Anda di halaman 1dari 17

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Membentuk

Mahasiswa Cerdas dan Berkarakter di Perguruan Tinggi di


Indonesia

Muhammad Ali Sulaiman Syam


Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
1211623024

i
Kata Pengantar

Pendidikan tinggi di Indonesia telah selalu mendapatkan perhatian yang


serius dari berbagai pemangku kebijakan, akademisi, dan masyarakat umum.
Usaha untuk menciptakan mahasiswa yang cerdas dan bermoral adalah tujuan
yang telah ditekankan secara konsisten, dan dalam upaya mewujudkannya,
konsep "Merdeka Belajar" semakin menjadi pilar utama. Pengenalan Kampus
Merdeka di Perguruan Tinggi menandai langkah signifikan dalam perjalanan
menuju pencapaian visi ini.

Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk menguraikan dan


membahas implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Merdeka Belajar di
perguruan tinggi Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia,
memberikan landasan etis dan moral yang kuat untuk pembentukan karakter
mahasiswa. Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, demokrasi, dan
persatuan, memiliki potensi besar untuk membentuk mahasiswa yang bukan
hanya cerdas dalam aspek akademik, tetapi juga berkarakter dan mampu
berkontribusi positif kepada masyarakat dan bangsa.

Melalui analisis dan pembahasan yang mendalam, kami berharap untuk


memberikan wawasan tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat
diintegrasikan ke dalam Merdeka Belajar, dan bagaimana hal ini dapat membantu
menciptakan mahasiswa Indonesia yang unggul dan memiliki moralitas yang kuat.
Implementasi yang baik dari konsep ini diharapkan akan menghasilkan lulusan
perguruan tinggi yang lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini, dan kami berharap bahwa makalah ini akan
memberikan kontribusi yang berarti dalam mendiskusikan pentingnya nilai-nilai
Pancasila dalam konteks Merdeka Belajar di perguruan tinggi Indonesia.

ii
Ucapan Terima Kasih

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya yang sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang bertemakan “Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang
Cerdas dan Berkarakter: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Merdeka
Belajar Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi” merupakan salah satu tugas untuk
memenuhi UTS (Ujian Tengah Semester) mata kuliah Pancasila.
Terselesaikannya masalah ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Drs. Zulham, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga
kepada rekan-rekan saya yang telah berbagi ide, diskusi, dan dukungan selama
proses penelitian.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi


yang berarti dalam pemahaman topik yang dibahas. Terima kasih sekali lagi
atas semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Jakarta, 10 Oktober 2023

Muhammad Ali Sulaiman Syam

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................................................... ii


Ucapan Terima Kasih .......................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................... iv
Daftar Lampiran ................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................... 2
2.1 Pendidikan Pancasila .................................................................................................................... 2
2.2 Merdeka Belajar ............................................................................................................................ 4
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA ................................................................................... 6
3.1 Metode Kualitatif .......................................................................................................................... 6
BAB IV ANALISIS DAN DISKUSI TEMAN .................................................................................... 7
4.1 Diskusi dengan rekan penulis ....................................................................................................... 7
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
5.2 Saran ............................................................................................................................................. 8
GLOSSARIUM ..................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 11

iv
Daftar Lampiran

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai-nilai Pancasila adalah fondasi yang kita kenal di Indonesia sejak dini.
Kita diajarkan untuk memahami kelima nilai sila ini seiring dengan
pertumbuhan kita. Sebelum menjelajahi lebih lanjut, penting bagi kita untuk
mengenali nilai-nilai Pancasila dengan baik. Pertama, ketuhanan yang maha
esa. Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, persatuan Indonesia.
Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Kelima, keadilan sosial. Kelima nilai ini
adalah pandangan hidup yang harus tetap dipegang oleh generasi muda.
Mereka, sebagai pewaris bangsa, memiliki tanggung jawab untuk
menjalankan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan
perguruan tinggi.
Terkait dengan Pancasila, mahasiswa memainkan berbagai peran. Pertama,
sebagai Agent of change. Kedua, sebagai Iron stock. Ketiga, sebagai
Guardian of value. Keempat, sebagai Moral force. Kelima, sebagai Social
control. Sayangnya, generasi muda, terutama mahasiswa, belum sepenuhnya
menerapkan nilai-nilai Pancasila dan fungsi-fungsi mahasiswa ini. Contohnya,
masih ada mahasiswa yang kurang sopan dalam interaksi dengan dosen dan
sesama mahasiswa. Ini adalah dampak dari globalisasi, terutama westernisasi,
yang telah mempengaruhi Indonesia. Di tengah perkembangan zaman dan
masuknya berbagai budaya asing, mahasiswa seharusnya memiliki
kemampuan untuk menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Konsep 'Kampus Merdeka' telah menjadi topik pembicaraan utama dalam
dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ide ini menekankan pentingnya perguruan
tinggi yang lebih mandiri, inovatif, dan bebas dari birokrasi yang mungkin
membatasi kreativitas dan kebebasan akademik. Tren global dalam dunia
pendidikan tinggi menunjukkan pergeseran menuju model pendidikan yang
lebih adaptif dan terbuka. Dalam pandangan banyak pengamat pendidikan,
'Kampus Merdeka' bukan hanya sekadar istilah yang populer, melainkan juga
sebuah konsep yang esensial untuk memastikan bahwa perguruan tinggi
Indonesia dapat bersaing dan beradaptasi dengan tantangan masa kini dan
masa depan. Saat ini, beberapa perguruan tinggi telah mulai mengadopsi
elemen-elemen 'Kampus Merdeka.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai dan moral yang


diwajibkan di semua tingkat pendidikan, mulai dari pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi. Hasil wawancara dengan guru yang mengajar
mata pelajaran ini mengungkapkan bahwa Pendidikan Pancasila bukan
hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana
untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, setiap kali materi diajarkan, pesan moral selalu disisipkan
sebagai contoh bagi siswa.. 1
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, kurikulum pendidikan tinggi
mencakup kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
Kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta berbudi
pekerti luhur. Selain itu, kurikulum ini juga bertujuan untuk membantu
mahasiswa menjadi berkepribadian mantap dan mandiri, serta memupuk
rasa tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dan negara.2
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional, juga termuat dalam SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002,
dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian
pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan. Tujuan ini adalah
perilaku yang mencerminkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, yang terdiri atas berbagai golongan agama dan budaya. Pendidikan
Pancasila bertujuan untuk membentuk kompetensi mahasiswa pada bidang
profesi masing-masing, dan kompetensi ini adalah seperangkat tindakan
intelektual yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.3
Guru-guru maupun dosen-dosen yang mengajar Pendidikan Pancasila
memahami pentingnya peran mereka dalam membentuk karakter siswa.
Para pengajar tidak akan hanya berfokus pada penyampaian informasi-

1
[Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1, 2021]
2
[Rindjin, 2012]
3
[Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.7, No.1 Juni 2016, hlm. 82–97, 2016]

2
informasi, tetapi berusaha juga menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung perkembangan moral dan etika siswa. Selama proses
pembelajaran, nilai-nilai dasar Pancasila, seperti gotong royong, keadilan,
dan persatuan, diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
cara ini, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep Pancasila secara
teoritis, tetapi juga belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut
dalam praktik.
Selain itu, guru-guru juga sering membagikan kisah-kisah inspiratif dan
contoh-contoh nyata yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Dengan
demikian, siswa dapat melihat bagaimana nilai-nilai ini berperan dalam
membentuk kehidupan masyarakat dan negara. Pesan moral yang
diintegrasikan dalam pembelajaran bukan hanya sekedar kata-kata,
melainkan tindakan konkret yang dijunjung tinggi dalam pendidikan
Pancasila. Ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang tidak
hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki komitmen kuat
terhadap nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari Pancasila sebagai
ideologi negara.
Tujuan belajar Pancasila adalah membentuk masyarakat negara yang baik,
memahami hak dan kewajibannya sebagai masyarakat negara, serta
memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap Indonesia. Undang-undang
No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 35 Ayat 5,
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib mencakup mata
kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Pendidikan
Pancasila adalah pendidikan ideologi di Indonesia. 4
Lalu dengan itu, tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diantara
lain sebagai berikut;
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar dan Ideologi bangsa.
b. Membuat generasi muda mengembangkan karakter manusia yang
Pancasilais.
c. Membentuk sikap mental yang bisa mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa.

4
[Jurnal Gema Keadilan (ISSN:0852-0011), 2022]

3
2.2 Merdeka Belajar

Kampus Merdeka adalah inisiatif pendidikan tinggi yang mendorong


mahasiswa untuk memiliki lebih banyak kebebasan dalam memilih mata
kuliah, mengembangkan minat dan bakat mereka, serta mengelola waktu
dan jadwal belajar mereka sendiri. Konsep Kampus Merdeka bertujuan
untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada mahasiswa dalam
menentukan jalannya pendidikan, sejalan dengan semangat pengembangan
diri dan kreativitas.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka sesuai dengan
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Pasal 18 dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa pemenuhan
masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana
terapan dapat dilaksanakan dengan dua opsi:
1. Mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada
perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar.

2. Mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk


memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti
proses pembelajaran di luar program studi. 5

Bagian kedua Merdeka Belajar, yang dinamakan Kampus Merdeka,


berfokus pada pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi memiliki potensi
dampak terbesar dalam perwujudan SDM Unggul. Jangka waktu dari
keluar dari pendidikan tinggi hingga membangun Indonesia adalah
yang tercepat dibandingkan dengan jenjang pendidikan lain.

Secara khusus, penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi


di jenjang S1. Menurut data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
(PDDikti), dari 8.919.593 mahasiswa di Kemendikbudristek, 84,8% di
antaranya adalah peserta didik jenjang S1. Pendidikan tinggi di
Indonesia harus menjadi ujung tombak yang bergerak cepat karena
dekat dengan dunia kerja. Pendidikan tinggi harus adaptif dan selalu
berubah dengan lincah.

Namun, saat ini situasinya tidak seperti itu. Inovasi, yang merupakan
tujuan utama pendidikan tinggi, mulai dari inovasi dalam pembelajaran,

5
[Kemendikbud, 2020]

4
inovasi dalam kontribusi, hingga inovasi dalam riset, tidak bisa
dilakukan tanpa ruang bergerak. Inovasi hanya bisa terjadi di dalam
suatu ekosistem yang tidak dibatasi.6

6
(Kemendikbudristek, 2021 p. 12)

5
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Metode Kualitatif

Dalam makalah ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan


kualitatif. Penulis memilih metode penelitian ini karena berkaitan dengan
konsep judul yang diusung dan rumusan masalah yang telah dijabarkan di
pendahuluan. Fokus penelitian adalah pada korelasi antara kurikulum saat
ini dan pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus.
Selain itu, penelitian ini juga melibatkan beberapa pendapat mahasiswa.

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Negeri Jakarta, FBS Program


Studi Pendidikan Bahasa Jepang, dengan alamat Jl. Rawamangun Muka
Raya No. 11, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kec. Pulogadung, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220.

Penulis mengumpulkan data dari empat sumber utama, yaitu:

1. Penulusuran jurnal ilmiah melalui Google Scholar sebagai pokok data


dalam penelitian.
2. Penulusuran buku-buku di perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
3. Wawancara dengan beberapa teman dari Program Studi Pendidikan
Bahasa Jepang angkatan 2023 untuk memperkuat pemahaman tentang
bagaimana kurikulum baru dapat mempengaruhi pengimplementasian
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan mahasiswa.
4. Pengumpulan informasi relevan dengan topik yang diangkat dalam
penelitian.

6
BAB IV
ANALISIS DAN DISKUSI TEMAN

4.1 Diskusi dengan rekan penulis

Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan rekan penulis yang bernama
Hisyam Alif Asa Nurul, mahasiswa memiliki peran sebagai iron stock, agent of
change, moral force, guardian of value, dan sosial control. Namun, apakah
mereka telah menjalankan fungsinya dengan baik? Menurut pendapat Hisyam
Alif Asa Nurul, mereka belum melaksanakannya sepenuhnya. Untuk memenuhi
peran tersebut, mahasiswa perlu memiliki pemikiran yang moderat dan tidak
terpengaruh oleh berbagai arus, seperti arus pengaruh berita, pengaruh alumni,
dan sebagainya.
Dan analisis kedua adalah lunturnya penerapan nilai-nilai Pancasila di kalangan
mahasiswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama adalah dampak
dari globalisasi, yang seringkali belum dipahami dengan baik oleh orang tua dari
tiap-tiap mahasiswa. Hal ini memungkinkan para mahasiswa untuk dengan
mudah mengelak dari nilai-nilai tradisional dengan dalih mengikuti tren baru.
Selain itu, faktor lain adalah kesulitan dalam memilah-milah pengaruh positif dan
negatif dari dunia modern dan tradisional. Mahasiswa seringkali kesulitan dalam
memfilter pengaruh tersebut, sehingga nilai-nilai Pancasila mungkin tergeser
oleh nilai-nilai yang lebih dominan dari luar.
Kesulitan dalam memfilter pengaruh baik-buruk dari aspek modern dan
tradisional mengacu pada ketidakmampuan kita untuk membedakan antara
elemen-elemen negatif yang kita ambil dari kedua aspek tersebut. Sebagai contoh,
dari dunia modern, pergaulan bebas adalah salah satu contoh yang memiliki
dampak negatif, sementara dari nilai-nilai tradisional, kita dapat menemukan
contoh seperti mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama.
Sebuah contoh sederhana adalah perilaku suporter sepak bola yang lebih
mementingkan ego dan kebanggaan pribadi dibandingkan dengan kenyamanan
bersama. Mempertahankan keseimbangan dan pemahaman yang baik mengenai
dampak positif dan negatif dari modernitas dan tradisi merupakan tantangan
tersendiri.

7
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penulis memperoleh kesimpulan


yang dapat diambil dari analisis mengenai Pendidikan Pancasila dan Kampus
Merdeka adalah:
1. Pendidikan Pancasila merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di
Indonesia, yang bertujuan tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan
tetapi juga untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Hal ini mencerminkan komitmen untuk mengintegrasikan nilai-
nilai moral dalam pendidikan.
2. Sementara itu, inisiatif Kampus Merdeka dalam pendidikan tinggi
menekankan kebebasan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah,
mengembangkan minat dan bakat mereka, serta mengelola waktu belajar
mereka sendiri. Ini mencerminkan semangat pengembangan diri dan
kreativitas, yang diharapkan akan memberikan mahasiswa fleksibilitas
dalam menentukan arah pendidikan mereka.

5.2 Saran

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain adalah:
1. Para mahasiswa diharapkan dapat menerapkan sistem-sistem Pancasila
dalam kehidupan kampus dan selalu menerapkannya kapanpun.
2. Dengan adanya Kampus Merdeka, diharapkan kepada para mahasiswa
agar lebih aktif lagi dalam menerapkan dan menjadikan mahasiswa
sebagai puncak dari rakyat Indonesia.

8
GLOSSARIUM

1. Pendidikan Pancasila: Pendidikan nilai dan moral yang diwajibkan di


semua tingkat pendidikan, dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,
dengan tujuan membentuk kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila: Mata pelajaran yang mengajarkan


nilai-nilai Pancasila dan berfungsi sebagai sarana untuk membentuk
kepribadian siswa.

3. Pesan Moral: Pesan-pesan nilai moral yang disisipkan dalam pengajaran


Pendidikan Pancasila sebagai contoh bagi siswa.

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.


232/U/2000: Keputusan yang mengatur Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

5. Kurikulum Pendidikan Tinggi: Kurikulum yang mencakup kelompok Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan tujuan
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mantap, mandiri, dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan negara.

6. Kampus Merdeka: Inisiatif pendidikan tinggi yang memberikan


mahasiswa kebebasan dalam memilih mata kuliah, mengembangkan minat
dan bakat, serta mengelola waktu dan jadwal belajar mereka sendiri,
dengan tujuan mendorong pengembangan diri dan kreativitas.

7. Konsep Kampus Merdeka: Ide dasar dari inisiatif Kampus Merdeka yang
bertujuan memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa dalam menentukan
jalannya pendidikan.

9
8. Kebijakan Merdeka Belajar: Kebijakan yang mengatur pelaksanaan
Kampus Merdeka, sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

9. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020: Peraturan yang menetapkan Standar


Nasional Pendidikan Tinggi, termasuk ketentuan tentang Kampus
Merdeka.

10.Pasal 18: Bagian dari peraturan tersebut yang mengatur pemenuhan masa
dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan
dengan dua opsi: mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program
studi atau mengikuti sebagian masa dan beban belajar dalam program studi
dan sisanya di luar program studi.

10
Daftar Pustaka

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.7, No.1 Juni 2016, hlm. 82–97. Hadiwijono, August. 2016. 2016,
PENDIDIKAN PANCASILA, EKSISTENSINYA BAGI MAHASISWA.

Jurnal Gema Keadilan (ISSN:0852-0011). Erlina Dwi Aryani, Nurhalisa Fadjrin, Tsania Ashfiya
Azzahro’, Riska Andi Fitriono. 2022. 2022, MPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA
DALAMPENDIDIKAN KARAKTER.

—. Erlina Dwi Aryani, Nurhalisa Fadjrin, Tsania Ashfiya Azzahro’, Riska Andi Fitriono. 2022. 2022,
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAMPENDIDIKAN KARAKTER.

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1. Nurgiansah, T Heru. 2021. 2021,
PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KARAKTER JUJUR.

Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka . 2020.

Kemendikbudristek. 2021. Merdeka Belajar. 2021.

Rindjin, Ketut. 2012. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi . 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai