Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PROMOSI KESEHATAN

Dalam memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu: Ida, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Novi Putri Ramadhanti : C1AA21102


Irna Bela : C1AA21
Sehan Aditya Daffa : C1AA21141
Akmal Maulana : C1AA21013

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Tentang
Promosi Kesehatan”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta pengikut-pengikutnya sampai hari
penghabisan.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga
penulis dalam membangun khasanah keilmuan.
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak penguraian yang belum sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan
saran yang dapat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Sukabumi, 09 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
A. Kebijakan Promosi Kesehatan .................................................... 6
B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan ............................................ 11
BAB III .............................................................................................. 13
PENUTUP ...................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Promosi kesehatan menupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan Nasional.


Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan
sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam perkembangnnya pusat promosi kesehatan melihat ada beberapa hal yang perlu
dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan kebijakan
promosi kesehatan baik di pusat maupun didaerah, serta masalah-masalah yang
menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sangat terkait dengan promosi
kesehatan. Masalah yang penting dan perlu disikapi adalah 1) kurang fokus dan
konsistennya program promosi kesehatan dalam pencapaian indikator PHBS 65% pada
tahun 2010 yang tertuang dalam kegiatan pertahunnya. 2) lemahnya dalam koordinasi,
sinergisme dalam penyusunan perencanaan antar program dan daerah 3) sukarnya merubah
"mind-set" paradigma sakit ke paradigma sehat. yang sudah tidak sesuai lagi dalam
pembangunan kesehatan, 4) lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun rencana
promosi kesehatan dan strateginya yang bersi fat makro dan berjangka panjang, dan 5)
kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan dan berbagai metode promosi
kesehatan. 6) koordinasi atar pusat dan provinsi serta antar provinsi yang masih kurang 7)
terbatasnya sumber daya yang dapat menunjang upaya promosi kesehatan.

Di samping itu, masalah lain yang dihadapi adalah perubahan dan tantangan yang
bersifat strategis baik internal maupun eksternal. Dalam kontek internal antara lain adalah
meliputi krisis politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan serta bencana alam dan
keadaan geografis di beberapa wilayah Indonesia. Dalam kontek eksternal antara lain
adalah era globalisasi, perkembangan teknologi transportasi, dan telekomunikasi-
informasi. Keterikatan Indonesia dengan berbagai komitmen internasional seperti
Millennium Development Goals, dan agenda-agenda internasional lainnya di bidang
promosi kesehatan. Semua itu perlu dipertimbangkan dalam mengalokasikan kegiatan
promosi kesehatan di daerah melalui dana dekonsentrasi pada tahun 2006.

Oleh sebab itu pusat promosi kesehatan sejak tahun 2005 telah melakukan perubahan
mind set dalam pengembangan programnnya baik dipusat dan daerah yang dituangkan
dalam kegiatan setiap tahun. Untuk mencapai target yang sudah ditetapkan setiap tahunnya
maka pada tahun 2006 Pusat promosi kesehatan dan daerah mengalokasikan kegiatannya
sesuai dengan 3 kegiatan pokok dan 12 kegiatan indikatifnya dengan beberapa penekanan
kegiatan seperti pengembangan desa sehat, Peningkatan pencapaian PHBS RT sehat,
Advokasi. Pengembangan model promosi kesehatan, penangan promosi KLB,
Pengembangan media promosi, pelatihan, pengembangan profile, dll.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam kebijakan promosi kesehatan ?


2. Apa saja strategi dasar dalam promosi kesehatan ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mataa kuliah pendidikan &
promosi kesehatan ,agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana kebijakan
pemerintah dari promosi kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Promosi Kesehatan

1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah otonomi


daerah bidang Kesehatan → Indonesia sehat.
Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah
kepada pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI. Dengan adanya
desentralisasi diharapkan adanya peningkatan derajad kesehatan masyarakat
optimal berupa keadaan sehat dan produktif. Sehingga untuk mencapai visi
Indonesia Sehat 2015 menurut UU No.36 tahun 1999 tentang Kesehatan
diharapkan lebih mudah mencapai visi tersebut.
2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri → terpadu dengan program kesehatan
sejak dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional → Tecermin
dalam koordinasi penyusunan anggaran
Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah daerah
mengajukan Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan
Anggaran kepada Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut digunakan
untuk merealisasikan program yang telah tersusun dalam bidang kesehatan
terutama upaya pengikatan kesehatan dengan promosi kesehatan.
3. Promosi Kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat
Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model
pembangunan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang bersifat
lintas sektor dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus pada penyembuhan
atau pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan.
4. Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-undangan,
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi, dll
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai UPT dari dinas
kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan
kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (1) upaya kesehatan wajib
dan (2) upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib
Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya kesehatan wajib
tersebut adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3)
Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, (4) Perbaikan Gizi
Masyarakat, (5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
(6) Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah
upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang harus
mengandung kemitraan
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam
mencapai tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
kemitraan tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan
Pemberdayaan.
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina pemberdayaan
masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan lain; bina suasana dan
advokasi tingkat kabupaten/kota
Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota
berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi kesehatan
kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh kabupaten/Kota; bina
suasana dan advokasi tingkat provinsi.
Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan yang ada
di dinas kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan Standar;
fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana dan advokasi
tingkat nasional
Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional dan
pedoman standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi
promosi kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana
dan advokasi.
Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah Permenkes dan
Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance
Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan kerjasama lintas
sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM.
10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta → pendayagunaan data dalam
Perencanaan dan desain
Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui tentang
kebutuhan kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan adalah pemerintah
daerah sehingga diperlukan langkah otonomi / desentralisasi terkait pelaksanaan
promosi kesehatan.
11. Profil promosi kesehatan → sarana penyedia data dan benchmarking
Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan lintas
sektor antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi kesehatan yang
dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang muncul atau sesuai sasaran.
12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap
Upaya promosi kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan
pemberdayaan masayarakat setempat. Namun, upaya perberdayaan ini harus
melalui tahapan yang harus dilalui, dimulai dari upaya mengenalkan apa yang
jadi masalah terkait kesehatan, menumbuhkan keinginan masyarakat untuk mau
mengikuti promosi kesehatan dan pada akhirnya masayarakat dapat
melaksanakan upaya promosi kesehatan secara mandiri untuk kesehatan.
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan infrastruktur
(utamanya SDM) → tenaga ujung tombak harus Ditingkatkan jumlah dan
mutunya
Dalam meningkatkan pengembangan promosi kesehatan di bidang
keperawatan dibutuhkan sumber daya manusia yang seimbang antara kualitas dan
kuantitas sehingga diharapkan institusi pendidikan dalam mencetak generasi
perawat yang berdaya saing dan penyusunan jenjang karir jelas yang memicu
perawat untuk meningkatkan kualitas pribadi.
14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan → profesionalisme
dan kesejahteraan
Dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber daya
manusia (perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi kesehatan, untuk itu
dilakukan pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan akan
didapat perawat yang mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang tinggi.
Kompetensi dan profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang
karir yang jelas, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang
bersangkutan.
15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai
Kegiatan promosi kesehatan perlu dikelola dengan baik oleh penyedia
layanan promosi kesehatan. Dalam pengelolaannya diperlukan kerjasama atau
kemitraan dari berbagai lintas sektoral.
B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan

Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984) dalam Maulana (2009),


yakni advokasi, dukungan social, dan pemberdayaan. Sedangkan pada Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No.1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan adalah 1) Pemberdayaan, 2) Bina
Suasana, 3) Advokasi, serta dijiwai semangat, 4) Kemitraan. Berdasarkan strategi
dasar di atas maka strategi promosi kesehatan Puskesmas juga dapat mengacu strategi
dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas, dan tujuan
dari promosi tersebut.
1. Advokasi (Advocacy)
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan dan semabcamnya dalam upaya
pembangunan kesehatan.
2. Dukungan sosial (Social Support) / Bina Suasana
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan
kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang
kesadaran, kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara
proaktif, masyarakat mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi prinsip – prinsip kemitraan
harus ditegakkan. Ada tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan
dipraktikkan yakni :
1) Kesetaraan.
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hierarki (atas – bawah) yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
2) Keterbukaan.
Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan adanya kejujuran
dari masing – masing pihak.
3) Saling Menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan disemua
pihak (win – win solution). Demikian juga dalam hubungan antara
Puskesmas dengan pihak donator.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-
undangan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi,
dll Keputusan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit.
Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas
Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Pusat promosi kesehatan adalah kembangkan kebijakan nasional,


pedoman dan Standar; fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah;
bina Suasana dan advokasi tingkat nasional Promosi kesehatan di daerah
dikembangkan dari kebijakan nasional dan pedoman standar
promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi promosi
kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana
dan advokasi.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita
sebagai calon tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi promo
kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan promosi kesehatan
yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan. Kesehatan kita
sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2010). Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai