TOYOTA
ASTRA FINANCIAL SERVICES DENGAN DEBITUR BERDASARKAN
ASAS ITIKAD BAIK
Proposal Skripsi
Diajukan untuk Mengikuti Seminar Proposal Skripsi
di Fakultas Ilmu Hukum Universitas Riau
Pekanbaru
Disusun Oleh:
AHMAD FAJAR SIDDIQ
NIM : 1809125251
Hubungan hukum dalam kontrak atau perjanjian lazim dilakukan pada dunia
mengenal istilah asas hukum, Menurut Theo Huijbers, asas hukum adalah prinsip-
prinsip yang dianggap dasar atau fundamen hukum dan merupakan pengertian-
Dalam suatu perjanjian apapun bentuk dan jenisnya harus terkandung asas
itikad baik di dalamnya. Asas ini sangat penting untuk dimiliki dan ditanamkan
dengan kuat oleh para pihak ketika membuat perjanjian maupun dalam
pelaksanaannya. Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3)
itikad baik.2 Asas itikad baik merupakan asas dimana bahwa para pihak, yaitu
kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para pihak. 3
Akibat hukum dari perjanjian yang sah adalah timbulnya kewajiban untuk
tampaknya itikad baik bukan saja harus ada pada pelaksanaan perjanjian, tetapi
1
Erwin Muhamad,”Filsafat Hukum Refleksi Kritis Terhadap Hukum”, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2011, Hlm 110.
2
Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
3
Salim H.S, “Hukum Kontrak Teori dan teknik penyusunan Kontrak”, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,
Hlm 11.
4
Amalia Nanda,” Hukum Perikatan”, Unimal Press. Nanggroe Aceh Darussalam.,Hlm 74, 2013.
3
hukum Indonesia, perjanjian sama dengan kontrak atau persetujuan, akan tetapi
Perjanjian memiliki arti lebih luas dari pada kontrak sebab perjanjian meliputi
juga hubungan hukum yang bersifat public, sedangkan kontrak hanya meliputi
ditetapkan dalam pasal 1320 KUHPerdata. Ada 4 syarat sahnya suatu perjanjian
yaitu:
perusahaan telah menentukan isi perjanjian, syarat dan ketentuan termasuk hak
dan kewajiban para pihak, sehingga tidak disediakan kesempatan bagi debitur
untuk mendiskusikan isi dari perjanjian. Konsumen hanya diberikan pilihan untuk
Jl. Menteng VII Komplek Pik B 19 RT. 0 RW. 0 Medan Tenggara,Medan Denai,
dengan objek sebuah 1 unit kendaraan bermotor. Yang menjadi pusat perhatian
penulis pada klausula no 4 sudah tertera hak milik debitor yang sudah diserahkan
debitor. Namun, pihak pertama juga memasukkan klausula No. 5 mengenai surat
tersebut. Inti dari Isi surat kuasa adalah apabila si pihak kedua terkendala/
8
Peraturan presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan.
9
Hendrawati Dewi, “Penerapan Kebebasan Berkontrak Dalam Pembuatan Perjanjian Baku”,
Jurnal Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, .2011, Hal 411
5
melakukan penarikan.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pihak pertama tidak memiliki
kepercayaan, keadilan dan tidak beritikad baik (good faith) karena sudah
mencurigai bahwa debitur akan lalai dalam permbayaran. Di dalam pasal 1339
undang.10
pembiayaan antara pt. Toyota astra financial services selaku kreditor tidak mau
bahwa “ jaminan Fidusia adalah jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun tidak berwujud dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
pemberi Fidusi, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan
10
Pasal 1339, KUHPerdata
11
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
6
jaminan fidusia. Jelas bahwa pemberi kredit yang berpengalaman akan sedapat
uangnya, dan bahwa uang itu diperoleh pada waktunya. Jika pembayaran tidak
lalai. Untuk itu tepat sekali jika ia mempunyai suatu alas-hak eksekutorial
terhadap debitor.12
Dari urian diatas, hal-hal inilah yang mendasari penulis merasa tertarik untuk
Itikad Baik”
B. Rumusan masalah
1. Tujuan Peneliatian
12
MR.O.K Brahn, Fidusia, Penggadaian Diam-Diam dan Retensi Milik Menurut Hukum Yang
Sekarang dan Yang Akan Datang, PT. Tatanusa, Jakarta, 2001, hlm 3.
7
2. Kegunaan Penelitian
Pembiayaan
D. Kerangka Teori
8
sesungguhnya tidak ada devenisi baku dan abadi. Adapun teori-teori yang
1. Asas-Asas Perjanjian
berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan atau
a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
b. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat kedua
itu.
berikut:
a. Asas Konsensualisme.
13
Miru Ahmad, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2010, hlm 2,
9
Itikad baik dari sebuah teori telah berkembang menjadi asas yang dipakai
Jerman ( 1724-1820) berpendapat bahwa sesuatu itu yang secara absolute baik,
adalah keinginan baik (Good Will) itu sendiri. Jadi jelas, dalam hal ini
Kant menjawab dengan mengatakan bahwa ada hukum moral yang rasional, yang
diciptakannya. 14
Itikad baik dalam hukum perjanjian merupakan Doktrin atau asas yang
berasal dari ajaran Bona Fides dalam hukum Romawi. Itu sebabnya asas itikad
baik memang lebih memiliki kedekatan dengan sistem Civil Law ketimbang
dengan sistem Common Law. Fides berarti sumber yang bersifat religious, yang
bermakna kepercayaan yang diberikan seseorang kepada orang lainnya, atau suatu
Bona Fides mensyaratkan adanya itikad baik dalam perjanjian yang dibuat oleh
orang-orang Romawi.15
mudah, mengingat bahwa itikad baik bukan merupakan hal yang terbukti dengan
14
Pratiwi Saskia, “Penerapan Asas Itikad Baik Dalam Permohonan Pendaftaran Merek Di
Indonesia”, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Riau, Pekanbaru, 2021, Hal 13
15
Ibid, hal 14
10
4. Tidak ada maksud menipu (defraud) atau mencari keuntungan yang rendah
Itikad baik yang dapat digambarkan sebagai tiang kokohnya suatu kontrak
menekankan pada kesetiaan kepada suatu maksud bersama yang disepakati dan
konsisten dengan harapan yang dapat dibenarkan dari bagian lain, tidak termasuk
didalamnya berbagai tipe peri laku yang berciri itikad buruk (bad faith), karena ini
Ketentuan yang termuat pada pasal 1338 ayat ketiga ini, para pihak diminta
Agar terhindar dari pemahaman yang salah dan pelaksanaan akan itikad baik
dalam pelaksanaan kontrak, perlu ditentukan apa yang menjadi syarat dalam
mengandung asas kepantasan dan kepatutan, selain terletak pada hati sanubari
norma kepatutan dan keadilan dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang akan
suatu kontrak juga diisyaratkan agar kontrak tersebut tidak melanggar unsur itikad
jawab moral yang ada pada dirinya. Tanggung jawab moral di dalam itikad baik
orang lain.
2. Asas itikad baik: bahwa asas ini dapat ditemukan dalam pasal 1338
pelaksanaan kontrak.19
18
Ibid, hlm 100
19
Ibid, Hlm 106
12
2. Teori Keadilan
Kata keadilan berasal dari kata adil. Arti adil dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada
Sedangkan arti keadillan adalah perbuatan, perlakuan dan sebagainya yang adil.20
Menurut Jhon Rawls, bahwa keadilan hanya dapat ditegakkan apabila negara
melaksanakan asas keadilan, berupa setiap orang memeiliki hak yang sama untuk
mendapatkan kebebasan dasar (basic liberties); dan perbedaan sosial dan ekonomi
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga memberi manfaat yang besar bagi
mereka yang berkedudukan paling tidak beruntung, dan bertalian dengan jabatan
ukuran dan keseimbangan itu harus diberikan, itulah yang disebut keadilan
sebagai kebajikan utama yang harus dipegang teguh dan sekaligus menjadi
kesempatan secara adil dan sama bagi setiap orang untuk mengembangkan serta
Harga diri dan martabat manusia tidak bisa diukur dengan kekayaan
ekonomis, sehingga harus dimengerti jauh bahwa keadilan lebih luas melampaui
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
21
Dwisvimiar Inge, Keadilan Dalam Prespektif Filsafat Ilmu Hukum, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas
Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Vol. 11 No 3 September 2011, Hal. 528
13
status ekonomi seseorang. Tinggi dan luhurnya martabat manusia itu ditandai
seseorang.22
Lebih lanjut Rawls mengatakan bahwa teori keadilan yang memadai harus
bersama dari semua person yang bebas, rasional, dan sederajat. 23 Hanya melalui
hak dan sekaligus mendistribusikan kewajiban secara adil bagi semua orang.
Dalam arti ini keadilan bagi rawls adalah fairness, maksud Rawls suatu
kerja sama sosial dimana masing-masing pihak berusaha saling meyumbang dan
saling memajukan. Singkatnya teori keadilan yang memadai adalah teori yang
mampu mengakomodasi sebuah kerja sama sosial yang pada saatnya akan
E. Kerangka Konseptual
22
Erwin Muhamad, Op.cit. Hlm 231
23
Yudha Hernoko Agus,”Hukum Perjanjian (Asas Personalitas Dalam Kontrak Komersial)”,
Prenada Media Grup, 2010, Hlm 55
24
Erwin Muhamad, Log.cit
14
satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu orang atau lebih.26
5. Asas Hukum murut Satjipto Rahardjo adalah bukan peraturan hukum, namun
tidak ada hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-asas hukum yang
ada di dalamnya. Oleh karena itu untuk memahami hukum suatu bangsa
6. jaminan Fidusia adalah jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun tidak berwujud dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
26
Pasal 1313 KUHPerdata
27
Pasal 1 angka 2 Peraturan Presiden No 9 Tahun 2009
28
Pasal 1 Angka 7 Peraturan Presiden No 9 Tahun 2009
29
M. Wantu Frence, Pengantar Ilmu Hukum, Reviva Cendikia, Gorontalo, 2015, Hal 25
15
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada
7. Asas Itikad Baik terdapat di dalam pasal 1338 KUHPer, Itikad baik menurut
M.L. Wery adalah perbuatan tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-
kepentingan sendiri saja tetapi juga dengan melihat kepentingan orang lain.31
Sutan Remy Sjahdeini menyatakan bahwa itikad baik adalah niat dari
pihak yang satu dalam suatu perjanjian untuk tidak merugikan mitra janjinya
30
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
31
muji solikha noorzana, “asas itikad baik sebagai pembatas kebebasan
Berkontrak dalam perjanjian kredit bank”, Tesis, program pascasarjana fakultas hukum
Universitas islam indonesia, Yogyakarta, 2015, hlm 66.
32
Ibid, hlm 67
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari sudut metode yang dipakai maka jenis penelitian/pendekatan ini
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
sekunder belaka.33 Guna Untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat
objek telaah penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan dan
karya ilmiah lainnya.34 Penelitian ini kerap disebut penelitian yang bersifat
normatif.35
upaya yang dapat dilakukan debitor di dalam perjanjian pembiayaan tidak terdapat
2. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier
33
Ishaq, “Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi,” Penerbit
Alfabeta, CV, Bandung, 2017, hal 66
34
Peter Mahmud Marzuki, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketujuh, Jakarta: Kencana,
2011, hlm. 57.
35
Ali Zainuddin, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 25.
17
dan mengikat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti atau bersumber
36
Ibid, 23
37
Ibid, 24
18
kutipan dari buku bacaan, literatur atau buku pendukung yang memiliki kaitan
4. Analisis Data
Data atau bahan yang diperoleh, baik data/ bahan hukum primer maupun
bahan hukum sekunder dapat diolah dan dianalisis secara kualitatif maupun
adalah analisa kualitatif, yakni analisa data dengan cara menguraikan data secara
bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih,
analisis. Dengan kata lain bahwa analisis kualitatif adalah cara menganalisis data
yang bersumber dari bahan hukum berdasarkan kepada konsep, teori, peraturan
peneliti sendiri.38
faktor yang nyata yang diakhiri dengan penarikan suatu kesimpulan yang juga
secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
kepada hal-hal yang bersifat khusus. Dapat pula menggunakan metode preskriptif
yaitu metode analisis yang memberikan penilaian (justifikasi) tentang obyek yang
38
Ishaq, Op.cit, hlm 69
39
Aslim Rasyad, ” Metode Ilmiah: Persiapan Bagi Peneliti”, UNRI Press, Pekanbaru, 2005, Hlm.
20.
40
M. Endriyo Susila et al, Buku Pedoman Penulisan Hukum, Yogyakarta: Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2007, Hlm. 40-41.
19
G. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Masalah
d. Kerangka Teori
e. Kerangka Konseptual
f. Metode Penelitian
g. Sistematika Penulisan
h. Jadwal Penelitian
A. Perjanjian Pembiayaan
B. Jaminan Fidusia
Baik
H. Jadwal Penelitian
Penelitian ini memakan waktu 6 (enam) bulan atau 180 (Seratus delapan
puluh) hari. Penelitian ini dimulai bulan Juli dan selesai bulan Januari tahun 2021.
Bula
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
N n
Kegiatan Agustus September November Desember Januari
o Juli-
-21 -21 -21 -21 -22
21
Penulisan
1
Proposal
Seminar
2
Proposal
Perbaikan
3
Proposal
Pengumpula
4
n Data
Pengolahan
5
Data
Seminar
6
Skripsi
Perbaikan
7
Skripsi
8 Penyerahan
21
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Salim, 2008. Hukum Kontrak Teori dan teknik penyusunan Kontrak. Sinar
Grafika. Jakarta.
Ali Zainuddin, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal
25.
Aslim Rasyad, 2005,” Metode Ilmiah: Persiapan Bagi Peneliti,” UNRI Press,
Pekanbaru, Hlm. 20.
muji solikha noorzana, 2015 “asas itikad baik sebagai pembatas kebebasan
Berkontrak dalam perjanjian kredit bank”, Tesis, program pascasarjana fakultas
hukum Universitas islam indonesia, Yogyakarta, hlm 66.
c. Peraturan Perundang-Undangan
d. Internet