i
Kata Pengantar
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini, dan kami berharap bahwa makalah ini akan
memberikan kontribusi yang berarti dalam mendiskusikan pentingnya nilai-nilai
Pancasila dalam konteks Merdeka Belajar di perguruan tinggi Indonesia.
ii
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya yang sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang bertemakan “Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang
Cerdas dan Berkarakter: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Merdeka
Belajar Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi” merupakan salah satu tugas untuk
memenuhi UTS (Ujian Tengah Semester) mata kuliah Pancasila.
Terselesaikannya masalah ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Drs. Zulham, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga
kepada rekan-rekan saya yang telah berbagi ide, diskusi, dan dukungan selama
proses penelitian.
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Lampiran
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai-nilai Pancasila adalah fondasi yang kita kenal di Indonesia sejak dini.
Kita diajarkan untuk memahami kelima nilai sila ini seiring dengan
pertumbuhan kita. Sebelum menjelajahi lebih lanjut, penting bagi kita untuk
mengenali nilai-nilai Pancasila dengan baik. Pertama, ketuhanan yang maha
esa. Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, persatuan Indonesia.
Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Kelima, keadilan sosial. Kelima nilai ini
adalah pandangan hidup yang harus tetap dipegang oleh generasi muda.
Mereka, sebagai pewaris bangsa, memiliki tanggung jawab untuk
menjalankan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan
perguruan tinggi.
Terkait dengan Pancasila, mahasiswa memainkan berbagai peran. Pertama,
sebagai Agent of change. Kedua, sebagai Iron stock. Ketiga, sebagai
Guardian of value. Keempat, sebagai Moral force. Kelima, sebagai Social
control. Sayangnya, generasi muda, terutama mahasiswa, belum sepenuhnya
menerapkan nilai-nilai Pancasila dan fungsi-fungsi mahasiswa ini. Contohnya,
masih ada mahasiswa yang kurang sopan dalam interaksi dengan dosen dan
sesama mahasiswa. Ini adalah dampak dari globalisasi, terutama westernisasi,
yang telah mempengaruhi Indonesia. Di tengah perkembangan zaman dan
masuknya berbagai budaya asing, mahasiswa seharusnya memiliki
kemampuan untuk menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Konsep 'Kampus Merdeka' telah menjadi topik pembicaraan utama dalam
dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ide ini menekankan pentingnya perguruan
tinggi yang lebih mandiri, inovatif, dan bebas dari birokrasi yang mungkin
membatasi kreativitas dan kebebasan akademik. Tren global dalam dunia
pendidikan tinggi menunjukkan pergeseran menuju model pendidikan yang
lebih adaptif dan terbuka. Dalam pandangan banyak pengamat pendidikan,
'Kampus Merdeka' bukan hanya sekadar istilah yang populer, melainkan juga
sebuah konsep yang esensial untuk memastikan bahwa perguruan tinggi
Indonesia dapat bersaing dan beradaptasi dengan tantangan masa kini dan
masa depan. Saat ini, beberapa perguruan tinggi telah mulai mengadopsi
elemen-elemen 'Kampus Merdeka.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
[Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1, 2021]
2
[Rindjin, 2012]
3
[Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.7, No.1 Juni 2016, hlm. 82–97, 2016]
2
informasi, tetapi berusaha juga menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung perkembangan moral dan etika siswa. Selama proses
pembelajaran, nilai-nilai dasar Pancasila, seperti gotong royong, keadilan,
dan persatuan, diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
cara ini, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep Pancasila secara
teoritis, tetapi juga belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut
dalam praktik.
Selain itu, guru-guru juga sering membagikan kisah-kisah inspiratif dan
contoh-contoh nyata yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Dengan
demikian, siswa dapat melihat bagaimana nilai-nilai ini berperan dalam
membentuk kehidupan masyarakat dan negara. Pesan moral yang
diintegrasikan dalam pembelajaran bukan hanya sekedar kata-kata,
melainkan tindakan konkret yang dijunjung tinggi dalam pendidikan
Pancasila. Ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang tidak
hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki komitmen kuat
terhadap nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari Pancasila sebagai
ideologi negara.
Tujuan belajar Pancasila adalah membentuk masyarakat negara yang baik,
memahami hak dan kewajibannya sebagai masyarakat negara, serta
memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap Indonesia. Undang-undang
No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 35 Ayat 5,
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib mencakup mata
kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Pendidikan
Pancasila adalah pendidikan ideologi di Indonesia. 4
Lalu dengan itu, tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diantara
lain sebagai berikut;
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar dan Ideologi bangsa.
b. Membuat generasi muda mengembangkan karakter manusia yang
Pancasilais.
c. Membentuk sikap mental yang bisa mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa.
4
[Jurnal Gema Keadilan (ISSN:0852-0011), 2022]
3
2.2 Merdeka Belajar
Namun, saat ini situasinya tidak seperti itu. Inovasi, yang merupakan
tujuan utama pendidikan tinggi, mulai dari inovasi dalam pembelajaran,
5
[Kemendikbud, 2020]
4
inovasi dalam kontribusi, hingga inovasi dalam riset, tidak bisa
dilakukan tanpa ruang bergerak. Inovasi hanya bisa terjadi di dalam
suatu ekosistem yang tidak dibatasi.6
6
(Kemendikbudristek, 2021 p. 12)
5
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
6
BAB IV
ANALISIS DAN DISKUSI TEMAN
Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan rekan penulis yang bernama
Hisyam Alif Asa Nurul, mahasiswa memiliki peran sebagai iron stock, agent of
change, moral force, guardian of value, dan sosial control. Namun, apakah
mereka telah menjalankan fungsinya dengan baik? Menurut pendapat Hisyam
Alif Asa Nurul, mereka belum melaksanakannya sepenuhnya. Untuk memenuhi
peran tersebut, mahasiswa perlu memiliki pemikiran yang moderat dan tidak
terpengaruh oleh berbagai arus, seperti arus pengaruh berita, pengaruh alumni,
dan sebagainya.
Dan analisis kedua adalah lunturnya penerapan nilai-nilai Pancasila di kalangan
mahasiswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama adalah dampak
dari globalisasi, yang seringkali belum dipahami dengan baik oleh orang tua dari
tiap-tiap mahasiswa. Hal ini memungkinkan para mahasiswa untuk dengan
mudah mengelak dari nilai-nilai tradisional dengan dalih mengikuti tren baru.
Selain itu, faktor lain adalah kesulitan dalam memilah-milah pengaruh positif dan
negatif dari dunia modern dan tradisional. Mahasiswa seringkali kesulitan dalam
memfilter pengaruh tersebut, sehingga nilai-nilai Pancasila mungkin tergeser
oleh nilai-nilai yang lebih dominan dari luar.
Kesulitan dalam memfilter pengaruh baik-buruk dari aspek modern dan
tradisional mengacu pada ketidakmampuan kita untuk membedakan antara
elemen-elemen negatif yang kita ambil dari kedua aspek tersebut. Sebagai contoh,
dari dunia modern, pergaulan bebas adalah salah satu contoh yang memiliki
dampak negatif, sementara dari nilai-nilai tradisional, kita dapat menemukan
contoh seperti mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama.
Sebuah contoh sederhana adalah perilaku suporter sepak bola yang lebih
mementingkan ego dan kebanggaan pribadi dibandingkan dengan kenyamanan
bersama. Mempertahankan keseimbangan dan pemahaman yang baik mengenai
dampak positif dan negatif dari modernitas dan tradisi merupakan tantangan
tersendiri.
7
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain adalah:
1. Para mahasiswa diharapkan dapat menerapkan sistem-sistem Pancasila
dalam kehidupan kampus dan selalu menerapkannya kapanpun.
2. Dengan adanya Kampus Merdeka, diharapkan kepada para mahasiswa
agar lebih aktif lagi dalam menerapkan dan menjadikan mahasiswa
sebagai puncak dari rakyat Indonesia.
8
GLOSSARIUM
7. Konsep Kampus Merdeka: Ide dasar dari inisiatif Kampus Merdeka yang
bertujuan memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa dalam menentukan
jalannya pendidikan.
9
8. Kebijakan Merdeka Belajar: Kebijakan yang mengatur pelaksanaan
Kampus Merdeka, sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
10.Pasal 18: Bagian dari peraturan tersebut yang mengatur pemenuhan masa
dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan
dengan dua opsi: mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program
studi atau mengikuti sebagian masa dan beban belajar dalam program studi
dan sisanya di luar program studi.
10
Daftar Pustaka
Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.7, No.1 Juni 2016, hlm. 82–97. Hadiwijono, August. 2016. 2016,
PENDIDIKAN PANCASILA, EKSISTENSINYA BAGI MAHASISWA.
Jurnal Gema Keadilan (ISSN:0852-0011). Erlina Dwi Aryani, Nurhalisa Fadjrin, Tsania Ashfiya
Azzahro’, Riska Andi Fitriono. 2022. 2022, MPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA
DALAMPENDIDIKAN KARAKTER.
—. Erlina Dwi Aryani, Nurhalisa Fadjrin, Tsania Ashfiya Azzahro’, Riska Andi Fitriono. 2022. 2022,
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAMPENDIDIKAN KARAKTER.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1. Nurgiansah, T Heru. 2021. 2021,
PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KARAKTER JUJUR.
Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka . 2020.
11