Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MAHASISWA DAN PATRIOTISME


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengajar: DR. Yohan Frans U, M.H

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Neng Andini Amalia Putri ( C1AA21096)


Asri Nuraini ( C1AA21021)
Silmi Desliani (C1AA21147 )
Rijal Pahmi ( C1AA21123)
Adelia nur'aeni (C1AA21003 )
Yolanda Aulia (C1AA21174 )
Salman Al-farisi (C1AA21135 )
Maya Wulandari (C1AA21069 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
sehingga selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Mahasiswa dan
Patriotisme” ini disusun dan dibuat berdasarkan materi yang sudah ada. Selain
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan, pembuatan makalah ini
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Sukabumi, 22 Maret 2022

Kelompok

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 3
C. TUJUAN .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAHASISWA .......................................................... 4


B. PENGERTIAN SIKAP PATRIOTISME ............................................. 7
C. SIKAP MAHASISWA YANG BERKAITAN DENGAN JIWA
PARTIOTISME/UPAYA MAHASISWA DALAM
MENUMBUHKAN JIWA PATRIOTISME ....................................... 8
D. IMPLEMENTASI JIWA PATRIOTISME .......................................... 13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................... 15
B. SARAN ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia
Online, kbbi.web.id)
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai
individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan
dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak
dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap
mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di
perguruan tinggi. Keinginan mahasiswa untuk mengenyam pendidikan tinggi
adalah karena dilatarbelakangi oleh cita-cita mereka, di antaranya adalah untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, keterampilan serta status yang
tinggi di masyarakat. Akan tetapi untuk meraih cita-cita tersebut bukanlah hal
yang mudah. Banyak rintangan dan tantangan yang harus mereka hadapi baik
dari dalam kampus maupun di luar kampus. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang semakin pesat tentunya semakin menuntut mahasiswa
untuk belajar mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal jauh. Mahasiswa
tidak akan mendapatkan hasil maksimal jika hanya mengandalkan ilmu yang
didapat dari kuliah saja, karena sebagian besar dari materi yang didapat dari
perkuliahan hanyalah dalam bentuk teori. Oleh karena itu diharapkan
mahasiswa juga aktif di berbagai kegiatan positif baik di dalam maupun di luar

1
2

kampus. Misalnya mengikuti organisasi mahasiswa di dalam kampus


seperti, BEM, Organisasi kepencintaalaman, Organisasi keagamaan dan lain-
lain, sehingga mampu menambah pengalaman dan wawasannya.
Secara terminologis, patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme"
yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan
"patriotism" dalam bahasa Inggris. Menurut Stanford Encycloedia of
Philosophy, patriotisme bisa didefinisikan sebagai kecintaan terhadap bangsa
dan negara, rasa kebanggaan sebagai warga negara, serta perhatian khusus
terhadap sisi positif dari negara dan rakyatnya. Patriotisme adalah sikap yang
berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Pengertian Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau
membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai
semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan
segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan
kemakmuran tanah air.
Patriotisme lebih berbicara akan cinta dan loyalitas. Patriotisme
memiliki beberapa dimensi dengan berbagai istilah, namun Staub (1997)
membagi patriotisme dalam dua bagian yakni blind danconstructive patriotism
(patriotisme buta dan patriotisme konstruktif). Sementara Bar-Tal (1997)
menyisipkan conventional patriotism diantaranya.
Jiwa patriotisme dan nasionalisme mayoritas masyarakat Indonesia saat
ini sangat rapuh baik generasi muda maupun generasi tuanya. Salah satu solusi
agar dapat keluar dari krisis tersebut adalah menanamkan jiwa patriotisme dan
nasionalime pada seluruh warga bangsa, khususnya pada generasi muda.
Dengan demikian, salah satu langkah efektif untuk membangun dan
menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi muda adalah lewat dunia
pendidikan.
Pendidikan dituntut mampu melahirkan output siswa yang memiliki
jiwa patriotisme dan nasionalisme yang kuat. Hal tersebut sangat urgen bagi
masa depan bangsa dan negara sebab apabila siswa tidak memiliki semangat
3

tersebut, dipastikan krisis disintegrasi dan krisis multidimensional yang hingga


kini berkecamuk serta meruntuhkan sendi-sendi berbangsa dan bernegara akan
terulang lagi di masa yang akan datang.
Pendidikan selain merupakan wadah untuk menuntut ilmu pengetahuan,
pendidikan juga merupakan tempat menggodok dan menyiapkan generasi
bangsa dan calon pemimpin bangsa. Seperti pendapat Rusli Karim (1991:31),
pendidikan sesungguhnya bertugas menyiapkan generasi muda untuk
memegang peranan tertentu dalam masyarakat di masa mendatang.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang di atas penulis mengambil Rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian mahasiswa ?
2. ApaPengertian sikap patriotisme ?
3. Bagaimana Sikap mahasiswa yang berkaitan dengan jiwa
partiotisme/upaya mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa patriotism ?
4. Bagaimana Implementasi jiwa patriotism?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari rumusan masalah yang penulis ambil adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian mahasiswa
2. Untuk mengetahui Pengertian sikap patriotisme
3. Untuk mengetahui dan memahami Sikap mahasiswa yang berkaitan
dengan jiwa partiotisme/upaya mahasiswa dalam menumbuhkan jiwa
patriotisme
4. Untuk mengetahui dan memahami Implementasi jiwa patriotisme
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAHASISWA
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai
individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan
dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak
dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri
setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang
usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada 19 masa remaja
akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup
(Yusuf, 2012: 27).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah
seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani
pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang
digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat
sebagai mahasiswa aktif.

4
5

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa


Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah
pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa
transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal,
terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan
gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat
pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih
beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock,
2002: 74)
Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan
pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap
kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;
terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,
terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, 20
dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan
perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang
menggebu atau awal dari karir masa depan.

Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai


21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu :
a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja akhir
sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus
diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu
tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima
keadaannya.
b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada masa
proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang
yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya
banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan
fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu
mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai
dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya.
6

c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan


hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya.
d. mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi
dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada.
e. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah kematangan
pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh
identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan
memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-
baiknya.
f. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan penilaian
yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan
dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi
mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang
ingin dicapai.
g. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai pribadi
yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser
ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya. Baik yang
berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi
adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang
berlaku dilingkungannya.
h. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia remaja
mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yang akan
dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia mampu
mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa
persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa
muda.
7

B. PENGERTIAN SIKAP PATRIOTISME


1. Sikap Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patriot artinya orang yang mencintai
tanah air. Patriotisme berarti semangat kecintaan terhadap tanah air.
Pengertian patriotisme secara luas yaitu kerelaan berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara, untuk kepentingan kemanusiaan, dan untuk
kepentingan pembangunan. Sikap patriotisme dapat diterapkan dalam
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, serta bangsa dan negara.
Patriotisme adalah sikap berani, pantang menyerah dan rela
berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari bahasa Inggris
yaitu “patriotisme” yang artinya “jiwa kepahlawanan”. Jiwa patriotisme
telah ditunjukkan oleh para pejuang bangsa Indonesia dahulu kala pada saat
berperang melawan penjajah.
Patriotisme mengandung konotasi etika, artinya tanah air merupakan
satu nilai moral. Kemajuan dan kemakmuran tanah air harus dijaga
walaupun harus mengorbankan harta benda maupun jiwa raga. Patriotisme
juga didefinisikan sebagai paham cinta tanah air, sifat kepahlawanan atau
jiwa pahlawan. Contohnya adalah pejuang sejati pembela bangsa yang
mempunyai semangat, sikap, perilaku mencintai tanah air, bersedia
mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa raga demi kemajuan dan
kemakmuran bangsa dan negara.
Staub menyatakan bahwa patriotisme sebagai sebuah keterikatan
seseorang pada kelompoknya. Keterikatan ini meliputi kerelaan seseorang
dalam mengidentifikasikan dirinya pada suatu kelompok sosial, selanjutnya
menjadi loyal.
Blank dan Schmidt berpendapat bahwa patriotisme tidak sama
dengan nasionalisme. Nasionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas
atas kelompok bangsa lain. Tingkat nasionalisme suatu kelompok atau
bangsa ditekankan pada adanya perasaan `lebih` atas bangsa lain.
Sedangkan pariotisme lebih menekankan rasa `cinta` terhadap bangsa
sendiri.
8

2. Ciri- ciri patriotisme


a. Cinta tanah air.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menempatkan kesatuan, keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
d. Berjiwapembaharu.
e. Pantangmenyerah.

Ciri- ciri lain patriotisme :

a. Patriotisme adalah solider secara bertanggungjawab atas seluruh


bangsa. Artinya, patriotisme membuat seseorang mampu mencintai
bangsa dan negaranya
b. Patriotisme adalah realitis. Artinya, patriotisme mau dan mampu
melihat kekuatan bangsanya dan daya-daya yang dapat merusak
bangsanya dan bangsa lain.
c. Patroitisme bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa, berjuang
pada masa kini, untuk menuju cita-cita yang ditetapkan.
d. Patriotisme adalah rasa memiliki identitas diri. Artinya, mau melihat,
menerima, dan mengembangkan watak dan kepribadian bangsa sendiri.
e. Patriotisme bersifat terbuka. Artinya, melihat bangsanya dalam konteks
hidup dunia, mau terlibat di dalamnya dan bersedia belajar dari bangsa-
bangsa lain demi kemajuan bangsa.

C. SIKAP MAHASISWA YANG BERKAITAN DENGAN JIWA


PARTIOTISME/UPAYA MAHASISWA DALAM MENUMBUHKAN
JIWA PATRIOTISME
a. Sikap Patriotisme
a. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Ekonomi
1) Mencintai dan memakai produk dalam negeri.
2) Mengembangkan kegiatan usaha produktif.
3) Menambah performa kepemimpinan dan manajemen.
9

4) Mengembangkan koperasi menjadi usaha bersama yang berasaskan


kekeluargaan demi kesejahteraan bersama.
5) Tidak melaksanakan politik monopoli dan menumpuk barang untuk
keuntungan pribadi serta memenyesalkan orang lain.
b. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Hukum
1) Berusaha menaati hukum dan norma yang berlaku di masyarakat.
2) Menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
3) Tidak main hakim sendiri.
4) Saling menyadarkan saat ada yang melakukan perlanggaran hukum.
5) Berani mengabarkan terhadap pihak yang berwajib apabila ada yang
bersalah.
6) Berani dan wajib menjadi saksi di pengadilan demi menjunjung
tinggi kejujuran.
7) Menghormati dan menjunjung tinggi supremasi hukum.
c. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Sosial Budaya
1) Menjaga kelestarian adat daerah.
2) Saling tolong-menolong orang yang terkena musibah.
3) Menjaga kebersihan dan keindahan sarana umum.
4) Menambah pelayanan umum yang adil dan merata.
5) Mampu menyeleksi adat asing yang masuk.
6) Menerima pengaruh adat asing yang dapat memajukan dan
mengembangkan kebudayaan bangsa.
7) Menolak pengaruh adat asing yang masuk jika tidak sesuai
kepribadian bangsa.
d. Contoh Sikap Patriotisme dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
1) Menjaga keamanan lingkungan.
2) Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
3) Menolong aparat dalam tugasnya menjaga keamanan.
4) Mengabarkan hal yang dapat membahayakan masyarakat terhadap
polisi.
5) Menolak paham komunisme dan atheisme.
10

e. Contoh Sikap Patriotisme di Lingkungan Keluarga


1) Mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah saat Hari
Kemerdekaan RI.
2) Membaca buku bertema perjuangan.
3) Menolong pekerjaan orang tua.
4) Memberi teladan dalam hal kegiatan keagamaan.
5) Menjaga nama baik keluarga dalam perilaku.
f. Contoh Sikap Patriotisme di Lingkungan Sekolah
1) Mengikuti upacara di sekolah dengan khidmat.
2) Menghayati serta memahami makna dari lagu-lagu perjuangan.
3) Menghubungkan setiap materi pembelajaran dengan kualitas
kepahlawanan.
4) Rajin belajar.
5) Menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
6) Mengikuti kegiatan contohnya pramuka dan PMR.
b. Upaya Menumbuhkan Jiwa Patriotisme
1) Dampak Teknologi
Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi tujuan utama
negara-negara lain untuk mengembangkan produk unggulan mereka,
sehingga arus budaya asing (teknologi informasi dan komunikasi) tak
terbendung lagi masuk ke negara kita Indonesia. Hal ini mendatangkan
efek positif sekaligus negatif kepada negara Indonesia dan generasi
muda khususnya.
a) Dampak positif:
(1) Dalam bidang teknologi, semakin canggihnya teknologi baik
informasi maupun komunikasi serta transportasi langsung
dirasakan oleh kita sebagai warga Indonesia. Dalam bidang
informasi: sangat mudah mengakses informasi baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri dengan hanya sekali tekan yaitu
melalui media internet.
11

(2) Dalam bidang komunikasi, munculnya media komunikasi yang


dari ke hari menawarkan kemudahan bagi penggunanya dan dari
waktu kewaktu terus berkembang menawarkan inovasi- inovasi
yang bersifat efektif dan efisien (gadget/ smartphone,
handphone, dan lain-lain)
(3) Dalam bidang transportasi semakin canggihnya alat transportasi,
seperti alat transportasi laut, darat dan udara.
b) Dampak Negatif
(1) Banyaknya tenaga manusia yang digantikan dengan mesin akan
menimbulkan pengangguran.
(2) Alat komunikasi yang semakin canggih akan menjadi pintu
masuk bagi lahirnya kejahatan (cyber crime, dll).
(3) Lunturnya kecintaan terhadap budaya sendiri karena terlalu
banyak budaya asing yang masuk dan dianggap lebih modern
dan bersifat kekinian serta dianggap lebih mewakili keinginan
generasi muda yang mereka menyebutnya dengan istilah “kids
jaman now”.
Oleh karena itulah menjadi tugas kita kemudian untuk terus
menerus saling mengingatkan bahwa bangsa kita yang besar ini lahir
melalui perjuangan para bapak pejuang dengan pengorbanan dan
perjuangan yang sangat panjang. Agar senantiasa terpatri dalam jiwa
segenap rakyat/warga Indonesia rasa patriotisme dan nasionalisme.
2) Hubungan Identitas Nasional dengan Patriotisme Dengan adanya
revitalisasi makna identitas nasional di kalangan generasi muda
diharapkan:
a) Generasi muda lebih mencintai negaranya. Khususnya terhadap
berbagai ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia berupa
identitas nasional. Meliputi identitas fundamental, identitas
instrumental dan identitas alamiah.
b) Mampu menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme, sehingga
para generasi muda memiliki mental yang tangguh dan pendirian
12

yang kuat, rasa memiliki dan bangga akan bangsanya dan


melahirkan generasi muda yang tidak akan mudah terpengaruh
berbagai macam budaya asing yang masuk ke negara kita Indonesia.
Cinta tanah air dan bangsa adalah salah satu dari perwujudan jiwa
patriotik yang sangat penting dan harus di kembangkan pada generasi
penerus bangsa, tidak terkecuali para mahasiswa. Sebab saat ini jiwa
patriotisme sudah mulai memudar pada generasi muda. Maka penulis
melakukan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai bagaimana kesadaran patriotik di kalangan mahasiswa saat ini
dan memberikan contoh upaya-upaya yang bisa dilakukan bersama
untuk membentuk warga negara yang cinta pada tanah airnya. Penelitian
ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, melalui kueisioner yang
diajukan pada sejumlah mahasiswa dan metode studi pustaka, melalui
berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Hasilnya
membuktikan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang kurang memiliki
jiwa patriotisme. Hal ini bisa dibuktikan dengan lebih dari 60%
mahasiswa yang lebih memilih budaya luar daripada budaya Indonesia.
Padahal, seharusnya untuk membuktikan rasa cinta terhadap tanah air,
sebagai perwujudan sikap patriotisme mahasiswa harus lebih mencintai
budaya asli bangsa Indonesia.
Kemerdekaan, kebebasan, serta keselamatan negara merupakan
suatu hal yang harus terwujud secara mutlak. Maka salah satu upaya
meningkatkan kesadaran patriotisme adalah dengan cara para
mahasiswa mengikuti kegiatan bela negara. Bela negara yang harus
dilakukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa yang hidup di
zaman globalisasi, harus mewujudkan pembelaan negara yang kukuh,
tekad kuat, dengan menunjukan sikap sebagai warga negara yang teratur
dan dilandasi oleh rasa cinta terhadap tanah air (Wijayanto & Marzuki,
2020).
13

Upaya selanjutnya adalah belajar mengenai sejarah bangsa


Indonesia mengenai berbagai bidang. Hal ini ditujukan bahwa
mahasiswa itu jangan hanya belajar teori sejarah dan faktanya saja tapi
harus juga meningkatkan kemampuan para generasi penerus bangsa
dalam menilai dan mengkritisi agar para penerus bangsa ini memiliki
kemampuan berpikir tinggi (Winarti, 2017).

D. IMPLEMENTASI JIWA PATRIOTISME


Semangat patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa
agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan
kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan
kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa depan.
Penguatan semangat patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini harus
lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global.
Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut
membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan
generasi muda. Sebagai contoh: Gerakan Pramuka.
Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya
menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan
sebagai subjek maupun objek.
2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang
tinggal di wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional
dinilai strategis
3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang
hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana
alam.
4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang
berusaha melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa.
14

Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil


mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional.
5. Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif
dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan internasional, seperti:
penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain.
Semua patut prihatin dengan keadaan tanah air yang semakin hari - semakin
berkurang sikap patriotismenya, yang sebenarnya dapat di atasi dengan
langkah atau tindakan yang sifatnya menyuluruh. Yang paling utama dari
dalam diri sendiri yang punya keinginan untuk merubahnya.
Berikut ini adalah beberapa upaya untuk bisa menumbuhkan jiwa patriotisme:
1. Melestarikan budaya bangsa (seperti melakukan upacara bendera setiaphari
senin dan hari-hari penting)
2. Melaksanakan study tour ke museum yang berisi sejarah tentang
patriotisme atau kepahlawanan.
3. Membudidayakan buang sampah pada tempatnya dan tepat waktu datang
ke sekolah.
4. Melestarikan Budaya Malu: Bila terlambat,bila tidak mengerjakan tugas.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di
perguruan tinggi. Keinginan mahasiswa untuk mengenyam pendidikan tinggi
adalah karena dilatarbelakangi oleh cita-cita mereka, di antaranya adalah untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, keterampilan serta status yang
tinggi di masyarakat.
Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air,
seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan
perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan
jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air. Cinta
tanah air. Ciri – ciri sikap Patriotisme yaitu : Rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara, menempatkan kesatuan, keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan, berjiwa pembaharu, dan pantang
menyerah.
Cinta tanah air dan bangsa adalah salah satu dari perwujudan jiwa
patriotik yang sangat penting dan harus di kembangkan pada generasi penerus
bangsa, tidak terkecuali para mahasiswa. Sebab saat ini jiwa patriotisme sudah
mulai memudar pada generasi muda
Implementasi yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan jiwa
patriotisme diantaranya dengan Penguatan peran lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan
patriotisme, terutama di kalangan generasi muda, peningkatan peran
Pemerintah dan masyarakat dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian
berbagai persoalan regional dan internasional

15
16

B. SARAN

1. Penulis berharap para pembaca dapat memahami tentang materi mahasiwa


dan sikap patriotisme
2. Penulis berharap dengan adanya penulisan makalah ini para pembaca dapat
banyak belajar dan mendapat pengetahuan tentang materi dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari
DAFTAR PUSTAKA
Sugiman, A. M. R. (2017). Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme dan Patriotisme
melalui Materi Sikap Semangat Kebangsaan dan Patriotisme dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Academy of Education
Journal, 8(2), 174-199.
Hais, A. W. N. (2019). Representasi patriotisme dalam film Gie (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Aristin, Rini. (2018). Upaya Menumbuhkan Patriotisme dan Nasionalisme melalui
Revitalisasi Makna Identitas Nasional di Kalangan Generasi Muda. Aspirasi:
Jurnal Ilmiah Administrasi Negara, 2(2), 21–26.

Guntoro, Mohamad. (2019). Menanamkan Semangat Nasionalisme & Patriotisme


Pada Generasi Muda Di Tengah Pluralisme. Cendekia Jaya, 1(2), 1–9.

Winarti, Murdiyah. (2017). Mengembangkan nilai nasionalisme, patriotisme, dan


toleransi melalui enrichment dalam pembelajaran sejarah tentang peranan
Yogyakarta selama revolusi kemerdekaan. Historia: Jurnal Pendidik Dan
Peneliti Sejarah, 1(1), 13–22.

17

Anda mungkin juga menyukai