KAJIAN MASALAH
Pembimbing :
Anastasia Yani Triningtyas. dr., M.Kes.
Pembimbing Lapangan :
Oviyanti Eka Hapsari, dr.
Oleh:
M. Naufal Rahman (4151181407)
Audia Nur Ashifa (4151181467)
Shiva Valeska A (4151181480)
Mercy Devana H (4151181505)
Melinda, drg.
NIP: 197810252006042019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk,
bimbingan, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun kajian
kesehatan masyarakat yang berjudul “Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan kehamilan, dukungan petugas kesehatan, dan hasil kunjungan KIA di
Puskesmas Melong Tengah”. Kajian kesehatan masyarakat ini disusun sebagai
salah satu tugas kepaniteraan Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Sri Quintina, dr., SKM., selaku kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani,
2. Anastasia Yani T, dr., M.Kes., selaku dokter pembimbing,
3. Melinda, drg. selaku Kepala Puskesmas Melong Tengah,
4. Oviyanti Eka Hapsari, dr. selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan dan arahan,
5. Seluruh staff Puskesmas Melong Tengah, dan
6. Teman-teman satu kelompok di Puskesmas Melong Tengah.
Penulis menyadari sepenuhnya hasil penulisan dalam laporan kajian masalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk kesempurnaan laporan ini dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
2.1 Kehamilan................................................................................................5
2.2.1 Definisi.............................................................................................5
iii
2.2.8 Tempat Pelayanan ANC.................................................................16
3.2.1. Populasi..........................................................................................22
iv
4.1.3 Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan..........................31
5.1Kesimpulan.............................................................................................35
5.2 Saran......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................37
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kerja dalam pencapaian penurunan angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
utama derajat kesehatan suatu negara. Sejalan dengan hal tersebut, kesehatan
reproduksi yang menempatkan perempuan sebagai subjek yang menentukan
hak dan perempuan dalam memperoleh layanan kesehatan.3
Kurangnya tingkat pengetahuan ibu hamil merupakan salah satu faktor
penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Untuk mencegah risiko yang
lebih berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya, maka pengetahuan ibu tentang
tanda-tanda bahaya kehamilan perlu ditingkatkan. Pengetahuan adalah hasil
dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior). Menurut Bloom dalam Notoatmodjo mengatakan
bhwa pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang, dalam hal ini seorang ibu hamil akan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur apabila ibu tersebut mengetahui
manfaat pelayanan antenatal terhadap kehamilannya.4
Selain tingkat pengetahuan dari ibu hamil tenaga kesehatan ikut andil
dalam kebehasilan suatu kehamilan untuk mengurangi risiko AKI. Petugas
kesehatan, seseorang yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Antenatal Care (ANC)
merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin
secara berkala terhadap penyimpangan yang ditemukan pada ibu hamil.4
Petugas kesehatan diharapkan mampu menjalankan peran, fungsi, dan
kompetensinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan
memiliki banyak tugas serta peran, yaitu sebagai fasilitator, advokator,
konselor, motivator, dan komunikator meliputi pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan bahaya-bahaya pada kehamilan yang dapat terjadi.5,7
3
2.1 Kehamilan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
menjadi tiga semester dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga minggu ke 27) dan trimester tiga 13
minggu (minggu ke 28 sampai minggu ke 40.1, Lama kehamilan berlangsung
sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai
berikut:
1. Kehamilan sampai 16 atau 20 minggu bila berakhir disebut keguguran
(abortus).
2. Kehamilan 21 sampai dengan 28 minggu bila terjadi persalinan disebut
immature.
3. Kehamilan 29 sampai dengan 36 minggu bila terjadi persalinan disebut
prematuritas
4. Kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm.
5. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu/
postdation/postdate/postmatur (Serotinus).
5
6
kebidanan umum, bidan, dan perawat) untuk ibu hamil sesuai dengan elemen dan
standar yang telah di tetapkan.5,6
2.2.2 Tujuan ANC
Tujuan antenatal care adalah sebagai berikut:3
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010),6 tujuan dari pemeriksaan kehamilan
adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memeroleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC yaitu memberi pelayanan yang terpadu, komprehensif
serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling
KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, dan
berkualitas yaitu dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang
diderita ibu hamil, dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap kelainan atau
penyakit sedini mungkin pada ibu hamil, dapat melakukan rujukan kasus ke
7
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan system rujukan yang sudah ada.
Selain itu, pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan
persiapan menjadi orang tua.
2.2.3 Kunjungan ANC
Setiap ibu hamil menghadapi resiko komplikasi yang bias mengancam
jiwanya. Oleh karena itu ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama periode antenatal:2,3
1. Trimester 1 (Kunjungan 1/K1)
Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan
14 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, perencanaan persalinan
dan pelayanan kesehatan trimester 1. K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu
hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang
ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai berikut:5
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas.
c. Mengenali dan mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
e. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin.
Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:6
a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan
akan terjadi peningkatan sekret di vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
8
pengetahuan ibu hamil tentang jadwal pelayanan antenatal yang benar sehingga
mempengaruhi ibu melakukan antenatal care tidak teratur.7
2.2.6.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh
sebagai hasil dari proses belajar. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku
lainya dalam masyarakat dan kebudayaan. Tingkat pendidikan terbagi menjadi 3
tingkat,7 yaitu:
1. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi
perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat yang terdiri dari SD
dan SMP.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan pendidikan yang mendidik untuk
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau perguruan
tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum (SMA/MA)
dan kejuruan.
3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang bersifat akademik atau professional
yang terdiri dari Akademi, Instansi, Sekolah Tinggi dan Universitas. Green
menyatakan pendidikan merupakan faktor predisposisi yang cukup penting dalam
mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan adalah suatu kemahiran menyerap
pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemahiran ini
sangat berhubungan erat dengan sikap pengetahuan seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya. Penelitian yang dilakukan Cholifah dan Putri
(2015) menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan
kunjungan K4 dengan hasil uji statistik p= 0,001 <0,05. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lian Laminullah dkk (2015) dengan hasil uji
statistic p=0,197> 0,05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara pendidikan dengan kunjungan antenatal care K4.
13
2.2.6.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan
diselesaikan seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing dan
suatu cara seseorang yang tujuanya untuk mencari uang terutama dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat diklasifikasikan bekerja (buruh, tani,
swasta, dan PNS) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga dan pengangguran).
Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas keluar rumah
maupun didalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu yang bekerja
akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilanya dan menghabiskan
lebih banyak waktunya untuk bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja akan
memiliki banyak waktu untuk memeriksakan kehamilanya. Penelitian yang
dilakukan oleh Xanda menyebutkan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih
berpeluang 3 kali melakukan kunjungan antenatal care lengkap dibandingkan ibu
yang bekerja.7,9
2.2.6.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil dari tahu dan
itu terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda. Tingkatan pengetahuan secara garis besar pengetahuan
terbagi menjadi 6 tingkat yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (Comphrehension)
Memahami bukan hanya sekedar tahu terdapat objek tersebut tetapi harus
dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Xanda menyebutkan bahwa ibu
14
yang tidak bekerja lebih berpeluang 3 kali melakukan kunjungan antenatal care
lengkap dibandingkan ibu yang bekerja.
Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara
tradisional (non ilmiah) dan cara modern (ilmiah).7
1. Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain :
a. Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.
b. Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau
membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau
berdasarkan penalaran sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada
pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk
menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman
dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.
d. Melalui jalan piker
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan
jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
15
Pada penderita ditemukan sedikit perdarahan, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil.
e. Missed abortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluaarkan selama 8 minggu atau lebih.
f. Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut- turut tiga
kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit untuk menjadi hamil namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
3. Pre Eklamsia dan Eklamsia
Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Eklampsia. apabila ditemukan
gejala seperti kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai dengan koma.
Preeklampsia digolongkan menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia
berat, dengan gejala sebagai berikut :
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval 6 jam
pemeriksaan.
2) Tekanan darah diastole 90 atau 15 mmg.
3) BB ibu meningkat lebih dari 1kg setiap minggu.
4) Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan tidak ada
nyeri pada ulu hati.
b. Pre eklampsia Berat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu atau lebih
tanda dan gejala sebagai berikut :12
1) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmH
2) Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3) Terdapat gangguan pada visus dan serebral.
4) Edema paru dan sianosis
5) Koma
19
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual
dan muntah berlebihan (>7 kali dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis
gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah,
tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan
merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit berat. Pemberian cairan
infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi pertolongan pertama bagi
ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami kekurangan cairan akan berdampak
buruk bagi diri sendiri dan bayinya.12
8. Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak
pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang
mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering terjadi karena volume
darah meningkat 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel.
Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel-sel nya. Hal ini
dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen sel
darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.7,12
9. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa
juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan
persalinan pre term dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar
umumnya tidak berwarna dan tidak berbau.12
Frekuensi ANC
Pengetahuan
Pengetahua
BAB III
METODE PENELITIAN
Informed consent
Kriteria eksklusi
Wawancara menggunakan kuisioner dan
pengambilan dari buku KIA
Rekapitulasi data
Pengolahan Data
Dukungan tenaga Segala sesuatu yang dilakukan oleh petugas 1. Pelayanan maksimal Ordinal
kesehatan kesehatan kepada ibu hamil saat melakukan (8-10)
pemeriksaan kehamilan 2. Pelayanan kurang
maksimal (5-7)
3. Pelayanan tidak
maksimal (<4)
Hasil kunjungan ibu Jumlah kunjungan ibu hamil selama 1. Memenuhi syarat Ordinal
hamil kehamilan sesuai usia kehamilan. minimal
2. Tidak memenuhi
syarat minimal
28
Jumlah ibu hamil yang menjadi responden yaitu sebanyak 32 orang. Berikut
dibawah ini akan dijabarkan mengenai karakteristik ibu hamil, pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan kehamilan, dukungan petugas kesehatan, dan hasil
kunjungan ibu hamil.
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang menjadi
responden terdapat pada usia 20 hingga 35 tahun sebanyak 25 responden (78%),
pada usia lebih dari 35 tahun sebanyak 7 responden (22%), dan pada usia kurang
dari 20 tahun sebanyak 0 responden (0%).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gustina (2019) yang berjudul Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Antenatal Care di Puskemas Aur Duri
Kota Jambi Tahun 2018, bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap ANC
dengan kategori baik mayoritas terdapat pada ibu hamil dengan usia 25 – 30 tahun
(31%). Pada penelitian Lidya (2014) ditemukan juga tingkat pengetahuan ibu
hamil dengan kategori baik mayoritas terdapat pada ibu hamil dengan usia 30-34
tahun (35,7%).26
29
30
Semakin muda dan semakin tua usia seseorang, akan berpengaruh terhadap
pengetahuan dan pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun)
dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih
muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif memiliki motivasi lebih
dalam memeriksakan kehamilannya.25,26
4.1.2 Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan
Frekue
No Pekerjaan %
nsi
1 Bekerja 5 16
2 Tidak Bekerja 29 84
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang diteliti
didapatkan 29 responden tidak bekerja (84%) dan 5 responden bekerja (16%). Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil merupakan ibu yang tidak bekerja.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Inayah (2019) dengan judul hubungan
pendidikan, pekerjaan, dan dukungan suami terhadap keteraturan kunjungan ANC
pada ibu hamil menunjukkan bahwa sebanyak 52 ibu hamil yang memiliki
pekerjaan atau bekerja sebanyak 18 responden (34,6%) dan yang tidak memiliki
pekerjaan atau tidak bekerja sebanyak 32 responden (65,4%). Menurutnya, ibu
hamil yang tidak bekerja akan terhindar dari berbagai tekanan pekerjaan yang
membuat ibu menjadi stress, ibu akan memiliki lebih banyak waktu untuk
memperhatikan kesehatannya dengan melakukan pemeriksaan kehamilannya
secara teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan dan mengikuti semua saran-saran
yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Selain itu bahwa ibu yang bekerja akan
memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya dan lebih banyak
menghabiskan waktu bekerja. Pekerjaan bukan merupakan hal utama yang
mempengaruhi pengetahuan dan perilaku ibu hamil untuk patuh dalam menjaga
kesehatan, karena ibu hamil yang tidak bekerja juga mendapatkan banyak
informasi mengenai pentingnya memeriksaan kehamilan ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih
untuk mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri,
31
Tingkat pengetahuan N %
Kurang (≤ 4) 6 18,75%
Cukup (5–7) 22 68,75%
Baik (8–10) 4 12.50%
Total (subyek) 32 100.00%
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan sebagian besar ibu hamil yang menjadi
responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pemeriksaan kehamilan,
yaitu sebanyak 22 orang (68,75%). Hal tersebut terjadi karena responden lebih
banyak memahami manfaat pemeriksaan kehamilan, waktu yang tepat untuk
memeriksaan kehamilan pertama kali, tanda-tanda bahaya kehamilan, tempat
memeriksakan kehamilan, dan obat yang perlu didapatkan saat pemeriksaan
kehamilan. Namun, masih terdapat ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang
kurang mengenai pemeriksaan kehamilan, yaitu sebanyak 6 orang (18,75%).
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku kepatuhan ibu
hamil dalam pemeriksaan kehamilan. Apabila pengetahuan sudah terbentuk
dengan baik maka ibu hamil akan mempunyai keyakinan dimana informasi yang
didapatkan itu penting dan dengan sendirinya akan mematuhi sesuai dengan
pengetahuan yang telah diberikan. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan, informasi, dan lingkungan.4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siahaan pada tahun 2019 sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu didapatkan 54,1% responden
memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemeriksaan kehamilan. 30 Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jasmawati pada tahun 2017 yang
33
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.6 dari jumlah responden ibu hamil sebanyak 32 orang,
terdapat 30 orang yang memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan
dibawah 12 minggu dan 2 orang memeriksa kehamilan di atas 12 minggu.
Berdasarkan pembagian minimal kunjungan ibu hamil di bagi menjadi empat,
yaitu K1, K2, K3 dan K4, untuk K1 dibagi dua menjadi, terdiri dari K1 murni dan
K1 aksis. K1 murni adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester pertama dengan usia kehamilan dibawah sama dengan 12 minggu
sedangkan K1 aksis adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pertamanya
tanpa memandang usia kehamilan. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa
ibu hamil yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah sebagian
besar memeriksakan kehamilannya pada awal kehamilan dan mengathui kapan
sebaiknya periksa kehamilan pertama kali, sehingga kehamilannya dapat dipantau
dari awal hingga menjelang persalinan. Sehingga ibu hamil dapat memeriksakan
kehamilannya secara optimal dan tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan
yang maksimal terhadap ibu hamil dalam memberi pelayanan antenatal care
hingga postnatal care.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Melong Tengah,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik ibu hamil berdasarkan usia didapatkan menjadi responden
lebih umum didapatkan terdapat pada usia reproduktif atua 20 hingga 35
tahun sebanyak 25 responden (78%). Karakteristik ibu hamil berdasarkan
pekerjaan lebih umum didapatkan pada tidak bekerja yaitu 29 responden
(84%). Sedangkan karakteristik ibu hamil berdasarkan pendidikan, lebih
umum didapatkan pada lulusan SMA/sederajat yaitu 11 responden
(34,4%).
2. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan
didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai pemeriksaan kehamilan, yaitu sebanyak 22 orang (68,75%) dan
sebanyak 6 orang (18,75%) memiliki pengetahuan yang kurang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil sudah memahami
apa pentingnya ANC dan bahaya kehamilan yang dapat terjadi sehingga
ibu hamil memiliki kesadaran untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.
3. Gambaran dukungan petugas kesehatan didapatkan sudah sangat baik,
yaitu seluruh responden (100%) berpendapat bahwa dukungan tenaga
kesehatan terhadap pemeriksaan kehamilan sudah maksimal.
4. Gambaran pengetahuan ibu hamil mengenai kunjungan ANC terdapat 30
orang atau 93,75 % yang melakukan kunjungan pertama pada trimester
pertama atau K1, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas kehamilannya dapat di pantau dari
antenatal care hingga postnatal care oleh petugas kesehatan sehingga jika
terdapat tanda bahaya selama kehamilan dapat di lakukan penangan secara
cepat dan tepat sesuai dengan yang di butuhkan ibu pasien.
35
36
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, saran yang dapat
disampaikan oleh peneliti adalah :
1. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutkan diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan
rancangan penelitian berupa analitik, dari penelitian tersebut diharapkan dapat
mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan pengetahuan ibu
hamil, dengan petugas kesehatan dan dengan hasil kunjungan ANC.
2. Puskesmas
a. Meningkatkan pelayanan kelas ibu hamil guna meningkatkan pengetahuan ibu
hamil
b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kehamilan baik di dalam dan di luar gedung.
37
DAFTAR PUSTAKA