
Kesehatan
Cakupan
Komplikasi Memenuhi
3 110 103 93,64 63,42 30,22
Kebidanan target
yang ditangani
Cakupan
Memenuhi
4 Pelayanan 525 577 109,90 84 25,9
target
Nifas
Kesehatan Anak
Cakupan
Kunjungan Memenuhi
5 510 576 112,94 90 22,94
Neonatus 1 target
(KN1)
Cakupan
Kunjungan
Memenuhi
6 Neonatus 510 574 112,55 86 26,55
target
Lengkap (KN
Lengkap)
Cakupan
Neonatus Tidak
7 dengan 77 10 12,99 80 -67,01 memenuhi
Komplikasi target
yang ditangani
Cakupan
Memenuhi
8 Kunjungan 510 555 108,82 90 18,82
target
Bayi
Cakupan
Memenuhi
9 Pelayanan 2,479 2,199 88,71 85 3,71
target
Anak Balita
Keluarga Berencana
Cakupan
Memenuhi
10 Peserta KB 4,211 2,723 64,66 57,55 7,11
target
Aktif

3.3.2 Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah pada program KIA-KB maka dapat disimpulkan
prioritas masalah pada program KIA-KB merupakan cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani.

3.4 Program Gizi


3.4.1 Identifikasi Maslah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 3.8 Cakupan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
No Kegiatan Sasaran Hasil Target Cakupan Kesenjangan Kesimpulan
Pencapaia (%) (%)
n
1 Keluarga 5967 5114 100 85,7 -14,2 % Tidak
sadar gizi memenuhi
target
2 Balita 1925 1293 85 67,17 -17,83 Tidak
ditimbang memenuhi
target
3 Distribusi 1738 1738 100 100 0 Memenuhi
vitamin A target
bagi bayi (6-
11 bulan)
4 Distribusi 1738 1738 90 100 10 Memenuhi
vitamin A target
bagi bayi
(12-59
bulan)
5 Distribusi 578 578 100 100 0 Memenuhi
vitamin A target
bagi ibu nifas
6 Distribusi 602 596 99 90 9 Memenuhi
Tablet Fe 90 target
tablet pada
ibu hamil
7 Distribusi 52 52 100 100 0 Memenuhi
MP – ASI target
Baduta
Gakin
8 Balita Gizi 46 46 100 100 0 Memenuhi
Buruk target
Mendapatkan
Perawatan
9 Pemberian 108 80 90 83,33 -6,67 Tidak
ASI memenuhi
eksklusif target

3.4.2 Penentuan Prioritas Masalah


Tabel 3.9 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
Importancy (I)

Technical Resources
Political climate
Rate of increase
Social benefit

Skor
unmeet need
Prevalence

Degree of

Program feasibility availability Prioritas


Severity

(IxTxR)
(T) (R)

Keluarga sadar gizi 4 3 2 4 3 2 2 3 108 III


Balita ditimbang 4 4 3 4 4 3 4 4 325 II

Pemberian ASI
5 5 2 5 2 4 5 5 575 I
eksklusif

Berdasarkan hasil analisis program dapat disimpulkan bahwa prioritas pada


program gizi adalah cakupan ASI eksklusif.
3.4.3 Penentuan Penyebab Masalah
Input (7M)
A. Man
Penanggung jawab program gizi di Puskesmas Melong tengah berjumlah satu
orang dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 Akademi Gizi tanpa anggota.
Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong tengah sudah mencukupi karena dibantu oleh
bidan desa dan kader dari setiap posyandu.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Bantuan Operasional Kementrian
Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini anggaran yang dibutuhkan
sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan program sudah tidak ada
masalah.
C. Material
Ketersediaan bahan, seperti leaflet, poster dan baliho sudah mencukupi.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa
proyektor, dan media untuk menampilkan video.
E. Method
Pendataan ibu dengan target ASI eksklusif yang sesuai dengan karakteristik,
kader menjalin kemitraan dengan aparat /RW dalam penyediaan tempat dan
berlangsungnya kegiatan posyandu. Penyuluhan teantang kesadaran gizi keluarga.
F. Minute
Puskesmas melakukan penyuluhan mengenai ASI eksklusif setiap 1 bulan sekali
di Puskesmas tengah Melong dan penyuluhan mengenai keluarga sadar gizi di
posyandu 1 bulan sekali di bantu oleh kader dan bidan.
G. Market
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif.
Proses
A. Planning
a. Pembinaan kader posyandu.
b. Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama KIA,
promosi kesehatan.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan bidan dan desa kader.Hal ini sudah cukup baik.
C. Actuating
a. Pendataan bayi yang diberikan ASI eksklusif sudah cukup jelas dan sasaran
bayi yang diberi ASI eksklusif sudah jelas.
b. Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak ibu atau kepala keluarga
untuk diberikan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dan sosialisasi
kepada tokoh masyarakat.
c. Mengingatkahn kembali bidan dan kader untuk melakukan penyuluhan di
posyandu masing-masing.
D. Controlling
a. Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur untuk memudahkan
pengawasan program.
b. Pemegang program mendapat info dari setiap kader tentang pelaksanaan
penyuluhan melalui pesan singkat.
c. Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan posyandu yang dipertanggung
jawabkan kepada pemegang program.
E. Evaluating
Program ini sudah berjalan dan diawasi oleh kepala puskesmas serta dinas
kesehatan.
Output
A. Availability
Pelaksanaan program ASI eksklusif melalui posyandu sudah dilakukan dalam
waktu satu bulan sekali, dengan jadwal yang telah ditetapkan di setiap posyandu.
B. Acceptability
Masyarakat masih sulit menerapkan ASI eksklusif karena keterbatasan
pengetahuan untuk melaksanakannya.
C. Accessibility
Puskesmas Melong tengah sendiri terletak di jalan besar dan mudah dijangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, posyandu berada di tiap RW,
memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai ASI eksklusif.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Pemegang program ASI eksklusif turut datang ke posyandu tempat
dilaksanakannya kegiatan untuk memantau atau turut serta berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselanggarakan.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan KIA.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif yang masih kurang,
sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan keluarganya.
3.4.4 Analisis SWOT
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas
melong tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Sumber daya manusia (pemegang program, kader, dan bidan desa) telah tersedia
dan memadai.
B. Weakness
Keterbatasan waktu penyuluhan di posyandu, karena ketika dilakukan penyuluhan
banyak masyarakat yang sedang bekerja atau beraktifitas.
C. Opportunity
Terdapat kader di setiap RW sebagai bentuk peran serta langsung kepada
masyarakat.
D. Threat
Keterbatasan waktu dan pengetahuan dari masyarakat untuk melaksanakan
program ASI eksklusif.
3.5. Program Dan Pengendalian Penyakit Menular
3.5.1 Identifikasi Masalah
Tabel 3.7 Identifikasi masalah P2PM
Hasil Cakupan Target Kesenjangan
No Jenis Kegiatan Sasaran Kesimpulan
Pencapaian (%) (%) (%)
1 Cakupan BCG 510 515 101.0 95 +6.0 Memenuhi Target
Cakupan
2 510 504 98.8 95 +3.8 Memenuhi Target
DPTHB1
Cakupan
3 510 502 98.4 95 +3.4 Memenuhi Target
DPTHb3
4. Cakupan Polio 510 508 99.6 95 +4,6 Memenuhi Target
Cakupan
5 510 515 101.0 95 +6.0 Memenuhi Target
Campak
6 Bias DT 287 250 87,11 70 +17.11 Memenuhi Target
Tidak Memenuhi
7 Bias TTD 689 567 82,30 95 -12,7
target
8 Bias Campak 287 260 90.59 70 +20.59 Memenuhi target
Cakupan
Pelayanan
9 Imunisasi Ibu 602 601 99,83 90 +9,83 Memenuhi Target
Hamil TT2+

Desa/ Kelurahan
10 554 541 97,65 90 +7,65 Memenuhi target
UCI

Sistem
11 52 52 100 90 +10 Memenuhi target
Kewaspadaan
Dini

12 Surveilans 12 12 100 100 0 Memenuhi target


Terpadu Penyakit

13 Pengendalian
KLB
Cakupan
Penderita Tidak Memenuhi
14 142 114 80,28 86 -5,72
Pneumonia Target
Balita

Cakupan
Penemuan Pasien
15 36 43 119,44 85 34,44 Memenuhi Target
baru TB BTA
Positif

Kesembuhan Tidak Memenuhi


16 22 18 81,82 85 -3,18
Pasien BTA (+) Target

Cakupan
Tidak Memenuhi
17 Penderita DBD 39 28 71,79 100 -28,21
Target
yang ditangani

Cakupan
Tidak Memenuhi
18 Penemuan Pasien 1,300 526 40,46 100 -59.54
Target
Diare

3.5.2 Prioritas masalah


Tabel 3.8 Penentuan Prioritas Masalah
Importancy (I)
Political climate

Technical Resources
Rate of increase

Skor
Social Benefit
Unmeet Need

Program feasibility availability Prioritas


Prevalence

(IxTxR)
Degree of

(T) (R)
Severity

Kesembuhan Pasien 4 5 5 5 4 3 3 4 I
BTA (+)
Penderita DBD 4 4 4 5 4 3 4 4 II
yang ditangani
Cakupan Penemuan 5 3 3 5 4 4 3 4 III
Pasien Diare

Cakupan Penderita 4 3 5 5 3 4 4 3 IV
Pneumonia Balita

Bias TTD 4 2 4 5 4 4 4 3 V

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah pada


program P2PM, yaitu cakupan kesembuhan pasien BTA (+).

3.5.3 Penentuan Penyebab Masalah


Input (7M)
A. Man
Penanggung jawab program P2PM di Puskesmas Melong tengah berjumlah 3
orang dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 kebidanan dan keperawatan. Dari
sisi ketenagaan Puskesmas Melong tengah sudah mencukupi karena dibantu oleh
bidan desa dan kader dari setiap posyandu.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Bantuan Operasional Kementrian
Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini anggaran yang dibutuhkan
sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan program sudah tidak ada
masalah.
C. Material
Ketersediaan bahan, seperti leaflet, poster dan baliho sudah mencukupi.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa
proyektor, dan media untuk menampilkan video.
E. Method
Pendataan pasien BTA (+) baik yang sudah mendapatkan pengobatan maupun
sedang menjalani pengobatan yang sesuai dengan karakteristik, kader menjalin
kemitraan dengan aparat /RW dalam rangka penyediaan tempat,dan berlangsungnya
kegiatan penyuluhan serta pendataan dan pemantauan sesuai karakteristik.
F. Minute
Puskesmas melakukan pendataan dan pemantauan pasien BTA (+) setiap 1 bulan
sekali di Puskesmas Melong Tengah dan penyuluhan mengenai TB di di bantu oleh
staff.
G. Market
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai penyakit TB serta bahaya yang
ditimbulkan dan kepatuhan dalam menjalakan pengobatan TB.
Proses
A. Planning
a) Pembinaan kader.
b) Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama
promosi kesehatan.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan kader. Hal ini sudah cukup baik.
C. Actuating
a) Pendataan dan pemantauan pasien BTA (+) yang sedang menjalani
pengobatan maupun yang baru ditemukan sudah cukup jelas dengan sasaran
yang sudah jelas.
b) Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak pasien atau kepala
keluarga untuk diberikan edukasi mengenai penyakit TB serta kepatuhan
dalam menjalankan pengobatan dan sosialisasi kepada tokoh masyarakat.
c) Mengingatkan kembali kepada kader-kader untuk melakukan penyuluhan di
RT/RW masing-masing.
D. Controlling
a) Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur untuk memudahkan
pengawasan program.
b) Pemegang program mendapat info dari setiap kader tentang pelaksanaan
penyuluhan melalui pesan singkat.
c) Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan penyuluhan, pendataan, dan
pemantauan yang dipertanggung jawabkan kepada pemegang program.
E. Evaluating
Program ini sudah berjalan dan diawasi oleh kepala puskesmas serta dinas
kesehatan.
Output
A. Availability
Pelaksanaan pemantauan pengobatan dan pendataan pasien BTA (+) melalui
kader RT/RW sudah dilakukan dalam waktu satu bulan sekali, dengan jadwal yang
telah ditetapkan di setiap posyandu.
B. Acceptability
Pasien BTA (+) masih sulit menjalankan kepatuhan dalam pengobatan karena
keterbatasan pengetahuan untuk melaksanakannya, begitu juga rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB serta bahaya yang ditimbulkan.
C. Accessibility
Puskesmas Melong tengah sendiri terletak di jalan besar dan mudah dijangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, posyandu berada di tiap RW,
memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai penyakit TB.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Pemegang program ASI eksklusif turut datang ke posyandu tempat
dilaksanakannya kegiatan untuk memantau atau turut serta berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselanggarakan.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan KIA.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif yang masih kurang,
sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan keluarganya.
3.5.4 Analisis SWOT

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas


melong tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Sumber daya manusia (pemegang program dan kader) telah tersedia dan memadai.
B. Weakness
Keterbatasan waktu penyuluhan di Puskesmas, karena ketika dilakukan
penyuluhan banyak masyarakat yang sedang bekerja atau beraktifitas.
C. Opportunity
Terdapat kader di setiap RW sebagai bentuk peran serta langsung kepada
masyarakat.
D. Threat
Keterbatasan waktu dan pengetahuan dari masyarakat terkait penyakit TB serta
kepatuhan pasien BTA (+) yang masih kurang oleh karena keterbatasan pengetahuan.

3.6 Program Pengobatan


3.6.1 Identifikasi masalah
Tabel 3.14 Identifikasi Masalah Program Pengobatan
No Jenis Kegiatan Sasaran Hasil Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Pencapaian (%) (%) (%)
Kunjungan Memenuhi
1 4696 9884 210,4 100,0 110,47%
Rawat Jalan target
Kunjungan
Memenuhi
2 Rawat Jalan 1252 2094 167,2 100,0 67,25%
target
Gigi
Cakupan
Tidak
Pemeriksaan
3 30.993 5286 17,05 20,0 -2,94% memenuhi
Laboratorium
target
Puskesmas
3.6.2 Penentuan Prioritas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada program pengobatan maka dapat
disimpulkan prioritas masalah pada program pengobatan merupakan cakupan
pemeriksaan labboratorium puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai